Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN DURASI KERJA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA JURU KETIK DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Lisay, Evanli Ken Risky; Polii, Hedison; Doda, Vanda
JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) Vol 1, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN KLINIK
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Carpal tunnel syndrome is one of the conditions that caused by occupational factors. Typist is one of the occupations that daily exposed to the risk of carpal tunnel syndrome which is doing repetitive motion for the long time and also some other risk factors. The aim of this research is to evaluate the relation between working duration with complaint of carpal tunnel syndrome on typist in Malalayang District of Manado City. This research is a cross sectional study with 30 respondent of typist.The data dere analised using chi square test with p value=0,05. From 30 respondent that tested 18 people (60%) have complaint of carpal tunnel syndrome. The result of chi square statistical test in this research shown the value of p=0,0058 (p>0,05) in the corelation between duration with complaint of carpal tunnel syndrome on typist in Malalayang District of Manado City. The research found that there is no relationship between working duration with complaint of carpal tunnel syndrome. Keywords: Carpal tunnel syndrome, working duration, typist   Abstrak Carpal tunnel syndrome merupakan salah satu penyakit yang muncul akibat faktor pekerjaan. Juru ketik ialah salah satu pekerjaan yang setiap harinya terpapar dengan faktor risiko dari carpal tunnel syndrome yaitu melakukan gerakan repetitif dalam jangka waktu lama, juga ada beberapa faktor risiko lain yang berhubungan dengan pekerjaan mengetik. Penelitian ini bertujuan ntuk mengevaluasi apakah ada hubungan antara durasi kerja dengan keluhan carpal tunnel syndrome pada juru ketik di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Data yang didapatkan kemudian di olah dengan menggunakan uji chi square dengan nilai p=0,05. Pada penelitian ini dari 30 responden didapatkan 18 orang (60%) mengalami keluhan carpal tunnel syndrome. Berdasarkan hasil uji chi square di dapatkan nilai p=0,058 (p>0,05) pada hubungan antara durasi kerja dengan keluhan carpal tunnel syndrome pada juru ketik di Kecamatan Malalayang Kota Manado, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara durasi kerja dengan keluhan carpal tunnel syndrome. Kata Kunci: Carpal tunnel syndrome, durasi kerja, juru ketik.
Pengaruh senam lansia terhadap derajat depresi pada lansia di panti werda Kowel, Richard; Wungouw, Herlina I. S.; Doda, Vanda D.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10823

Abstract

Abstract: Depression is a serious medical illness with mood, cognitive, and physical symptoms. Mood symptoms include depressed, sad, or irritable mood; loss of interest in usual activities; inability to experience pleasure; feelings of guilt or worthlessness; and thoughts of death or suicide. Cognitive symptoms include inability to concentrate and difficulty in making decisions. Physical symptoms include fatigue, lack of energy and changes in sleep, appetite, and activity levels. Geriatric depression is more severe than depression in other groups of age, where it causes depressive symptomps to 15% elderly. This study was carried out to identify the impact of Senam Lansia on the degree of depression in elderly. This is an experimental study that was conducted to 18 participants that live in Senja Cerah Hospice Manado. The degree of depression was assessed using Hamilton Depression Rating Scale. This 8-weeks senam-lansia-intervented study found a positively moderate and significant impact of Senam Lansia on the degree of depression in elderly (r = 0,594; p < 0,05). Futhermore, Senam Lansia has a positive impact on participants’ activities of daily living (ADL) such as increasing mobility and appetite, decreasing muscle fatigue, and developing positive feelings such as happy, healthy, fresh and fit.Keywords: elderly, depression, senam lansiaAbstrak: Depresi merupakan kondisi medis serius dengan gejala-gejala mood, kognitif dan fisik. Gejala-gejala mood termasuk depresi, sedih, dan mood irritable; kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari; ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan; perasaan bersalah dan tidak berharga; dan ide-ide kematian dan bunuh diri. Gejala-gejala kognitif termasuk ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan kesulitan dalam dalam membuat keputusan. Gejala-gejala fisik termasuk kelelahan, kekurangan energi, dan perubahan tidur, nafsu makan, dan tingkat aktivitas. Depresi lansia lebih parah dibandingkan depresi pada grup usia lain, di mana depresi pada lansia memunculkan gejala depresi pada 15% lansia. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh Senam Lansia terhadap derajat depresi pada lansia. Penelitian eksperimental ini dilakukan pada 18 responden yang tinggal di Panti Werda Senja Cerah Manado. Derajat depresi dinilai menggunakan Hamilton Depression Rating Scale. Penelitian dengan intervensi Senam Lansia selama 8 minggu ini didapatkan bahwa Senam Lansia secara signifikan dan berkorelasi positif sedang dengan penurunan derajat depresi lansia (r = 0,594; p < 0,05). Selain itu, Senam Lansia mempunyai dampak positif pada Activities of Daily Living (ADL) seperti peningkatan mobilitas dan nafsu makan, penurunan kelelahan otot, dan perasaan senang, sehat, segar dan bugar.Kata kunci: lansia, depresi, senam lansia
Faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri ekstremitas inferior pada guru sekolah dasar di Kecamatan Tuminting Herlambang, Elvin A.; Doda, Vanda D.; Wungouw, Helina I. S.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10822

