Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Serat Baja Canai Dingin Bergelombang Terhadap Kekuatan Tekan Dan Lentur Beton Nurhidayatullah, Eka Faisal
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol 5, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.122 KB) | DOI: 10.33506/rb.v5i1.741

Abstract

Beton merupakan material konstruksi yang bersifat getas. Kombinasinya dengan baja pada material beton bertulang menjadikan material beton yang getas getas menjadi daktail. Pada beton bertulang, beton bekerja menahan tekan sedangkan baja melawan tarik. Beton hanya bekerja pada serat tekan saja sedangkan selebihnya tidak berfungsi. Kelemahan beton tersebut mengakibatkan struktur beton bertulang mengalami retak lentur. Hal ini dikhawatirkan berpotensi menurunkan ketahanan strukturalnya. Untuk meminimalisir terjadinya retak maka kekuatan lentur (flexural strength) beton perlu ditingkatkan. Salah satu caranya yaitu dengan menambahkan bahan serat berkekuatan tarik tinggi ke dalam beton. Penelitian dilakukan dengan menggunakan serat baja canai dingin bergelombang sebagai bahan tambah pada beton. Dengan menambahkan material baja canai dingin yang dibuat berbentuk gelombang mampu meningkatkan kuat lentur dan ikatan beton. Pembuatan benda uji yang dilakukan yaitu beton normal, beton serat 1, 2, 3, 4, 5 & 6 %. Mix design dikerjakan dengan menggunakan metode American Concrete Institute (ACI). Pengujian kuat tekan dan lentur dilakukan setelah perawatan beton (curing) selama 28 hari. Pengujian dan analisis kuat tekan didasarkan pada SNI-1974-2011. Pengujian kuat lentur mengacu pada SNI-4431-2011 yang sedikit dimodifikasi dengan menambahkan baja tulangan polos ke dalam beton. Tegangan pada beton diketahui dengan analisis berdasarkan teori elastistas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak presentase bahan tambah serat baja canai dingin yang diberikan ke dalam campuran beton justru menurunkan kekuatan tekannya. Bahkan pada tambahan serat yang terlampau banyak yaitu presentase 5% dan 6% justru akan membuat kuat tekan beton berada di bawah kuat tekan beton rencana. Semakin banyak presentase bahan tambah serat baja canai dingin yang diberikan meningkatkan kuat lentur beton. Presentase optimum untuk kuat tekan yaitu pada 1% sedangkan kuat lentur adalah 6%.
KEKUATAN TEKAN PAVING BLOCK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH LAS ASETELIN Kurniati, Dwi; Saputro, Imam Trianggoro; Nurhidayatullah, Eka Faisal; Saputro, Cahyo Dita; Asyifa, Adwiyah
Jurnal Karkasa Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Karkasa - Desember 2021
Publisher : LPPM Politeknik Saint Paul Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32531/jkar.v7i2.417

Abstract

Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang sering digunakan sebagai alternatif perkerasan jalan. Bahan yang digunakan untuk membuat pavingblock, terdiri dari campuran semen atau bahan perekat lainnya, air dan juga agregat. Penambahan bahan juga dilakukan untuk melakukan inovasi, maka pada penelitian ini limbah las asetelin menjadi bahan tambah atau campuran untuk pembuatan pavingblock. Bahan ini digunakan karena limbah las asetelin membuat lingkungan menjadi tercemar, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu membantu menjaga lingkungan. Pembuatan paving block dengan campuran limbah las asetelinbertujuan untuk mengetahui hasil kuat tekan dari persentase limbah yang digunakan sebesar 1%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 11%. Metode yang dilakukan adalah eksperimental dengan acuan dari SNI03-0691-1996. Hasil penelitian dari pembuatan paving block dapat dilihat pada pengujian kuat tekannya menghasilkan 1% sebesar 11,14 MPa, 3% sebesar 11,26 MPa, 4% sebesar 12,42 MPa, 5% sebesar 10,80 MPa, 6% sebesar 12,49 MPa, 7% sebesar 8,41 MPa, 8% sebesar 13,19 MPa, 9% sebesar 10,29 MPa, dan 11% sebesar 12,69 MPa. Hasil pengujian kuat tekan ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan paving block dengan campuran limbah las asetelin 1%, 2%, 4%, 5%, 6%, 7%, 9%, 11% memenuhi klasifikasi kelas mutu D untuk taman dan 8% memenuhi klasifikasi kelas mutu C untuk pejalan kaki, serta sangat layak digunakan.
POTENSI KERUSAKAN BANGUNAN BERTINGKAT SEDANG DENGAN SKENARIO GEMPA ≥ 5 SR SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA DI YOGYAKARTA Eka Faisal Nurhidayatullah; Dwi Kurniati
TERAS JURNAL Vol 11, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/tj.v11i1.409

