Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Development and Validation of Fast and Simple Fourier Transform Infrared Spectrophotometric Method for Analysis of Thiamphenicol in Capsule Dosage Form Nerdy Nerdy; Linda Margata; Nilsya Febrika Zebua; Puji Lestari; Tedy Kurniawan Bakri; Faisal Yusuf; Vonna Aulianshah
Science and Technology Indonesia Vol. 8 No. 3 (2023): July
Publisher : Research Center of Inorganic Materials and Coordination Complexes, FMIPA Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26554/sti.2023.8.3.344-352

Abstract

The development of a method for identification and determination of thiamphenicol by Fourier Transform Infrared will provide convenience to developers because it is fast and easy for analysis. The research was carried out by utilizing the solubility of thiamphenicol in methanol with three stages, namely method development, sample analysis, and method validation. The method development stage showed that the specific peak of thiamphenicol was at a peak with a wavenumber of 1694.1 cm−1; this specific peak of thiamphenicol was used for qualitative analysis and quantitative analysis of thiamphenicol in the capsule dosage form. The sample analysis showed that all analyzed thiamphenicol in capsule dosage form showed good results both qualitatively and quantitatively. Qualitatively all the samples analyzed showed a specific peak at specific positions and specific wavenumbers. These results meet the requirements for containing thiamphenicol in the dosage form. Quantitatively all the samples analyzed ranged from 97.97% to 102.24% by peak height and peak area. These results meet the requirements for active substance levels in general preparations within 90.0% to 110.0%. The method validation for peak height and peak area showed that the accuracy parameter had a recovery percentage of 100.28% and 100.41% (between 98.0% to 102.0%), the precision parameter with a relative standard deviation of 0.31% and 0.37% (not more than 2.0%), and the linearity parameter with a correlation coefficient of 0.9999 and 0.9997 (not less than 0.99). The limit of detection value was 0.2971 mg/mL and 0.5338 mg/mL, the limit of quantitation value was 0.9004 mg/mL and 1.6176 mg/mL, the range for both was 80% to 120%, and the specificity for both met the requirement. The Fourier Transform Infrared method has been successfully developed, applied, and validated for qualitative analysis and quantitative analysis of thiamphenicol in capsule dosage form.
Optimalisasi Pekarangan Rumah Sebagai Kebun Toga Untuk Kesehatan Keluarga pada Desa Bukit Lawang Saputri, Muharni; Dasopang, Eva Sartika; Nerdy; Margata, Linda; Ramzayani, Astuti; Kamila, Tazkia; Dhafi, Muhammad
Mejuajua: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): Agustus 2025
Publisher : Yayasan Penelitian dan Inovasi Sumatera (YPIS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/mejuajuajabdimas.v5i1.250

Abstract

Pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai upaya menjaga kesehatan mandiri di tingkat rumah tangga masih belum optimal di sebagian masyarakat pedesaan. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap pengobatan tradisional menjadi alasan kurangnya minat terhadap tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan minat warga Desa Bukit Lawang dalam mengelola pekarangan rumah sebagai kebun TOGA yang fungsional dan berkelanjutan. Metode yang digunakan meliputi perkenalan, pretest, pemaparan materi, diskusi terkait pemanfaatan tanaman obat secara sederhana, dan di tutup dengan posttest. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman warga tentang jenis-jenis tanaman TOGA dan manfaatnya bagi kesehatan keluarga. Hasil kuisioner menunjukkan adanya kenaikan persentase pada pemahaman tentang TOGA dari 39% menjadi 94% dan pengetahuan terhadap manfaat TOGA juga mengalami kenaikan dari 31% menjadi 92%. Selain itu, warga mulai termotivasi untuk menjadikan TOGA sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan ketahanan kesehatan keluarga berbasis kearifan lokal. Hal ini terlihat dari antusiasme warga mulai menanam TOGA dipekarangan rumahnya 1 hari setelah kegiatan berlangsung. Kegiatan ini menunjukkan bahwa sosialisasi terhadap TOGA harus bisa dilakukan secara rutin di daerah-daerah khususnya yang masih minim jaringan informasi dan kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan sehat dan mandiri dalam pengelolaan kesehatan keluarga melalui tanaman obat tradisional.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN FACIAL WASH EKSTRAK ETANOL DAUN MENTENG (Baccaurea racemosa) TERHADAP Propionibacterium acnes Margata, Linda; Sudewi, Sudewi; Juliana Baeha, Angel
FORTE JOURNAL Vol 5 No 2 (2025): Edisi Juli 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v5i2.1711

Abstract

Aktivitas di luar ruangan mengakibatkan kulit menjadi berjerawat. Propionibacterium acnes merupakan bakteri yang menyebabkan timbulnya jerawat. Banyak upaya yang telah dilakukan masyarakat untuk mengatasi jerawat dengan cara memakai facial wash sintetik. Hal itu menyebabkan kulit menjadi iritasi. Oleh karena itu, masyarakat lebih memilih formulasi yang berasal dari alam yang diyakini lebih aman. Daun menteng dengan nama latin Baccaurea racemosa memiliki sifat antibakteri dikarenakan mempunyai senyawa flavonoid dan tanin. Pembuatan formulasi facial wash dari daun menteng menjadi tujuan dalam penelitian ini. Penelitian ini memformulasikan facial wash dari daun menteng dengan cara maserasi daun menteng dengan etanol 96%. Kemudian, ekstrak etanol daun menteng diformulasikan menjadi formulasi facial wash dengan konsentrasi 1,5%, 2% dan 2,5%. Setiap formulasi dilakukan uji mutu fisik sediaan yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji iritasi dan uji tinggi busa. Setiap formulasi facial wash dilakukan uji antibakteri dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan setiap formulasi facial wash telah memenuhi syarat mutu fisik sediaan. Pada formulasi facial wash 2,5% menunjukkan diameter zona hambat paling tinggi sebesar 20,10 mm ± 0,92 berkategori sangat kuat.