Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN TERJADINYA SEPSIS NEONATORUM DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Firmansyah, Maulid Elang; Rukmono, Prambudi; Purwaningrum, Ratna; Octarianingsih, Fonda
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 8 (2023): Volume 10 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i8.9715

Abstract

Abstrak : Hubungan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Dengan Terjadinya Sepsis Neonatorum Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan (gestasi). Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir (World Health Organization, 2020). Sepsis neonatorum adalah sindrom respon inflamasi sistemik disertai infeksi aliran darah pada usia 1 bulan pertama kehidupan. (dibuktikan dengan kultur) (Rukmono, 2020). bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Bayi berat lahir rendah berisiko tinggi mengalami infeksi atau sepsis neonatorum kemungkinan karena pematangan organ tubuhnya yang belum sempurna (hati, paru, pencernaan, otak, daya pertahanan tubuh dll) yang menyebabkan bayi lebih mudah terkena infeksi (Martua, 2021). Untuk mengetahui hubungan antara BBLR dengan kejadian sepsis neonatorum di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Diolah dengan uji Chi-square. Jumlah subjek penelitian adalah 615 pasien bayi dengan prevalensi bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak 267 (43,4%) dan bayi yang lahir dengan sepsis neonatorum sebanyak 59 (9,6%) setelah dilakukan uji hubungan antara sepsis neonatorum dengan berat badan lahir rendah menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p= 0,000, OR=3.983, CI=2.189 – 7.247. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bayi berat badan lahir rendah dengan terjadinya sepsis neonatorum.
UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN SITOPATOLOGI METODE FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) TERHADAP PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI DALAM MENDIAGNOSIS TUMOR PAYUDARA DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Fauziah, Winny Restu; Sahara, Nita; Purwaningrum, Ratna; Kumala, Indra
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.10398

Abstract

Abstrak: Uji Diagnostik Pemeriksaan Sitopatologi Metode FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) Terhadap Pemeriksaan Histopatologi Dalam Mendiagnosis Tumor Payudara Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Kanker payudara (carcinoma mammae) merupakan suatu keganasan yang berasal dari jaringan payudara baik dari epitel duktus maupun lobulusnya. Berdasarkan data yang diambil di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada 5 tahun terakhir yaitu mencapai 239 kasus dengan suspek tumor payudara jinak dan suspek tumor payudara ganas. Deteksi dini kanker payudara merupakan salah satu upaya dalam meminimumkan kanker ganas yaitu dengan melakukan pemeriksaan histopatologi untuk mendiagnosis kanker payudara. Penelitian uji diagnostik dan skrining tergolong penelitian observasional deskriptif dengan rancangan yang umum digunakan adalah crossecctional study. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang memiliki keluhan benjolan di payudara yang diperiksa dengan FNAB dan Histopatologi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Data di dapatkan dari catatan rekam medis pasien sampel 46 orang.  Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu data rekam medik. Analisa data menggunakan rumus untuk menghitung distribusi frekuensi pemeriksaan sitopatologi (FNAB) dan Pemeriksaan Histopatologi. Pada penelitian ini yang dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung menunjukkan bahwa karakteristik frekuensi usia termuda kanker payudara dengan rentang usia 10-19 tahun sebanyak 1 pasien, usia tertua dengan rentang usia 60-69 tahun sebanyak 5 pasien, dan usia terbanyak dengan rentang usia 40-49 tahun sebanyak 19 pasien. Uji diagnostik pemeriksaan FNAB terhadap histopatologi yang digunakan sebagai gold standard yang dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan FNAB memiliki nilai akurasi 97,8%, sensitivitas 96,4%, dan spesifisitas 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan FNAB memiliki nilai diagnostik yang baik untuk mendiagnosis kanker payudara.
HUBUNGAN ANTARA JUMLAH FAKTOR RESIKO DAN LOKASI INFARK TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN STROKE ISKEMIK DI RSPBA Listiandoko, Raden Edwin Savero; Sina, Muhamad Ibnu; Purwaningrum, Ratna; Fitriyani, Fitriyani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 10 (2023): volume 10 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i10.10410