Abstract

Abstrak Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai tingkat aktivitas kegempaan tinggi. Sejarah mencatat bahwa Yogyakarta berulang kali mengalami kejadian gempa merusak. Salah satu upaya pemerintah guna meminimalisir risiko gempa yaitu dengan menerbitkan dan memperbaharui peta gempa setiap periode tertentu. Studi terbaru menunjukkan bahwa nilai akselerasi gempa di beberapa daerah mengalami peningkatan dibandingkan dengan percepatan gempa terbaru tahun 2017. Peningkatan nilai akselerasi gempa tersebut menimbulkan kekhawatiran terutama terhadap kondisi bangunan eksisting, oleh karena itu perlu dilakukan prediksi akurat tentang bagaimana potensi kerusakan bangunan eksisting terhadap gempa besar kemungkinan terjadi sebagai upaya mitigasi bencana. Studi ini menggunakan data gempa dengan magnitude ≥ 5 Mw dari rentang waktu tahun 1900 sampai 2020 dengan radius 500 km terhadap objek penelitian. Probabilistic seismic hazard analysis digunakan untuk mendapatkan respon spektrum gempa probabilitas 2% dalam 50 tahun. Pushover analysis dilakukan dengan memodelkan bangunan eksisting untuk mendapatkan kurva kapasitas. Performance point didapatkan dari pertemuan antara kurva kapasitas dengan response spektrum. Kurva kapasitas juga digunakan untuk menentukan median spectral displacement  yang berfungsi dalam pembuatan fragility curve. Plotting antara performance point dengan fragility curve menghasilkan potensi kerusakan bangunan. Apabila gempa besar terjadi pada arah sumbu x potensi bangunan tidak mengalami kerusakan sama sekali sebesar 0,465%, rusak ringan 4,959%, sedang 45,940%, berat 37,880% dan hampir runtuh 10,756%. Sedangkan apabila gempa besar terjadi pada arah sumbu y potensi tidak terjadi kerusakan sama sekali yaitu 0,465%, rusak ringan 4,959%, sedang 45,940%, berat 37,880% dan hampir runtuh 10,756%. Potensi kerusakan bangunan akibat gempa besar didominasi oleh kerusakan sedang. Kata kunci: Gempa, Probabilistic seismic hazard analysis, Pushover analysis, Fragility curve, Potensi kerusakan bangunan   Abstract Yogyakarta is one of the provinces in Indonesia which has a high level of seismicty. Yogyakarta has  experienced destructive earthquakes repeatedly. One of the government's efforts to minimize the risk of earthquakes is by publishing and updating earthquake maps provisionally. Recent studies have shown that the earthquake acceleration in several areas has increased compared to the acceleration of the latest map. This increase raises concerns, especially regarding to the existing buildings. As disaster mitigation effort, it is necessary to make accurate predictions about how potential damage of existing buildings is likely to occur. This study used earthquakes data with magnitude of ≥ 5 Mw from 1900 to 2020 with a radius of 500 km toward the building. Probabilistic seismic hazard analysis was used to obtain response spectrum of 2% probability in 50 years. Pushover analysis was performed by modeling the existing building to obtain  capacity curve. Performance point was obtained from the meeting between capacity curve and response spectrum. Capacity curve was also used to determine the median spectral displacement to build fragility curve. The plotting results between performance point and fragility curve is building's damage potential. if a big earthquake occurs in the x-axis direction, the potential of no damage is 0.465%, slight  4.959%, moderate 45.940%, extensive 37.880% and nearly colapse 10.756%. Meanwhile, if a big earthquake occurs in the y-axis direction, Potential of no damage is 0.465%, slight 4.959%, moderate 45.940%, extensive 37.880%  and 10.756% almost collapse. The building's damage potential is dominated by moderate. Keywords: Earthquakes, Probabilistic seismic hazard analysis, Pushover analysis, Fragility curve, Building's damage potential
Perancangan Ulang Struktur Atas Gedung Kantor Otoritas Jasa Keuangan Surakarta Menggunakan Baja Konvensional Muhammad Firdaus Willy Pratama; Eka Faisal Nur Hidayatullah
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 17, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v17i2.34187

