Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Adaptasi Penghuni terhadap Perubahan Ruang Domestik menjadi Ruang Usaha akibat Pandemi COVID19 Wiyatiningsih, Wiyatiningsih
Jurnal Arsitektur dan Perencanaan (JUARA) Vol 4, No 2 (2021): September (Jurnal Arsitektur dan Perencanaan)
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/juara.v4i2.2049

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola adaptasi penghuni terhadap perubahan ruang domestik menjadi ruang produksi akibat inovasi ekonomi masa pandemi. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan Studi Kasus terhadap dua rumah usaha tanaman anggrek di Kecamatan Cangkringan. Analisis dilakukan terhadap perubahan ruang mix-used dan bentuk adaptasi penghuni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup online masa pandemi berdampak pada perubahan rumah sebagai ruang usaha (Home Based Enterprises). Perubahan fungsi komersial rumah direspon melalui adaptasi kultural, fisiologi dan morfologi yang digolongkan dalam tipe adaptasi perluasan (extending). Adaptasi terhadap protokol kesehatan dilakukan sebatas penataan ruang tamu di ruang luar.
Pola Adaptasi Meruang Pengungsi pada Hunian Sementara (Huntara) Bencana Erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Jawa Tengah Yuliyanti, Evi; Wiyatiningsih, Wiyatiningsih
Jurnal Permukiman Vol 17 No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Bangunan Gedung dan Penyehatan Lingkungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2022.17.77-84

Abstract

Saat terjadi erupsi Gunung Merapi, Pemerintah Kabupaten Magelang harus mengungsikan penduduk yang berada pada jarak 5 km dari puncak Merapi, hal ini membutuhkan penanganan yang khusus karena pada setiap fase erupsi Gunung Merapi, warga diungsikan selama 7 sampai dengan 11 bulan. Pengungsian tersebut terjadi secara berkala setiap 4-5 tahun sekali. Adapun selama masa pengungsian tersebut Pemerintah Kabupaten telah menyediakan huntara, namun huntara yang disediakan belum optimal dalam memberikan kenyamanan sehingga pada tahun 2020 saat terjadi pengungsian erupsi Gunung Merapi, terdapat pengungsi yang memutuskan untuk meninggalkan huntara menuju ke rumahnya dan ada pula yang tetap tinggal di huntara namun membentuk pola perilaku dan adaptasi sebagai upaya mereka dalam mengatasi ketidaknyamanan tersebut. Ketidaknyamanan bangunan baik secara fisik maupun termal mengakibatkan perubahan perilaku dan pembentukan pola adaptasi pengungsi. Ada beberapa hal yang perlu dirubah pada ruang huntara agar dalam pengungsian erupsi Gunung Merapi selanjutnya para pengungsi dapat menjalani pengungsian dengan lebih nyaman.
MEMPERTAHANKAN IDENTITAS LOKAL MELALUI PENGELOLAAN LORONG-LORONG DI KAMPUNG ALUN-ALUN KOTAGEDE Made Algo Ellais Firlando; Wiyatiningsih
Jurnal Koridor Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.932 KB) | DOI: 10.32734/koridor.v9i2.1370

