Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung untuk Makanan Ternak Bernutrisi Sosiati, Harini; Wahyono, Tri; Azhar, Ardhia Revarti; Fatwaeni, Yuni Nur
Community Empowerment Vol 6 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.573 KB) | DOI: 10.31603/ce.4570

Abstract

Limbah tongkol jagung berpotensi sebagai makanan ternak, tetapi limbah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Desa Ngleses, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali merupakan salah satu lokasi yang memiliki limbah tongkol jagung yang berlimpah, tetapi hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak. Oleh karena itu, perlu adanya aktivitas yang dapat mendorong dan mendukung warga setempat untuk memanfaatkannya menjadi komponen utama makanan ternak sapi bernutrisi. Makanan ternak sapi bernutrisi dibuat dengan bahan utama limbah tongkol jagung dengan komposisi 50% tepung limbah tongkol jagung, 45% dedak padi, dan 5% bahan tambahan terdiri dari limbah kulit kedelai, ampas singkong, dan garam. Tujuan pemberian makanan bernutrisi pada ternak sapi ini adalah meningkatkan selera makan agar berat badan ternak sapi meningkat dalam waktu singkat. Penambahan berat badan sapi dilakukan dengan mengukur lingkar dada sapi sebelum dan setelah diberi asupan makanan bernutrisi tersebut dalam waktu kurang lebih satu bulan. Hasil pengamatan pada awal pemberian makanan bernutrisi dari bahan utama limbah tongkol jagung menunjukkan bahwa sapi mengonsumsi makanan dengan selera makan yang cukup baik. Peningkatan bobot sapi secara sederhana dapat diketahui dari diameter lingkar dada. Setelah hewan ternak sapi mengonsumsi makanan yang diracik dengan komposisi tersebut selama sebulan, lingkar dada sapi bertambah 10,6 cm yang setara dengan meningkatnya bobot sapi sekitar 35 kg.
Pengaruh Perlakuan Sebelum Alkalisasi dan Waktu Alkalisasi terhadap Sifat Bending Komposit Serat Sisal/PMMA Rahman, Muhammad Budi Nur; Sosiati, Harini
Semesta Teknika Vol 23, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v23i1.9349