Abstract

Abstract: Musculoskeletal disorders (MSDs) is a major cause of work-related illness and become a cost burden for individuals, industry and society in many countries and as has been acknowledged by the United Nations and the World Health Organization (WHO). One of the common disease of MSDs is inferior ekstremity pain. The purpose of this study is to determine the risk factors associated with the onset of MSDs, especially in the inferior ekstremity. This study was a cross sectional study with surveys of 282 respondents who are of primary school teachers in Tuminting. This study found that respondents experiencing inferior extremity pain as much as 94% while never experiencing inferior extremity pain as much as 6%. Significant risk factors associated with inferior extremity pain are gender and psychosocial factors that respondents felt over the last few years his work increasingly demanding (p <0.05). This result support the teoritical framework that individual factor and psikosocial factor associate with workrelated MSDs.Keywords: Inferior ekstremity pain, Risk factors, Musculoskeletal Disorders (MSDs)Abstrak: Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan penyebab utama terjadinya sakit yang berhubungan dengan pekerjaan, dan menjadi beban biaya bagi individu, industri dan masyarakat di banyak negara dan telah diakui oleh United Nation dan World Health Organization (WHO). Salah satu keluhan dari MSDs adalah nyeri pada ektremitas inferior. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan timbulnya MSDs khususnya yang terjadi pada ekstremitas inferior. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan survei lapangan terhadap 282 responden yang merupakan guru sekolah dasar di kecamatan Tuminting. Hasil penelitian ini menunjukan responden yang mengalami nyeri ekstremitas inferior sebanyak 94% sedangkan yang tidak pernah mengalami nyeri ekstremitas inferior sebanyak 6%. Faktor risiko yang berhubungan signifikan dengan nyeri ekstremitas inferior adalah jenis kelamin dan faktor psikososial dimana responden merasakan selama beberapa tahun terakhir pekerjaannya semakin lama semakin banyak (p< 0,05). Hasil penelitian ini yaitu faktor individu dengan faktor psikososial berhubungan dengan MSDs yang disebabkan oleh kerja.Kata kunci: Nyeri ekstremitas inferior, Faktor risiko, Musculoskeletal Disorders (MSDs)
Perbandingan Kadar Kolesterol pada Guru Obes dan Non-Obes di SMP Negeri I dan II Kauditan Minahasa Utara Rumampuk, Hizkia; Doda, Diana V.D.; Polii, Hedison
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.18518