Abstract

Abstrak: Hubungan Antara Jumlah Faktor Resiko dan Lokasi Infark Terhadap Derajat Keparahan Stroke Iskemik Di RSPBA. Stroke adalah penyakit tidak menular yang dapat menimbulkan kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Prevalensi penyakit stroke di provinsi Lampung pada tahun 2018 yang terdiagnosis pada penduduk dengan usia diatas 15 tahun adalah (8,3%). Angka ini didapat dikarenakan masyarakatnya yang kurang mengetahui faktor resiko dan menjalani pola hidup yang buruk seperti merokok, tidak berolahraga,makan makanan yang dapat memicu munculnya stroke. Untuk mengetahui hubungan antara jumlah faktor resiko dan lokasi infark terhadap derajat keparahan stroke iskemik di RSPBA. Penelitian menggunakan metode analitik dengan rancangan cross sectional menggunakan uji korelasi gamma dan chi square. Data yang digunakan adalah data primer menggunakan teknik consecutive sampling, yang berjumlah 35 sampel. Diketahui adanya hubungan yang bermakna antara jumlah faktor resiko terhadap derajat keparahan stroke iskemik di RSPBA (p=0,008) dan dengan uji korelasi gamma diperoleh r= 0,645 yang memiliki nilai korelasi yang kuat. Dan diketahui adanya hubungan yang bermakna antara lokasi infark terhadap derajat keparahan stroke iskemik di RSPBA (p= 0,005). Terdapat hubungan antara jumlah faktor resiko terhadap derajat keparahan stroke iskemik di RSPBA (p=0,008) dan dengan uji korelasi gamma diperoleh r= 0,645. Dan dengan uji chi-square terdapat hubungan antara lokasi infark terhadap derajat keparahan stroke iskemik di RSPBA (p= 0,005).
HUBUNGAN KADAR HBA1C ≥ 7% DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG Septiani, Nabila Diandra; Zulfian, Zulfian; Syuhada, Syuhada; Purwaningrum, Ratna
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.10154

Abstract

Abstrak: Hubungan Kadar Hba1c ≥ 7% Dengan Kadar Kolesterol Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan gula darah. Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh tubuh tidak menerima cukup insulin. Akibat dari kekurangan insulin ini adalah peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Komplikasinya meliputi penyakit jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf. Dalam pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2 akan dilakukan tes HbA1C. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c), yang merupakan komponen integral pengobatan Diabetes Mellitus (DM), menunjukkan indeks rata-rata kadar glukosa darah pasien selama tiga bulan sebelumnya. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang diproduksi tubuh di hati. Jumlah kolesterol yang berlebihan dapat menyebabkan hiperkolesterolemia yang memicu penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol. Untuk mengetahui hubungan kadar HbA1c 7% dengan kolesterol pada pasien DM tipe 2 di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah analitik korelatif dengan metode penelitian cross sectional dan purposive sampling, data yang digunakan adalah data primer yaitu 30 sampel pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan laboratorium langsung. Sampel yang diperoleh adalah pasien DM tipe 2 dengan kadar HbA1c <7% (0%) dan kadar HbA1c ≥7% (100%). Untuk kadar kolesterol diperoleh nilai <200 mg/dl (0%) dan ≥200mg/dl (100%). Hasil uji spearman diperoleh nilai p = 0,031 dan nilai r= 0,395 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan antara kedua variabel yang diteliti, artinya ada hubungan antara kedua variabel yang diteliti. hubungan kadar HbA1c dengan kadar kolesterol pada pasien DM tipe 2 di RS Pertamina Bintang Amin.
Hubungan Status Gizi Berlebih Dengan Tekanan Darah Pada Karyawan Di Universitas Malahayati Bandar Lampung Hermawati, Diana; Alfarisi, Ringgo; Purwaningrum, Ratna; Anggraini, Marisa
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 3 (2024): Volume 8 Nomor 3
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i3.14998

Abstract

World Health Organization(WHO) memperkirakan bahwa prevalensi global hipertensi saat ini sebesar 22% dari total populasi dunia. Setiap tahun, penyakit ini menyebabkan sekitar 8 juta kematian di seluruh dunia, di mana 1,5 juta di antaranya terjadi di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kasus obesitas di Indonesia memiliki angka kejadian yang cukup tinggi yang menunjukkan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada tahun 2013, berdasarkan data Riskesdas terjadi peningkatan prevalensi obesitas, pada wanita menjadi 32,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi berlebih dengan tekanan darah pada karyawan di Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2023. Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 139 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 100 karyawan yang sudah dipilih melalui metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan secara langsung terkait penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan pengukuran tekanan darah. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi subjek penelitian terbanyak pada rentang usia dewasa awal (26-35 tahun) 40,0%, berjenis kelamin laki-laki 61,0%, berpendidikan SMA 54,0%, pekerjaan karyawan administrasi 45,0%, status gizi berlebih 57,0% dan tekanan darah normal 84,0%.  Ada hubungan antara status gizi berlebih dengan tekanan darah pada karyawan di Universitas Malahayati Bandar Lampung Tahun 2023 (p value 0,016, OR = 6,7). Kesimpulan ada hubungan antara status gizi berlebih dengan tekanan darah pada karyawan.
Analisis Hubungan Health Belief Model Dengan Faktor Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien HIV AIDS Di Puskesmas Sukaraja Azzahra, Fatimah; Hasbie, Neno Fitriyani; Purwaningrum, Ratna; Farich, Achmad
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 4 (2024): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i4.15768

