Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

FAKTOR RISIKO (BREEDING PLACES, RESTING PLACES, PERILAKU KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN KEBIASAAN HIDUP) PADA KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN CIKUPA KABUPATEN TANGERANG Anggraeni, Putri; Heridadi, Heridadi; Widana, IDK Kerta
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Manajemen Bencana
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v4i1.229

Abstract

Abstrak -- Dewasa ini terjadi pergeseran ancaman nyata di Indonesia yang semula bersifat militer menjadi ancaman non militer. Salah satu ancaman non militer yang mengacam Indonesia adalah bencana. Bencana merupakan ancaman nyata karena mengganggu keamanan insani jika ditinjau dari perspektif keamanan nasional. Salah satu jenis bencana yang mengganggu kemanan insani adalah wabah penyakit. DBD merupakan penyakit potensial wabah. Terjadi KLB DBD di Kabupaten Tangerang tahun 2016. Kecamatan dengan Jumlah insiden rate tertinggi yaitu Kecamatan Cikupa. Berdasarkan teori HAE, DBD dapat disebabkan oleh lingkungan dan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko KLB DBD di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dilihat dari keberadaan breeding places, resting places, perilaku kesehatan lingkungan dan kebiasaan hidup. Desain penelitian ini adalah case control unmatched. Sampel penelitian sebanyak 135 dengan perbandingan kasus kontrol 1:2. Sampel diperoleh dari laporan DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang tahun 2016 dan laporan puskesmas tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa breeding places ≥3 (OR: 8,531, 95% CI: 3,431-21,209), resting places ≥4 (OR: 2,719, CI 95%: 1,295-5,709), perilaku kesehatan lingkungan yang buruk (OR: 8,500, 95% CI: 3,752-19,394), dan kebiasaan hidup tidak sehat (OR: 3,763, 95% CI: 1,722-8,226) berisiko terhadap KLB DBD di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian DBD yang komprehensif dan multisektoral dalam meniadakan risiko yang ada sebagai upaya pengurangan risiko dengan cara peningkatan pengetahuan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit DBD (meliputi penyebab dan cara pencegahannya), menggalakkan program satu rumah satu jumantik serta pelaksanaan kerja bakti secara rutin satu minggu sekali dipantau oleh RT RW setempat.Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Faktor Risiko DBD, Kejadian Luar Biasa DBD Abstract -- The real threat that exists in Indonesia today is the non-military threat. One of the non-military threats that runs across Indonesia is disaster. Disaster is a real threat because it disturbs human security in term of National Security perspective. One of disaster type that interferes with human security is disease outbreaks. Dengue Hemorragic Fever (DHF) is a potential outbreak of disease. DHF extraordinary event occurred in Tangerang Regency in 2016. The highest number of incidents rate was occurred in Cikupa Sub-district. Based on Host Agent theory, DHF can be caused by environment and behavior. This study aims to determine the risk factors of DHF outbreak in the Sub-district of Cikupa Tangerang Regency seen from the existence of breeding places, resting places, environmental health behavior and healthy living habits. The design of this study was unmatched case control. The research sample was 135 with the comparison of control cases 1: 2. Samples were obtained from the DHF report of Tangerang District Health Office in 2016 and the report of Puskesmas in 2016. The results showed that breeding places ≥3 (OR: 8,531, 95% CI: 3,431-21,209), resting places ≥4 (OR: 2,719, 95% CI: 1,295-5,709), poor environmental health behaviors (OR: 8,500, 95% CI: 3,752-19,394), and unhealthy living habits (OR: 3,783, 95% CI: 1,722-8,226) are at risk against DHF extraordinary evet in Sub-district of Cikupa Tangerang Regency. Therefore, comprehensive and multisectoral DHF control is needed in eliminating the risks that exist as risk reduction efforts by increasing knowledge and socialization to the community related to DHF( included causes, and ways of prevention). In addition, the promotion  of one home one jumantik program and the implementation of clean together routinely monitored by local RT RW are appropriate.Keywords: Dengue Hemorragic Fever, Risk Factor of DHF, Extraordinary Condition of DHF
IMPLEMENTASI BIOSEKURITI DALAM PENANGANAN AGEN BIOLOGIS PENYEBAB ZOONOSIS DI BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER Septiyani, Septiyani; Heridadi, Heridadi; Tirton Nefianto, Tirton Nefianto
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Manajemen Bencana
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v4i1.313

