Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN TUMBUHAN KOWALA (AREN) PADA MASYARAKAT MUNA DI KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.639 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.13977

Abstract

The purpose of this study is to know and analyze the traditional Muna knowledge in Watopute District regarding the perception, management, and utilization of kowala (sugar palm/) plants. Data collection is carried out through in-depth interviews, engaged observations, and focused discussions. Data analysis is performed through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the community perceive sugar palm plants as special plants because all parts of the plant, from the roots to the tops, are useful for humans and are useful in creating ecological balance. The Watopute community makes the sugar palm plant as a teacher of life institutionalized in a value system through the traditional expression "dodadi beano peda kowala, nobhari ghuluhano mbali alamu" (humans must live like sugar palm, which brings many benefits to the universe). The using of sugar palm trees in the Watopute community is carried out in a traditional manner in accordance with the local wisdom of the local community obtained from their ancestors from generation to generation. The most used part of the sugar palm plant by the community is the male of sugar palm flower which is processed to produce kameko (sap). The male sugar palm flowers are most used because this part is easy to do and has good marketing potential, so it is more profitable economically.
PERMAINAN TRADISIONAL HEDAROJI PADA MASYARAKAT KELURAHAN WANCI KECAMATAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI Sidik, Wa Ode Islamia; Nurtikawati, Nurtikawati; Suraya, Rahmat Sewa; Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.732 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14054

Abstract

This research aims to analyze the functions and values contained in the hedaroji game as one of the traditional games of the Wanci people in the past which are now becoming extinct. Data collection was carried out through in-depth interviews, involved observation, and discussion. Data were analyzed through analysis techniques consisting of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that in the past the traditional game of, hedaroji served as people's entertainment, a gathering place and to strengthen the sense of kinship, and as an effort to pass the culture on to the next generation of traditions. In the traditional game, hedaroji contains sportsmanship, educational values, and religious values. Keywords: traditional games, hedaroji, function, values and marginalization 
KEHIDUPAN SOSIAL DAN KEAGAMAAN ORANG BUGIS DALAM ENCIPTAKAN HARMONI DI DUSUN PULAU SOPPE DESA BATU PUTIH KECAMATAN POLEANG SELATANKABUPATEN BOMBANA Syamsuddin, Andi; Sifatu, Wa Ode; Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.777 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i1.13274

Abstract

This research aims at: (1) describing the social and religious life of Bugis people in Creating Harmony at Soppe Island, BatuPutih Village, Poleang Selatan District of Bombana Regency. The theory for reading this research refers to Clifford Geertz's thoughts on Ethos, Worldview and Analysis of Sacred Symbols with qualitative methods. Soppe Island Hamlet is a village inhabited by Bugis people whose community lives always work together, care for each other and help with a deep sense of kinship among them. Community relations are familial in nature, which they refer to a term of situndrung, which means one trip is implemented in social, economic, religious, and kinship life. In social life they help one another, in the economy they lend one another to the means of production and consumption, that is location and fishing gear, in their kinship, they regar on one blood so that they care about one another, including in educating neighboring children and providing treatment to their sick neighbors and in religion interlocking each other and remindingeach others for good things. The religious life of the residents of Soppeisland Hamlet are always praying in congregation, taking part in majelistaklim activities for the ladies as a place for them to improve their religious knowledge and to establish communication with other fellow citizens, carrying out  barazanji and carrying out mabaca-bacatradition as a form of expression of feelings gratitude to God Almighty by eating together, sharing food with neighbors and for establishing friendship with others.Keywords: Social life, religion, harmony, Bugis peoplethey regar on one blood so that they care about one another, including in educating neighboring children and providing treatment to their sick neighbors and in religion interlocking each other and remindingeach others for good things. The religious life of the residents of Soppeisland Hamlet are always praying in congregation, taking part in majelistaklim activities for the ladies as a place for them to improve their religious knowledge and to establish communication with other fellow citizens, carrying out  barazanji and carrying out mabaca-bacatradition as a form of expression of feelings gratitude to God Almighty by eating together, sharing food with neighbors and for establishing friendship with others.Keywords: Social life, religion, harmony, Bugis people
KECENDERUNGAN ANAK-ANAK REMAJA LEBIH MEMILIH PERMAINAN MODERN DARI PADA PERMAINAN TRADISIONAL DI DESA GUALI, KECAMATAN KUSAMBI, KABUPATEN MUNA BARAT Aso, La; Jaya, Rahmat; Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 7, No 2 (2022):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpeb.v7i2.35432

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kecenderungan anak-anak remaja lebih memilih permainan modern dari pada permainan tradisional di Desa Guali, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini dilakukan di Desa Guali, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dengan hasil wawancara mendalam kepada informan yang sudah ditentukan oleh peneliti untuk menjelaskan tentang tema penelitian.Adapun yang menjadi sumber data primer adalah anak-anak remaja serta orang tua anak remaja yang menjadi informan dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pengamatan atau melakukan observasi, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengamatan terlibat (Participation Observation), Wawancara mendalam (Indepth Interview) dan Dokumentasi (Documentation). .Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif-kualitatif dengan menyusun satuan-satuan data yang dikumpul dari hasil pengamatan (Observasi) dan wawancara (Interview) serta dikumpulkan sesuai dengan golongannya, kemudian dilakukan analisis reduksi untuk mengevaluasi data yang kurang relevan, membuat abstraksi dan menyusun satuan-satuan data, melakukan kategorisasi data serta menyusun antar kategori data yang lainnya, sehingga dapat ditemukanmakna dan kesimpulannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak remaja lebih memilih Permainan Modern dari pada Permainan Tradisional di Desa Guali, Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat adalah sebagai berikut: (1) Dorongan keinginan dan mudah dimainkan, (2) Dorongan untuk Mengembangkan bakat, dan (3) Menghilangkan rasa gengsi. Kata kunci: Kecenderungan, anak-anak remaja, permainan modern, permainan tradisional.
MASIFIKASI ATRAKSI SENI-BUDAYA TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA MENGHAMBAT KEPUNAHAN Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 7, No 2 (2022):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpeb.v7i2.35433

