Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kontribusi Penyadapan Pinus Terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Gantarang, Sinjai Mukhlishah, Nurul; Jusmin, Jusmin; Syam, Agus Salim; Sultan, Dian Mirnawaty
Jurnal Kehutanan dan Lingkungan Vol. 2 No. 2 (2024): November
Publisher : Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the factors that influence pine resin production, income of tappers, and the contribution of tapping activities to household income in Gantarang Village. The research used a quantitative approach with survey methods, interviews, and direct observation of 15 respondents of pine resin tappers. Data collected included sap production, tapping costs, revenue, and income from other sectors. Analysis was conducted descriptively and quantitatively to evaluate the contribution of tapping to total household income. The results showed that pine resin production is influenced by internal factors such as tree health, diameter, and genetics, as well as external factors such as tapping methods and tapping location distance. The average annual income from tapping reached IDR 23,267,200, contributing 37.36% to total household income. Income from other sectors, especially agriculture, contributed more, at 62.64%. Overall, tapping activities provide significant benefits as an additional source of income for farmers, especially when facing the risk of crop failure due to climate change. The implications of this study indicate the importance of pine resin tapping as part of rural communities' income diversification. Optimizing production and accessibility of tapping locations through government support can increase the sector's contribution to the household economy, thereby supporting the economic sustainability of local communities.
Pengaruh Formulasi Bumbu Terhadap Nilai Sensori Kerupuk Rumput Laut (Eucheuma cottonii) Ansar, Ansar; Syam, Agus Salim; Arfah, Aziza Noor Sheha
Journal of Food Security and Agroindustry Vol. 3 No. 2 (2025): JUNE
Publisher : PAKIS JOURNAL INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/jfsa.v3i2.631

Abstract

Rumput laut (Eucheuma cottonii) memiliki potensi ekonomi yang tinggi, tetapi pemanfaatannya masih belum optimal. Kandungan gizinya yang tinggi memungkinkan rumput laut diolah menjadi berbagai produk makanan bernilai jual, salah satunya adalah kerupuk rumput laut yang renyah dan lezat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut dengan mengolahnya menjadi kerupuk melalui formulasi bumbu yang disukai oleh masyarakat berdasarkan nilai sensorinya (warna, rasa, aroma, dan kerenyahan). Metode penelitian yang digunakan adalah uji organoleptik dengan metode hedonik untuk mengetahui penilaian dari 20 orang panelis, yang terdiri dari Mahasiswa, Dosen, dan staf Fakultas Pertanian, terhadap nilai sensori produk yang dihasilkan mencakup: warna, rasa, aroma, dan kerenyahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan A2 (1000 gram tepung dasar tanpa merica dan 200 gram rumput laut) menghasilkan kerupuk dengan nilai sensori warna, rasa, dan aroma terbaik. Sementara itu, perlakuan A1 (1000 gram tepung dasar dengan bumbu lengkap dan 200 gram rumput laut) menghasilkan kerupuk dengan kerenyahan terbaik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan A2 merupakan pilihan terbaik untuk menghasilkan kerupuk rumput laut dengan kualitas sensori yang optimal secara keseluruhan.
Peningkatan Produktivitas Produk Jamur Tiram Cicoro Farm Kelurahan Bulurokeng Makassar Bachtiar, Irmah Halimah; Syam, Agus Salim; Supiati; Rizki Zakina; Sri Nurhidayah
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 8 No. 4 (2025): Oktober 2025
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v8i4.4085

Abstract

Abstract: Oyster mushroom cultivation in Bulurokeng Village, Makassar, can be an alternative to empower local communities to be more productive. The main problems experienced by partners are the use of manual and simple tools, which slows oyster mushroom production, the lack of bookkeeping in accordance with Financial Accounting Standards, and suboptimal marketing. The method used by the community service team as a form of solution to the problems faced by partners is to provide appropriate technological tools and provide training, outreach, and conduct focus group discussions. The role of technology is expected to have an impact in building community innovation. The results of this activity show that productivity in oyster mushroom production has increased by 300%, partners are able to make simple bookkeeping according to SAK and partners have new packaging equipped with labels that are marketed online. Keywords: oyster mushrooms; packaging; marketing; business bookkeeping; productivity Abstrak: Budidaya jamur tiram di Kelurahan Bulurokeng Makassar, mampu menjadi alternatif dalam memberdayakan masyarakat lokal agar lebih produktif. Permasalahan utama yang dialami mitra adalah penggunaan alat yang masih manual dan sederhana sehingga memperlambat produksi jamur tiram, belum ada pembukuan sesuai Standar Akuntansi Keuangan serta pemasaran yang tidak dilakukan secara optimal. Adapun metode yang dilakukan tim pengabdian sebagai bentuk solusi dari permasalahan yang dihadapi mitra yaitu dengan memberikan alat teknologi tepat guna dan memberikan pelatihan, sosialisasi serta melakukan focus group discussion. Peran teknologi diharapkan memberi dampak dalam rangka membangun masyarakat dalam berinovasi. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan produktivitas dalam produksi jamur tiram meningkat sebesar 300%, mitra mampu membuat pembukuan sederhana sesuai SAK dan mitra memiliki kemasan baru dilengkapi label yang dipasarkan secara online. Kata kunci: jamur tiram; kemasan; pemasaran; pembukuan usaha; produktivitas
Inovasi Produk Saus dari Terung Belanda: Respon Sensoris Akibat Penambahan Bumbu Esensial Ansar, Ansar; Syam, Agus Salim; Arfah, Aziza Noor Sheha
Journal of Food Security and Agroindustry Vol. 3 No. 3 (2025): OCTOBER
Publisher : PAKIS JOURNAL INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/jfsa.v3i3.766

Abstract

Terung belanda (Cyphomandra betacea) merupakan buah bernutrisi di Indonesia dengan potensi ekonomi yang signifikan namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pola konsumsi yang terbatas telah menghambat nilainya sehingga diperlukan inovasi produk untuk meningkatkan daya tariknya di pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan saus terung belanda dengan nilai tambah dan menilai dampak adanya bumbu esensial terhadap penerimaan sensori produk tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tiga formulasi berbeda: F1 (lengkap dengan bawang putih dan bawang merah), F2 (tanpa bawang merah), dan F3 (tanpa bawang putih). Uji hedonik dilakukan dengan melibatkan 30 panelis tidak terlatih untuk mengevaluasi rasa, aroma, dan warna saus pada skala 5 poin. Data dianalisis secara deskriptif untuk menentukan skor rata-rata tingkat kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu jenis bumbu terbaik di semua asfek sensoris. Formulasi F1 paling disukai dari segi rasa, mencapai skor rata-rata tertinggi 4,1 disebabkan oleh kombinasi bumbu yang lengkap dan seimbang. Sebaliknya, formulasi F3 dalam hal aroma (skor rata-rata 3,5) dan warna (skor rata-rata 3,8), di mana aroma yang menarik terkait dengan minyak asiri pada bawang merah dan warna yang menarik dihasilkan dari proses karamelisasi gula dan bawang merah saat pemasakan. Kesimpulannya, F1 adalah formulasi optimal untuk mendapatkan rasa yang paling diinginkan, sementara F3 unggul dalam memberikan aroma dan tampilan visual yang lebih baik. Penelitian ini menyoroti peran penting dari kombinasi bumbu spesifik dalam menentukan profil sensoris akhir dari produk inovatif berbasis terung belanda.