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem imun dan menyebabkan Acquired Immuno-Deficiency Syndrome (AIDS) (Kemenkes RI, 2022a). Penyakit yang berhubungan dengan HIV tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah serta dikontrol pertumbuhan virus dalam tubuh dengan pengobatan obat Antiretroviral (ARV). Health Belief Model merupakan komponen yang bisa meningkatkan kepatuhan pasien HIV AIDS minum obat Antiretroviral (ARV), yang merupakan satu dari banyak faktor yang bisa menyebabkan keberhasilan dalam proses pengobatan ARV. Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan Health Belief Model dengan faktor kepatuhan minum obat pada pasien HIV AIDS di Puskesmas Sukaraja. Penelitian analitik kuantitatif dan desain cross-sectional serta teknik pengambilan sampel total Sampling dengan kuesioner. Hasil penelitian ini menujukkan angka kerentanan yang dirasakan yaitu kategori tinggi sebanyak 62 orang (55,9%), keparahan yang dirasakan yaitu kategori tinggi sebanyak 58 orang (52,3%), manfaat yang dirasakan yaitu kategori tinggi sebanyak 60 orang (54,1%), hambatan yang dirasakan masuk kategori rendah sebanyak 56 orang (50,5%), keyakinan diri yang dirasakan masuk kategori tinggi sebanyak 72 orang (55,0%), kepatuhan minum obat masuk kategori tinggi sebanyak 57 orang (50,5%). Analisis dengan Chi square di peroleh nilai Terdapat hubungan kerentanan dengan kepatuhan ARV pada  pasien HIV AIDS p = 0,002  (p < 0.05), terdapat hubungan keparahan dengan kepatuhan ARV pada pasien HIV AIDS dengan p = 0,006 (p > 0,05), terdapat hubungan manfaat  dengan kepatuhan ARV pada pasien HIV AIDS dengan p =  0,027 (p < 0,05), tidak terdapat hubungan hambatan dengan kepatuhan ARV pada pasien HIV AIDS dengan p =  0,774 (p > 0,05), dan Terdapat hubungan keyakinan diri dengan kepatuhan ARV pada pasien HIV AIDS dengan p =  0,006 (p < 0,05). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Health Belief Model berupa kerentanan, keparahan, manfaat, dan keyakinan diri, sedangkan  tidak terdapat hubungan hambatan dengan kepatuhan ARV pada pasien HIV AIDS di Puskesmas Sukaraja.
HUBUNGAN KADAR UREUM DENGAN LAMA PENGOBATAN HD DAN LAMA WAKTU PELAKSANAAN HD PADA PASIEN GGK DI RSPBA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019 – 2020 Rusmini, Hetti; purwaningrum, Ratna; Zulfian, Zulfian; Abriyanti, Okta
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bersifat analitik observasional retrospektif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling, dengan sampel yang di pakai sebanyak 74. Diketahui prevalensi kadar ureum pada pasien GGK yang menjalani HD di RSPBA Bandar Lampung tahun 2019 – 2020 tertinggi sebanyak 73 responden (99%). Berdasarkan usia terbanyak adalah lansia awal sebanyak 27 responden (36%). Berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki – laki sebanyak 42 responden (57%). Berdasarkan lama pengobatan HD terbanyak > 6 bulan adalah 59 responden (80%). Berdasarkan lama pelaksanaan HD terbanyak 4 – 5 jam sebanyak 71 responden (96%). Prevalensi lama menjalani HD dengan kadar ureum pada pasien GGK tertinggi > 6 bulan pada usia berkategori lansia awal dengan jenis kelamin laki – laki, lama waktu pengobatan 4 – 5 jam, dan kadar ureum tinggi.
Karakteristik pasien covid-19 yang melakukan hemodialisasi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Sandi, Prily Nadila; Purwaningrum, Ratna; Triwahyuni, Tusy; Kriswiastiny, Rina
JOURNAL OF Medical Surgical Concerns Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia (HIPMEBI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/msc.v3i2.132

