Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STUDI KRITIS TERHADAP SARANA IBADAH Saifulloh, Kholid
Al-MAJAALIS Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.246 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v6i2.113

Abstract

Setiap tujuan memiliki sarana yang membantu untuk sampai ke tujuan tersebut. Demikian juga ibadah yang merupakan tujuan utama penciptaan manusia, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman yang artinya: "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". Namun, sesuatu yang menjadi sarana bagi ibadah bermacam-macam, demikian juga hukum sarana tersebut. Oleh karena itu, penulis mencoba membaginya berdasarkan empat klasifikasi yang penulis jabarkan dalam tulisan ini. Selanjutnya penulis erkesimpulan bahwa hukum sarana ibadah tidak lepas dari empat hukum: mubah, haram, sunah, dan wajib.
STUDI KRITIS HUKUM WASILAH MAKSIAT Saifulloh, Kholid
Al-MAJAALIS Vol 7 No 1 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.777 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v7i1.121

Abstract

Setiap muslim tentu takut untuk berbuat maksiat kepada Allah subhanahu wa ta'ala, karena ia sadar bahwa segala bentuk kemaksiatan kepadaNya adalah dosa. Namun, tanpa disadari terkadang perbuatan yang dilakukan oleh seseorang berpotensi untuk melahirkan sebuah kemaksiatan. Di satu sisi, mungkin orang tersebut tidak menyadari adanya potensi tersebut; karena pada dasarnya memang tidak ada niatan darinya sama sekali untuk bermaksiat. Tetapi di sisi yang lain, orang-orang yang menyaksikan hal tersebut melihat bahwa kemaksiatan yang ada adalah hasil dari perbuatan itu, sehingga mereka termotivasi untuk melakukan perbuatan yang sama, terutama mereka-mereka yang memang dari awal menginginkan maksiat tersebut. Tulisan ini mengupas tuntas hukum-hukum yang berkaitan dengan perkara-perkara yang berpotensi menjadi wasi>lah maksiat.
MENGQADHA SHALAT DALAM PERSPEKTIF FIQH ISLAM Saifulloh, Kholid
Al-MAJAALIS Vol 7 No 2 (2020): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.988 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v7i2.139

Abstract

Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah dua kalimat syahadat. Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting bagi Islam, sehingga Rasu>lulla>h s}allalla>hu ?alaihi wa sallam mengibaratkannya laksana tiang bagi sebuah bangunan, sehingga sebuah bangunan tidak akan bisa berdiri dengan kokoh tanpa adanya tiang yang menyangga. Demikian juga keIslaman seseorang tidak akan bisa kokoh tanpa menegakkan shalat. Namun terkadang -disengaja maupun tidak- seorang muslim meninggalkan shalat sampai keluar dari waktunya. Mengingat begitu pentingnya shalat, apakah shalat yang ditinggalkan sampai keluar dari waktunya bisa diqadha? Di dalam tulisan ini penulis menyajikan pembahasan tentang tiga hal yang berkaitan dengan mengqadha shalat: dalil-dalil tentang disyariatkannya mengqadha shalat, hukum mengqadha shalat dan macam-macam shalat yang bisa diqadha, serta syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam mengqadha shalat
STUDI KRITIS TERHADAP SARANA IBADAH Kholid Saifulloh
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v6i2.113

Abstract

Each goal has a means that helps to get to that goal. Likewise worship which is the main purpose of human creation, Allah subhahu wa ta'a he said: "and I did not create jinn and humans except to worship Me"2 . However, something that became a means for worship varied, as did the law of the facility. Therefore, the author tries to divide it based on the four classifications the authors describe in this paper. Furthermore, the authors conclude that the law of worship facilities is inseparable from the four laws: mubah, haram, sunna, and obligatory.
STUDI KRITIS HUKUM WASILAH MAKSIAT Kholid Saifulloh
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 7 No 1 (2019): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v7i1.121

