Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Mengajak Generasi Z SMA 1 Muhammadiyah Malang Berinternet Secara Bijak Hamdan Nafiatur Rosyida; Demeiati Nur Kusumaningrum; Palupi Anggraheni
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v4i2.3743

Abstract

ABSTRAKHasil survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menunjukkan bahwa 51,8 persen dari 256,2 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna internet dan 47,6 persennya menggunakan internet melalui gawai pribadi. Meskipun demikian, fenomena sosial mencatat tidak semua individu dapat menggunakan media sosial secara bijak. Hal itulah yang menjadi semangat kemitraan tim UMM dengan SMA 1 Muhammadiyah Malang dalam program pelatihan literasi digital. Pemahaman siswa tentang literasi digital dalam penggunaan media sosial masih minim. Siswa menguasai penggunaan media sosial popular seperi Instagram, Twitter maupun Facebook namun dampak media sosial seperti munculnya hoax, fenomena ‘firehose falsehood’ maupun efek domino lainnya belum terlalu mendapat perhatian. Program literasi digital dilaksanakan melalui 2 (dua) format. Pertama, Seminar dan Talkshow Literasi Digital yang terdiri dari topik perkembangan terkini media social, pengenalan tentang logika big data yang menentukan tajuk komposisi berita, dan pengenalan keamanan digital (cyber security). Kedua, sosialisasi berinternet secara bijak menggunakan instrumen buku saku (booklet) yang bertujuan memberikan pemahaman bagi siswa mengenai bagaimana penggunaan sosial media dan dampak positif negatif dalam berbagai perspektif studi kasus.Kata Kunci: internet; literasi; millenial; pelatihan; remaja Invites Generation Z of Muhammadiyah Malang 1 High School to Internet WiselyABSTRACTThe results of a survey by the Indonesian Internet Service Providers Association (APJII) in 2016 showed that 51.8 percent of 256.2 million Indonesians were internet users and 47.6 percent used the internet through private devices. However, social phenomena noted that not all individuals can use social media wisely. That was the spirit of the partnership between UMM and SMA 1 Muhammadiyah Malang in the digital literacy training program. Students' understanding of digital literacy in the use of social media is still minimal. Students master the use of popular social media like Instagram, Twitter and Facebook but the impact of social media such as the emergence of hoaxes, the phenomenon of 'firehose falsehood' and other domino effects have not received much attention. Digital literacy program is carried out in 2 (two) formats. First, the Seminar and Digital Literacy Talkshow which consists of the latest developments in social media, the introduction of the logic of big data that determines the headline of news composition, and the introduction of digital security (cyber security). Second, internet socialization wisely uses a booklet instrument which aims to provide students with an understanding of how social media is used and its positive and negative impacts in a variety of case study perspectives.Keywords: internet; literacy; millennial; training; teenager
Strategi Korea Selatan Untuk Mencapai Kepentingan Ekonomi Terhadap Jepang Pasca Sengketa Pulau Pada Tahun 2018 Al Dina Maulidya; Hamdan Nafiatur Rosyida
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 8 No 2 (2022): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.504 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v8i2.1979

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh Pemerintah Korea Selatan dalam mencapai kepentingan ekonominya terhadap Jepang pasca sengketa di tahun 2018. Pada tahun tersebut, pandangan negatif publik Jepang terhadap Korea Selatan meningkat akibat adanya pembaruan dalam Korean Unification Flag yang memasukkan Pulau Takeshima/Dokdo. Pada kenyatannya, pulau tersebut masih disengketakan oleh kedua negara. Akibat hal tersebut, hubungan diplomatis antara Korea Selatan dengan Jepang kembali memburuk. Kerenggangan hubungan ini dapat menyebabkan sulitnya pencapaian kepentingan ekonomi Korea Selatan, seperti yang terjadi di masa lalu. Akibat sengketa perebutan pulau yang sama, Korea Selatan mengalami kerugian pada bidang pariwisata dan ekspor produk budaya ke Jepang. Untuk itu, diperlukan strategi untuk tetap bisa mencapai kepentingan ekonomi Korea Selatan di Jepang pada saat sengketa di tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dan menggunakan konsep kepentingan nasional dan konsep diplomasi budaya sebagai alat analisanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Korea Selatan memanfaatkan Hallyu sebagai instrumen pencapai kepentingan ekonominya. Dilakukan berbagai kegiatan eksibisi untuk mencapai hal tersebut, seperti menyelenggarakan Festival KCON di Jepang, melakukan promosi K-food dalam acara Foodex Japan dan K-Food Fair, melakukan penguatan terhadap agenda culture exchange antar kedua negara, dan melaksanakan Korean Cinema Week setiap tahun. Strategi tersebut terbukti berhasil meningkatkan ekspor produk budaya dari jepang dan keuntungan pariwisata bagi Korea Selatan.
UPAYA KOREA WOMEN’S ASSOSIATION UNITED DALAM MEMPERJUANGKAN KESETARAAN GENDER DI RANAH POLITIK KOREA SELATAN Oktavia Widya Kumalasari; Hamdan Nafiatur Rosyida
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 6, No 1 (2022): Pebruari, 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jim.v6i1.2022.288-300

