Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Manfaat Ekosistem Mangrove Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Masyarakat Pesisir Nanlohy, Lona Helti; Masniar, Masniar
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 2, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v2i1.804

Abstract

Hutan mangrove penting terhadap lingkungan dikarenakan hutan mangrove memiliki peranan atau fungsi yang penting baik fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi dan fungsi wisata, apabila hutan mangrove rusak atau bahkan hilang, banyak kerugian yang harus ditanggung manusia ataupun makhluk hidup lainnya serta lingkungan, seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pesisir di Kelurahan Kbalinain Distrik Aimas Kabupaten Sorong yang terlibat langsung dalam memanfaatkan ekosistem mangrove dan upaya untuk melestarikan ekosistem mangrove tersebut melalui kesadaran masyarakat pesisir. Metode yang dipergunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah adalah sosialisasi berupa penyuluhan kepada masyarakat pesisir.  Hasil pengabdian yang dilakukan adalah: Peningkatan kapasitas masyarakat pesisir tentang manfaat dan pelestarian ekosistem mangrove.
Pelatihan Pembuatan Persemaian Dan Cabutan Anakan Alam Di Kampung Kasih Kabupaten Sorong Ponisri, Ponisri; Farida, Anif; Nanlohy, Lona Helti
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 4, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v4i1.1546

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan persemaian sementara dan permanen serta anakan cabutan alami. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan cara pelatihan , penyuluhan dan diskusi tentang persemaian dan cabutan anakan alami. Penyemaian adalah kegiatan memproses benih menjadi bibit. Penyemaian diperlukan ketika benih terlalu kecil sehingga jika ditanam langsung akan rentan hanyut atau hilang terbawa air. Kegiatan  dimana benih di tanam di suatu media  yang bertujuan agar benih bisa tumbuh maksimal, biasanya benih yang  melalui persemaian bisa terlindung dari hama penyakit yang mengganggu bibit tanaman. Dengan melakukan persemaian  benih yang di tanam dapat terpelihara dengan baik di bandingkan dengan yang langsung tanam, persemaian tentunya memiliki bagian yang sangat penting  dari sebagian tanaman yang  akan  dibudidayakan walaupun tidak semua tanaman harus di semai, beberapa tanaman sebenarnya berupaya tumbuh sehat namun dengan bantuan campur tangan manusia sekarang ini maka akan memepercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Dimana persemaian merupakan tempat penyiapan bibit yang baik sebelum di pindah ke lahan. Untuk pembangunan hutan tanaman yang membutuhkan bibit dalam jumlah yang besar dan memiliki prasarana perhubungan yang lancar  kelokasi penanaman sebaiknya dipergunakan tipe persemaian permanen.
Manfaat Ekosistem Mangrove Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Masyarakat Pesisir Lona Helti Nanlohy; Masniar Masniar
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2020): January
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v2i1.804

Abstract

Hutan mangrove penting terhadap lingkungan dikarenakan hutan mangrove memiliki peranan atau fungsi yang penting baik fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi dan fungsi wisata, apabila hutan mangrove rusak atau bahkan hilang, banyak kerugian yang harus ditanggung manusia ataupun makhluk hidup lainnya serta lingkungan, seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pesisir di Kelurahan Kbalinain Distrik Aimas Kabupaten Sorong yang terlibat langsung dalam memanfaatkan ekosistem mangrove dan upaya untuk melestarikan ekosistem mangrove tersebut melalui kesadaran masyarakat pesisir. Metode yang dipergunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah adalah sosialisasi berupa penyuluhan kepada masyarakat pesisir.  Hasil pengabdian yang dilakukan adalah: Peningkatan kapasitas masyarakat pesisir tentang manfaat dan pelestarian ekosistem mangrove.
Pelatihan Pembuatan Persemaian Dan Cabutan Anakan Alam Di Kampung Kasih Kabupaten Sorong Ponisri Ponisri; Anif Farida; Lona Helti Nanlohy
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 4 No. 1 (2022): Januari
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v4i1.1546

