Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

FAKTOR – FAKTOR PENENTU KETEPATAN KODE DIAGNOSA CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA TAHUN 2023 Hutasoit, Theresia; Sitorus, Mei Sryendang; Erlindai, Erlindai; Christy, Johanna; Syahputri, Melati Adila
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.37033

Abstract

Ketepatan dalam pemberian kode diagnosis merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perekam medis khususnya coder. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perekam medis adalah kodefikasi penyakit dan tindakan medis. Ketepatan kode diagnosis pada penyakit CKD sangat dipengaruhi oleh kelengkapan rekam medis. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan terdapat 37 rekam medis yang lengkap yaitu (60,65%) kode diagnosis pada penyakit CKD sesuai dengan ICD-10 dan terdapat 24 rekam medis yang tidak lengkap yaitu (39,34%).  Bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor penentu ketepatan kode diagnosa CKD pada pasien rawat inap. Jenis penelitian ini adalah deksriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu mendeksripsikan dan menggambarkan secara rinci permasalahan yang diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin suatu kejadian. Populasinya yaitu petugas koding rawat inap yang berjumlah 5 orang. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31 rekam medis CKD rawat inap. Cara pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dari 31 rekam medis CKD rawat inap terdapat 12 rekam medis yang memiliki kode kurang tepat (38,70%) dan 19 rekam medis yang tepat (61,30%). Faktor penentu ketepatan kode seperti Man kurang telitinya petugas dalam kelengkapan pengisian berkas rekam medis, Material ketidaklengkapan pengisian dan tidak ditulisnya diagnosis penyakit, Method masih ditemukannya petugas yang kurang memahami SPO, dan Machine gangguan jaringan komputer. Berdasarkan hasil penelitian, diharapakan untuk diberikannya pelatihan coding terkait tatacara mengkode yang tepat sesuai panduan SPO, ICD-10 dan perlu ditingkatkan komunikasi antar petugas coding dan dokter yang memberi diagnosis serta melengkapi bagian pemeriksaan penunjang agar dapat menghasilkan kode yang tepat.