Abstract

Korea Selatan merupakan negara dengan ekonomi dan pembangunan manusia yang sangat hebat. Namun, kesetaraan gender yang ada tidaklah sebanding dengan kehebatan negara tersebut. Rendahnya kesetaraan gender terutama dalam ranah politik menjadikan Korea Selatan menduduki peringkat ke-102 dari 156 negara perihal kesetaraan gender. Hal itu memicu para perempuan termasuk civil society seperti Korea Women’s Association United (KWAU) dalam memperjuangkan kesetaraan gender di Korea Selatan. Sehingga tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan KWAU untuk mencapai tujuannya dengan menggunakan konsep civil society dan pemberdayaan perempuan. Hasil dari penelitan ini menunjukkan terdapat beberapa upaya yang dilakukan KWAU sesuai dengan peran yang dimilikinya. Upaya tersebut seperti terjun langsung ke parlemen, melakukan lobby politik, terlibat langsung dalam perancangan undang-undang, mengajukan kebijakan, mengawasi kebijakan, mengawasi partai politik serta mengawasi para pemegang kekuasaan. Selain itu, upaya KWAU juga dilakukan melalui pendekatan dengan masyarakat seperti penyediaan ruang publik atau wadah untuk menyuarakan aspirasi dan pengadaan event yang melibatkan masyarakat luas. Untuk penelitian kedepannya kiranya dapat lebih jauh melihat efektivitas dari upaya yang dilakukan oleh KWAU.
Representasi Gerakan 3C (Sanmitsu) Sebagai Upaya Mencegah Virus Corona dalam MV Hanarete Itemo-AKB48 Hamdan Nafiatur Rosyida; Aditya Dwi Putra Bhakti
Janaru Saja: Jurnal Program Studi Sastra Jepang (Edisi Elektronik) Vol 11 No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Universitas Komputer Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/js.v11i1.5719

Abstract

Abstract This study aims to identify the 3C’s (sanmitsu) messages for the implication of Covid-19 protocols during the Covid-19 pandemic in the MV Hanarete Itemo performed by AKB48. The research use a descriptive qualitative method, and analyzed by representation theory of Stuart Hall to display the meaning contained in it. The results of this study show eleven messages to carry out health protocols in the form of behavior modification such as 3C, social distances in public places, wearing masks, washing hands with antiseptic soap, sterilizing goods with alcohol, as well as separating items that have not been and have been used. Delivering Covid-19 protocols through MV is one of the most efficient and acceptable ways to promote a healthy lifestyle during pandemic. However, this research is a pioneer research to use MV as popular culture that talking about Covid-19 issues, then it can be developed in terms of methods and theories to enrich scientific perspectives. Keywords: AKB48; Covid-19; MV Hanarete Itemo; representation; Sanmitsu (3C) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pesan 3C (sanmitsu) dan penerapan protokol kesehatan lainnya selama masa pandemic Covid-19 dalam MV Hanarete Itemo yang dibawakan oleh AKB48. Penelitian berbentuk deskriptif dengan metode kualitatif, serta menggunakan teori representasi yang dikemukakan Stuart Hall untuk menampilkan makna yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian ini menunjukkan sebelas pesan untuk melakukan protokol kesehatan berupa modifikasi perilaku seperti 3C, menjaga jarak di tempat umum, penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun antiseptik, sterilisasi barang dengan alkohol, maupun pemisahan barang yang belum dan telah digunakan. Penyampaian pesan kesehatan melalui MV merupakan salah satu cara efisien dan mudah diterima untuk mempromosikan gaya hidup sehat. Penelitian ini merupakan penelitian pioneer mengenai MV yang mengangkat pesan tentang Covid-19 dalam produk budaya populer, serta dapat dikembangkan dari segi metode maupun teori untuk memperkaya perspektif keilmuan. Kata kunci: AKB48; Covid-19; MV Hanarete Itemo; representasi; Sanmitsu (3C)
MOTIF MOON JAE IN DALAM MEREKONSILIASI HUBUNGAN KOREA SELATAN DAN KOREA UTARA MELALUI KOREAN PENINSULA PEACE INITIATIVE Putri Isnaeni Monday; Hamdan Nafiatur Rosyida
AL-ULUM : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 8, No 2 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/alsh.v8i2.8020