Abstract

Pendahuluan: Coronavirus adalah virus yang menyebabkan suatu penyakit yang dapat menimbulkan gejala ringan bahkan sampai dengan berat. Gejala umum Covid-19 dapat berkembang menjadi gagal ginjal, maka diperlukan terapi pengganti fungsi ginjal yaitu dikenal dengan hemodialisis. Hemodialisis dilakukan 2-3 kali seminggu dengan rentang waktu tiap tindakan adalah 4-5 jam. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik pasien covid-19 yang melakukan hemodialisis di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Metode: Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional dengan teknik total sampling. Hasil: Didapatkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 24 (60%) pasien, usia 46-65 tahun berjumlah 21 (52,5%) pasien, pendidikan pada jenjang sarjana berjumlah 12 (30%), dan jenis pekerjaan pada wiraswasta berjumlah 14 (35%). Batuk berjumlah 29 (72,5%), demam berjumlah 26 (65%) sebagai gejala utama yang paling banyak ditemukan. Untuk hasil laboratorium diketahui bahwa hemoglobin normal pada perempuan dan laki-laki, untuk leukosit, basofil, eosinofil, batang, limfosit, monosit, dan trombosit dalam batas normal kecuali segmen mengalami peningkatan berjumlah 26 (65%). Pada D-dimer berjumlah 23 (57,5%), kadar ureum berjumlah 18 (45%), kreatinin serum berjumlah 19 (47,5%), dan CRP Kuantitatif berjumlah 28 (70%) yang mengalami peningkatan. Sedangkan untuk gambaran radiologi didapatkan bronkopneumonia berjumlah 40 (100%) pasien dan frekuensi hemodialisis terbanyak yaitu 2 kali seminggu berjumlah 29 (72,5%) pasien. Simpulan: Untuk pemeriksaan darah lengkap bahwa D- dimer dan segmen mengalami perubahan, kadar ureum dan kreatinin serum mengalami peningkatan, dan begitu pula dengan CRP Kuantitatif yang juga mengalami peningkatan.
Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Hemodialisis pada Pasien Laki-Laki dengan Gagal Ginjal Kronik Munhadi, Wahid Haris; Wulandari, Mardheni; Purwaningrum, Ratna; Prasetia, Toni
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 3 (2025): Juni 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i3.4793

Abstract

Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam mempertahankan hemostasis tubuh. Secara fungsional ginjal berperan dalam membantu membuang limbah atau sisa-sisa hasil metabolisme yang tidak lagi terpakai oleh tubuh kita seperti urea, asam urat, kreatinin, bilirubin, dan metabolit hormon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan hematologi kadar eritrosit dan hemoglobin pada sampel darah pasien gagal ginjal kronik (GGK) sebelum dan sesudah proses hemodialisis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik convenience dengan jumlah total 46 responden pasien laki-laki. Data diperoleh melalui pengumpulan data sekunder, yaitu dengan mengakses rekam medis pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada bulan Februari 2024. Hasil menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin sebelum hemodialisis sebesar 8,648 gr/dl mengalami kenaikan menjadi 9,089 gr/dl setelah hemodialisis, dengan selisih rata-rata sebesar -0,4413. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah menjalani terapi hemodialisis.
Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Elektroforesis Hemoglobin Dengan Indeks Mentzer Pada Penderita Talasemia Di RSUD. DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Anggraini, Nikensuci Ayuputri; Syuhada, Syuhada; Purwaningrum, Ratna; Prasetia, Toni
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 9 (2025): Volume 12 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i9.20487

Abstract

Talasemia menjadi salah satu persoalan kesehatan yang cukup serius sehingga sampai menyentuh angka ratusan ribu anak-anak yang meninggal di setiap tahunnya. Perawatan seumur hidup dan pemantauan rutin sangat dibutuhkan dalam mencegah komplikasi serius dan kematian dini. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hasil elektroforesis hemoglobin dengan indeks mentzer pada penderita talasemia di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Dengan menggunakan 88 pasien talasemia sebagai populasi dalam penelitian ini, yang menggunakan metode total sampling dalam pengambilan sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai signifikan 0,517 (>0,005), yang menunjukkan bahwa tidak terdapat kesesuaian antaran hasil pemeriksaan elektroforesis hemoglobin dengan indeks mentzer. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat kesesuaian hasil pemeriksaan elektroforesis hemoglobin dengan indeks mentzer pada penderita talasemia di RSUD. Dr H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.