Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Aromaterapi Peppermint terhadap Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di PMB Bidan Iis Rosmalia Khasanah, Yosi Yusrotul; Dini, Agi Yulia Ria; Sari, Heni Puspa; Nurdiani, Siti; Rosmalia, Iis
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 4 (2023): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i4.1668

Abstract

Kehamilan merupakan kondisi fisiologis yang dapat diikuti proses patologis pada ibu hamil, dan akan muncul dengan seiringnya perubahan fisiologis diantaranya rasa mual dan muntah. Hiperemesis Gravidarum adalah gejala mual dan muntah secara berlebihan pada kehamilan, terjadi pada enam minggu setelah hari pertama haid, atau pada kehamilan trimester I. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian Aromaterapi Peppermint terhadap penurunan Hiperemesis Gravidarum di PMB Bidan Iis Rosmalia. Penelitian ini termasuk analitik observasional dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan menggunakan teknik purposive sampling, jumlah total sampel dalam penelitian yaitu ibu hamil trimester I berjumlah 15 orang. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dengan Analisis data menggunakan uji Paired T test. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tingkat mual muntah sebelum diberikan aromaterapi peppermint berada di tingkat sedang sebanyak 10 orang (66,7%) sedangkan setelah diberikan aromaterapi peppermint sebagian besar yang mengalami tingkat sedang menurun menjadi Tidak Muntah sebanyak 7 orang (46,7%). Hasil uji paired Sample test diperoleh nilai p value = 0,000 yang artinya ada pengaruh Pemberian Aromaterapi Peppermint terhadap penurunan Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di PMB Bidan Iis Rosmalia. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan atau ada pengaruh yang signifikan antara Pemberian Aromaterapi Peppermint dengan Penurunan Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di PMB Bidan Iis Rosmalia.
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Pekerjaan dengan Kegagalan ASI Eksklusif di UPTD Puskesmas Rancabango Kabupaten Subang Nurdiyana, Siti; Khasanah, Yosi Yusrotul; Puspasari, Heny; Dini, Agi Yulia Ria; Aeni, Rika
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 16 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v16i2.2007

Abstract

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanpa makanan dan minuman pendamping yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif sangatlah penting, namun di Indonesia angka kesadaran tersebut masih sangat rendah terkhususnya di Kabupaten Subang. Rendahnya cakupan ASI eksklusif disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: 1) Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, 2) Aktivitas ibu yang menghambat pemberian ASI Eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu dengan kegagalan Asi Eksklusif di UPTD Puskesmas Rancabango Kabupaten Subang. Metode penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi berumur 7 – 12 bulan periode bulan September – November 2023 di UPTD Puskesmas Rancabango Kabupaten Subang sebanyak 106 bayi. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling yaitu berjumlah 35 orang. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi – Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kegagalan ASI Eksklusif (p = 0,037 < α = 0,05). Terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan kegagalan ASI Eksklusif (p = 0,026 < α = 0,05). Disarankan kepada Petugas kesehatan mengadakan penyuluhan tentang ASI dengan membentuk kelas busui (ibu menyusui) dan menyebarkan leaflet atau brosur tentang ASI eksklusif yang dapat dicerna dengan baik dan tidak mempromosikan susu formula.
Pemanfaatan Bunga Telang Sebagai Minuman Sehat Pada Remaja Di Desa Mayung Ria Dini, Agi Yulia; Khasanah, Yosi Yusrotul; Puspasari, Heny; Nurdiyana, Siti; Setiawati, Fitri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 8, No 3 (2025): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v8i3.8693

Abstract

Permulaan masa remaja terjadi saat perubahan fisik yang cepat, ditandai pertambahan tinggi dan berat badan yang signifikan, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan ciri seksual seperti pembesaran pinggang dan buah dada, tumbuhnya kumis dan dalamnya suara. Masa pertumbuhan yang dialami remaja, aktivitas fisik dan aktivitas otak yang tinggi harus diimbangi dengan konsumsi makanan yang cukup dan bergizi. Dampak negatif dari masalah gizi remaja diantaranya penurunan kesehatan fisik, penurunan konsentrasi belajar. Tanaman telang dikenali sebagai tumbuhan merambat yang sering ditemukan tumbuh secara liar, memiliki potensi farmakologi luas. Manfaat bunga telang diantaranya sebagai antioksidan, antibiotik, anti peradangan dan anti nyeri, antiparasit dan antisida, antidiabetes, antikanker, antihistamin immunomodulator, dan potensi berperan dalam susunan syaraf pusat. Tujuan dilaksanakan nya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman pada Masyarakat khususnya remaja terkait gizi seimbang dan pemanfaatan bunga telang sebagai minuman sehat bagi remaja. Metode yang dilakukan pada pelaksanaan pengabdian meliputi penyuluhan mengenai pentingnya gizi seimbang remaja dan pemanfaatan bunga telang. Hasil dari adanya program ini berupa pemahaman dan meningkatnya pengetahuan remaja mengenai pentingnya gizi seimbang dan pemanfaatan bunga telang sebagai minuman sehat bagi remaja, serta masyarakat menjadi mengetahui cara pengolahan bunga telang.
SCOPING REVIEW: PENGARUH ANEMIA KEHAMILAN TERHADAP DEPRESI PASCA PERSALINAN Khotimah, Husnul; Khasanah, Yosi Yusrotul; Arofah, Nur; Basrowi, Ray Wagiu; Nafilata, Ikrimah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.43266