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this final project is to determine the dimensions of the profile, connection, deviation, and structure of the Surakarta Financial Services Authority Office Building. The research method used is the redesign of the upper structure of the Surakarta Financial Services Authority Office Building using conventional steel based on Indonesian National Standards. Based on the analysis and re-planning shows that the steel structure of the Surakarta Financial Services Authority Office Building meets the SCWB (Strong Column Weak Beam) concept. The profiles obtained are used for 7 types of beam components, namely B1 (IWF 350.350.14.22), B2 (IWF 350.350.19.19), B3 (IWF 350.350.12.19), B4 (IWF 350.350.16.16), B5 (IWF 300.300 . 10.15), B6 (IWF 300.3000.9.14), and B7 (IWF 250.250.14.14) as well as 8 types of column components, namely column K1 (IWF 400.400.20.35), K2 (IWF 400.400.18.28), K3 (IWF 400.400. 16.24 ), K4 (IWF 400.400.21.21), K5 (IWF 350.350.10.16), K6 (IWF 350.350.13.13), K7 (IWF 300.300.11.17), and K8 (IWF 300.300.15.15) which have a type of cross section that is compact and meet the requirements of the moment and shear ratio, flexible and shear control, as well as the safety factor in accordance with the requirements ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dimensi profil baja, sambungan, simpangan, dan stabilitas struktur Gedung Kantor Otoritas Jasa Keuangan Surakarta. Metode penelitian yang digunakan ialah perancangan ulang struktur atas Gedung Kantor Otoritas Jasa Keuangan Surakarta menggunakan baja konvensional berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dan perencanaan ulang menunjukkan bahwa struktur baja Gedung Kantor Otoritas Jasa Keuangan Surakarta memenuhi konsep SCWB (Strong Column Weak Beam). Diperoleh profil yang digunakan pada komponen balok sebanyak 7 jenis yaitu balok yaitu balok B1 (IWF 350.350.14.22), B2 (IWF 350.350.19.19), B3 (IWF 350.350.12.19), B4 (IWF 350.350.16.16), B5 (IWF 300.300.10.15), B6 (IWF 300.300.9.14), dan B7 (IWF 250.250.14.14) serta komponen kolom sebanyak 8 jenis yaitu kolom K1 (IWF 400.400.20.35), K2 (IWF 400.400.18.28), K3 (IWF 400.400.16.24), K4 (IWF 400.400.21.21), K5 (IWF 350.350.10.16), K6 (IWF 350.350.13.13), K7 (IWF 300.300.11.17), dan K8 (IWF 300.300.15.15)  yang mempunyai jenis penampang kompak dan memenuhi syarat rasio momen dan geser, kontrol lentur dan geser, serta safety factor yang sesuai dengan persyaratan.  
KINERJA SEISMIK STRUKTUR PADA TIPE GEDUNG DENGAN KETIDAKTERATURAN KETINGGIAN DAN DENAH Eka Faisal Nurhidayatullah; Mochamad Teguh
TEKNISIA Vol. XXIII, No. 1, Mei 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas kinerja seismic struktur pada bangunan gedung, yang memiliki vertical and horizontal irregularrities ditunjukkan dengan elevasi bangunan A lebih tinggi dan lebih panjang dari pada bangunan. Bangunan tersebut mempunyai beberapa keunikan desain, antara lain memiliki dua massa gedung (blok A dan B) yang dibangun di atas tanah berkontur. Untuk menyatukan dua massa bangunan tersebut dihubungkan oleh struktur tangga dengan elevasi yang berbeda. Massa bangunan A terdapat dilatasi terbatas atau tidak menerus. Pemeriksaan kinerja seismik dilakukan guna menentukan implikasi yang ditimbulkan dari keunikan desain bangunan tersebut ketika dilanda gempa dan bagaimana solusi atau metode yang tepat untuk mengatasinya.Pemerikasaan kinerja seismik dilakukan dalam tiga tahapan berdasarkan FEMA 310 (1998), yaitu evaluasi tahap 1 (screening) dengan Rapid Visual Screening (RVS) sesuai FEMA 154 (2002), evaluasi tahap 2 (analisis linier) menggunakan analasis beban gempa statik ekuivalen dan analisis dinamik respon spektrum untuk menentukan nilai Demand Capacity Ratio (DCR), dan evaluasi tahap 3 (analisis nonlinier) menggunakan analisis pushover dengan program SAP2000 v.14. Titik kinerja (performance point) ditentukan dengan Metode Spektrum Kapasitas berdasarkan ATC-40 (1996). Level kinerja struktur gedung ditentukan berdasarkan kriteria drift ratio yang disyaratkan oleh ATC-40 (1996). Kondisi sendi plastis struktur gedung ditentukan dengan FEMA 356 (2000).Dari hasil penelitian tahap 1 didapatkan hasil RVS menurut FEMA 154 (2002)adalah not good atau terdapat bagian struktur dan non struktur yang tidak memenuhi persyaratan . Nilai DCR pada analisis tahap 2 untuk beberapa elemen balok sudah lebih dari 2 atau sudah dalam kondisi nonlinear in-elastik, sehingga diperlukan evaluasi lebih detail pada evaluasi tahap 3. Pada evaluasi tahap 3, diperoleh level kinerja struktur gedung damage control.
Pemetaan Spectral Accelaration Daerah Yogyakarta Dengan Pendekatan Probabilistic Seismic Hazard Analysis Eka Faisal Nurhidayatullah; Dwi Kurniati
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 16, No 3 (2020)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.16.3.217-229.2020

