Hasanah, Sitti Uswatun
IKIP PGRI Pontianak

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DALAM RANGKA PEMBINAAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN SISWA Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Vol 3, No 2 (2019): Volume 3 Nomor 2 Edisi Desember 2019
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.015 KB) | DOI: 10.31571/pkn.v3i2.1443

Abstract

Kegiatan ekstrakurikuler paskibra memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter dan sikap siswa karena paskibra dapat menanamkan sikap tegas, bertanggungjawab, disiplin, percaya diri, dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta di dalam setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menumbuhkan aspek sikap semangat kebangsaan yakni cinta tanah air, rela berkorban, persatuan dan kesatuan, serta jiwa pembaharu atau pantang menyerah. Sehingga siswa dapat mengemban rasa bangga akan cinta tanah air dan semangat kebangsaan yang bertumpu pada nila-nilai pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler paskibra tidak hanya berperan positif dalam membangun sikap disiplin tetapi juga nasionalisme, yang sejalan dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta membentuk sikap dan prilaku cinta tanah air bersendikan kebudayaan bangsa.
KEBIJAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Vol 2, No 1 (2018): Edisi 3
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.8 KB) | DOI: 10.31571/pkn.v2i1.744

Abstract

Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit sudah sulit untuk disembuhkan. Jika kondisi ini tetap dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Upaya memberantas korupsi tentu saja tidak bisa hanya menjadi tanggungjawab institusi penegak hukum atau pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu upaya memberantas korupsi harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan keberanian dan keadilan. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus dari semua pihak baik itu Pemerintah Daerah, Pimpinan Perguruan Tinggi, maupun dosen-dosen terutama dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, mengingat pentingnya karakter anti korupsi dimiliki oleh mahasiswa sebagai penerus bangsa di Kalimantan Barat. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan Anti Korupsi diselenggarakan dalam bentuk Mata Kuliah Wajib/Pilihan atau disisipkan dalam Mata Kuliah yang relevan, dari 12 perguruan tinggi di Kalimantan Barat yang menjadi peserta Training Of Trainers Pendidikan Anti Korupsi belum mengintegrasikan dalam mata kuliah lain, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan. Sehingga pembentukan kepribadian anti-korupsi pada mahasiswa dalam membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi, masih jauh dari harapan.
PEMBINAAN KESADARAN MORAL OLEH GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMA KECAMATAN DELTA PAWAN KABUPATEN KETAPANG Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 4 Nomor 1 Edisi Juni 2020
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v4i1.1717

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembinaan kesadaran moral siswa. Penelitian dilaksanakan pada 7 (tujuh) lokasi SMA di kecamatan Delta Pawan kabupaten Ketapang. dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, komunikasi langsung dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil peneliitian yaitu Pelaksanaan guru PKn dalam membina kesadaran moral untuk mengatasi kenakalan remaja pada siswa sudah terlaksana dengan baik Peran guru PKn dalam membina kesadaran moral untuk mengatasi kenakalan remaja pada siswa pada saat proses pelajaran yaitu dengan menggunakan media tata tertib sekolah dengan memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa supaya kesadaran melekat dalam diri siswa, dan memberikan contoh teladan yang baik, serta memberikan teguran jika melanggar tata tertib tersebut. Faktor-Faktor  yang mempengaruhi guru PKn dalam membina kesadaran moral untuk mengatasi kenakalan remaja pada siswa adalah faktor internal, dari siswa itu sendiri seperti cacat keturunan yang bersipat biologis-psikis, pembawaan yang negatif yang mengarah ke perbuatan nakal, ketidak seimbangan pemenuhan kebutuhan pokok dengan keinginan, dan lemahnya kontrol diri serta persepsi sosial. Faktor Eksternal seperti masalah yang datang dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan masalah yang datang dari lembaga pendidikan formal secara umum.
PENGEMBANGAN BUDAYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PADA MASYARAKAT DESA PENITI KABUPATEN MEMPAWAH Firmansyah, Syarif; Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 5 Nomor 1 Edisi Juni 2021
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v5i1.2800

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengembangan budaya kesadaran hukum berlalu lintas pada masyarakat desa Peniti kabupaten Mempawah. Metode Penelitian ini adalah Kualitatif Deskriftif  dengan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data: observasi langsung, observasi tidak langsung, komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, dan studi dokumenter. Budaya kesadaran hukum berlalu lintas masyarakat desa Peniti kabupaten Mempawah sudah diketahui oleh masyarakat setempat namun masih  juga ada beberapa masyarakat yang melanggar padahal dengan mengetahui kesadaran berlalu lintas ini dapat mengurangi kecelakaan. Dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat yang dibantu oleh pihak dosen IKIP PGRI Pontianak, polisi dan dinas perhubungan dapat memberikan kontribusi yang besar  dalam mengedukasi masyarakat desa. Hal ini tentunya akan berpengaruh kepada  masyarakatnya dalam hal kesadaran hukum berlalu lintas yang tentunya akan memberikan manfaat yang sangat besar pada masyarakat di desa.
PEMBINAAN KESADARAN MORAL OLEH GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMA KECAMATAN DELTA PAWAN KABUPATEN KETAPANG Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 4 Nomor 1 Edisi Juni 2020
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v4i1.1717

Abstract

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DALAM RANGKA PEMBINAAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN SISWA Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 3 Nomor 2 Edisi Desember 2019
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v3i2.1443