Abstract

This study aims to discover the motives of Moon Jae In (2017-2022) in issuing the KoreanPeninsula Peace Initiative (KPPI) towards North Korea. Contrary from the previous regime, KPPIemphasized the peace aspect in reconciling relations between the two countries. This research isconducted by descriptive qualitative method, then using the document study method in obtainingsecondary data as a data reference. The results indicate that significant progress of process ofreconciliation between the two countries through the KPPI, which is influenced by the success ofprevious regime of President Roh Moo-Hyun (2003-2008), as well as the ideology of democraticpolitical parties that prioritize pacifism. In addition, South Korea's limited military capacity againstNorth Korea, as well as the influence of Chinese and American powers helped build mutual trustthat became the basis for reconciliation between North Korea and South Korea.
Transformasi Rezim Internasional: Kasus International Whaling Commission dalam Menghentikan Perburuan Ikan Paus Mawaddah Dhuha Rahmarilla; Najamuddin Khairur Rijal; Hamdan Nafiatur Rosyida
Hasanuddin Journal of International Affairs Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Department of International Relations, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/hjirs.v2i2.22454

Abstract

  This study analyzes why international regimes are undergoing transformation, with a study on the transformation of the International Whaling Commission (IWC) in stopping whaling. There has been a development of the focus and objectives of the IWC which has caused the IWC to transform from a whaling regulatory regime to a whale conservation regime. The theoretical foundation of Oran R. Young is used to identify the factors that lead to regime transformation, which include Internal Contradiction, Underlying Structure of Power, and Exogenous Forces. The research method used is qualitative-descriptive. Data collection techniques used literature studies obtained through organizational documents, journal articles, research results, and information from the media. The results show that the transformation of the IWC from a regime that regulates whaling to a regime of whale conservation is influenced by several things that are constantly running such as the implementation of a moratorium on commercial whaling, the dominance and influence of anti-poaching states in IWC policies, polarization of IWC membership, and pressure from environmental-based organizations.       Penelitian ini menganalisis mengapa rezim internasional mengalami transformasi, dengan studi pada transformasi International Whaling Commission (IWC) dalam menghentikan perburuan paus. Dalam perjalanannya, telah terjadi perkembangan fokus dan tujuan IWC yang menyebabkan IWC bertransformasi dari rezim pengatur perburuan paus menjadi rezim konservasi paus. Landasan teori dari Oran R. Young digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan transformasi rezim, yang meliputi kontradiksi internal, pergeseran struktur kekuasaan, dan kekuatan eksternal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan yang diperoleh melalui dokumen organisasi, artikel jurnal, hasil penelitian, maupun informasi dari media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi IWC dari rezim yang mengatur perburuan paus menjadi rezim konservasi paus dipengaruhi oleh beberapa hal yang berjalan konstan seperti implementasi moratorium perburuan paus komersial, dominasi dan pengaruh negara anti perburuan dalam kebijakan IWC, polarisasi keanggotaan IWC, serta tekanan dari organisasi berbasis lingkungan.    
Country Revitalization: Japan’s Nation Branding Post 3/11 Disaster Performed in the Tokyo Olympics 2020 Kiki Widya Febrianti; Hamdan Nafiatur Rosyida
Insignia: Journal of International Relations Vol 9 No 2 (2022): November 2022
Publisher : Laboratorium Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ins.2022.9.2.6824

Abstract

Abstract In 2011, Japan was hit by a series of major disasters, from an earthquake and tsunami that struck the Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant (NPP) reactor. Its incident caused Japan to suffer various damage from the economic, health, and environmental sectors, including the emergence of negative stereotypes at the global level. Therefore, Japan was chosen as the host country of the Tokyo Olympics 2020 sports event, and being used to restore Japan’s image in the international area. This study aims to analyze the forms of Japanese national branding after the 3/11 disaster through the Tokyo Olympics 2020. This study uses a qualitative descriptive method. This study uses the concept of soft power and nation branding according, to Keith Dinnie, related to the stages of nation branding in the form of nation-brand identity, communicators of nation-brand identity, and nation-brand image. The results show that Fukushima as a territory promoted in the Tokyo Olympics through several reconstructed facilities to its natural products and culture. Although Fukushima is starting to show a positive image in the international community, Japan’s national branding still requires several challenges. Keywords: Fukushima nuclear disaster, Japan’s revitalization, nation branding, Tokyo Olympics 2020
Representation of Remilitarization and Nationalism under Shinzo Abe’s Regime at ‘Kamen Rider Build Series’ Hamdan Nafiatur Rosyida
KIRYOKU Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Kiryoku
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v7i1.74-91