Abstract

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki tingkat aktivitas seismik yang tinggi, sudah berulang kali mengalami kejadian bencana gempa yang merugikan. Berbagai upaya untuk meminimalisir dampak bencana gempa bumi sudah dilakukan sebelumnya. Salah satunya yaitu dengan menerbitkan dan memperbaharui peta gempa secara berkala. Indonesia sedari lama menggunakan gempa sebagai acuan perencanaan infrastruktur, yaitu sejak tahun 1983 hingga yang terbaru yaitu peta gempa tahun 2017. Namun gempa berkekuatan 6,3 SR yang terjadi pada bulan Mei 2006 menunjukkan masih banyak bangunan terutama engineered yang hancur. Melihat begitu dahsyatnya dampak yang ditimbulkan oleh gempa tersebut maka mitigasi lebih lanjut terkait dengan bencana gempa perlu dilakukan untuk meminimalisir kerugian apabila bencana sejenis kembali terjadi dikemudian hari. Perlu dilakukan pembuatan peta gempa berskala mikro (daerah) guna perencanaan, estimasi kerusakan bangunan, korban jiwa dan kerugian secara ekonomi akibat kejadian gempa dimasa datang mengingat peta gempa yang dirilis pemerintah sampai saat ini masih berskala makro (nasional). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis angka percepatan tanah permukaan dengan luaran berupa peta gempa berskala mikro pada wilayah provinsi Yogyakarta. Data gempa diperoleh dari rekaman gempa dengan maksimum radius 500 km dari pusat kota Yogyakarta yang telah dipublikasi oleh USGS antara tahun 1900 sampai dengan 2020. Declustering dilakukan terhadap data historis dan sebaran peta gempa sehingga hanya digunakan gempa utama dengan magnitude ≥ 5 Mw. Dalam studi ini digunakan fungsi atenuasi Campel-Bozorgonia NGA (2008) untuk gempa Sesar, Atkinson-Boore Worldwide Data NGA (2003) intraslab dan interface untuk gempa subduksi benioff serta megahtrust. Nilai spectral acceleration (Sa) diperoleh dengan  menggunakan pendekatan Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA). Hasil analisis probabilistik percepatan gerakan tanah kemudian dikembangkan menjadi peta pada beberapa periode ulang gempa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peta probabilitas terlampaui 7% dalam 75 tahun didapatkan nilai spectral acceleration percepatan tanah puncak (PGA) berada dikisaran 0,525 – 0,688g, periode pendek 1,055 – 1,7g serta periode 1 detik 0,535 -0,695g. Pada peta probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun diperoleh nilai spectral acceleration PGA yaitu 0,6 – 0,79g, periode pendek 1,325 – 2,1 g serta periode panjang 0,65 -0,85 g. Sedangkan pada peta probabilitas terlampaui 2% dalam 100 tahun, nilai spectral acceleration PGA berada diantara 0,66 – 0,86g, periode pendek  1,625 – 2,465g serta periode 1 detik 0,755 -0,995g. Tingkat aktivitas kegempaan pada klaster subduksi megathrust 1 serta sesar opak dilihat dari a-value, b-value  serta Mc ditengarai memicu adanya peningkatan nilai spectral acceleration wilayah Yogyakarta dibanding peta hazard tahun 2017.
ANALISA KELAYAKAN RUMAH SEDERHANA DI YOGYAKARTA Dwi Kurniati; Eka Faisal Nurhidayatullah
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 10, No 1 (2020): November 2020
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v10i1.1321