Abstract

Every Muslim is certainly afraid to commit immorality to Allah subhanahu wa ta'ala, because he is aware that all forms of disobedience to Him are sin. However, sometimes the act done by someone is unwittingly has the potential to give birth to immorality. On the one hand, maybe the person is not aware of this potential; because basically there is no intention of him at all to act. But on the other hand, those who witnessed this saw that disobedience was the result of that action, so they were motivated to do the same thing, especially those who indeed wanted the immorality from the beginning. This paper examines thoroughly the laws relating to cases that have the potential to become immoral immorality.
MENGQADHA SHALAT DALAM PERSPEKTIF FIQH ISLAM Kholid Saifulloh
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 7 No 2 (2020): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v7i2.139

Abstract

Prayer is the second pillar of Islam after two sentences of shahada. Prayer has a very important position for Islam, so the Prophet sallallaahu'alaihiWasallam likened it like a pillar to a building, so that a building will not be able to stand firmly without a supporting pillar. Likewise a person's Islam cannot be established without establishing prayer. However, sometimes intentionally or not, a Muslim leaves the prayer until out of time. By remembering the importance of prayer, can the missed prayer be replaced (qada’)? In this paper, the author presents a discussion of three things related to qada’ prayer: the arguments about qada’ prayer, the law of qada’ prayer and various types of prayers that can be replaced (qada’), as well as the requirements that must be fulfilled in qada’ prayer.
APLIKASI KAIDAH "AL-'ADAH MUHAKKAMAH" DALAM KASUS PENETAPAN JUMLAH MAHAR Kholid Saifulloh
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 8 No 1 (2020): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v8i1.153

Abstract

Al-'adah muhakkamah, literally ‘customary usage is the determining factor’,is one of the five universal maxims of Islamic jurisprudencewhich have a wide branch coverage agreed upon by the scholars.This maxim is built on the basis of custom and local wisdom that exists in every community, where this custom is continuously carried out by the community without any denial from them; it is precisely individuals who violate these customs will be considered "freaks". Therefore, Islam makes the customs of a community a legal basis as long as they fulfill the requirements stipulated by Sharia.The formulation of the problem in this study is about: (1) the definition of the al-'adah muhakkamah maxim, (2) the conditions for applying it, and (3) its application in determining the amount and type of dowry. This paper tries to study a jurisprudence principle and apply it to a jurisprudence problem so as to form a complete understanding of the rules as well as how to apply them in the branch of jurisprudence. The conclusions of this study are: (1) that 'adah is something that happens repeatedly which is accepted by common sense and human nature, (2) an 'adah can become a legal basis if it does not contradict the arguments of the Sharia, it is more often done than abandoned, there is no words of the' adah doer who excludes, and the 'adah must exist at the time the covenant occurs,(3) the rule of al-'adah muhakkamah can be applied to determine the number and types ofmis^ldowries, as well as musamma dowries which are absolutely stated.
Implikasi Nikah Syiga Akhmad Husaini; Kholid Saifulloh; M. Hafid Mahmudi
Al-Usariyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2 No 2 (2024): AL-USARIYAH: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan merupakan cara halal dalam menyalurkan hasrat biologis dan pelestarian keturunan. Pernikahan memiliki rukun dan syarat sehingga berakibat akan sahnya pernikahan tersebut. Adanya cacat dalam rukun dan syarat menjadikan pernikahan itu bermasalah. Bermasalah dalam pernikahan tersebut dan akibat hukum yang timbul darinya. Diantara pernikahan yang bermasalah adalah nikah syiga>r . Penelitian ini bertujuan untuk menguak implikasi nikah syiga>r  terhadap hubungan waris mewarisi melalui pendekatan mura’a>t al-khila>f . Penelitian ini adalah studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif guna menyingkap keabsahan nikah syiga>r  dan implikasinya dalam hubungan kewarisan. Hasil penelitian menujukkan bahwa;1)Nikah syiga>r adalah pernikahan terlarang sesuai hadits Nabi ﷺ . Para ulama sepakat akan keharaman pernikahan tersebut namun berbeda pendapat mengenai keabsahannya. 2)Nikah syiga>r  mengharuskan perpisahan antara kedua pasangan suami istri. 3)Mura’at al-khilaf  merupakan salah satu poros berdalil dalam mazhab maliki yang menguatkan konsekuensi hukum dari pendapat kubu yang kontra. 4)Nikah syiga>r memiliki implikasi terhadap hubungan waris mewarisi lewat mura’a>t al-khilaf .Kata Kunci: nikah syigar, implikasi waris, mura’at al-khilaf
Implikasi Nikah Syiga Husaini, Akhmad; Saifulloh, Kholid; Mahmudi, M. Hafid
Al-Usariyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2 No 2 (2024): AL-USARIYAH: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/al-usariyah.v2i2.680