Abstract

Abstrak -- Indonesia dengan keberagaman biodiversitasnya memiliki segala macam agen penyakit yang menyebabkan wabah atau epidemi. Wabah atau epidemi termasuk ke dalam bencana non alam. Agen penyakit tersebut bila direkayasa menjadi sangat potensial untuk dijadikan senjata biologis. Agen biologis penyebab penyakit zoonosis yang dikelola BBlitvet berpotensi menimbulkan risiko yang berdampak pada aspek keamanan nasional. Biosekuriti dibutuhkan agar-agen biologis yang berada di laboratorium Bblitvet tidak dapat keluar tanpa perizinan dan pengawasan agar tidak jatuh pada pihak yang tidak bertanggung jawab untuk dipergunakan dalam kegiatan yang tidak semestinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji implementasi biosekuriti dalam penanganan agen biologis penyebab zoonosis di BBlitvet. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini melibatkan pejabat stuktural dan staff BBlitvet, anggota Asosiasi Biorisiko Indonesia (ABI), ahli zoonosis dan ahli bioterorisme. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara dan guideline WHO tahun 2006 tentang biosekuriti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi biosekuriti di BBlitvet telah dilakukan dengan baik dengan persentase nilai rata-rata 83,65% untuk komponen biosekuriti di BBlitvet dan 85,7% untuk penerapan program biosekuriti yang sudah dijalankan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu BBlitvet sejauh ini sudah mengimplementasikan biosekuriti dengan baik dalam penanganan agen biologis penyebab zoonosis. Saran yang dapat diberikan adalah pemeliharan dan perawatan terhadap fasilitas biosekuriti yang rusak serta perlu dilakukan simulasi darurat bagi seluruh personil ketika terjadi bencana.Kata kunci : biosekuriti, agen biologis, zoonosis Abstract -- Indonesia with its biodiversity has a lot of disease agents that cause outbreaks or epidemics. Outbreaks or epidemics fall into non-natural disasters. Agents of the disease is very potential to be used as biological weapons when its engineered. Biological agents causing zoonotic diseases handled by BBlitvet have the potential risk that affects national security. Biosecurity is required so biological agents in the Bblitvet laboratory can be prevented from unauthorized access, loss, theft, misuse, diversion or intentional release. The aim of this study is to analyze the implementation of biosecurity in the treatment of zoonotic bi[1]ological agents in BBlitvet. The research method used is qualitative descriptive. The study involved officials and staff of BBlitvet, member of the Indonesian Biorisk Association (ABI), zoonotic expert and bioterrorism expert. The research instrument used WHO interview guidelines. The results showed that the implementation of biosecurity in BBlitvet has been done well with an average percentage value of 83.65% for biosecurity components in BBlitvet and 85.7% for the implementation of biosecurity programs. The conclusion of this research is BBlitvet had a good level of biosecurity implementation in the treatment of zoonotic biological agents. Suggestions to be given are maintenance of damaged biosecurity facilities and simulation of disaster.emergency for all personnel in Bblitvet. Keywords : biosecurity, biological agents, zoonotic disease 
STRATEGI PENCEGAHAN MALARIA PADA PRAJURIT TNI-AD DI DAERAH ENDEMIS (Studi Pada Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Batalyon Infanteri 323/Raider Periode November 2014-September 2015) Pamudi, Berwi Fazri; Heridadi, Heridadi; Rimba, Ben Yura
Jurnal Manajemen Bencana (JMB) Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Manajemen Bencana
Publisher : Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jmb.v3i1.39