Abstract

Abstract: To date, obesity incidence is increasing globally in developing and developed countries. Increased prevalence of obesity suggests that there is an increased risk of obesity-related illnesses. Metabolic and lipid transport disorders can lead to hypercholesterolemia. This can happen especially among people with less physical activity, such as teacher. This study was aimed to assess the comparison of cholesterol levels in obese and non-obese teachers. This was an analytical descriptive study with a cross-sectional design. Respondents were 35 teachers at SMP Negeri I and II (junior high school) Kauditan Kabupaten Minahasa Utara consisting of 26 females and 9 males. Body mass index (BMI) was calculated and fasting cholesterol levels were checked from peripheral blood using autocheck tool. The results showed that there were 16 (45.7%) non-obese respondents and 19 (54.3%) obese respondents. Of the 35 respondents, 24 (68.6%) had normal cholesterol levels and 11 (31.4%) had hypercholesterolemia. The bivariate analysis using Mann Whitney test revealed that there was no significant difference in cholesterol levels between obese and non-obese teachers (P = 0.537). Conclusion: There was no significant difference in cholesterol levels between obese and non-obese teachers at SMP Negeri I and II Kauditan Kabupaten Minahasa Utara.Keywords: cholesterol level, BMl, teachers Abstrak: Insiden obesitas dilaporkan tetap mengalami peningkatan secara global, baik di negara berkembang maupun negara maju. Peningkatan prevalensi obesitas ini memberikan informasi bahwa terdapat peningkatan risiko penyakit yang terkait obesitas. Gangguan metabolism dan transportasi lipid bisa mengakibatkan hiperkolesterolemia. Hal ini bisa terjadi pada orang yang kurang aktif secara fisik, antara lain guru. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar kolesterol guru yang obes dan tidak obes. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Responden ialah 35 orang guru di SMP Negeri I dan II Kauditan Kabupaten Minahasa Utara, terdiri dari 26 perempuan dan 9 laki-laki. Indeks masa tubuh (IMT) dihitung dan kadar kolesterol puasa diperiksa dari darah perifer menggunakan alat autocheck. Analisis bivariat menggunakan Mann Whitney dengan nilai signifikan P ≤ 0,05. Hasil penelitian mendapatkan 16 (45,7%) responden non-obes dan 19 (54,3%) responden obes. Kadar kolesterol normal pada 24 (68,6%) responden dan hiper-kolesterolemia pada 11 (31,4%) responden. Anilisis bivariat menggunakan uji Mann Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada kadar kolesterol antara guru obes dan non-obes (P=0,537). Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kadar kolesterol antara guru obes dan non-obes di SMP Negeri I dan II Kauditan Kabupaten Minahasa Utara.Kata kunci: kadar kolesterol, IMT, guru
Hubungan kadar kolesterol total dengan tekanan darah pada guru di SMP 1 & 2 Eben Haezar dan SMA Eben Haezar Manado Naue, Sitti H.; Doda, Vanda; Wungouw, Herlina
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14629

Abstract

Abstract: Hypertension is the third cause of death, coming after stroke and tuberculosis, which encompasses 6,7% mortality ages in Indonesia. This study aims to identify the correlation between total cholesterol level and blood pressure on teachers.This study is a cross-sectional design. A total of 83 Teachers participation in this study by using total sampling method. This study found that the correlation between total cholesterol level and systolic blood pressure is not significant (r = -0,070). The same thing was done to test the correlation between total cholesterol level and diastolic blood pressure. It was found that the r between both variables is -0,090, while the determination coefficient (r2) is 0,008. The average of systolic and diastolic blood pressure on teachers is 118 mmHg and 77 mmHg. The average of total cholesterol level on teachers is 176 mg/dl. This study conclude that there is no correlation between total cholesterol level and blood pressure on teachers. However it is worth to evaluate the relationship between cholesterol and blood pressure using random time cholesterol.Keywords: total cholesterol level, blood pressure, teachers Abstrak: Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% kematian pada semua umur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol total dengan tekanan darah pada guru. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. 83 guru berpartisipasi dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan total sampling Setelah dilakukan uji statistika, ditemukan bahwa tidak signifikan hubungan antara kolestrol total dan tekanan darah Sistolik di mana (r = -0,070). Hal yang sama dilakukan untuk menguji hubungan antara kolesterol total dengan tekanan darah diastolik, didapatkan bahwa koefisien korelasi (r) antara kolestrol total dengan tekanan darah diastolik sebesar -0,090, sementara koefisien determinasi (r2) sebesar 0,008. Setelah dilakukan uji signifikansi, kedua variabel mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan pada taraf uji 5 %. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada guru di SMP dan SMA Eben Haezar Manado adalah 118 mmHg dan 77 mmHg. Rata-rata kadar kolesterol total adalah 176 mg/dl. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total dan tekanan darah pada guru. Bagaimanapun, untuk mengevaluasi hubungan antara kadar kolesterol total dengan tekanan darah bisa menggunakan kadar kolesterol sewaktu. Kata kunci: kadar kolesterol total, tekanan darah, guru
Hubungan merokok dengan saturasi oksigen pada pegawai di fakultas kedokteran universitas Sam Ratulangi Manado Septia, Nindirah; Wungouw, Herlina; Doda, Vanda
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14611