Abstract

Perumahan bersubsidi yang berlokasi di Yogyakarta ini memiliki target masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah. Harga yang terjangkau dan persyaratan kepemilikan yang cukup rendah, diharapkan memiliki kualitas struktur yang baik juga. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data berkualitas tentang kelayakan struktur dinding rumah subsidi khas. Metode penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Teknis pelaksanaannya adalah melakukan penilaian langsung di lapangan dengan bantuan bentuk rumah dinding yang khas. Formulir ini diadaptasi dari FEMA dan Pedoman Konstruksi Rumah Sederhana yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Kuantifikasi dilakukan pada elemen struktural dan non-struktural termasuk fondasi, sloof, balok, kolom, rangka atap, campuran beton, tulangan, dinding, dan atap. Proses analisis data menggunakan penilaian dengan skala 1 hingga 100% pada kelayakan yang kurang, sedang, dan tinggi. Sehingga mendapatkan hasil berupa rekomendasi dari struktur rumah subsidi. Hasil penelitian ini adalah tingkat kerapian struktur fondasi 5%, sloof 5%, kolom utama 5 %, koneksi 5% dan kuda 5%, dan untuk non struktur yaitu dinding dengan persentase 4%. Kelayakan rumah subsidi ini  mendapatkan angkanya 71%. Kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur pembangunan rumah bersubsidi telah mengikuti aturan yang berlaku dan dinyatakan layak secara struktur
Rapid Assessment of Earthquake Threat Vulnerability in Campus 3 of University of Technology Yogyakarta Based on Android Application Dwi Kurniati; Eka Faisal Nurhidayatullah; Samsul A Rahman Sidik Hasibuan
Jurnal Internasional Teknik, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4 No 2 (2022): International Journal of Engineering, Technology and Natural Sciences
Publisher : University of Technology Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.997 KB) | DOI: 10.46923/ijets.v4i2.178

Abstract

The province of D.I.Yogyakarta is crossed by the Indo-Australian Plate which is one of the three world plates. The impact that occurs when an earthquake happens is the damage to buildings not only simple buildings but also multi-story buildings, such as School Buildings and Educational Facilities. The Campus 3 of University of Technology Yogyakarta is located at Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H. No.21, Muja Muju, the sub district of Umbul Harjo, Yogyakarta. The purpose of this study is to determine the results of the evaluation using the RVS method on a form that is filled out manually and by an application using ArGis. The method used in this research is FEMA 154-2015 which is adjusted to the regulations in Indonesia, namely SNI 1726-2019, and the results are analyzed quantitatively. Based on the checking of vulnerability of the campus building with the RVS High Seismicity form, the campus 3 building is of the type of reinforced concrete frame and functioning as a school. The results obtained show that the average of two buildings in the Campus 3 of University of Technology Yogyakarta is 2.3, and the RVS stops at level 1. Both conditions confirm that the two buildings have a risk that is not dangerous. Nevertheless, there should be a further supervision.
Pengaruh Pemilihan Tipe Dinding Geser Terhadap Perilaku Simpangan Antar Tingkat dan Torsi Bangunan Nurhidayatullah, Eka Faisal; Djawa, Helmy Agustin Yohanes
Jurnal Teknik Sipil Unaya Vol 10, No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/jtsu.v10i2.5013