Abstract

Kampung Alun-Alun sebagai bagian sejarah dari Kotagede telah berkembang dengan pesat. Kampung ini terletak di sisi selatan dari Pasar Legi yang menjadi pusat kehidupan Kotagede.Secara fisik, Kampung Alun-Alun dibentuk oleh dinding-dinding dan gerbang kecil yang mempertemukan dengan gang-gang sempit dan sunyi penghubung antar kampung. Di Kampung Alun-Alun terdapat deretan rumah-rumah tradisional Jawa yang berada di antara dua pintu gerbang dan dikenal sebagai wilayah Between Two Gates. Bentuk dan tata ruang dari rumah-rumah tradisional Jawa yang terdapat di wilayah ini tetap dipertahankan keasliannya dan menjadi museum hidup. Berbeda dengan rumah-rumah di wilayah Between Two Gates, bangunan-bangunan di sekitar Between Two Gates tidak lagi memiliki karakter arsitektur tradisional Jawa. Namun demikian, lorong-lorong sempit di antara rumah-rumah yang berada di Kampung Alun-Alun memiliki fungsi sosial yang tinggi. Sistem kekerabatan yang kuat tercermin melalui ruang-ruang interaksi di sepanjang lorong-lorong kampung. Ruang-ruang interaksi sosial di sepanjang lorong kampung membentuk pola-pola ruang yang unik. Keunikan tersebut membentuk karakter arsitektur sebagai identitas Kampung Alun-Alun. Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen arsitektur spasial dan visual yang membentuk identitas Kampung Alun-Alun Kotagede dan pengelolaannya untuk keberlanjutan kampung pada masa mendatang.Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan di Kampung Alun-Alun Kotagede. Data yang diperlukan untuk mengidentifikasi karakter kampung terdiri dari fasad bangunan, bentuk lorong, dan ruang-ruang interaksi sosial bagi warga Kampung Alun-Alun. Analisis dan pembahasan dilakukan terhadap data hasil observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas Kampung Alun-Alun Kotagede dibentuk oleh karakter spasial yang dibentuk oleh interaksi sosial sehari-hari dari warga kampung dan visual dari bangunan yang berderet di sepanjang lorong-lorong di kampung. Pengelolaan ruang dan citra bangunan yang sesuai dengan konteks setempat menjadi salah satu upaya untuk mempertahankan eksistensi Kampung Alun-Alun di era modern. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi warga Kampung Alun-Alun untuk berpartisipasi dalam mempertahankan identitas kampungnya. Hasil penelitian juga bermanfaatn bagi pemerintah, yaitu sebagai acuan untuk pengembangan kawasan bersejarah Kotagede, khususnya Kampung Alun-Alun. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa, Kampung Alun-Alun yang mulai kehilangan identitasnya dapat dihidupkan kembali melalui pemanfaatan potensi-potensi lokal, yang berupa fasad bangunan bersejarah, bentuk lorong, dan ruang-ruang komunal di sepanjang lorong kampung.
Desain Brand Kampung Wisata Kota Yogyakarta untuk Mendukung Daya Tarik Wisata Sepeda Oentoro, Kristian; Wiyatiningsih, Wiyatiningsih; Amijaya, Sita Yuliastuti
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol. 8 No. 03 (2022): September 2022
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v8i3.5709

Abstract

AbstrakKampung wisata di Kota Yogyakarta merupakan alternatif destinasi wisata yang menawarkan berbagai keunikan berbasis potensi lokal di 17 kampung wisata yang terdaftar pada Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Wisata merupakan peluang pariwisata di era new normal yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta melalui pengembangan lima jalur sepeda wisata. Desain brand kampung wisata bertujuan untuk mendukung daya tarik wisata sepeda. Desain brand kampung wisata Kota Yogyakarta menggunakan metode desain Collaborative Destination Branding melalui proses studi awal, tahap perumusan arah branding, serta tahap perancangan desain branding. Hasil identifikasi menunjukan bahwa brand essence kampung wisata Kota Yogyakarta dirumuskan pada 3 kata kunci, yaitu: budaya, edukasi, dan keramahtamahan. Selain itu, identifikasi visual menunjukan warna ikonik kampung wisata adalah hijau, kuning, dan merah, sedangkan bentuk ikoniknya adalah Prajurit Kraton Yogyakarta (Bregada). Penerapan dari brand essence juga terdapat pada slogan dalam Bahasa Jawa, seperti ndherek langkung dan monggo pinarak yang mendukung keramahtamahan dalam kegiatan wisata sepeda di perkampungan. Perancangan brand kampung wisata Kota Yogyakarta telah diterapkan pada produk merchandise wisata sepeda seperti kaos pesepeda (jersey), tas serut, dan botol minum. Evaluasi bersama stakeholders menghasilkan penilaian dalam kategori baik sekali dan mampu merepresentasikan keunikan kampung wisata Kota Yogyakarta. Kata Kunci: Brand, Kampung Wisata, Wisata Sepeda, Yogyakarta AbstractTourism Villages in Yogyakarta City are alternative tourism attractions that offers uniqueness based on local potential from 17 tourism villages registered by the Yogyakarta City Tourism Office. Bicycle tourism is an opportunity since the new normal era developed by the Yogyakarta City Government through the development of five tourism bicycle tours. Tourism village brand design aims to support the promotion of bicycle tourism. Yogyakarta tourism village brand design uses the Collaborative Destination Branding design method through the initial study process, the formulation of branding directions, and the branding design stage. The identification results in the brand essence which is formulated in 3 keywords: culture, education, and hospitality. In addition, visual identification shows that the iconic colors are green, yellow, and red, and the iconic shape is the Soldiers of the Yogyakarta Kraton or Bregada. The brand essence applies slogans in Javanese, such as ndherek langkung and monggo pinarak which support hospitality in bicycle tourism activities. Design results are applied to bicycle merchandise products such as cycling jerseys, drawstring bags, and drinking bottles. The evaluation stage with stakeholders results in the assessment value with very good marks and represents the uniqueness of tourist villages and bicycle tours in Yogyakarta City. Keywords: Brand, Cycling Tourism, Tourism Village, Yogyakarta
Strategi Upaya Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan di Kalimantan Barat Berbasis Kebiasaan Setempat Mandayu, Claudia Olla; Wiyatiningsih; Utomo, Gregorius Sri Wuryanto Prasetyo
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 10 No. 3 (2024): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/atrium.v10i3.280