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan persemaian sementara dan permanen serta anakan cabutan alami. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan cara pelatihan , penyuluhan dan diskusi tentang persemaian dan cabutan anakan alami. Penyemaian adalah kegiatan memproses benih menjadi bibit. Penyemaian diperlukan ketika benih terlalu kecil sehingga jika ditanam langsung akan rentan hanyut atau hilang terbawa air. Kegiatan  dimana benih di tanam di suatu media  yang bertujuan agar benih bisa tumbuh maksimal, biasanya benih yang  melalui persemaian bisa terlindung dari hama penyakit yang mengganggu bibit tanaman. Dengan melakukan persemaian  benih yang di tanam dapat terpelihara dengan baik di bandingkan dengan yang langsung tanam, persemaian tentunya memiliki bagian yang sangat penting  dari sebagian tanaman yang  akan  dibudidayakan walaupun tidak semua tanaman harus di semai, beberapa tanaman sebenarnya berupaya tumbuh sehat namun dengan bantuan campur tangan manusia sekarang ini maka akan memepercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Dimana persemaian merupakan tempat penyiapan bibit yang baik sebelum di pindah ke lahan. Untuk pembangunan hutan tanaman yang membutuhkan bibit dalam jumlah yang besar dan memiliki prasarana perhubungan yang lancar  kelokasi penanaman sebaiknya dipergunakan tipe persemaian permanen.
Kelimpahan Dan Keanekaragaman Jenis Burung Di Hutan Mangrove Kampung Yenanas Kabupaten Raja Ampat Petronela Lekipiou; Lona Helti Nanlohy
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v10i2.404

Abstract

Burung memiliki kemampuan hidup, kemampuan untuk berpindah dan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai tipe tempat hidup yang luas. Lingkungan yang dianggap sesuai sebagai tempat hidup bagi burung akan menyediakan pakan, tempat berlindung maupun tempat berbiak. Setiap spesies burung memiliki tempat hidup yang berbeda-beda, tempat hidup yang disukai oleh satu jenis burung belum tentu sesuai untuk jenis burung yang lain. Salah satu tempat hidup burung adalah hutan mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini  yaitu metode Concentration Counts Metode Concentration counts efektif digunakan untuk mengetahui populasi satwaliar yang mempunyai pola hidup terkonsetrasi pada suatu tempat. Peneliti berada pada suatu tempat tertentu yang telah ditentukan. Titik pengamatan ditentukan berdasarkan kondisi tempat hidup  burung yang akan diamati. Kemudian mencatat dan melakukan indentifikasi jenis dan jumlah individu setiap jenis yang dijumpai dan dilihat secara langsung. Waktu pengamatan burung  dilakukan pada pukul 06.00 WIT sampai pukul 10.00 WIT, dan  pada pukul 16.00 WIT sampai pukul 18.00 WIT. Terdapat 9 jenis  burung yaitu jenis Kuntul karang (Egreta sacra), Tepekong kumis (Hemiprocne mystacea),  Gajahan penggala (Numenius phocopus), Umukia raja (Tadorna radjah),  Jagal Hitam    (Cracticus quoyi), Kuntul perak (Ardea intermedia), Bambangan hitam  (Ixobrychus flavicollis), Gagak orru (Corvus orru), Srigunting lencana (Dicrurus bracteatus) yang termasuk dalam 7 famili yaitu Ardeidae, Hemiprocnidae, Scolopacidae, Recurvirostridae, Cracticidae, Corvidae dan DicruridaeNilai kelimpahan jenis burung termasuk kategori dominan  (> 8) dan melimpah  (2,1 – 8). Nilai kelimpahan tertinggi adalah jenis Srigunting lencana (18,08) dan nilai kelimpahan terrendah adalah jenis Gajahan penggala dan Bambangan hitam  (7,23).  Nilai Indeks Keanekaragaman jenis burung adalah 2,17 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa apabila nilai keanekaragamannya sedang berarti bahwa lokasi tersebut mempunyai populasi burung yang sedang pula.
Potensi Pati Sagu Dan Pendapatan Masyarakat Di Kampung Mega Distrik Mega Kabupaten Sorong Lona Helti Nanlohy; Muzna Ardin Gafur
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.321 KB) | DOI: 10.33506/md.v12i1.818