Abstract

Penelitian ini didasari oleh suatu fakta bahwa banyak budaya lokal Muna yang sedang mengalami proses menuju kepunahan bahkan sudah ada yang hilang. Penelitian ini merupakan penelitian kebudayaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, studi pustaka/dokumen, dan diskusi terfokus. Analisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (a) menyusun satuan-satuan seluruh data yang terkumpul dari hasil wawancara, observasi, studi kepustakaan dan diskusi kelompok terfokus dibagi satu persatu, dikumpulkan sesuai golongannya, kemudian dilakukan reduksi data guna mengeliminir data yang kurang relevan, (b) melakukan kategorisasi data sehingga proses kategorisasi dan pengelompokkan data bisa menjadi lebih baik, (c) menyusun hubungan antar kategori, membandingkan kategori data yang satu dengan kategori data yang lainnya, dan melakukan interpretasi setiap hubungan data tersebut, (d) memberikan interpretasi dan hubungan antar kategori data yang sudah dikelompokan sehingga dapat ditemukan makna dan kesimpulannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pagelaran seni budaya dan perlombaan budaya tradisional menarik minat dan perhatian masyarakat lokal untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam pentas tersebut. Perlombaan budaya tradisional juga menghidupkan kembali memori kolektif masyarakat tentang budaya lokalnya, yang terlihat dari adanya proses belajar dan pewarisan pengetahuan budaya lokal dari orag tua kepada anak, sebagai bekal dalam mengikuti perlombaan. Dengan demikian masifikasi atraksi seni budaya tradisional merupakan salah satu cara merawat dan mejaga eksistensi budaya lokal dari ancaman degradasi.Kata kunci: atraksi, pelestarian dan budaya lokal
PELESTARIAN MAKAM TOKOH-TOKOH LOKAL SEBAGAI SITUS SEJARAH DI KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWESULAWESI TENGGARA Fatma, Fatma; Mukadas, Aswati; Basri, La Ode Ali
Journal Idea of History Vol 8 No 1 (2025): Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jwt4q481

Abstract

Penelitian ini sebagai upaya pelestarian makam situs sejarah di Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara yang meliputi wilayah Kelurahan Palarahi, Kelurahan Inalahi, dan Kelurahan Wawotobi. Penelitian ini penting dilakukan sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan dalam upaya pengembangan wawasan kesadaran sejarah lokal yang ada di Sulawesi Tenggara. Penelitian ini juga sebagai bentuk identifikasi objek-objek yang bisa menjadi sumber sejarah atau bukan sumber sejarah. Pengetahuan masyarakat mengenai sumber sejarah menjadi banyak diperbincangkan karena dilatarbelakangi sikap egosentris yang tak jarang menganggap sebuah objek sejarah sebagai hak milik keluarga atau bahkan membuat silsilah tanpa dasar yang jelas. Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan sumber-sumber sejarah dan hubungannya dengan peristiwa masa silam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo yang terdiri atas lima tahapan, yaitu: (1) Pemilihan topik, (2) Heuristik, (3) Kritik sumber, (4) Interpretasi, dan (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa sejarah mulai dari terbentuknya Kerajaan Konawe hingga masuknya pengaruh Hindia Belanda di tanah Konawe menyisakan bukti otentik yang merupakan bukti sejarah yang masih bisa dilihat hingga saat ini di antaranya makam Tusawuta, makam Lamboasa, makam Lasandara, dan makam Lakidende. Bangunan fisik lainnya yang memiliki ciri arsitektur kolonial juga masih terdapat di Kecamatan Wawotobi.
The Local Wisdom of North Buton People in Flood Mitigation Basri, La Ode Ali
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26811/peuradeun.v9i1.480

Abstract

This study aimed to explain and to analyze the local wisdom of the North Buton people in flood disaster mitigation, namely worldview, traditional knowledge, norms, custom, and other traditions conducted by the people of North Buton in natural phenomena observation as the signs of floods, as well as efforts to reduce the risk of flooding by utilizing human resources and natural resources in the vicinity. The results showed that the people of North Buton have a set of local wisdom in flood mitigation which was inherited from their ancestors' legacy. It has been tested through empirical experience and also obtained the traditional legitimacy at North Buton people. That local wisdom included: (1) studying on the animal behavior namely the flock of Joremba (Dragonfly) which get into the residential area and the spooky sounds of Gara (Owl) birds at night, (2) construction of the houses on stilts or semi-permanent house behind the main house, (3) enacting the mamali (taboo) tradition in cutting down of the forests as a control mechanism in ecological balance creation to prevent erosion, (4) exploration of a new spring, (5) observation of the changes of the river volume and the discovery of the presence of the spring that appears suddenly in the rainy season.