Emerging adulthood adalah fase di mana individu berusia sekitar 20 tahun menghadapi tantangan, yang apabila tidak diatasi dengan baik, dapat menyebabkan quarter-life crisis. Tantangan yang dihadapi meliputi tuntutan hidup mandiri, menemukan pekerjaan, mengeksplorasi diri, pemaknaan diri yang dalam, membangun relasi yang baik, dan berbagai tantangan lainnya. Hal tersebut berpengaruh terhadap perubahan perilaku dalam proses memperoleh kesehatan mental tertinggi, yaitu flourishing. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat lebih dalam mengenai pengalaman dan pemaknaan flourishing pada masa quarter-life crisis. Partisipan penelitian adalah dua orang perempuan berusia 22 tahun yang berada pada masa quarter-life crisis. Desain yang digunakan adalah kualitatif fenomenologis. Penggalian data dilakukan dengan wawancara semiterstruktur. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data tematik. Hasil penelitian ini menemukan 12 tema, yaitu: bentuk masalah krisis, faktor penyebab krisis, dampak masalah terhadap diri, peran pengalaman dalam menghadapi krisis, sikap terhadap krisis, pola pembentukan hubungan, pengaruh hubungan terhadap krisis, cara menjaga hubungan, dampak pemaknaan diri terhadap kehidupan, bentuk pencapaian, peran pencapaian terhadap masa krisis, dan proses meraih pencapaian terhadap masa krisis. Pengalaman, pemaknaan, usaha, dan pencapaian juga berperan dalam pembentukkan flourishing pada kelima aspek PERMA.