Abstract

Sagu merupakan salah satu penghasil karbihodrat, sagu dapat dimanfaatkan dalam bentuk pati yang dapat diolah menjadi berbagai produk. Pati sagu selama ini dimanfaatkan sebagai makanan pokok  bagi masyarakat  Papua terutama masyarkat yang bermukim di daerah pesisir yang umumnya dalam bentuk pangan tradisional misalnya dikonsumsikan sebagai bahan makanan pokok dalam bentuk papeda. Disamping sebagai makanan pokok sagu juga dikonsumsi sebagai makanan pendamping seperti ;  sagu lempeng dan sagu bungkus.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi pati sagu dan pendapatan masyarakat di Kampung Mega Distrik Mega Kabupaten Sorong. Pengukuran Potensi sagu dilakukan melalui metode survey dengan pangamatan dan pengukuran langsung di lapangan Pengukuran Potensi pati sagu dilakukan dengan pengukuran diameter pohon sagu (cm) dan tinggi pohon sagu (m) pengukuran  potensi pati sagu dalam penelitian ini hanya di batasi pada tumbuhan sagu fase Masak tebang (MT).  Metode yang digunakan untuk pengukuran kerapatan pohon sagu masak tebang adalah metode jalur.Potensi pati sagu rata-rata perpohon adalah 282,93 kg  dengan diameter pohon sagu berkisar antara 37 sampai 57 cm dengan rata-rata 47 cm, sedangkan tinggi pohon berkisar antara 15 sanpai 28 m dengan rata-rata 19,29 m. Luas areal yang menjadi sampel penelitian adalah 5 Ha dari 100 ha luas keseluruhan hutan sagu. Ditemukan 74 pohon sagu masak tebang (MT) sehingga hasil perhitungan potensi pohon sagu masak tebang (MT) adalah 14.8 pohon/Ha. Pendapatan masyarakat  adalah sebesar Rp. 31.410.000/bulan atau rata-rata Rp. 1.847.647/bulan.
Identifikasi Nilai Ekonomi Kawasan Wisata Mangrove Klawalu Kota Sorong Lona Helti Nanlohy; Ihsan Febriadi
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2021): JURNAL RISET PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.276 KB)

Abstract

Penelitian ini berawal dari permasalahan terkait pengembangan kawasan wisata mangrove, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat langsung dan nilai ekonomi total dari kawasan wisata mangrove Klawalu Kota Sorong. Klawalu Kota Sorong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi, wawancara dan kuisioner. Hasil identifikasi manfaat pada kawasan wisata mangrove Klawalu Kota Sorong terdiri atas manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat langsung berupa hasil hutan (kayu bakar dan kayu bangunan) dan manfaat Wisata. Sementara itu untuk manfaat tak langsung berupa pembangunan penahan gelombang, manfaat pilihan (nilai keragaman hayati), manfaat eksistensi (nilai yang diberikan oleh masyarakat) dan manfaat warisan. Nilai Ekonomi Total kawasan wisata mangrove Klawalu dengan luas 24,5 ha adalah sebesar Rp 135.123.727,00 ha/tahun. Nilai tersebut terdiri atas nilai manfaat langsung Rp 104.253.653ha/tahun, nilai manfaat tidak langsung Rp 2.471.359 ha/tahun, nilai manfaat pilihan Rp 5.405.190 ha/tahun, nilai manfaat eksistensi Rp. 12.568.160ha/tahun dan nilai manfaat warisan Rp, 10.425.365ha/tahun
EMPOWERMENT OF THE KLAYILI FOREST FARMERS GROUP (KTH) IN MAKING AGARWOOD TEA IN KLAYILI VILLAGE, KLAYILI DISTRICT, SORONG REGENCY: PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) KLAYILI DALAM PEMBUATAN TEH GAHARU DI KAMPUNG KLAYILI DISTRIK KLAYILI KABUPATEN SORONG Azis Maruapey; Lona Helti Nanlohy; Fajrianto Saeni; Sanny Hahury; Rajab Lestaluhu
Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development Vol. 2 No. 3 (2022): Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Developme
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/ijecsed.v2i3.71

Abstract

Agarwood plants have been used more parts of the stem which contains high economic value sapwood. However, it turns out that gaharu leaves have the potential to be developed as a source of natural antioxidant compounds so that they can be made into herbal teas that are healthy, safe and suitable for consumption. This workshop is an effort to empower the Klayili Forest Farmers Group (KTH) in Sorong Regency to process agarwood leaf into herbal tea drinks. The method of implementing this Community Service (PkM) activity is a workshop focused on community empowerment efforts through Forest Farmers Groups in making tea from agarwood leaf. Implementation of Community Service (PkM) is carried out in the form of workshops with practical demonstrations. The results of Community Service (PkM) activities in the form of Empowerment of the Klayili Forest Farmer Group (KTH) in the Production of Herbal Tea Made from Agarwood Raw Materials in Klayili Village include among others: 1. Inter-competent preparation and coordination stage; 2). Preparation of facilities and infrastructure for making gaharu tea; and 3). The process of making gaharu tea, which includes taking raw materials, sorting leaves, cleaning leaves, drying, chopping, blending, oxidation of leaves, and packaging. Based on the results of the activity, there was an increase in understanding related to the procedure for making gaharu tea starting from preparation, processing and packaging
PENGHIJAUAN SEBUAH IKHTIAR DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG KLAFDALIM DISTRIK MOI SEGEN KABUPATEN SORONG Azis Maruapey; Lona Helti Nanlohy; Fajrianto Saeni; Rajab Lestaluhu
Indonesian Collaboration Journal of Community Services Vol. 2 No. 3 (2022): Indonesian Collaboration Journal of Community Services
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/icjcs.v2i3.74