Abstract

Title: Strategy for Mitigating Forest Fire Disasters in West Kalimantan Based on Local Customs Forest and land fires (karhutla) are annual disasters in West Kalimantan. Forest and land fires are caused by two factors, namely natural factors and human factors. At the same time, the Dayak community practices land clearing by burning forests. This study aims to identify strategies carried out by the Dayak Tribe in efforts to mitigate forest fire disasters based on local customs. The research method used is a descriptive approach with a disaster adaptation theory framework based on local beliefs to prove the hypothesis. The study results indicate that the Dayak community has anticipated the karhutla disaster during land clearing with disaster mitigation strategies based on local customs.
PENDAMPINGAN WORKSHOP DESAIN KEMASAN DAN FOTOGRAFI PRODUK BAGI PELAKU WIRAUSAHA “UMKM PINTER” Sita Yuliastuti Amijaya; Yordan Kristanto Dewangga; Wiyatiningsih; Vinsa Cantya
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Eye-catching product packaging is a great way to attract potential buyers. Packaging with good aesthetic value represents the expectations of potential buyers and reflects consumers' expectations for a product's contents. The design must convey the idea of the product maker to consumers. This product packaging design workshop is tailored to the needs of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) "Pinter" members in the Brayut Parish area, Pandowoharjo Village, Sleman, DIY. The workshop aims to provide additional knowledge about effective, targeted, and 'selling' product packaging design to boost the selling power of Pinter MSME entrepreneurs' products. The participants include entrepreneurs in the culinary and food product fields, such as catering, snacks or klethikan, herbal tea products, and craft producers in the form of batik. The workshop includes providing materials by resource persons, followed by training or workshops through direct practice in planning packaging designs and photographing products using each participant's smartphone. The workshop results showed an increase in participants' knowledge of applying design techniques to their product packaging. Additionally, participants can now display their products through good and attractive photo results to promote them through trending social media platforms. Keywords: packaging design, product photography, social media, micro, small and medium enterprises (MSME), workshop Abstrak Kemasan produk yang menarik merupakan salah satu cara jitu untuk menarik minat calon pembeli. Sebuah kemasan atau packaging produk dengan nilai estetika yang bagus akan mewakili harapan dari calon pembeli terhadap produk yang akan dibelinya. Kemasan yang menarik juga mewakili harapan dari konsumen atas isi atau konten dari sebuah produk. Desain kemasan harus mampu merepresentasikan gagasan si pembuat produk untuk disampaikan kepada konsumen. Kegiatan workshop desain kemasan produk ini merupakan tindak lanjut dari kebutuhan pelaku usaha yang tergabung pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) “Pinter” di wilayah Paroki Brayut, Desa Pandowoharjo, Sleman, DIY. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan tentang desain kemasan produk yang baik, tepat sasaran dan ‘menjual’ serta untuk meningkatkan daya jual hasil produksi para pelaku wirausaha UMKM Pinter. Para pelaku wirausaha banyak berkecimpung pada bidang kuliner dan produk makanan seperti: katering, snack jajanan atau klethikan, produk teh herbal, juga pelaku produksi kerajinan berupa batik. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pemberian materi oleh narasumber dengan dilanjutkan pelatihan atau workshop melalui praktik langsung merencanakan desain kemasan dan praktik memotret produk menggunakan smartphone masing-masing peserta. Hasil workshop menunjukkan peningkatan pengetahuan para peserta dalam menerapkan teknik-teknik desain pada kemasan produk mereka. Selain memahami prinsip dasar kemasan produk, peserta dapat menampilkan produk mereka melalui hasil foto yang bagus dan menarik untuk melakukan promosi melalui media sosial yang sedang tren pada masa kini. Kata Kunci: desain kemasan, fotografi produk, media sosial, UMKM, workshop
Metode evaluasi pelatihan desain kemasan dan fotografi untuk meningkatkan kualitas UMKM Amijaya, Sita Yuliastuti; Wiyatiningsih, Wiyatiningsih; Dewangga, Yordan Kristanto
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.29991

