Fenomena generasi sandwich muncul sebagai dampak dari dinamika sosial dan ekonomi masyarakat, di mana individu harus menanggung beban finansial dua generasi sekaligus, yaitu orang tua dan anak-anak. Kurangnya perencanaan keuangan jangka panjang menyebabkan individu dalam posisi ini kehilangan kesempatan untuk fokus pada perencanaan masa depan pribadi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk merepresentasikan perjuangan dan tekanan psikologis yang dialami oleh generasi sandwich melalui media digital painting. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya seni ini mengikuti lima tahapan proses penciptaan, yaitu tahap persiapan, elaborasi, sintesis, realisasi konsep, dan penyelesaian. Visualisasi menggunakan figur stickman dengan kepala terpisah dari tubuh, melambangkan beban pikiran, krisis identitas, dan konflik batin yang dialami. Hasil dari proses penciptaan ini menghasilkan sepuluh karya dua dimensi yang menggambarkan emosi dan dinamika hidup generasi sandwich dalam bentuk metafora visual, yaitu: (1) Lompatan Kehidupan, (2) Pengorbanan Tak Terlihat, (3) Mendaki Harapan, (4) Seni Penyeimbangan, (5) Kenapa Harus Aku?, (6) Tarikan Waktu, (7) Cita-Cita, (8) Self Reward, (9) Perubahan, dan (10) Birrul Walidain. Karya-karya ini diharapkan dapat menjadi media reflektif dan apresiatif terhadap perjuangan kelompok sosial tersebut sekaligus meningkatkan kesadaran publik akan fenomena yang sering terabaikan ini.