Abstract

Abstract: Smoking is an overt behavior in which smokers inhale tobacco rolls. The degree of smoking can be determined based on the Brinkman index. Global Adults Tobacco Survey (GATS) estimates there are currently 7.9 billion adults who are actively smoking and 3.5 billion people are exposed to secondhand smoke in the workplace. This research aims to identify oxygen saturation of smokers and the correlation between smoking and oxygen saturation of administration staffs in the Medical Faculty of Sam Ratulangi University Manado. This research was a cross sectional study that was conducted on 30 administration staffs at the Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi. The correlation analysis was carried out using Kruskall-Wallis. Most respondents were mild smokers (63.33%) with the average oxygen saturation 98.37. Moderate Smokers have an average oxygen saturation of 97.86, and heavy smokers 96.25. All respondents had an average oxygen saturation of 97.97. All respondents are still categorized as having normal oxygen saturation (95-100%). Conclusion: There is a significant correlation between smoking and oxygen saturation. The more severe the degree of smoking, the lower level of oxygen saturation obtained in the blood.Keywords: smoking, oxygen saturation, administration staff. Abstrak: Merokok merupakan overt behavior dimana perokok menghisap gulungan tembakau. Derajat merokok dapat ditentukan berdasarkan Index Brinkman. Global Adults Tobacco Survey (GATS) memperkirakan terdapat 7,9 milyar orang dewasa saat ini perokok aktif dan 3,5 milyar orang terpapar asap rokok di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saturasi oksigen pada perokok dan hubungan merokok dengan saturasi oksigen pada pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang yang dilakukan pada 30 pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dengan uji statistik Kruskal-Wallis. Penelitian ini memiliki nilai p < 0,05. Responden terbanyak adalah perokok derajat ringan (63,33%) dengan saturasi oksigen rata-rata 98,37. Perokok derajat sedang memiliki saturasi oksigen rata-rata 97,86 sedangkan perokok derajat berat 96,25. Seluruh responden memiliki saturasi oksigen rata-rata 97,97. Seluruh responden masih termasuk kategori saturasi oksigen baik (95-100%). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara merokok dengan saturasi oksigen. Semakin berat derajat merokok maka semakin rendah kadar saturasi oksigen dalam darah. Kata kunci: merokok, saturasi oksigen, pegawai.
Hubungan lingkar pinggang dengan kadar gula darah pada guru di SMP dan SMA Eben Haezar Manado Ngantung, Edwin J.; Doda, Vanda; Wungouw, Herlina I.S.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14628

Abstract

Abstract: Central obesity that measured by waist circumference as one of metabolic syndrome’s criteria, is one of many risk factor of metabolic and cardiovascular diseases. Teacher is an occupation which has the risk of high blood glucose and visceral fat accumulation. People with obesity have a tendency to elevation of blood glucose level. The aim of this research is to understand the correlation between waist circumference and blood glucose level on teacher in Eben Haezar junior and senior christian high school Manado. This research is a cross-sectional study that was conducted on September to December 2016. Samples were collected by total sampling method. Research data were analyzed with Spearman Rank Correlation Test. There are 83 research samples which consist of 28 men (33,7%) and 55women (66,7%). Most of teachers experienced central obesity (74,7%) and normal blood glucose level (83,1%). The result of the correlation test between waist circumference and blood glucose level is p-value = 0,9522 and r = -0,00667981. This study found that there is no statistically significant relationship between waist circumference and blood glucose level on teacher in Eben Haezar junior and senior christian high school Manado.Keywords: waist circumference, blood glucose level, teachers Abstrak: Obesitas sentral yang diukur berdasarkan lingkar pinggang sebagai salah satu kriteria sindroma metabolik merupakan salah satu faktor risiko penyakit metabolik dan kardiovaskular. Guru merupakan pekerjaan yang berisiko mengalami peningkatan kadar gula darah dan penumpukan lemak viseral. Orang dengan obesitas memiliki faktor risiko mengalami peningkatan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dengan kadar gula darah pada guru di SMP dan SMA Kristen Eben Haezar Manado. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilaksanakan pada bulan September-Desember 2016. Sampel diambil dengan metode total sampling. Data penelitian dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Sampel penelitian berjumlah 83 sampel yang terdiri dari 28 sampel pria (33,7%) dan 55 sampel wanita (66,3%). Mayoritas guru mengalami obesitas sentral (74,7%) dan kadar gula darah yang normal (83,1%). Hasil Uji korelasi antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah adalah p-value = 0,9522 dan r = -0,00667981. Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah pada guru di SMP dan SMA Kristen Eben Haezar Manado. Kata kunci: lingkar pinggang, kadar gula darah, guru
Faktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya nyeri punggung bawah pada guru SD di Kecamatan Tuminting Haumahu, Yanty; Doda, Diana V. D.; Marunduh, Sylvia R.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.12656