Abstract

Abstrak Pelaksanaan program pengabdian pada Pelatihan Desain Kemasan dan Fotografi melibatkan masyarakat pelaku usaha di wilayah Desa Pandowohrajo Sleman. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM dalam bidang pemasaran dan promosi produk. Program pengabdian ini mempertimbangkan permasalahan yang ditemukan pada mitra yaitu kendala pada aspek desain kemasan produk serta promosi yang belum optimal dilakukan. Sejalan dengan hal tersebut, program Pelatihan Desain Kemasan dan Fotografi Produk ini diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM agar semakin berdaya. Tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah (a) Persiapan dan koordinasi, (b) Pelaksanaan dan evaluasi, (c) Pendampingan pasca kegiatan. Metode pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui workshop, yaitu workshop desain kemasan dan fotografi produk. Metode evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan pre-test dan post test. Fokus tulisan ini adalah pada metode/model evaluasi pre-test dan post-test yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan program. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa profil peserta adalah pelaku usaha di bidang kuliner, yaitu sebanyak 89,1%, sehingga materi terkait dengan desain kemasan sangat membantu peserta untuk memahami tujuan dan syarat-syarat yang perlu diperhatikan untuk kemasan produk makanan. Selain itu, program pelatihan dapat diterima peserta dengan baik; materi narasumber sangat diperlukan bagi para peserta untuk meningkatkan nilai jual produk melalui kemasan yang tepat dan efektif. Promosi produk yang baik membutuhkan dukungan foto atau gambar yang baik dan disajikan dengan tepat, sehingga produk akan semakin mudah diingat di pasaran serta memberikan kesan yang mendalam bagi konsumen. Kata kunci: desain kemasan; fotografi; pelatihan; pre-test dan post-test; produk Abstract The implementation of the community service program in the Packaging Design and Photography Training involves business actors in the Pandowohrajo Village area of Sleman. This community service activity is intended to improve the ability of MSME actors in the field of product marketing and promotion. This community service program considers the problems found in partners, namely obstacles in the aspect of product packaging design and promotion that have not been optimally carried out. In line with this, the Packaging Design and Product Photography Training program is held to improve the ability of MSME actors to be more empowered. The stages of community service activities are (a) Preparation and coordination, (b) Implementation and evaluation, (c) Post-activity assistance. The method of implementing the activity is carried out through a workshop, namely a packaging design and product photography workshop. The evaluation method is carried out using a pre-test and post-test. The focus of this article is on the pre-test and post-test evaluation methods/models used to evaluate the level of success of the program. The results of the pre-test and post-test show that the participant profile is a business actor in the culinary field, which is 89.1%, so that the material related to packaging design is very helpful for participants to understand the objectives and requirements that need to be considered for food product packaging. In addition, the training program can be well received by participants; resource person materials are very necessary for participants to increase the selling value of products through appropriate and effective packaging. Good product promotion requires the support of good photos or images and is presented properly, so that the product will be more easily remembered in the market and give a deep impression to consumers. Keywords: packaging design; photography; workshop; pre-test and post-test; product
A Placemaking Approach to Assessing the Resilience of the Kelompok Tani Jambu, Gemblakan Atas Kampong Hartono, Steffany; Wiyatiningsih; Prasetyo Utomo, Gregorius Sri Wuryanto
Journal of Architectural Research and Design Studies Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Departement of Architecture, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jars.vol8.iss1.art5