Abstract

Abstrak - TNI-AD setiap tahun mengirimkan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG ke daerah operasi Papua yang merupakan daerah endemis malaria. Penugasan selama 10 bulan di daerah endemis memungkinkan para prajurit terkena infeksi malaria. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis strategi dan implementasi pencegahan malaria yang dilakukan oleh TNI-AD saat pratugas di homebase dan penugasan di daerah operasi. Penelitian menggunakan metode kualitatif secara wawancara mendalam dan observasi di daerah operasi. Penelitian mengenai implementasi pencegahan malaria berfokus pada upaya promotif, preventif, dan profilaksis anti malaria. Hasil penelitian ini yaitu adanya strategi TNI-AD untuk pencegahan malaria dengan melaksanakan pemetaan vektor penularan nyamuk Anopheles sp. di lingkungan pos pengamanan. Personel mendapatkan kendala untuk manajemen lingkungan karena berbenturan dengan budaya daerah setempat (Hak Ulayat). Terdapat kesenjangan pada implementasi pencegahan malaria Satgas pamtas Yonif 323/Raider yaitu tidak adanya media penyuluhan pencegahan malaria, kurangnya dukungan cairan insektisida untuk pakaian sehari-hari, personel tidak disiplin menggunakan kelambu berinsektisida dan lotion anti nyamuk, penyemprotan ruangan dengan Indoor Residual Spray (IRS) yang kurang efektif, serta tidak terpenuhinya manajemen lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya disiplin diri dari setiap personel dan kemitraan dengan berbagai pihak untuk mewujudkan manajemen lingkungan yang bertujuan mengurangi risiko malaria di daerah operasi satuan tugas pengamanan perbatasan.Kata kunci: endemis malaria, satuan tugas pengamanan perbatasan, strategi pencegahan malariaAbstract - Annually, Indonesian Army sends Border Security Task Force Indonesia-PNG to the operation area of Papua which known as Malaria endemic area. The assignment during 10 months in endemic area allow the soldiers exposed to malaria infection. This research aims to find out  the strategy and implementation of malaria prevention which conducted  by  Indonesian  Army  in pre-deployment  at  homebase  and  deployment  at operations area. This study using qualtitave method by in-depth interviews research and direct observation in operation area. This research focused on the promotive, preventive, and prophylactic antimalaria. The result of this research is the concrete strategic of Indonesian Army to prevent Malaria by implementing the transmission vector mapping in case of Anopheles sp widespread nearby environmental security posts. Personnel get constraints to environmental management because it clashes with the local culture (Hak Ulayat). The research finds the gaps in the implementation of malaria prevention on border security  task  force    infantry  batalyon  323/Raider  i.e.  the  absence  of  media  outreach malaria prevention, lack of support the insecticide for clothes, personnel do not use Long Lasting Insectiside Nets (LLINs) and repellent,   Indoor Residual Spray (IRS) are less effective, and does not meet the environmental management.  Eventually, it is necessary to have self discipline for all of the personnel and the partnership with various parties to actualize environment management which is aimed to reduce the malaria risk in operation area of border security task force.Keywords: endemic malaria, border security task force, malaria prevention strategy
UNVEILING THE LEGAL COMPLEXITIES SURROUNDING DUAL USE OF CHEMICAL IN GLOBAL AND INDONESIAN CONTEXTS Imtihani, Hajar; Efrila, Efrila; Heridadi, Heridadi
International Journal of Social Service and Research Vol. 4 No. 9 (2024): International Journal of Social Service and Research
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/ijssr.v4i9.928

Abstract

The use of white phosphorus as a weapon is highly dangerous, causing direct physical damage to victims and environmental harm. White phosphorus is just one of many dual-use chemicals that have industrial benefits but also pose significant health and environmental risks. This situation leads to violations of fundamental human rights. This study discusses the legal complexities related to the use of dual-use chemicals in both global and Indonesian contexts, with a focus on Indonesia’s Health Law No. 17 of 2023. The research aims to identify legal gaps in the regulation of hazardous chemical use, from both international and national perspectives, and to provide recommendations for improving national regulations to better protect the public from the threats posed by dual-use chemicals. This study uses a normative legal approach with descriptive-analytical methods. It evaluates the gaps between national and international regulations on dual-use chemicals and the practical impact of these differences on public health protection in Indonesia. The study finds significant gaps between national and international regulations, particularly in terms of oversight and regulation of dual-use chemicals. The implementation of current health laws in Indonesia remains weak. International regulations are stricter, but they have not been fully integrated into national policies, resulting in gaps in public health protection from the threats posed by these chemicals.
Perlindungan Hukum Bagi Penyandang Kecacatan Akibat Kusta (Morbus Hansen) Pangestu, Juan Felix; Heridadi, Heridadi; Purnomo, Budi
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 5 (2024): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntaximperatif.v5i5.515