Abstract

Penelitian komposit serat alam untuk meningkatkan kekuatan mekanis telah dilakukan, salah satunya memodifikasi permukaan serat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pencucian serat sebelum proses alkalisasi dan waktu alkalisasi terhadap sifat bending komposit serat sisal/PMMA. Serat sisal diberi perlakuan sebelum dicetak menjadi komposit dengan dicuci aquades, deterjen, dan direbus sampai mendidih dilanjutkan perlakuan alkali (6% NaOH) selama 12 jam. Variasi waktu alkalisasi adalah 4, 12, 24, dan 40 jam dengan pencucian aquades. Komposit dicetak menggunakan metode cold press dengan fraksi volume serat 20% dan tekanan 125 kg/cm2 ditahan selama 1 jam. Pengujian tarik dengan ASTM D3379-75, uji bending dengan ASTM D790-03 dan analisa morfologi serat menggunakan mikroskop optik dilakukan dalam penelitian ini. Pencucian serat sisal dengan aquades menghasilkan kekuatan tarik serat tunggal sebesar 4,87 MPa sedangkan pencucian serat menggunakan detergen sebesar 4,38 MPa dan serat yang direbus sebesar 4,00 MPa. Komposit dengan serat dicuci aquades memiliki kekuatan dan modulus bending tertinggi sebesar 136,602 MPa, dan 341,810 MPa sedangkan nilai regangannya terendah sebesar 0,117. Semakin lama perlakuan alkali akan menurunkan nilai kekuatan dan modulus elastisitas sedangkan reganganmya naik. Perlakuan 4 jam alkali, memiliki kekuatan sebesar 132,534 MPa, modulus bending 356,941 MPa, dan regangan 0,117. Struktur serat yang dicuci aquades tetap utuh sedangkan yang dicuci detergen dan direbus terjadi kerusakan. Semakin lama perlakuan alkali menyebabkan lignin terkikis sehingga ikatan serat menjadi lemah.Research on natural fiber composites to increase mechanical strength has been carried out, one of which is modifying the fiber surface. The purpose of this study was to determine the effect of washing the fibers before the alkalization process and the alkalization time on the bending properties of sisal fiber / PMMA composites. Sisal fibers were treated before being molded into a composite by washing with distilled water, detergent, and boiling until boiling followed by alkaline treatment (6% NaOH) for 12 hours. The variations in alkalization time were 4, 12, 24, and 40 hours with distilled water washing. The composites were molded using a cold press method with a fiber volume fraction of 20% and a pressure of 125 kg / cm2 held for 1 hour. Tensile testing with ASTM D3379-75, bending test with ASTM D790-03 and fiber morphological analysis using an optical microscope were carried out in this study. Washing sisal fibers with distilled water produces a single fiber tensile strength of 4.87 MPa, while washing the fibers using detergent is 4.38 MPa and boiled fiber is 4.00 MPa. Composites with distilled water washed fibers had the highest strength and bending modulus of 136.602 MPa and 341.810 MPa, while the lowest strain value was 0.117. The longer the alkaline treatment will decrease the strength and elastic modulus values while the strain increases. The 4 hours treatment is alkaline, has a strength of 132.534 MPa, bending modulus of 356.941 MPa, and strain of 0.117. The structure of the fibers washed with distilled water remains intact, while those washed with detergent and boiled are damaged. The longer the alkaline treatment causes the lignin to be eroded so that the fiber bonds become weak.
Thermal Characterization of Mixed Virgin-Recycle Acrylonitrile Butadiene Styrene Budiyantoro, Cahyo; Sosiati, Harini; Nugroho, Adi; Anggariawan, Arista
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 3, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.3241

Abstract

Acrylonitrile butadiene styrene (ABS) adalah bahan plastik yang banyak digunakan pada pembuatan komponen otomotif. Limbah ABS dari industri injection molding berupa sisa potongan runner memiliki kualitas yang baik sebagai campuran dalam siklus proses produksi. Pencampuran ini bermanfaat secara ekonomis untuk mengurangi penggunaan bahan virgin. Salah satu parameter penting dalam proses injeksi adalah sifat thermal untuk menentukan titik lebur yang sesuai, sifat thermal dari campuran bahan daur ulang dan bahan virgin akan mengalami perubahan jika dibandingkan bahan aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat termal dari bahan acrilonitrile butadiene styrene (ABS) virgin yang dicampur dengan ABS daur ulang pada variasi 15%, 30%, dan 45% (% berat bahan daur ulang). Spesimen dibuat menggunakan mesin injeksi molding MEIKI 70 Ton dan dievaluasi sifat termalnya dengan menggunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC) sesuai standard ASTM 3418-2015. Hasil uji DSC menunjukkan bahwa nilai glass transition temperature (Tg) pada variasi campuran  15%, 30% dan 45% masing-masing adalah 104.08 °C, 104.63 °C dan 105.46 °C. Sementara itu, untuk nilai melting temperature (Tm) dari ketiga variasi tersebut masing masing adalah 139,6 °C, 139,72 °C dan 132,2 °C, sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan kandungan daur ulang bahan ABS memberikan peningkatan pada nilai Tg dan penurunan pada nilai Tm meskipun tidak signifikan. Acrylonitrile Butadiene Styrene is a common material for automotive components. ABS industrial waste in the form of a cut off injection-molded runner is a high-quality plastic waste that can be used as additional material in the production cycles. For an economic reason, adding waste material is very beneficial because the amount of virgin material can be minimized. One of the important parameters on the injection molding process is a thermal related parameter; the thermal properties of mix waste-virgin material could be different from those of the virgin material. This research was aimed to evaluate the thermal properties of mix ABS waste-virgin material. The content of waste material was made in 3 variations: 15%, 30%, and 45% (% wt). The molding specimens were made by using a 70-ton injection molding machine, and the thermal properties were measured by using Differential Scanning Calorimetry (DSC) according to ASTM  3418-2015 standard. The results showed that the glass transition temperature (Tg) at waste content of 15%, 30%, and 45% are 104.08 °C, 104.63 °C, and 105.46 °C, respectively, whereas their respective melting temperatures were 139.6 °C, 139.72 °C dan 132.2 °C. Those results were lower than the temperature of virgin material. It can be said that the waste content gives effect on increasing of Tg and reducing of Tm. 
KARAKTERISASI KUAT TARIK KOMPOSIT LAMINAT HIBRID KENAF-E-GLASS/POLYETHYLENE (PE) Ghozali, Mohamad Yuzdhie Ghozali; Budiyantoro, Cahyo; Sosiati, Harini
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 1, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v1i1.2755