Abstract

Gemblakan Atas Kampong, Suryatmajan, is one of the kampongs in the Malioboro area that produces processed guava products marketed at culinary festivals in Yogyakarta City. Kelompok Tani Jambu conducts the production process on one of the kampong roads. The road, which initially functioned as a circulation route, has changed its function to become a production space for processed guava. The change in the function of the kampong road has the potential to cause conflicts of interest between kampong. Based on this background, this study aims to identify social interactions between residents and Kelompok Tani Jambu on the kampong road used as a production space for processed guava. Placemaking will be used as a theoretical framework to assess the resilience of the Gemblakan Atas community, Suryatmajan. The identification of the placemaking process uses a table that crosses the characteristics of placemaking with space interfaces related to social interaction in public spaces. Community resilience is measured based on the social and physical capital owned by Kelompok Tani Jambu. The results showed that the residents of Gemblakan Atas kampong and Kelompok Tani were actively involved in forming a public production space on the kampong street. The production space formed by Kelompok Tani Jambu got a good response from the community. This is the physical and social capital of the resilience of Kelompok Tani Jambu, Gemblakan Atas Kampong. Keyword: Kelompok Tani Jambu; Gemblakan Atas Kampong; Placemaking; Space Interface; Sustainable Livelihood Frameworks
Creative Workspace Design as A Form of Local Creative Industries Collaboration in Suryatmajan Tourism Kampong Oentoro, Kristian; Wiyatiningsih, Wiyatiningsih
PANGGUNG Vol 34 No 1 (2024): Artistik dan Estetik pada Rupa, Tari, dan Musik
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i1.3259

Abstract

Pariwisata dan industri kreatif merupakan penggerak ekonomi lokal yang saling berkaitan di Yogyakarta. Pengembangan industri kreatif lokal di kampung wisata Yogyakarta berpotensi memajukan perekonomian masyarakat/komunitas. Kampung wisata Suryatmajan merupakan destinasi wisata baru di kawasan Malioboro, Yogyakarta yang berfokus pada promosi kolaboratif melalui pariwisata kreatif. Penelitian ini mengidentifikasi potensi industri kreatif dan kolaborasi di antara masyarakat dalam creative workspace di kampung wisata Suryatmajan. Selain itu, penelitian ini juga mengusulkan untuk mengeksplorasi peran industri kreatif dalam membentuk jejaring relasi kepedulian dalam kerangka Tourism Social Entrepreneurs. Kajian ini terfokus pada desain ruang kerja kreatif untuk mendukung ekosistem kreatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan diskusi kelompok. Sementara itu, konsep desain Suryatmajan creative workspace dikembangkan secara kolaboratif dengan menggunakan pendekatan Tourism Experience Design. Hasil evaluasi desain secara konseptual mengusulkan relasi dan posisi creative workspace untuk mempromosikan industri kreatif lokal melalui pengalaman wisatawan dalam konteks pariwisata kreatif. Kata kunci: Industri Kreatif, Kampung Wisata, Ruang Kreatif, Suryatmajan, Yogyakarta