Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

UNVEILING THE LEGAL COMPLEXITIES SURROUNDING DUAL USE OF CHEMICAL IN GLOBAL AND INDONESIAN CONTEXTS Imtihani, Hajar; Efrila, Efrila; Heridadi, Heridadi
International Journal of Social Service and Research Vol. 4 No. 9 (2024): International Journal of Social Service and Research
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/ijssr.v4i9.928

Abstract

The use of white phosphorus as a weapon is highly dangerous, causing direct physical damage to victims and environmental harm. White phosphorus is just one of many dual-use chemicals that have industrial benefits but also pose significant health and environmental risks. This situation leads to violations of fundamental human rights. This study discusses the legal complexities related to the use of dual-use chemicals in both global and Indonesian contexts, with a focus on Indonesia’s Health Law No. 17 of 2023. The research aims to identify legal gaps in the regulation of hazardous chemical use, from both international and national perspectives, and to provide recommendations for improving national regulations to better protect the public from the threats posed by dual-use chemicals. This study uses a normative legal approach with descriptive-analytical methods. It evaluates the gaps between national and international regulations on dual-use chemicals and the practical impact of these differences on public health protection in Indonesia. The study finds significant gaps between national and international regulations, particularly in terms of oversight and regulation of dual-use chemicals. The implementation of current health laws in Indonesia remains weak. International regulations are stricter, but they have not been fully integrated into national policies, resulting in gaps in public health protection from the threats posed by these chemicals.
Pengembangan Aplikasi Sleepy Melodies terhadap Proses Hypno Sleeping pada Bayi 0-6 Bulan Wahyuni, Sari; Efrila, Efrila; Pratiwi, Meilicha Anggraini; Vista, Nabilah; Wati, Wahida Rahma; Sumastri, Heni
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 18 No 2 (2023): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v18i2.2083

Abstract

Latar Belakang: Tidur yang berkualitas sangat penting dalam pertumbuhan bayi karena pada saat bayi tertidur, hormone pertumbuhan disekresi tiga kali lebih banyak yakni kurang lebih 75% dibandingkan saat bayi terbangun. Anak mengalami masalah tidur setiap malam dikeluhkan oleh orang tua anak sebanyak 36% dan sebanyak 64% mengatakan, bayi dan anak usia prasekolah mereka mengalami kesulitan tidur seperti terbangun ditengah malam beberapa kali. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tidur bayi yaitu dengan metode menenangkan bayi. Salah satu yang paling popular aplikasi yang digunakan untuk menengankan bayi tidur adalah “White Noise Machine”. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan aplikasi Sleepy Melodies terhadap Proses Hypno Sleeping Pada Bayi 0-6 Bulan. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan aplikasi Sleppy Melodies berbasis android terhadap Proses Hypno Sleeping Pada Bayi 0-6 Bulan. Metode : Desain penelitian ini menggunakan model Research and Development. Peneliti memilih model ADDIE dikarenakan model pengembangan tersebutefektif, dinamis, dan mendukung kinerja program itu sendiri. Sumber data penelitian ini berasal dari ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan, bidan, ahli materi, dan ahli media. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun September – Desember 2023 di PMB Rabiah Palembang. Hasil : Dari hasil uji kelayakan pada pengembangan aplikasi Sleepy Melodies ini dinyatakan sangat layak oleh ahli media dengan nilai 96%, oleh ahli materi dengan nilai 95%, ibu yang memiliki bayi dengan nilai 89%, dan bidan dengan nilai 97%. Kesimpulan : Dari semua hasil uji kelayakan pada pengembangan aplikasi Sleepy Melodies ini dapat disimpulkan bahwa aplikasi sleepy melodies sangat layak untuk digunakan dengan nilai 94%
Dampak Transformasi Sektor Kesehatan Di Indonesia Pasca Disahkan Undang-Undang Tentang Kesehatan No. 17 Tahun 2023 Aurelia, Ara Maritza Madjida; Prasetyo, Teguh; Efrila, Efrila
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 6 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i6.32259

Abstract

This article aims to examine the impact of the transformation of the healthcare sector in Indonesia after the enactment of the Health Act No. 17 of 2023. The research methodology used in this study is a comprehensive literature review and analysis of relevant data. The findings of this research indicate that the transformation of the healthcare sector in Indonesia has resulted in significant changes in various aspects. These changes include improved access to healthcare services, enhanced quality of care, increased investment in healthcare infrastructure, and better healthcare governance. Additionally, the transformation has also led to the development of a more patient-centered approach in healthcare delivery. However, challenges such as inadequate funding, scarcity of healthcare professionals, and disparities in healthcare access between urban and rural areas still exist. In conclusion, the transformation of the healthcare sector in Indonesia has had both positive and negative impacts, and continuous efforts and reforms are needed to address the remaining challenges.
Analisis Yuridis Transplantasi Organ Ditinjau Dari Perspektif Undang-Undang No 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan Aziz, Taufik; Efrila, Efrila; Suswantoro, Tri Agus
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 4 No. 8 (2025): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Agustus 2025
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v4i8.4382