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah membuat dan mengkarakterisasi komposit hibrid kenaf/E-glass dengan matriks LDPE. Serat hibrida (kenaf dan E-glass) sebagai filler komposit difabrikasi menggunakan matriks LDPE kemudian diuji tarik. Permukaan patahan hasil uji tarik dianalisis menggunakan SEM untuk mengetahui struktur mikro permukaan patahan. Perbandingan serat hibrida dengan matriks adalah 20/80 dan fraksi volume serat hibrida (kenaf/E-glass) yang digunakan adalah 50/50, 40/60, dan 30/70 dengan masing-masing panjang serat 10 mm. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa pada fraksi serat 50/50 memiliki kekuatan tarik paling tinggi yaitu 11,72 MPa. Semakin bertambahnya fraksi serat E-glass dapat menyebabkan kekuatan mekanik komposit menurun. Hasil ini dapat dijelaskan dari hasil foto SEM yang menunjukkan bahwa ikatan serat kenaf dan matriks lebih baik dibandingkan dengan ikatan serat E-glass dan matriks
THE INFLUENCE OF ALOEVERA CONCENTRATION ON MORPHOLOGY AND TENSILE PROPERTIES OF ELECTROSPUN ALOEVERA-PVA NANOFIBER Harini Sosiati; Alif Nur Widodo; Aris Widyo Nugroho
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 4: JULI 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.522 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.4.4965

Abstract

THE INFLUENCE OF ALOE VERA CONCENTRATION ON MORPHOLOGY AND TENSILE PROPERTIES OF ELECTROSPUN ALOE VERA-PVA NANOFIBE. Aloe Vera (AV)-poly (vinyl alcohol)  (PVA) electrospinning solution with 0%, 2%, 4% and 6%AV concentrations were electrospun to explore the influence of AV concentration on the morphology and tensile properties of the nanofibers membranes. The results showed that the change in the morphology and tensile properties of electrospun AV-PVA nanofibers depends upon AV concentration of electrospinning solution. Mean fiber diameter at 2% (342 ± 0.8 nm) and 4% (337 ± 0.6 nm) AV concentrations is smaller than that at 0% (377 ± 1.1 nm) and 6% (810 ± 3.4 nm) AV concentrations with relatively uniform size distribution. Tensile strength and modulus at AV concentration of  2% (5.74 MPa and 33.99 MPa) and 4% (6.38 MPa and 34.75 MPa) are higher than that at 0% (4.98 MPa and 26.45 MPa) and 6% (2.22 MPa and 13.69 MPa), respectively. AV-PVA electrospinning solution with AV concentration ranging from 2% to 4% is considered being the optimum range that could produce the electrospun nanofibers with the tensile properties included in the range of that specified by the native skin.
KARAKTERISASI SIFAT TARIK KOMPOSIT HIBRID KARBON/ABAKA/PMMA SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PROSTHESIS Beni Firiya; Marizal Marizal; Bagas Mulya Waskitho; Harini Sosiati
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 21, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/mesin.v21i1.8573