Abstract

Penyakit kusta atau Morbus Hansen salah satu penyakit menular akibat bakteri Mycobacterium leprae yang dapat menyebabkan kecacatan pada beberapa anggota tubuh manusia seperti mata, tangan dan kaki. Stigma dan diskriminasi yang tinggi pada penyakit ini di Kota Ambon, Maluku sehingga tidak sedikit masyarakat yang mengalami leprophobia atau perasaan takut yang berlebihan pada penderita kusta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan hukum bagi penyandang kecacatan akibat kusta di Kota Ambon, Maluku khususnya dalam penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Pasien kusta yang mengalami kecacatan sering menghadapi diskriminasi, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan, serta stigma sosial penderita kusta yang memperburuk kondisi mereka. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan empiris untuk memahami peraturan hukum yang berlaku dan implementasinya dalam konteks sosial. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan antara peraturan hukum yang ada dan pelaksanaannya di lapangan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pengawasan, rendahnya kesadaran masyarakat, dan kurangnya dukungan fasilitas kesehatan di daerah terpencil. Rekomendasi diberikan untuk memperkuat perlindungan hukum dan meningkatkan pengawasan terhadap implementasi kebijakan bagi penyandang disabilitas
Corporate Law on Corporate Social Responsibility in the Perspective of John Rawls' Theory of Justice Imtihani, Hajar; Arief Suryono; Tri Agus Suswantoro; Muhammad Nasser; Heridadi, Heridadi
Journal of Law, Politic and Humanities Vol. 4 No. 6 (2024): (JLPH) Journal of Law, Politic and Humanities (September-October 2024)
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jlph.v4i6.748

Abstract

In the era of globalization and complex business environments, justice in Corporate Social Responsibility (CSR) is becoming increasingly important. CSR has become a central topic in the relationship between companies and society, focusing on social, environmental, and economic impacts. However, the main challenge lies in how to measure and apply the principles of justice in the implementation of CSR. This research will explore the application of John Rawls' Theory of Justice in the context of corporate social responsibility and its implementation in Indonesian regulations. Rawls' Theory of Justice, which emphasizes the fair distribution of resources and opportunities, is integrated into CSR regulations to create business practices oriented toward justice and sustainability. The research employs a normative juridical method using legal materials and a conceptual approach based on John Rawls' Theory of Justice. This study finds that while this theory provides a strong moral framework for companies in carrying out their social responsibilities, challenges arise in applying the principles of justice amid the complexities of the modern business world. This research offers concrete recommendations for companies and policymakers, including strengthening CSR regulations and enhancing transparency and stakeholder participation in corporate decision-making. The hope is that this research will contribute to shaping a more just and sustainable business environment in Indonesia.
ANALISIS LEMAHNYA KESIAPSIAGAAN NEGARA INDONESIA DALAM MENGHADAPI BENCANA COVID-19 DALAM PERSPEKTIF ILMU PERTAHANAN Rahman, Najib; Heridadi, Heridadi; Lasmono, Lasmono
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 5, No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v5i2.2021.192-197

Abstract

Ilmu Pertahanan adalah cabang dari ilmu politik yang salah satunya mempelajari tentang ancaman baik dari luar maupun dari dalam negeri yang berasal  dari unsur militer dan unsur nonmiliter. Pandemi Covid-19 ini dapat dikategorikan ke dalam ancaman negara dari unsur nonmiliter. Hal tersebut disebabkan karena serangannya sangat mendadak dan menimbulkan dampak yang luar biasa merusak seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampak yang ditimbulkan selain menimbulkan korban jiwa juga menimbulkan dampak krisis ekonomi, berubahnya kehidupan sosial, budaya, menurunnya mutu pendidikan, menurunnya kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya.   Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lemahnya kesiapsiagaan Negara Indonesia dalam menghadapi Bencana Pandemi Covid-19 dalam perspektif Ilmu Pertahanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif dengan model Analisis Data Sekunder (ADS). Hasil dari Penelitian ini adalah ; (1) Mengetahui penyebab lemahnya kesiapsiagaan Negara Indonesia dalam menghadapi bencana Covid-19, (2) Mengetahui bagaimana cara memperbaiki kelemahan Negara Indonesia dalam menghadapi Bencana Pandemi Covid-19, (3) Mengetahui dan meningkatkan kesiapsiagaan Negara Indonesia dalam menghadapi ancaman nonmiliter yang serupa di masa yang akan datang.Kata kunci: Covid-19, Ilmu Pertahanan, Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan Generasi Z terhadap Bencana Geologi akibat Aktivitas Sesar Lembang di Wilayah Bandung Rahmadhani, Tasya; Susandi, Armi; Heridadi, Heridadi
ARZUSIN Vol 5 No 5 (2025): OKTOBER
Publisher : Lembaga Yasin AlSys