Abstract

Organ transplantation is a surgical procedure intended to replace a completely damaged or non-functioning organ with healthy tissue obtained from a donor. This process, as regulated under Article 124 paragraph (1) of the Health Law, is conducted to cure certain medical conditions, restore essential bodily functions, and must be carried out solely for humanitarian purposes. Furthermore, Article 124 paragraph (3) prohibits any form of trade involving human organs or tissues, highlighting the ethical and legal concerns associated with commercialization. Therefore, understanding and analyzing the legal framework governing organ transplantation is of critical importance to ensure compliance with national regulations and uphold ethical standards in medical practice. This research adopts a normative legal approach, focusing on the analysis of laws and regulations. In Indonesia, legal aspects of organ transplantation are regulated by Law No. 1268/2001, and further supported by several ministerial regulations, including Minister of Health Decree No. 17 of 2023, No. 53 of 2021, and Ministerial Regulation No. 38 of 2016.
Analisis Yuridis Defensive Medicine dalam Praktek Kedokteran Saepullah, Asep Ahmad; Efrila, Efrila; Prasetyo , Boedi
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.3777

Abstract

Penelitian ini membahas tentang analisis yuridis terhadap praktik defensive medicine dalam dunia kedokteran, yaitu tindakan medis yang lebih menekankan pada upaya perlindungan hukum bagi dokter daripada kepentingan utama pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan hukum, tanggung jawab, serta bentuk perlindungan hukum bagi dokter yang melakukan defensive medicine dalam perspektif peraturan perundang-undangan di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif dengan menganalisis peraturan perundangan, doktrin hukum, serta literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab hukum bagi dokter yang melakukan defensive medicine tidak diatur secara eksplisit dalam peraturan, namun dapat ditafsirkan secara implisit dan berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum, baik perdata, pidana, etik, maupun administrasi, apabila menimbulkan kerugian bagi pasien. Di sisi lain, perlindungan hukum tetap melekat apabila tindakan tersebut dilakukan sesuai indikasi medis. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pengaturan regulasi yang jelas mengenai praktik defensive medicine serta penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, agar dokter dapat bekerja secara optimal tanpa harus dibayangi risiko tuntutan hukum.
Analisis Yuridis Hak Pasien Bayi Prematur dalam Mendapatkan Pemeriksaan Uji Tapis Wajib Wibowo, Agung Zentyo; Efrila, Efrila; Retnowati, Anis
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.3825

Abstract

This study analyzes the legal rights of premature infants to access mandatory screening examinations from a juridical perspective. Premature infants are a highly vulnerable group at risk of permanent complications, making early screening a fundamental medical necessity. However, findings indicate a significant legal gap within Indonesia’s national regulations, as Law Number 17 of 2023 on Health only provides general provisions on newborn screening without specific technical guidelines for premature infants. Regulatory fragmentation, inconsistent implementation across healthcare facilities, and limited integration with the National Health Insurance (BPJS Kesehatan) scheme have led to disparities in service delivery. The juridical analysis reveals that failure to conduct mandatory screening may result in criminal, civil, and administrative liability, as well as violations of children’s rights to optimal health. Therefore, this study recommends legal reform through comprehensive implementing regulations, evidence-based clinical guidelines, intersectoral regulatory harmonization, and capacity-building for healthcare professionals. Public education and national epidemiological research are also essential to inform policy development. Ultimately, regulatory reform is expected to ensure the fulfillment of premature infants’ rights to equitable and sustainable access to optimal healthcare services.
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter Pada Perubahan Prosedur Operasi Laparoskopi Ke Laparotomi Di Rumah Sakit Dalam Perspektif Hukum Kesehatan Di Indonesia Efrila, Efrila; Suswantoro, Tri Agus; Adrian, Ronny
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 5 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i5.15730

Abstract

Laparoskopi menggunakan beberapa sayatan kecil untuk memasukkan kamera dan instrumen bedah, sehingga memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi dengan kerusakan jaringan yang minimal. Sebaliknya, laparotomi memerlukan sayatan yang lebih besar untuk memberikan akses langsung ke organ-organ dalam perut. Meskipun laparoskopi telah menjadi pilihan utama untuk banyak prosedur bedah, namun terdapat beberapa situasi klinis di mana operasi harus diubah menjadi laparotomi. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari penelitian ini antara lain: Apa konsekuensi hukum bagi dokter bedah yang memilih untuk menggunakan laparotomi daripada bedah laparoskopi? Terakhir, saya ingin mengetahui perlindungan apa yang tersedia bagi ahli bedah yang memilih untuk melakukan laparotomi daripada prosedur laparoskopi. Metode penelitian hukum normatif digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan Pasal 193 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023, temuan penelitian menunjukkan bahwa rumah sakit bertanggung jawab penuh terhadap dokter yang memutuskan untuk melakukan laparotomi daripada bedah laparoskopi terhadap pasiennya. Tujuan dari UU No. 17 Tahun 2023 adalah untuk memberikan kepercayaan diri kepada dokter untuk merawat pasien sesuai dengan persyaratan hukum yang telah ditetapkan dengan jelas
Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial dari Perspektif Hukum Bisnis Octora, Rena; Efrila, Efrila; Maryani, Ani
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i1.3530

