Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Terapeutik jurnal

Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap BLUD RSU Kabupaten Konawe Muhammad Syahwal
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 01 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan dengan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat (Aziz, 2007). Pelaksanaan penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) RS Kab. Konawe untuk ruang rawat inap tahun 2012 meliputi : Pengkajian keperawatan 56,97%, Diagnosa keperawatan 60,50%, rencana keperawatan 57,29%, tindakan keperawatan 52,10%, evaluasi keperawatan 57,20%. Pencapaian rata-rata dokumentasi keperawatan baru mencapai 57,04%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional j ,j RSU Kabupaten Konawe sebanyak 128 orang dan sampel penelitian sebanyak 96 orang. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Uji chi square (X2) dan uji koefisien phi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan yang berkategori cukup sebanyak 82 (85,42%) orang dan kategori kurang sebanyak 14 (14,58%) orang. Faktor yang berhubungan adalah faktor pengetahuan, sikap dan pengawas dengan pendokumentasian asuhan keperawatan (kekuatan hubungan sedang). Disarankan kepada pihak Rumah Sakit melakukan perbaikan sikap pimpinan unit (Ka. Ru, Ka. Bangsal dan Direktur RS) agar melakukan pengawasan secara bertingkat. Abstract Documentation in general is an authentic record that can be proven or used as evidence in legal matters. While nursing documentation is evidence of recording and reporting owned nurses in the health care record with the team in providing basic health services with accurate and complete communication in writing with the responsibility of nurses (Aziz, 2007). Implementation of the application of Nursing Standards (IFRSs) Hospital District. Konawe for inpatient space in 2012 include: 56.97% of nursing assessment, nursing diagnosis is 60.50%, 57.29% nursing plan, nursing actions 52.10%, 57.20% of nursing evaluation. Average achievement of nursing documentation has reached 57.04%. This study aims to determine the factors associated with Nursing Documentation in Space Inpatient Hospital BLUD Konawe. This research is analytic survey research withcross sectional study design. The population in this study was a nurse who served in Space Hospital Inpatient BLUD Konawe many as 128 people and sample as many as 96 people. The results were analyzed using the chi-square test (X 2) and phi coefficient test. The results of this study indicate that the documentation of nursing care that category quite as much as 82 (85.42%) people and less category as much as 14 (14.58%) people.Factor is a factor related knowledge, attitudes and supervisors with documentation of nursing care with the power relationships are. Recommended to the hospital make improvements attitude unit leader (Ka. Ru, Ka. Ward and Director RS) in order to conduct surveillance in increments.
Faktor Resiko Kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) Di Poli Klinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari Muhammad Syahwal; Indriana Dewi
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah kasus BPH di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk tahun 2015 belum diketahui pasti, berdasarkan data awal yang diperoleh dari poliklinik urologi RS. Bhayangkara Kendari periode September - Desember tahun 2015 tercatat 75 (38,65%) kasus BPH dari 194 pasien yang memeriksakan diri sedangkan pada tahun 2016 periode Januari - Maret sebanyak 154 (34,37%) kasus BPH dari 448 pasien yang memeriksakan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Poliklinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini semua pasien BPH yang tercatat di Poliklinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari yang pada bulan Januari - Maret 2016 sebanyak 154 pasien. Hasil penelitian diolah menggunakan uji statisti chi-square (X2) dan uji alternatif fisher’s exact test (p). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa riwayat genetik (OR = 4,04), penyakit diabetes mellitus (OR = 4,20), aktifitas seksual (OR = 1,23) sebagai faktor resiko kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Poli Klinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Disarankan kepada perawat yang bertugas di Poli klinik Urologi agar terus melaksanakan upaya penyuluhan kesehatan kepada penderita BPH dan keluarganya tentang faktor risiko kejadian BPH untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mereka tentang faktor risiko BPH. Abstract Cases of BPH in Southeast Sulawesi Province for 2015 is not yet known for sure, based on preliminary data obtained from urology clinic Bhayangkara hospital Kendari period from September to December recorded 75 (38.65%) of 194 cases of BPH patients while in 2016 the period of January to March of 154 (34.37%) of 448 cases of BPH patients who present. This study aims to determine risk factors for the incidence of benign prostate hyperplasia (BPH) in Urology Polyclinic Bhayangkara Hospitals Kendari. Type of this research is analytic survey with cross sectional study design. The population in this study all patients with BPH were recorded in the Urology Clinic Bhayangkara Hospitals Kendari which in January - March 2016 as many as 154 patients. Results were analyzed using chi-square test statisti (X2) and the alternative test Fisher's exact test (p). These results indicate that the genetic history (OR = 4,04), diabetes mellitus (OR = 4,20), sexual activity (OR = 1,23) as a risk factor for the incidence of benign prostate hyperplasia (BPH) in Poly Clinic Urology Bhayangkara Hospitals Kendari. Suggested to the nurse on duty poly urology clinic doing to improve health education efforts to BPH patients and their families about the risk factors of BPH to provide and improve the knowledge and understanding of risk factors for BPH.