Abstract

Komposit hibrid berpenguat serat karbon dan serat abaka dengan polymethylmetacrylate (PMMA) sebagai matriks adalah salah satu material fungsional yang berpotensi untuk bahan alternatif prosthesis, karena memiliki kekuatan mekanis relatif tinggi, ringan dan biokompatibel dengan jaringan tubuh manusia. Pada penelitian ini komposit karbon/abaka/PMMA difabrikasi menggunakan metode hand-lay-up dan cold press molding dengan tekanan 2,185 MPa selama 60 menit, dengan tujuan untuk mengkarakterisasi sifat tarik komposit dengan variasi perbandingan serat karbon dan abaka 1:2, 1:1 dan 2:1, serta fraksi volume serat 20%. Sebelum fabrikasi komposit, serat karbon diberi perlakuan dengan direndam dalam nitrogen cair (liquid N2) selama kurang lebih 10 menit, sedangkan serat abaka diberi perlakuan alkalisasi dalam larutan 6% NaOH pada suhu kamar selama 36 jam. Sifat kimia serat abaka sebelum dan sesudah alkalisasi dianalisis dengan fourier transformed infrared (FTIR) spectroscopy. Uji tarik dilakukan pada semua spesimen komposit mengacu pada standar ASTM D638. Hasil uji tarik disimulasikan dengan perangkat lunak Autodesk Inventor 2019 dan Nastran In-CAD 2019 untuk mengetahui kelayakan material untuk aplikasi prosthesis. Nilai kuat tarik dan modulus elastisitas optimum dari hasil penelitian ini ditunjukan pada komposit dengan perbandingan serat karbon dan abaka 2:1 masing-masing yaitu 105,71 MPa dan 5,24 GPa. Sedangkan hasil simulasi menyatakan bahwa material komposit karbon/abaka/PMMA dapat direkomendasikan sebagai bahan alternatif prosthesis.
IDENTIFIKASI MECHANICAL PROPERTIES DARI BAHAN DAUR ULANG POLYSTYRENE Taufik Nurhadi; Cahyo Budiyantoro; Harini Sosiati
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 1, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v1i1.2758

Abstract

Polystyrene merupakan material yang umum digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari kemasan makanan, minuman, hingga bidang otomotif. Karena belum adanya sifat mekanis dari bahan daur ulang polystyrene dipasaran, menyebabkan produsen dan pengguna tidak memiliki referensi atau rujukan tentang sifat mekanis dari bahan daur ulang polystyrene. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanis yang diantaranya kuat tarik dan tingkat kekerasan polystyrene murni dan daur ulang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga langkah, yaitu pembuatan spesimen menggunakan mesin injection molding di laboratorium injeksi plastik Teknik Mesin Gedung G6 lantai dasar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengujian tarik menggunakan alat tensile strain tester dengan ISO 527-2, dan pengujian kekerasannya menggunakan alat hardness tester dengan ASTM D2240 di Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) di jalan Sukonendi, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Hasil dari penelitian polystyrene daur ulang ini yaitu tegangan tarik sebesar 324.724 kg/cm2, regangan tarik sebesar 3.089, modulus elastisitas sebesar 77.14 kg/mm2, dan kekerasan sebesar 71.86. Mengacu hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa penggunaan polystyrene daur ulang masih layak digunakan sebagai bahan peralatan rumah tangga seperti sendok plastik, piring plastik,dan gelas plastik. Serta hasil pengujian tentang mechanical properties seperti tegangan tarik, regangan tarik, modulus elastisitas dan tingkat kekerasan dari bahan bahan daur ulang polystyrene dapat digunakan sebagai referensi atau rujukan untuk produsen dan pengguna.
OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA HDPE RECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SINK MARKS MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE TAGUCHI wiwin Irmawan; Cahyo Budiyantoro; Harini Sosiati
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 1, No 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v1i2.2837