Abstract

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah entitas hukum publik yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Sebagai institusi yang bertanggung jawab untuk menyediakan jaminan kesehatan bagi seluruh warga negara, BPJS memainkan peran penting dalam sistem sosial ekonomi Indonesia. Artikel ini mengulas peran BPJS Kesehatan dari perspektif hukum bisnis, dengan fokus pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip good governance, tantangan hukum dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta dampaknya terhadap sektor bisnis kesehatan di Indonesia. Analisis ini juga menyoroti implikasi ekonomi dari keberlanjutan program JKN dan peran penting BPJS dalam menjaga stabilitas sosial.
Kajian Yuridis Pelayanan Telemedisin Dalam Memberikan Perlindungan Data Pribadi Pasien Wulan, Damasus Darma; Tambun, Jerry G.; Efrila, Efrila; Toruan, Anggiat Lumban
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i3.3664

Abstract

Transformasi digital dalam layanan kesehatan memasuki era disruptif, Pelayanan kesehatan berfokus pada penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga menjadikan dokter dan pasien tidak lagi harus bertatap muka pada suatu ruang klinik yang sama tetapi bisa melakukan pelayananan kesehatan jarak jauh menggunakan Telemedisin. pengaturan hukum tentang pelayanan telemedisin menurut hukum positif di indonesia sudah di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan telemedisin Antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan, dalam pasal 1 Ayat (22) telah mencantumkan dan mengatur tentang Telemedisin. Pengaturan teknis yang ada saat ini lebih fokus pada pelayanan Telemedisin antar fasilitas pelayanan kesehatan sedangkan pelayanan Telemedisin yang dilakukan oleh beberapa aplikasi platform kesehatan saat ini yang diberikan secara lansung antar pemberi layanan kesehatan dan pasien secara digital belum memiliki instrumen atau regulasi yang mengatur sehingga akan berdampak pada masalah hukum, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengingatkan: “Perlu disadari bahwa penggunaan telemedisin berpotensi menimbulkan berbagai masalah antara lain: terjadinya kebocoran data medis pasien, adanya pihak yang tidak berhak dapat mengakses data medis pasien, staf yang tidak terampil atau belum terlatih, perangkat yang digunakan kurang aman dari pencurian data, lemahnya kontrol dan pengawasan terhadap pengguna sistim. Persoalan perlindungan data pribadi muncul karena keprihatinan terhadap pelanggaran Data Pribadi yang dapat dialami oleh orang dan/atau badan hukum. pelangaran tersebut dapat menimbukan kerugian materil dan non materil, sehingga pemerintah menerbitkan Undang-Undang nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi, dalam memberikan perlindungan data pribadi pasien dalam melakukan pelayanan Telemedisin.
Analisis Yuridis Sistem Pencegahan Kecurangan (Fraud) di Fasilitas Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia Purwandari, Maya Febriyanti; Efrila, Efrila; Edwin, Edwin
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i1.3668

Abstract

Pendapat ahli menyatakan Fraud dalam pelaksanaan JKN adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan keuntungan financial dari program jaminan kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui perbuatan curang yang tidak sesuai dengan ketentuan. Berbagai bentuk kecurangan (fraud) serupa akan dapat mewarnai dalam klaim asuransi sosial kesehatan, yang dapat dilakukan oleh individu ataupun kelompok maupun oleh Fasilitas Kesehatan pada tingkat pertama maupun rumah sakit sebagai penerima rujukan. Bentuk kecurangan ini dapat terjadi karena ketidak pahaman masyarakat pengguna pelayanan kesehatan ataupun dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan karena biaya pengobatan ditanggung oleh penanggung. Selain mengancam keberlangsungan program JKN itu sendiri, kecurangan (fraud) juga merugikan banyak pihak diantaranya masyarakat umum, pasien, tenaga medis, rumah sakit dan pemerintah. Masyarakat umum turut menanggung premi yang lebih besar serta manfaat yang lebih kecil akibat bocornya anggaran. Pasien juga dapat dirugikan dengan adanya pelayanan substandar dan pemecahan episode layanan. Untuk melakukan analisa penerapan sistem pencegahan kecurangan atau Fraud dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional dan Untuk melakukan Analisa Model hukum dalam mencegah Penyimpangan atau Fraud dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Kesehatan Nasional.