Abstract

Through the television show Kamen Rider Build, Shinzo Abe, who was re-elected as prime minister of Japan for the term 2012–2020, attempted to reinterpret Article 9 of the Japanese Constitution. This study highlights the remilitarization and nationalism issue. This paragraph includes a demilitarization issue to do rid of the honor pacifist mentality that military troops adopted as a result of American pressure following Japan's humiliating defeat in World War II. Japan, which Abe ultimately labels an "abnormal country" since it lacks military troops, instead only possesses the Jietai/Japan Self Defense Force (JSDF) as a governmental security force. Abe builds on increased military power by increasing the military budget and relaxing the rules governing the JSDF through the reinterpretation of Article 9. This argument presents advantages and disadvantages, yet it backs right-wing politicians in the Liberal Democratic Party (LDP). The US-Japan alliance was strengthened as a result, although tensions in the East Asian region grew. Through symbols and other aspects that appear utilizing representation theory, this political issue is depicted in the television series Kamen Rider Build, which Toei developed in 2017. Through this, it is possible to see that the Kamen Rider Build series is an allegory of the dynamics of the remilitarization debate during Shinzo Abe's administration through popular culture and successful nationalism ideology propaganda media to the larger Japanese community. Keywords: Kamen Rider Build, Nationalism, Remilitarization, Shinzo Abe
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING SEBAGAI MODAL PENGUATAN KOMPETENSI DAKWAH BAGI GENERASI ZILLENIAL Winda Hardyanti; Hamdan Nafiatur Rosyida; Syasya Yuania Fadila Mas’udi
Jurnal Al Basirah Vol. 3 No. 1 (2023): Al Basirah
Publisher : LPPM STAIMAS WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jab.v3i1.60

Abstract

Bagi umat Islam, dakwah merupakan kewajiban yang harus dilakukan dengan berbagai cara. Namun dakwah yang selama ini disyiarkan kepada masyarakat cenderung konservatif dan tradisional sehingga kurang menarik generasi millenial dan generasi z. Padatnya aktivitas generasi ini membuat keringnya akan pengetahuan agama, sehingga perlu solusi untuk tetap mendengarkan dan menyampaikan dakwah melalui cara dan gaya yang sesuai dengan karakteristik generasi ini, salah satunya melalui teknologi. Fenomena ini menggerakkan para kader Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Malang yang didominasi generasi zillenial untuk mencoba berdakwah melalui teknologi kepada generasi millennial dan generasi z. Pengabdian ini memfokuskan untuk memberikan pelatihan public speaking kepada para kader PDNA sebagai modal utama mereka dalam berdakwah. Metode yang digunakan adalah Participatory Action research (PAR) melalui sosialisasi materi dan pelatihan public speaking. Hasil pengabdian adalah meningkatnya rasa percaya diri kader, mengatasi rasa panik saat menjadi pembicara di depan audience, mampu menyusun narasi dakwah secara visual, serta meningkatkan performa dakwah sesuai metode yang digunakan untuk public speaking.
Peningkatan Literasi Melalui Pendampingan Penulisan Cerpen untuk Mengurangi Kenakalan Remaja pada Forum Anak Desa Sumbergondo (FOCS), Kota Batu Achmad Apriyanto Romadhan; Hamdan Nafiatur Rosyida; Devita Prinanda
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v8i1.4645

Abstract

Indonesia menempati ranking 10 terbawah secara global dalam hal literasi, yang mengindikasikan bahwa minat baca, tulis, dan berpikir masyarakat cukup rendah, terutama pada generasi muda. Tentunya hal ini akan mengancam persaingan secara global, dan menjadi hambatan terbesar dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan untuk meningkatkan minat tersebut, serta disibukkannya generasi muda oleh kegiatan negatif atau kurang bermanfaat lainnya. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan literasi baca dan tulis pada Forum Anak Desa Sumbergondo (FOCS), untuk meminimalisir kenakalan remaja, dan mempersiapkan untuk menjadikan sumber daya manusia yang dapat bersaing secara global. Bentuk kegiatan berupa sosialisasi pentingnya literasi dan panduan teknis menulis cerpen, yang dilanjutkan pendampingan penulisan cerpen dalam kelompok kecil. Hasil yang diperoleh adalah luaran kompilasi cerpen anggota FOCS yang dibukukan dan diterbitkan oleh penerbit lokal. Selanjutnya adalah munculnya kesadaran pentingnya literasi, serta memunculkan semangat dan rasa percaya diri anggota FOCS untuk membaca dan menulis, yang menjadi kapital untuk bersaing secara global di masa depan.