Abstract

Hasil produk plastik yang diperoleh dari bahan baku HDPE daur ulang banyak menghasilkan cacat produk dibandingkan produk plastik yang menggunakan HDPE baru.Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kondisi yang optimal pada proses injection molding berupa parameter proses untuk memperoleh minimum sink marks dengan pedekatan DOE (Design of experiment) Taguchi dan mengetahui parameter yang sesuai untuk meminimalkan cacat sink marks di HDPE daur ulang dengan menggunakan parameter proses holding time, holding pressure, back pressure, dan injection pressur. Hasil Penelitian menunjukan bahwa dari percobaan ke 9 berdasarkan desain faktorial yaitu dengan variasi holding time level 3, holding pressure level 3, Back pressure level 2, dan Injection pressure level 1 diperoleh nilai sink marks minimum sebesar 0,2 mm dari 9 percobaan yang dilakukan.
KARAKTERISASI KUAT TARIK KOMPOSIT LAMINAT HIBRIDA KENAF/E-GLASS YANG DIFABRIKASI DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE Dani Rahman Putra; Harini Sosiati
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 1, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v1i1.2756

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan material komposit hibrida serat alam kenaf, diperkuat dengan serat sintetis E-Glass dan polypropylene sebagai matriks yang berpotensi menjadi komponen panel otomotif. Fabrikasi komposit hibrida secara manual dengan mesin hot press hasil rekayasa pada temperatur 165 – 170°C dan tekanan press 25 kg/cm2 selama 15 menit. Sebelum fabrikasi komposit, permukaan serat kenaf dialkalisasi dalam larutan (6% NaOH) dengan waktu perendaman 4 jam. Komposisi serat kenaf dan E-Glass difarasi dengan perbandingan persen volume (%volume) yaitu (10:20), (15:15), (20:10), sedangkan perbandingan serat terhadap matriks adalah 30:70. Uji Tarik spesimen komposit hibrida dilakukan dengan mengacu pada ASTM D638-02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik komposit hibrida cenderung meningkat dengan bertambahnya volume serat kenaf pada perbandingan serat kenaf dan E-Glass (20:10) dengan kekuatan tarik maksimum sebesar 48.36 MPa. Hasil ini dapat dijelaskan dari hasil analisa morfologi struktur patahan uji tarik menggunakan SEM yang menunjukkan ikatan serat kenaf dengan matriks lebih baik dibandingkan serat E-Glass dengan matriks. Selain itu terlihat bahwa distribusi serat hibrida didalam matriks polypropylene tidak merata.
OPTIMALISASI PARAMETER PROSES INJEKSI PADA ABSRECYCLE MATERIAL UNTUK MEMPEROLEH MINIMUM SHRINKAGE LONGITUDINAL DAN TRANVERSAL M. Puji Ibnu Mimbar Maulana; Cahyo Budiyantoro; Harini Sosiati
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 1, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v1i1.2688

Abstract

Injection molding merupakan proses pembentukan material plastik kedalam mold dengan tekanan dan perlakuan panas. Pada injection molding terjadi processing shrinkage yang mengakibatkan menurunnya kualitas produk plastik yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengoptimalisasi parameter proses yang berpengaruh terhadap shrinkage pada material plastik daur ulang acrylonitril butadiene styrene (ABS). Penelitian ini mengunakan metode design of experiment (DOE) Taguchi, untuk mengkombinasikan parameter proses, sehingga mendapatkan data parameter proses optimal terhadap shrinkage.Hasil dari penelitian ini, shrinkage yang paling optimal pada arah longitudinal sebesar 0,28 %, transversal 0,77 %, dengan variasi parameter proses holding pressure 90 bar, holding time 3,25 sekon, cooling time 20 sekon, back pressure 10 bar, dan temperatur leleh 205 ˚C.