Abstract

Pernikahan merupakan cara halal dalam menyalurkan hasrat biologis dan pelestarian keturunan. Pernikahan memiliki rukun dan syarat sehingga berakibat akan sahnya pernikahan tersebut. Adanya cacat dalam rukun dan syarat menjadikan pernikahan itu bermasalah. Bermasalah dalam pernikahan tersebut dan akibat hukum yang timbul darinya. Diantara pernikahan yang bermasalah adalah nikah syiga>r . Penelitian ini bertujuan untuk menguak implikasi nikah syiga>r  terhadap hubungan waris mewarisi melalui pendekatan mura’a>t al-khila>f . Penelitian ini adalah studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif guna menyingkap keabsahan nikah syiga>r  dan implikasinya dalam hubungan kewarisan. Hasil penelitian menujukkan bahwa;1)Nikah syiga>r adalah pernikahan terlarang sesuai hadits Nabi ﷺ . Para ulama sepakat akan keharaman pernikahan tersebut namun berbeda pendapat mengenai keabsahannya. 2)Nikah syiga>r  mengharuskan perpisahan antara kedua pasangan suami istri. 3)Mura’at al-khilaf  merupakan salah satu poros berdalil dalam mazhab maliki yang menguatkan konsekuensi hukum dari pendapat kubu yang kontra. 4)Nikah syiga>r memiliki implikasi terhadap hubungan waris mewarisi lewat mura’a>t al-khilaf .Kata Kunci: nikah syigar, implikasi waris, mura’at al-khilaf
ANALISIS TINGKAT PAJANAN DERMAL INSEKTISIDA TEKNISI WANITA TERKAIT PEKERJAAN SPRAYING DI PT Y Saifulloh, Kholid; Tejamaya, Mila
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.44939

Abstract

Pajanan insektisida di tempat kerja dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, mulai dari iritasi lokal hingga rasa terbakar pada kulit. Di Indonesia, sekitar 66% atau 54.5 juta pekerja wanita di sektor informal seperti pertanian, peternakan, pengendalian hama, dan kehutanan berpotensi terpapar insektisida melalui jalur dermal. Insektisida yang terserap melalui kulit dapat menimbulkan dampak akut maupun kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pajanan dermal insektisida pada empat teknisi wanita pengendali hama yang melakukan pekerjaan penyemprotan di lokasi pelanggan. Penelitian menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan semi-kuantitatif menggunakan metode DREAM (Dermal Exposure Assessment Method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai total pajanan dermal pekerjaan penyemprotan adalah 10.44 yang terdiri dari kegiatan menuangkan insektisida dari botol konsentrat ke dalam gelas ukur sebesar 1.31 (sangat rendah), mencampur insektisida dengan air sebesar 1.98 (sangat rendah), menuangkan campuran insektisida ke dalam tabung sebesar 1.82 (sangat rendah), melakukan penyemprotan sebesar 2.11  (sangat rendah), dan mencuci gelas ukur sebesar 3.22 (sangat rendah). Seluruh aktivitas dikategorikan dalam tingkat pajanan sangat rendah, namun pencucian gelas ukur menunjukkan skor tertinggi. Meskipun APD telah digunakan, kontak langsung masih terjadi, khususnya karena ketidaksesuaian jenis APD yang dipakai dan kepatuhan penggunaan yang belum optimal. Diperlukan peningkatan pelatihan K3, pengawasan serta penggunaan APD untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan responsif terhadap kebutuhan pekerja wanita.