Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan Nilai Jual Madrasah IMAM FAIZIN
Madaniyah Vol 7 No 2 (2017): 7 (2) Edisi Agustus 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.267 KB)

Abstract

Competition in education becomes inevitable, many educational institutions are abandoned by customers so that the negative dynamics of some educational institutions. Meanwhile, Islamic educational institutions, especially madrassas, are still overwhelmed by second-class education institutions with a favorable level under public education institutions. There are still many people who are lacking or even not yet know madrasah. Therefore, many changes have to be made, especially madrasah related to the management pattern. Madrasahs as education service providers need to learn and have a passion for increasing customer satisfaction because education is a circular process that is facing each other and sustainable. The madrasah initiative starts from finding out. In a world full of innovation, competition and expansion, marketing terms need to be redefined. The marketing of educational services in Madrasahs does not necessarily mean commercialization, but prioritizes quality education, and provides excellent service to its stakeholders, thereby providing satisfaction to the community that can be beneficial in increasing the "selling point" of Madrasahs.
Application of the Student Teams Achievement Divisions (Stad) Method in Improving Learning Outcomes of Akhlak Aqidah Imam Faizin
Ar-Rihlah: Jurnal Inovasi Pengembangan Pendidikan Islam Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : LPPM IAINU Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.381 KB)

Abstract

This study aims to determine the increase in student learning achievement in learning the moral creed through the STAD (Student Teams-Achievement Divisions) method. The location of this research was at MTs YMI Wonopringgo with a total of 40 students, 22 boys and 18 girls. The data in this study were obtained from interviews, questionnaires, action observations, and evaluation results. This research was conducted in two cycles. Each cycle is carried out based on the stages: (1) preparing an activity plan, (2) carrying out actions, (3) observing, and (4) analyzing followed by reflection. The results of the study showed that the students' ability to solve questions on the moral creed was increasing. This can be seen from the increase in student achievement through the pre-test, post-test cycle I, and post-test cycle II. This can be seen from the average student pre-test which is 62.03, increasing to 67.55 (post-test cycle I), and increasing again to 76.10 (post-test cycle II). Apart from being able to see the average score of students, the increase in student achievement can also be seen from the learning completeness and the minimum completeness criterion (KKM) set is 75. This can be seen from the results of the pre-test of 40 students who took the test, there were 14 students who have completed their studies and 26 students who have not completed their studies with a learning completeness percentage of 35.00%. In the post test cycle I it increased to 52.50% with 21 students completing and 19 not completing, and it increased again in the post test cycle II to 80% with 32 students completing and 8 not completing. Based on the results of the research above, it can be concluded that learning aqidah morals using the Student Teams-Achievement Division (STAD) model can improve student abilities, increase student activity, and increase student cooperation in completing group assignments. Learning becomes fun so students don't get bored easily.
STRATEGI GURU DALAM PENANGANAN KESULITAN BELAJAR DISLEKSIA imam faizin
Empati-Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 7, No 1 (2020): Empati
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/empati.v7i1.5632

Abstract

Fenomena kesulitan belajar disleksia pada saat ini mulai menarik perhatian dunia pendidikan. Kesulitan belajar disleksia merupakan kesulitan membaca yang disebabkan oleh gangguan otak yang berakibat pada kemampuan berbahasa anak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan studi kasus. Subjek penelitian ini yaitu guru pengajar dan siswa disleksia, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi dan trianggulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu : Dalam proses pembelajaran anak disleksia disamakan dengan anak normal, memberikan dampingan khusus di dalam kelas oleh guru, menggunakan media pembelajaran yang menarik. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi siswa beresiko disleksia kelas yaitu : labilnya emosi anak, kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua, waktu bermain lebih banyak daripada waktu untuk belajar. (3) ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar disleksia yaitu : lambat menulis dan membaca, bingung membedakan huruf b dan p, dan sering salah mengucapkan kalimat.
MENGGORES IMAJINASI, MENYENTUH EMOSI: STUDI PERAN MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK USIA DINI Imam Faizin; Hartono
Al-Athfal Vol 5 No 2 (2024): Edisi Desember 2024
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58410/al-athfal.v5i2.1020