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58578/arzusin.v5i5.7601

Abstract

The limited research on knowledge, risk perception, and preparedness of Generation Z regarding geological disaster threats in the Bandung area forms the background of this study, considering the potential of the Lembang Fault to cause significant social and economic impacts in densely populated urban regions. This research aims to explore and understand the levels of knowledge, risk perception, and preparedness behaviors of Generation Z in facing potential geological disasters. A descriptive qualitative approach was adopted, with informants selected through purposive sampling based on the criteria of individuals born between 1997 and 2010 residing in Bandung City and Regency. Data were collected through semi-structured in-depth interviews and analyzed using the Miles, Huberman, and Saldaña model, which includes data reduction, data display, and verification. The findings reveal that while most Generation Z participants possess basic knowledge about the Lembang Fault and recognize earthquakes as its primary consequence, this awareness is not yet reflected in practical preparedness measures. Limited participation in evacuation drills, absence of personal emergency plans, and restricted access to disaster-related information are identified as major obstacles. The study concludes that there is a gap between knowledge and preparedness actions among Generation Z. Therefore, an integrated strategy involving digital-based disaster education, participatory training, and the strengthening of local community networks is necessary to enable Generation Z to become strategic actors in building disaster resilience in high-risk areas such as Bandung.
Pengaturan Pembuangan Limbah Medis Pada Fasilitas Layanan Kesehatan Dokter Gigi Puspita, Natalia Astrid; Heridadi, Heridadi; Suhadi, Suhadi
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i1.3631

Abstract

Praktek kedokteran gigi yang semakin marak membuat limbah medis yang dihasilkan juga semakin banyak. Pengolahan limbah yang tepat dapat menghindari terjadinya infeksi pada manusia dan pencemaran pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peraturan mengenai limbah medis dan sanksi yang dapat dikenakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hukum normatif. Bahaya limbah medis akibat praktik kedokteran gigi dapat memberikan dampak bagi kualitas hidup manusia. Setiap orang yang melanggar ketentuan baik secara sadar atau tidak sadar dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Peraturan Undang-Undang Kesehatan terbaru No.17 Tahun 2023 mencantumkan tentang pentingnya pengelolaan limbah untuk menjaga lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup masyarakat.
Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit Berdasarkan Doktrin Corporate Liability Menurut Pasal 193 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan Abdurrohman, Rizal; Heridadi, Heridadi; Kantikha, I Made; Jaeni, Ahmad
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i3.3659

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup tanggung jawab hukum rumah sakit di Indonesia berdasarkan doktrin Corporate Liability menurut Pasal 193 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan bagaimana pola pertanggungjawaban hukum rumah sakit yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan menggunakan metode penelitian hukum yuridis normatif (normative legal research) bersifat deskriptif analitis menggunakan metode pendekatan perundang-undang (statute approach) dan konseptual (conceptual approach) bahan hukum/sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan menggunakan pola penalaran deduktif, sehingga dapat disimpulkan: 1. Ruang lingkup tanggung jawab hukum rumah sakit di Indonesia sebagaimana dalam doktrin Corporate Liability yang notabene merupakan doktrin atau pandangan yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam sistem hukum common law, ternyata konsep tersebut telah teregulasi dalam Pasal 193 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, akan tetapi hal tersebut sangat luas tidak terkodifikasi secara jelas dan terperinci. Pola pertanggungjawaban hukum rumah sakit yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dalam implementasinya dapat menimbulkan berbagai interpretasi. Seharusnya ada dua hal yang ditegaskan di dalam Undang-Undang Kesehatan ini mengenai pola pertanggungjawaban hukum rumah sakit. Pertama, ruang lingkup tanggung jawab hukum rumah sakit. Kedua, sifat yang terpusat dari pola pertanggungjawaban rumah sakit. Pola pertanggungjawaban hukum secara terpusat dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit, yaitu agar rumah sakit mengutamakan profesionalitas dalam menjalankan operasional atau bisnisnya. Sedangkan, bagi dokter dan pasien, pola pertanggungjawaban tersebut dapat memberikan kepastian hukum.