Material geosintetik telah diterapkan sebagai bahan material teknik sipil di bidang geoteknik. Dalam perencanaan perkuatan tanah dengan geosintetik diperlukan parameter kekuatan geser antara geosintetik dengan tanah. Telah dilakukan studi sebelumnya mengenai parameter kuat geser tanah dengan menggunakan pengujian uji geser langsung, akan tetapi pengujian masih terbatas pada material geosintetik berupa woven geotextile, nonwoven geotextile, dan geomembran sedangkan saat ini sudah berkembang material geosintetik lainnya yang digunakan sebagai perkuatan pada tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter kuat geser tanah antara geosintetik dan tanah dengan menggunakan pengujian uji geser langsung. Material geosintetik yang digunakan yaitu woven geotextile, nonwoven geotextile, geomembran, geocomposite, dan geogrid. Jenis tanah yang digunakan merupakan tanah pasir yang ada di pantai Pangandaran dan 2 sampel tanah yang terdapat di daerah Kabupaten Pangandaran. Analisis dilakukan terhadap hasil pengujian uji geser langsung antara geosintetik dan tanah. Jenis tanah yang digunakan merupakan tanah pasir yang ada di pantai Pangandaran, tanah Cijulang dan tanah Cimerak. Analisis dilakukan terhadap hasil pengujian uji geser langsung antara geosintetik dan tanah. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa kekuatan geser antar muka yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh jenis material geosintetik saja, akan tetapi butiran tanah juga mempengaruhi pada kekuatan geser antar muka yang dihasilkan. Ketiga sampel tanah merupakan tanah yang mengandung pasir, sehingga untuk tanah berpasir nilai rasio d/f pada geogrid berkisar antara 0,83 – 0,96; geotekstile woven nilai rasio d/f berikisar antara 0,78 – 0,88; pada geocomposite yang merupakan gabungan antara geotekstile non woven yang diperkuat dengan serat-serat polyester memiliki nilai rasio d/f berkisar antara 0,70 – 0,80; pada geotekstil non woven berkisar antara 0,69 – 0,79 sedangkan geomembrane nilai rasio d/f berkisar antara 0,54 – 0,62.