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran kegiatan menggambar bebas dalam pengembangan aspek emosional dan kreativitas anak usia dini di RA Nurul Ilmi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melibatkan 57 anak kelas B sebagai subjek. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara semi-terstruktur dengan guru, dan analisis karya gambar anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggambar bebas menjadi media yang efektif untuk mengekspresikan emosi dan mengembangkan kreativitas anak. Anak-anak menggunakan warna-warna cerah seperti kuning dan merah untuk menggambarkan kebahagiaan, sedangkan warna gelap seperti biru tua mencerminkan emosi sedih atau takut. Kreativitas anak terlihat melalui imajinasi mereka yang kaya, seperti menggambar dunia fantasi dan objek yang tidak nyata, misalnya binatang berbicara atau pemandangan berwarna pelangi. Kegiatan menggambar bebas juga mendukung perkembangan motorik halus, pengambilan keputusan, dan komunikasi non-verbal anak. Penelitian ini menekankan pentingnya menggambar bebas sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan anak usia dini, dengan rekomendasi peningkatan keterlibatan orang tua, penyediaan sumber daya seni, dan pelatihan guru. Implementasi kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keseimbangan emosi dan pengembangan kreativitas anak secara holistik.
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TINGKAT SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 03 SEWAKA Fidia Nur Latifah; Muntoha; Imam Faizin
Promis Vol 1 No 1 (2020): Edisi Maret 2020
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.255 KB) | DOI: 10.58410/promis.v1i1.159

Abstract

Kurikulum 2013 diharapkan dapat implementasikan dan memenuhi standarisasi evaluasi belajar siswa dengan tujuan agar dapat meningkatkan kualitas yaitu dengan penerapan konsep baru dalam pembelajaran. Penerapan kurikulum 2013 tidak mudah diterapkan secara universal yang perlu adanya sosialisasi dan proses pengalaman. Implementasi kurikulum 2013 pada tingkat Sekolah Dasar yang diterapkan di SD Negeri 03 Sewaka Tahun Pelajan 2018/2019 memiliki tujuan mengetahui implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, mengetahui hasil yang di capai kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran dan mengetahui evaluasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran di SD Negeri 03 Sewaka tahun 2018/2019. Jenis penelitian yang digunaka yaitu dengan penelitian kualitatif, sedanngkan hasil dari penelitian yaitu: implementasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran di SD Negeri 03 Sewaka tahun 2018/2019 belum dilaksanakan ke seluruh tingkatan kelas dikarenakan SD Negeri 03 Sewaka, hasil yang di capai kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran belum terlaksana secara efektif dan efisien serta evaluasi kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran agar dapat tercapai suatu hasil yang diharapkan.
MANAJEMEN FULL DAY SCHOOL DALAM PENINGKATAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK Yuli Retno Hapsari; Imam Faizin
Promis Vol 3 No 2 (2022): Edisi September 2022
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.88 KB) | DOI: 10.58410/promis.v3i2.562

Abstract

Dalam upaya memperbaiki manajemen pendidikan khususnya dalam manajemen pembelajaran diterapkannya sistem pembelajaran full day school sebagai bentuk alternatif. Sistem full day school merupakan sekolah sehari penuh yang dirancang memberikan pembelajaran yang bermutu, membentuk akhlak peserta didik yang lebih baik dengan pembiasaan yang diberikan, serta prestasi yang didapatkan lebih maksimal dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen full day school dalam peningkatan karakter religius peserta didik. Penelitian ini adalah jenis penelitian jenis penelitian kajian pustaka atau studi kepustakaan yang berisi teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah dalam penelitian yang diambil oleh peneliti. Metode pengumpulan data dengan cara mencari data melalui internet, studi pustaka, studi literatur yang berkaitan dengan pembahasan dalam judul penelitian yang diambil. Full day school memberikan pengawasan kepada peserta didik ketika orang tua sibuk bekerja, tidak sanggup memberikan pengawasan yang baik setiap hari, guru dan sekolah akan mengambil alih peran besar dalam pendidikan anak. Full day school mencoba membentuk karakter religius peserta didik baik dalam ketaqwaan kepada Tuhan Yang maha Esa maupun dalam praktek kehidupan sosialnya.
Paradigma Essensialisme Dalam Pendidikan Islam Imam Faizin
Al-Miskawaih Vol 1 No 2 (2020): Edisi Nopember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.495 KB) | DOI: 10.58410/al-miskawaih.v1i2.341