Abstract

Abstract: Work-related musculoskeletal disorder (WMSD) is one of the biggest problems in developing countries. According to the Department of Health of Indonesia about health problems in Indonesia in 2005, 40.5% of illness were work-related. A study on 9482 workers in 12 districts in Indonesia reported that 16% of common illness was musculoskeletal diseases. This study aimed to determine the musculoskeletal disease (low back pain) during the last 7 days among elementary school teachers at Tuminting. This was a field study with a cross sectional design. Instruments were Nordic Body Map Question, physical exposure, and psychosocial questionnaire. The results showed that were 282 respondents in this study. The respond rate was 78%. There were 81% of respondents withg low back pain. Significant associated risk factors were as follows: class level taught by respondents (p = 0.008); bending while arms were below the knees more than 30 minutes (p = 0.049); leisure time activities during last 7 days (p = 0.024); disruption/interruption (p = 0.003); low job promotion (p = 0.032); unpleasant changes in workplace (p = 0.003); and work-environment satisfaction (p = 0.003). Conclusion: Risk factors associated with low back pain among elementary school teachers at Tuminting were individual, physical, and psychosocial factors.Keywords: low back pain, risk factor, elementary school teacherAbstrak: Penyakit muskuloskeletal terkait pekerjaan merupakan salah satu masalah terbesar di negara industri. Studi Departemen Kesehatan RI tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita berhubungan dengan pekerjaan. Studi yang dilakukan terhadap 9482 pekerja di 12 kabupaten di Indonesia mendapatkan 16% dari penyakit yang diderita secara umum ialah penyakit muskuloskeletal. Jenis penelitian ini ialah survei lapangan dengan desain potong lintang. Kuesioner yang digunakan ialah Nordic Body Map Question, paparan fisik, dan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyakit muskuloskeletal (nyeri punggung bawah) dalam 7 hari terakhir pada guru SD di kecamatan Tuminting. Sebanyak 282 responden berpartisipasi dengan respond rate 78%. Ditemukan 81% responden mengalami nyeri punggung bawah. Faktor-faktor yang berhubungan signifikan antara lain kelas yang diajar (p = 0,008), membungkuk dengan tangan dibawah lutut lebih dari 30 menit (p = 0,049), aktivitas waktu senggang dalam 7 hari terakhir (p = 0,024), adanya interupsi/gangguan (p = 0,003), harapan kenaikan pangkat yang buruk (p = 0,032), perubahan tidak menyenangkan di tempat kerja (p = 0,003), dan kondisi lingkungan fisik (p = 0,008). Simpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah dalam penelitian ini meliputi faktor individu, faktor fisik, dan faktor psikososial.Kata kunci: nyeri punggung bawah, faktor risiko, guru sekolah dasarFaktor risiko yang berhubungan dengan timbulnya nyeri punggung bawah pada guru SD di Kecamatan Tuminting
Perbandingan Massa Tulang Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Zumba pada Wanita Dewasa Senduk, Madeleine N. W.; Polii, Hedison; Doda, Diana V. D.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 11, No 1 (2019): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.11.1.2019.23206