Manajemen Latihan Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Ruang Lavender Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Subandri Subandri; Muhammad Syahwal
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 4 No 02 (2018): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan teknik nafas dalam sebagai metode non farmakologi, jika diterapkan dengan baik akan memberikan efek relaksasi pada penderita. Mekanisme relaksasi nafas dalam diaplikasikan perawat dengan mengajarkan cara melakukan napas dalam dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, dengan frekuensi pernafasan 6-10 kali/menit sehingga terjadi peningkatan rengang kardiopulmonari, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik tersebut dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan suplai oksigen dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang manajemen latihan nafas terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus. Subjek studi kasus adalah penderita hipertesi yang sedang menjalani perawatan di ruang Lavender Lavender RSUD Kota Kendari. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan kemampuan subjek dalam melakukan relaksasi nafas dalam disertai pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan relaksasi nafas dalam. Hasil penelitian terhadap 2 orang subjek diperoleh kesimpulan bahwa manajemen relaksasi nafas dalam yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 15 - 18 Juli tahun 2018 dapat menurunkan tekanan darah penderita hipertensi Tn.H dari 170/100mmHg yang berangsur menurun hingga 140/90mmHg dan tekanan darah Ny.I dari 150/100mmHg menjadi 130/90mmHg. Disarankan kepada masyarakat yang mempunyai anggota keluarga penderita hipertensi agar dapat melakukan manajemen nafas dalam sebagai bentuk penanganan non farmakologis. Hypertension is characterized by an increase in systolic blood pressure of more than 140 mmHg and a diastolic blood pressure of more than 90 mmHg. Nursing action that can be done is with deep breathing techniques as a non-pharmacological method, if applied properly will give a relaxing effect on the patient. The deep relaxation mechanism of the breath is applied by the nurse by teaching how to breathe deeply and how to exhale slowly, with a respiratory frequency of 6-10 times / minute resulting in an increase in cardiopulmonary stress, in addition to reducing pain intensity, this technique can increase pulmonary ventilation and increase oxygen supply in the blood. The purpose of this study is to provide an overview of the management of breathing exercises to reduce blood pressure in hypertensive patients. This type of research is descriptive with a case study approach method. The subject of the case study was hypertensive patients who were undergoing treatment in the Lavender Lavender room of Kendari City Hospital. Data analysis was carried out descriptively by comparing the subject's ability to relax the breath with blood pressure measurements before and after relaxation of the deep breath. The results of the study of 2 subjects concluded that deep breathing relaxation management conducted for 3 days from July 15 to 18 in 2018 could reduce blood pressure of hypertensive patients Mr. H from 170 / 100mmHg which gradually decreased to 140 / 90mmHg and blood pressure. .I from 150 / 100mmHg to 130 / 90mmHg. It is suggested to people who have family members with hypertension to be able to carry out deep breath management as a form of non-pharmacological treatment.