Abstract

Esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Aliran Esensialisme ini memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, mudah goyah, kurang terarah, tidak menentu dan kurang stabil. Esensialisme menghendaki pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Tujuan pendidikan adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pendidikan berpusat pada guru, ada keyakinan bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang diinginkan, dan mereka harus dipaksa belajar. Implikasi aliran esensialisme terhadap pengembangan kurikulum pendidikan Islam adalah: (a) Tujuan pembelajaran diarahkan pada upaya mempersiapkan anak didik untuk hidup atau menjalani kehidupan dalam lingkungan sosialnya; (b) Kurikulum berisi hal-hal yang bersifat mendasar yang ingin ditanamkan ke dalam diri peserta didik terutama nilai-nilai yang mereka anggap penting (esensial); (c) Strategi atau metode yang digunakan adalah pemberian contoh, keteladanan, pembiasaan, dan pendekatan persuasif; (d) Dalam segi evaluasi pembelajaran, ditekankan pada evaluasi acuan etik sebagai upaya mengukur internalisasi dari nilai-nilai keimanan dan kemanusiaan pada siswa dan sejauh mana implementasi dari nilai-nilai keimanan itu dalam ranah sosial.
Evaluasi Program Tahfidzul Qur’an Dengan Model CIPP Imam Faizin
Al-Miskawaih Vol 2 No 2 (2021): Edisi Nopember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.753 KB) | DOI: 10.58410/al-miskawaih.v2i2.362

Abstract

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi evaluatif, yang merupakan suatu prosedur evaluasi dalam mengumpulkan informasi dan menganalisis data secara sistematis untuk menentukan suatu nilai atau praktik dalam dunia pendidikan. Evaluasi yang berorientasi keputusan ini menggunakan model evaluasi CIPP (Contect-Input-Process-Product) yang bersifat konprehensif. Lokasi penelitian ini di MTs YMI Wonopringgo dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut: 1) Hasil evaluasi context pelaksanaan program Tahfidzul Qur’an dikategorikan sangat baik, karena telah memenuhi kriteria evaluasi context yang ada. Program Tahfidzul Qur’an diadakan berdasarkan kebutuhan dan keinginan siswa, diselenggarakan atas dasar saran atau keinginan dari masyarakat/komite/orang tua dan dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, diselenggarakan atas dasar misi Sekolah dan sesuai atau sejalan dengan program pemerintah daerah. Program Tahfidzul Qur'an sesuai dengan visi dan strategi untuk mencapai tujuan sekolah, sesuai dengan rencana sekolah, dan memiliki tujuan yang jelas dan dibukukan dalam kondisi baik; 2) Hasil evaluasi input dari pelaksanaan program Tahfidzul Qur'an secara keseluruhan menujukan kategori sangat baik. Evaluasi masukan terbagi menjadi beberapa indikator yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan peralatan pendukung, dana atau anggaran, prosedur yang diperlukan, dan strategi; 3) Hasil evaluasi proses dari pelaksanaan program Tahfidzul Qur’an secara kesuluruhan mendapatkan kategori sangat baik. Evaluasi proses terbagi menjadi empat indikator yaitu: a) Kesesuaian pelaksanaan dengan rencana, b) Kesesuaian pengajar dalam proses penyampaian, c) Pemanfaatan sarana dan prasarana, dan d) Melakukan proses penilaian dan pengawasan; dan 4) Evaluasi hasil (Output) dari pelaksanaan program Tahfidzul Qur’an secara keseluruhan menunjukkan kategori sangat baik. Evaluasi hasil terdiri dari tiga indikator yaitu a) output yang dicapai dilihat dari tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor), b) outcome program Tahfidzul Qur'an, dan c) manfaat yang telah didapat peserta didik.
Format Ideal Pendidikan Islam di Indonesia (Kajian Perbandingan Antar Negara) Imam Faizin
Al-Miskawaih Vol 3 No 1 (2022): Edisi Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.991 KB) | DOI: 10.58410/al-miskawaih.v3i1.558

Abstract

Dalam menghadapi perubahan masyarakat modern, secara internal pendidikan Islam harus menyelesaikan persoalan dikotomi, tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam, dan persolalan kurikulum atau materi yang sampai sekarang ini belum terselesaikan. Lembaga-lembaga pendidikan Islam perlu mendesain ulang fungsi pendidikan, dengan memilih model pendidikan yang relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. Pendidikan Islam didesain untuk dapat membantu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan untuk bekerja lebih produktif sehingga dapat meningkatan kerja lulusan pendidikan di masa datang. Selain itu perlu disain pendidikan Islam yang tidak hanya bersifat linier saja, tetapi harus bersifat lateral dalam menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat. Pendidikan Islam harus mengembangkan kualitas pendidikannya agar memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang selalu berubah-berubah. Lembaga-lembaga pendidikan Islami harus dapat menyiapkan sumber insani yang lebih handal dan memiliki kompotensi untuk hidup bersama dalam ikatan masyarakat modern.