Abstract

Abstract: Osteopenia commonly occurs in people over 50 years, however, several studies also showed that osteopenia affected young adults. Osteopenia can develop into osteoporosis. International Osteoporosis Foundation estimated that women in Indonesia had risk of developing osteoporosis four times greater than men. Osteopenia and osteoporosis can be prevented by physical exercise such as aerobic exercises inter alia Zumba exercise. This study was aimed to determine whether there was a difference in bone mass before and after 4-week Zumba exercise. This was an experimental study with one group pretest and posttest design conducted on 16 subjects of adult females in a fitness center in Manado, North Sulawesi. Zumba exercise was performed in 4 weeks. Bone mass before and after Zumba exercise was measured by using Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Data were analyzed with paired sample t-test. The results showed that the average of bone mass before Zumba exercise was 2.281 kg and the average of bone mass after Zumba exercise was 2.306 kg with a P value of 0.104. Conclusion: There was no significant difference in bone mass before and after 4-week Zumba exercise.Keywords: bone mass, Zumba exerciseAbstrak: Osteopenia umumnya terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa osteopenia telah menyerang usia muda. Osteopenia dapat berlanjut menjadi osteoporosis. Menurut International Osteoporosis Foundation, risiko osteoporosis pada wanita di Indonesia 4 kali lebih tinggi dibandingkan pria. Osteopenia dan osteoporosis dapat dicegah dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga aerobik, antara lain senam Zumba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan massa tulang sebelum dan sesudah melakukan senam Zumba. Jenis penelitian ialah eksperimental lapangan dengan rancangan one group pretest dan posttest yang dilakukan pada 16 wanita dewasa pada salah satu pusat kebugaran di Manado, Sulawesi Utara. Senam Zumba dilaksanakan selama 4 minggu. Massa tulang sebelum dan sesudah senam Zumba diukur menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Uji statistik dilakukan menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan rerata massa tulang sebelum senam Zumba 2,281 kg dan rerata massa tulang sesudah senam Zumba selama 4 minggu 2,306 kg dengan nilai P=0,104. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara massa tulang sebelum dan sesudah melakukan senam Zumba selama 4 minggu.Kata kunci: massa tulang, senam Zumba
Hubungan Tingkat Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) Mengguna-kan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dengan Keluhan MSDs pada Residen Ilmu Bedah Tubagus, Ade P.; Doda, Diana V. D.; Wungouw, Herlina I. S.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 10, No 3 (2018): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.10.3.2018.21982