Abstract

Abstract: Currently, there are many earthquake resistant building technologies. One of the most familiar ones is the use of shear walls in multi story buildings. The selection of shear walls type is a crucial step in achieving earthquake resistant buildings. A comprehensive study is needed regarding the performance of various types of shear walls in carrying earthquake loads according to the seismic conditions of Indonesia. This study does comparing analysis the behavior of multi story reinforced concrete building structures with moment resisting frame system, dual system combining portal frames with type I dan L shear walls. The structural analysis was performed using linear dynamic response spectrum method. The behavior of the building structures observed includes internal forces, inter-story drift, drift ratio, and torsion. Based on research, it is known that in terms of natural vibration period, dual system structure with type I shear walls has the highest stiffness followed by L shear walls and portal structures. The use of type I shear walls is capable of dissipating seismic energy and reducing internal forces in building frames better than type L shear walls. Dual system with type I shear walls can be more effective control lateral deflection and prevent the occurrence of soft stories in building structures than type L. Type I shear walls significantly reduce building torsional behavior compared to type L.Keywords: earthquake resistant buildings, shear walls, building structure behavior, drift , torsionAbstrak: Saat ini sudah banyak ditemukan teknologi bangunan tahan gempa. Salah satu yang paling familiar yaitu penggunaan dinding geser pada struktur bangunan bertingkat. Pemilihan tipe dinding geser merupakan salah satu langkah awal krusial dalam mewujudkan suatu bangunan tahan gempa. Perlu dilakukan studi komprehensif berkaitan dengan kinerja beragam tipe dinding geser dalam memikul beban gempa sesuai dengan kondisi seismik wilayah Indonesia. Penelitian ini melakukan analisis perbandingan perilaku struktur bangunan beton bertulang bertingkat dengan sistem rangka pemikul momen, sistem ganda kombinasi portal dengan dinding geser tipe I serta tipe L. Analisis struktur dikerjakan dengan metode respons spektrum dinamik linear.  Perilaku struktur bangunan yang ditinjau yaitu gaya dalam, simpangan antar tingkat, drift ratio serta torsi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa apabila dilihat dari periode getar alami, sistem struktur ganda dengan dinding geser tipe I mempunyai kekakuan yang paling besar disusul dengan dinding geser tipe L dan portal. Penggunaan dinding geser tipe I mampu mendisipasi energi gempa serta mereduksi gaya dalam pada struktur rangka bangunan secara lebih baik dibandingkan dengan tipe L. Sistem ganda dinding geser tipe I dapat lebih efektif mengendalikan simpangan lateral dan mencegah terjadinya soft story pada struktur bangunan dari pada tipe L. Dinding geser tipe I mampu secara signifikan mereduksi perilaku torsi bangunan dibandingkan dengan tipe L.Kata kunci : bangunan tahan gempa, dinding geser, perilaku struktur bangunan , simpangan, torsi
MONITORING KONDISI STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA TERHADAP BEBAN DINAMIS AKTUAL KENDARAAN (Studi Kasus: Jembatan Tlatar) Nurhidayatullah, Eka Faisal; Firdaus, Lutfi Mirsa; Saputro, Cahyo Dita
Jurnal Karkasa Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Karkasa - Juli 2024
Publisher : LPPM Politeknik Saint Paul Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32531/jkar.v10i1.779

Abstract

Peristiwa keruntuhan jembatan sudah berulangkali terjadi di Indonesia. Monitoring kondisi struktur jembatan eksisting perlu dilakukan guna menjamin bahwa infrastruktur yang sudah dibangun tetap berada dalam kondisi prima meskipun dengan umur layan yang sudah tidak lagi muda. Apabila terdapat indikasi adanya kelemahan struktur dapat segera diantisipasi dengan melakukan rehabilitasi atau perkuatan struktur bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi struktur jembatan eksisting berdasarkan parameter frekuensi, gaya dalam, kapasitas frame struktur, lendutan serta rekomendasi perlakuan yang sesuai. Penelitian dilaksanakan menggunakan dua simulasi kondisi beban lalu lintas yaitu beban aktual dan rencana kendaraan. Beban aktual kendaraan diperoleh dari rekaman sensor accelerometer arduino gyroscope MPU6050 yang dipasang pada elemen struktur jembatan eksisting sedangkan beban rencana diperhitungkan sesuai dengan ketentuan SNI 1725: 2016. Kedua beban tersebut dikombinasikan dengan gaya gempa statik ekivalen sesuai dengan ketentuan SNI 2833: 2016 dan Peta Gempa 2017. Analisis struktur dikerjakan dengan metode analisis dinamik linear. Berdasarkan analisis diketahui nilai frekuensi aktual jembatan sebesar 2,083 Hz lebih kecil dibandingkan frekuensi alami sebesar 2,215 Hz dengan rasio frekuensi sebesar 5,923%. Gaya dalam akibat beban aktual kendaraan baik pada elemen struktur rangka batang maupun gelagar belum mencapai keadaan ultimate. Pemeriksaan kapasitas struktur jembatan baik pada elemen struktur rangka batang maupun gelagar menghasilkan rasio < 1 sehingga tidak terindikasi mengalami kerusakan lokal. Lendutan akibat beban aktual kendaraan menunjukkan nilai yang lebih kecil dari beban rencana dan batas izin. Hasil analisis parameter frekuensi, gaya dalam, kapasitas struktur, dan lendutan menunjukkan bahwa struktur jembatan eksisting termasuk berada dalam kondisi baik. Meskipun demikian, jembatan tetap memerlukan perawatan preventif untuk mencegah terjadinya kerusakan serta menjaga kinerja struktur.