Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEBARAN TINGKAT KEBISINGAN KERETA API DAN UPAYA MASYARAKAT MENGHADAPI KEBISINGAN DI PERMUKIMAN REL KERETA API KELURAHAN KETINTANG GAYUNGAN KOTA SURABAYA MAHROINI, ZAHIDAH; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPertumbuhan penduduk di Kota Surabaya yang tanpa diimbangi oleh perkembangan lahan menjadikan penduduk mendirikan rumah di pinggiran jalur rel kereta api dengan kondisi dimana hanya berjarak 2-5 meter dari rel kereta api maka akan terkena dampak suara bising dari kereta api. Data pra survei terdapat 34 kereta api melintas dalam setiap harinya di jalur tersebut dan menimbulkan tidak kenyamanan lingkungan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persebaran kebisingan dan bagaimana upaya masyarakat mengantisipasi kebisingan tersebut.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Titik pengukuran yang diperhitungkan berjumlah 10 titik berlokasi di sepanjang permukiman pinggiran rel kereta dengan jarak 3 dan 9 meter disertai kondisi permukiman yang berbeda-beda. Pengukuran menggunakan alat Sound Level Meter. Teknik analisis data menggunakan rumus sesuai KEP- 48/MENLH/11/1996. Analisis data menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian persebaran tingkat kebisingan di waktu siang hari pada jarak 3 meter antara 74.42-72.06 dB (A) sedangkan pada jarak 6 meter antara 71.1-65.15 dB(A). Waktu malam hari pada jarak 3 meter antara 70.69-68.23 dB(A) sedangkan pada jarak 6 meter antara 67.69-61.59 dB(A). Upaya yang dilakukan oleh mayoritas responden adalah berhenti sejenak saat kereta melintas.Kata Kunci : Persebaran, Tingkat Kebisingan, Upaya Masyarakat
Carbon emission and environmental cost from coal production in Indonesia Mahroini, Zahidah; Chien, Yu-Lan
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 4 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.114.6387

Abstract

Indonesia primarily exports coal, with an average annual quantity of over 421 million tonnes in the past decades (2011-2020), reaching its peak at 616 million tonnes in 2019. Despite its economic benefits, coal production carries hidden costs. This research delves into using life cycle assessment (LCA) to gauge the environmental impact of coal production and estimate external cost (EC) related to Greenhouse gases (GHG) and air pollutants (AP). The study applied the benefit transfer method to make these estimations, focusing on coal mining and international transport processes. The findings revealed that over the past decades, per tonne coal mining contributed an estimated EC of $12.54-15.26 for GHG and $3,439-5,250 for AP, while transport abroad per-tonne-km coal incurred an EC of $19.98-23.94 for GHG and $19.58-23.30 for AP. Moreover, coal mining contributes to water pollution and substantial water depletion. Despite the coal production in Indonesia generating around $40 billion in revenue in 2020, the study shows that the total EC from GHG and AP is up to $2,131 billion, which is 53 times the revenue, posing serious health and ecological risks to Indonesians and exacerbating global climate change. Notably, these estimates exclude EC from water pollution (WP) and water depletion. With the global push towards ‘net zero emissions’, the coal industry as a whole faces an urgent need to curb its GHG and AP emissions from its.