Abstract

Abstract: According to WHO, musculoskeletal disorders are categorized as the second rank of work-related disease. Various factors such as work, individual, and social factors can cause MSDs. These disorders play an important role in morbidity of workers such as healthcare workers. This study was aimed to analyze the correlation between the risk level of MSDs evaluated by using REBA and MSDs complaints among surgery residents. This was an analytical observational study with a cross-sectional design. The instruments used in this study were the Rapid Entire Body Assessment (REBA) worksheet and the Nordic Body Map (NBM) questionnaire. Data were analyzed with the Spearman correlation test. There were 42 surgery residents of Faculty of Medicine, Sam Ratulangi University, Manado participated in this study. The majority of them were males (81%) and young adults (88%). The prevalence of MSDs complaints were as follows: 60% of respondents had mild complaints, 33% had moderate complaints, and 7% had severe complaints. The bivariate analysis showed that the risk level of MSDs evaluated by REBA had a strong positive correlation with MSDs complaints (P=0.000; r=0.603). Conclusion: There was a significant correlation between risk level of MSDs evaluated by using REBA and the MSDs complaints. Based on the results, ergonomics interventions are recommended to surgery residents in order to prevent the occurence of MSDs.Keywords: musculoskeletal disorders (MSDs), REBA, surgery residentsAbstrak: Musculoskeletal disorders (MSDs) menurut WHO berada di urutan kedua terbanyak penyakit akibat kerja. Berbagai faktor seperti pekerjaan serta faktor individu dan sosial dapat menyebabkan terjadinya MSDs. Gangguan ini berperan dalam morbiditas di banyak bidang pekerjaan salah satunya di bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat risiko MSDs menggunakan REBA dengan keluhan MSDs pada residen ilmu bedah. Jenis penelitan ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Alat ukur yang digunakan ialah lembar kerja Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 42 residen ilmu bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado menjadi responden penelitian. Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (81%) dan berada dalam kategori dewasa muda (88%). Prevalensi keluhan MSDs ialah 60% keluhan MSDs ringan, 33% keluhan sedang, dan 7% keluhan berat. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan tingkat risiko MSDs menggunakan REBA memiliki hubungan positif kuat dengan keluhan MSDs (P=0,000, r=0,603). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat risiko MSDs menggunakan REBA dengan keluhan MSDs. Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan intervensi ergonomi pada residen bedah untuk mencegah terjadinya keluhan MSDs.Kata kunci: musculoskeletal disorders (MSDs), REBA, residen bedah
Co-Authors Aaltje E. Manampiring Aaltje E. Manampiring Aaltje Ellen Manampiring Aaltje Ellen Manampiring Adam, Hilman Alexander S. L. Bolang Angelia, Anggi Ardiansa A.T Tucunan, Ardiansa A.T Arnold, Jhierren K. T. Arthur E. Mongan Asep Rahman Asriffudin, Afnal Asterlita Ryane Wenas B H. R. Kairupan Bambang Setiawan Batara, Graysela O. Budi T. Ratag Budi Tarmady Ratag Cambu, Dominikus Chlaudia Christinia Wua Christin Andolo Damajanty H. C. Pangemanan Damayanti, Niwayan Ayu Damopoli, R.F Danes, Vennetia Ryckerens Darea, Andrew Christy Darmawan, Arondino P. Dhea Cristina Josefien Botto Elvin A. Herlambang, Elvin A. Erawati, Yanti Erwin Adams Pangkahila Erwin Kristanto Essa, Artika L. Freddy W. Wagey Frico Talumewo Gita Lara Br. Ginting, Tabitha Grace D. Kandou Grace Ester Caroline Korompis Grace Korompis Gumunggilung, Della Harsali F. Lampus Hedison Polii Herlina I. S. Wungouw Hery Widijanto I. S. Wungouw, Herlina Ibur, Chikita Amanda Iramaya R. Sumayku James Komaling Jehosua S.V. Sinolungan Jehosua Sinolungan Jimmy Posangi Jonesius Eden Manopo Jootje M. L. Umboh Juliatri Juliatri Junita E. Katihokang Kairupan, Felly Aprilia Kalesaran, Angela Fitriani Clementine Karundeng, Intan Kevin A. G. Mandak Kolibu, Febi K. Lasarus, Loritma Lauden, Natalia Leyvita Husin Lisay, Evanli Ken Risky Londok, Nirwana V.J Lumantow, Marfil Lydia E. N. Tendean Maino, Irny Evita Malonda, Nancy S. Malonda, Nancy S.H Mambu, Gloria Christy Manampiring, A.E Mantjoro, Eva M. Mantow, Nasrania Indah Trinity Maramis, Marchela Debora Margareth Sapulete Maria A.N.M. Kumambong Martha Marie Kaseke Masi, Gresty N.M Mekel, Thiessia Lady Miftahul Huda Mokodompit, Rafika Momongan, Gishela S. Mondoringin, Lidya H. M. Moningka, Prezyllia Ulfrida Naue, Sitti H. Nelwan, Ester Jeini Ngantung, Edwin J. Nova Hellen Kapantow Oddi R Pinontoan Odi Roni Pinontoan Palandeng, Ora Et Labora I. Pandelaki, Yordan Dharmaputra Pandey, Blandina E. Pangalila, Cheisy M. Pasang, Melini T. I. Paul Y. Limuria, Paul Y. Petersen Jecson Pissu, Reza Rahayu H. Akili, Rahayu H. Renatta M. Nelwan Rianna J Sumampouw Richard Kowel, Richard Ricky C. Sondakh Rivelino Spener Hamel Rizald M. Rompas Rompas, Rizald M. Roring, Amanda Rorintulus, Shergina Junika Rumampuk, Hizkia Sajow, Ireine J.M. Sandy Giano Tani Sanggelorang, Sweetly Sapulete, Ivony M. Sefti Rompas Sekeon, Sekplin A.S. Senduk, Madeleine N. W. Septia, Nindirah Soeratinoyo, Dewi K. Sri Seprianto Maddusa Sumakul, Juschella J. Sumanti, Kevin Marvil Sumarsono Sumarsono Suoth, Lery F. Suwuh, Rendy Sylvia R. Marunduh Tahulending, Jane M. F. Tandaju, Dita A. Tangkudung, Yesika Merzy Indah Tanriono, Yelvina Tatuil, Titania R.G Terok, Yunifi C. Tubagus, Ade P. Tuda, Joseft Sem Berth Tumiwa, Veijenia Irene Tuti Orangbio Tuwing, Sriyati Felly Veronica Waleleng Warbung, Yanti Yashinta Wariki, Windy M. V. Warouw, Finny Wasty, Inge Welong S. Surya Welong S. Surya Wulan P.J. Kaunang Wulan Pingkan Julia Kaunang Wungow, Herlina I. S. Yanty Haumahu, Yanty Yunus, Shalsabilla