Abstract

Reforestation is one of the planting activities on vacant land with the aim that the land can be restored, maintained, and its fertility improved. Problems related to reforestation are how to make people aware of the benefits of reforestation for the environment and the importance of reforestation as an effort to preserve the environment. The purpose of the service with the topic of Greening an Effort in Environmental Preservation is to increase public awareness of the importance of reforesting the environment in order to reforest critical land by planting a number of trees that are suitable for local conditions. The service method is carried out using socialization by delivering material in classical form about the benefits and importance of reforesting the environment followed by tree planting in Klafdalin Village. The results of the socialization are expected to : a). Relevance: it is hoped that a sense of love for the environment will be fostered in order to maintain a green area in Klafdalin Village, Moi Segen District, Sorong Regency; b) Acceptability: this activity can be accepted by the people of Klafdalin Village, Moi Segen District, Sorong Regency and is supported by the local government and the community; c) Effectiveness: the process of delivering extension materials is carried out in simple language, located in a green area, and immediately ends with the planting of hundreds of tree seedlings by the community participating in the extension, namely Trembesi, Sengon, Kihujan, Linggua, Mahogany, Matoa, Tanjung, Rambutan and Durian trees; and d) Accuracy: the materials and socialization activities are very precise, making the people of Klafdalin Village, Moi Segen District, Sorong Regency more aware of how to take real action with an effort to conserve the environment by directly participating in planting trees in their surroundings
Penilaian Kualitas Kesehatan Pohon Pada Jalur Hijau Kota Sorong Lona Helti Nanlohy; Fajrianto Saeni
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.772 KB)

Abstract

Pohon merupakan faktor penting pada penanaman Ruang Terbuka Hijau. Pohon dalam kondisi sehat pasti menghasilkan kualitas pertumbuhan yang baik dengan kemampuann untuk mampu bertahan hidup pada kondisi apapun. Pohon yang mengalami kerusakan dapat dilihat dari keberadaan pohon tersebut yang mengalami gangguan pada pertumbuhannya. Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mengetahui komposisi jenis pohon dan menganalisis kondisi kesehatan pohon pada lokasi green belt kiri kanan jalan di Kota Sorong. Penelitian dilaksanakan pada kawasan green line kiri kanan jalan sepanjang jalan Basuki Rahmat Km. 7 sampai km. 12 Kota Sorong. Penelitian dilaksanakan selama 1 satu bulan yaitu pada bulan April 2021. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Dengan mengamati seluruh pohon dan kondisi kerusakan pohon di kawasan green belt kiri kanan jalan. Pohon yang diamati meliputi seluruh bagian pohon yaitu akar, batang, dahan, ranting dan tajuk. Pengumpulan data meliputi tipe kerusakan yang terjadi, letak lokasi kerusakan, dan kondisi keparahan. Jenis-Jenis penyusun kawasan green line kiri kanan jalan Basuki Rahmat Kota sorong yaitu 6 jenis pohon dengan 218 jumlah individu pohon. Komposisi jenis tersebut yaitu Linggua (Pterocarpus indicus), Mahoni (Swietenia mahagoni), Ketapang (Terminalia catappa), Trembesi (Samanea saman), Matoa (Pometia pinnata), Jati (Tectona grandis) dan beringin (Ficus sp), dimana pohon yang paling banyak ditemukan adalah jenis Trembesi (Samanea saman) dengan jumlah individu sebanyak 99 pohon (45,41%) dan jenis yang paling sedikit ditemukan yaitu  beringin (Ficus sp) dengan jumlah individu sebanyak 1 pohon (0,46%). Kondisi kualitas kesehatan pohon pada kawasan green line kiri kanan Kota Sorong menunjukan kondisi yang Sehat. Hal ini dikarenakan jumlah pohon yang termasuk kriteria kelas sehat mendominasi yaitu sebesar 64% (139 pohon)  pohon dengan kerusakan ringan sebesar 25 % (54 pohon), pohon dengan kelas kerusakan sedang dan kelas kerusakan berat masing-masing 6 % (14 pohon) dan 5 % (11 pohon)