Abstract

Depresi pascapersalinan adalah gangguan suasana hati yang umum terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan gejala seperti kecemasan, insomnia, dan perubahan berat badan, yang mempengaruhi sekitar 10–15% ibu di dunia dan berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit global. Depresi pascapersalinan dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan psikologis, termasuk anemia selama kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh anemia kehamilan terhadap depresi pascapersalinan. Tinjauan cakupan ini dilakukan dengan mengikuti pedoman PRISMA dan menggunakan kerangka kerja PICOS untuk mengidentifikasi studi yang relevan mengenai anemia pada ibu hamil dan depresi pascapersalinan. Artikel diperoleh dari basis data PubMed dan Scopus, kemudian disaring secara ketat menggunakan perangkat lunak referensi untuk menghindari duplikasi dan memastikan kesesuaian dengan kriteria inklusi. Dari 112 artikel yang ditemukan, 14 studi akhir dipilih setelah proses penyaringan yang ketat berdasarkan relevansi, desain studi, dan populasi yang sesuai. Hasil telaah terhadap 14 artikel menunjukkan bahwa anemia kehamilan berkontribusi terhadap depresi pascapersalinan. Anemia selama kehamilan dan pascapersalinan dapat meningkatkan risiko depresi pascapersalinan melalui mekanisme perubahan neurotransmitter, stres oksidatif, hormon tiroid, serta sitokin inflamasi. Selain itu, kelelahan akibat anemia juga berkontribusi terhadap penurunan energi dan aktivitas, yang dapat memperburuk gejala depresi. Meskipun beberapa studi juga menemukan faktor lain seperti gizi, usia ibu, paritas, dan dukungan sosial sebagai penyebab tambahan. Pencegahan anemia selama kehamilan sangat penting untuk mengurangi risiko depresi pascapersalinan. Dapat disimpulkan bahwa anemia selama kehamilan berkontribusi terhadap depresi pascapersalinan, sehingga pencegahannya dengan suplementasi zat besi dan asam folat sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
The Relationship Between Knowledge of Postpartum Mothers About Perineal Wound Treatment With Perineal Wound Healing Khasanah, Yosi Yusrotul; Ria Dini, Agi Yulia; Ade Saputri, Wahyuni
Indonesian Health Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Indonesian Health Journal
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/ihj.v1i1.9

Abstract

Postpartum infection still plays a role as the leading cause of maternal death, especially in developing countries such as Indonesia, this problem occurs as a result of midwifery services that are still far from perfect. As a result of improper perineal care, the perineum is affected by lochia and moist conditions that will significantly support the proliferation of bacteria that can cause infection in the perineum. Infection not only inhibits the wound healing process but can also cause damage to the supporting cell tissue, increasing the size of the wound itself, both in length and depth of the wound. Perineal wound care aims to prevent infection, increase comfort, and accelerate healing. Those who have episiotomy or laceration wounds need to have sufficient knowledge about perineal wound care because these factors significantly affect the healing process of the perineal wound. The knowledge of postpartum mothers about poor perineal wound care can be a factor that causes germs and bacteria to appear. This study aimed to determine the relationship between postpartum mothers' knowledge of perineal wound care and perineal wound healing. This research uses a descriptive correlation with a quantitative approach to the point of sampling technique using total sampling with 16 respondents. How to collect data using a questionnaire. Data analysis used the chi-square test to test the relationship between two variables. There is a relationship between postpartum mothers' knowledge about perineal wound care and perineal wound healing, with a significant value of 0.005 (p-value <0.05). There is a relationship between postpartum mothers' knowledge of perineal wound care and perineal wound healing
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Asfiksia Neonatus: Studi Kasus Kontrol di RSUD Kabupaten Serang, Banten, Indonesia Khotimah, Husnul; Khasanah, Yosi Yusrotul; Arofah, Nur
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 8, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asphyxia in newborns is a common and serious cause of neonatal morbidity and mortality nationally and internationally. Risk factors for asphyxia can be seen from maternal and infant factors. The purpose of this study was to determine the risk factors in mothers and infants and to analyze which factors have the most influence on asphyxia. This study is a quantitative analytical study with a case-control approach. The number of case samples was 53 infants who experienced asphyxia and 53 control (1:1) infants so that the total sample was 106 infants. The variables studied were parity, Low Birth Weight (LBW), preeclampsia, and Premature Rupture of Membranes (PROM). Bivariate data analysis used chi square and multivariate data analysis used multiple logistic regression. The association value measured was the adjusted odds ratio (AOR), where AOR> 1 was interpreted as a risk. An increased risk was found in parity 1 and > 4 (AOR 3.824; 95% CI 1.220-11.994), LBW (AOR 11.726; 95% CI 3.282-41.898), preeclampsia (AOR 24.498; 95% CI 5.604-107.098), and PROM (AOR 18.821; 95% CI 4.377-80.928) with neonatal asphyxia. The dominant factor influencing neonatal asphyxia was preeclampsia with a value of 24.498 (AOR 24.498; 95%CI; 5.604-107.098), meaning that infants with a history of maternal preeclampsia had a 24 times greater chance of experiencing neonatal asphyxia compared to those without preeclampsia. There is an urgent need to develop strategies for early identification and management of birth asphyxia involving beneficiaries, health professionals and policy makers. Health workers should be trained to perform emergency obstetric care especially management of preeclampsia, LBW, PROM.