Abstract

Kegiatan ekstrakurikuler paskibra memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter dan sikap siswa karena paskibra dapat menanamkan sikap tegas, bertanggungjawab, disiplin, percaya diri, dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta di dalam setiap pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler paskibra dapat menumbuhkan aspek sikap semangat kebangsaan yakni cinta tanah air, rela berkorban, persatuan dan kesatuan, serta jiwa pembaharu atau pantang menyerah. Sehingga siswa dapat mengemban rasa bangga akan cinta tanah air dan semangat kebangsaan yang bertumpu pada nila-nilai pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler paskibra tidak hanya berperan positif dalam membangun sikap disiplin tetapi juga nasionalisme, yang sejalan dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta membentuk sikap dan prilaku cinta tanah air bersendikan kebudayaan bangsa.
KEBIJAKAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2018
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v2i1.744

Abstract

Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit sudah sulit untuk disembuhkan. Jika kondisi ini tetap dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Upaya memberantas korupsi tentu saja tidak bisa hanya menjadi tanggungjawab institusi penegak hukum atau pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa. Oleh karena itu upaya memberantas korupsi harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Pendidikan Anti Korupsi bagi mahasiswa sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan keberanian dan keadilan. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus dari semua pihak baik itu Pemerintah Daerah, Pimpinan Perguruan Tinggi, maupun dosen-dosen terutama dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, mengingat pentingnya karakter anti korupsi dimiliki oleh mahasiswa sebagai penerus bangsa di Kalimantan Barat. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan Anti Korupsi diselenggarakan dalam bentuk Mata Kuliah Wajib/Pilihan atau disisipkan dalam Mata Kuliah yang relevan, dari 12 perguruan tinggi di Kalimantan Barat yang menjadi peserta Training Of Trainers Pendidikan Anti Korupsi belum mengintegrasikan dalam mata kuliah lain, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan. Sehingga pembentukan kepribadian anti-korupsi pada mahasiswa dalam membangun semangat dan kompetensinya sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang bersih dan bebas dari ancaman korupsi, masih jauh dari harapan.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING Sulha, Sulha; Hasanah, Sitti Uswatun
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 5 Nomor 2 Edisi Desember 2021
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v5i2.2810

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran Paired Story Telling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan dan bentuk penelitian penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh guru untuk menerapkan Model Pembelajaran Paired Story Telling yaitu menetapkan kompetensi dasar yang akan dicapai, menyiapkan masalah sebagai topik diskusi sesuai kompetensi dasar yang di pelajari, menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan peserta didik, menyiapkan materi, membuat RPP, menyesuaikan silabus, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan kisi-kisi soal. Pelaksanaan model pembelajaran Paired Story Telling yaitu guru membagi bahan/topik pelajaran menjadi dua bagian yaitu guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas, dan guru membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa, dan kegiatan ini bisa di akhiri dengan diskusi mengenai topik yang baru saja dibahas. Terdapat peningkatan hasil belajar hal ini dapat dilihat dari Pra Tindakan dengan nilai rata-rata 66,20 dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 34%, dilanjutkan dengan Siklus I dengan nilai rata-rata 67,97% dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 36%, dan siklus II dengan nilai rata-rata 77, 89 dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 86% yang terus mengalami peningkatan pada hasil belajar siswa.
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PRODI PPKn IKIP PGRI Pontianak Sitti Uswatun Hasanah; Sulha Sulha; Yola Sri Adriani
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 6 Nomor 2 Edisi Desember 2022
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v6i2.4141

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pelaksanaan pembelajaran daring prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak; motivasi belajar mahasiswa prodi PPKn IKIP PGRI Pontainak; dan hubungan pelaksanaan pembelajaran daring prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun jenis penelitiannya adalah korelasional, yang melibatkan 125 mahasiswa prodi PPKn. Data dikumpulkan dengan instrument penelitian berupa kuesioner. Dari 30 butir soal yang diuji coba. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: rata-rata/mean pelaksanaan pembelajaran daring 72,07 atau dalam kategori sedang; rata-rata/mean motivasi belajar mahasiswa prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak 72,80 atau dalam kategori sedang; dan terdapat hubungan positif dan signifikan pembelajaran daring dengan motivasi belajar  mahasiswa prodi PPKn IKIP PGRI Pontianak. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,795 0176.) dan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang berarti kurang dari 0,05 (0,0000,05).
PENERAPAN PENDIDIKAN RESOLUSI KONFLIK BERBASIS MULTIKULTURAL PADA MAHASISWA PPKN IKIP PGRI PONTIANAK Moad Moad; Syafrial Nur; Sitti Uswatun Hasanah
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Vol 7, No 1 (2023): Volume 7 Nomor 1 Edisi Juni 2023
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/jpkn.v7i1.4925

Abstract

Tujuan penelitian yakni mengatahui Penerapan Pendidikan Resolusi Konflik Berbasis Multikultural Pada Mahasiswa PPKn IKIP PGRI Pontianak. Mahasiswa berpandangan bahwa konflik merupakan salah satu aspek interaksi sosial manusia dan secara alamiah terjadi dalam kehidupan sosial. Dalam menghadapi konflik, seseorang mahasiswa atau kelompok masyarakat dapat mengambil sikap penyelesaian yang berbeda, sebagian mengambil sikap konstruktif dan sebagian lainnya bersikap destruktif. Pandangan terhadap konflik yang terwujudkan protes  sosial  daalam sistem demokratis dalam mengekspresikan tuntutan dilakukan secara damai dan mencari dialog atau resolusi yang konstruktif. Melihat kondisi Perguruan Tinggi  tidak  selamanya damai dan aman. Hal ini karena konflik sering terjadi pula di Perguruan Tinggi dalam bentuk konflik yang sederhana ataupun yang lebih serius. Konflik-konflik di sekolah dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik bersifat horizontal maupun vertikal. Pentingnya Pendidikan resolusi konflik seyogyanya mahasiswa mesti di didik untuk memecahkan masalah termasuk ketika mereka menghadapi konflik di antara mereka sendiri. Dengan demikian, melalui Pendidikan Kewarganegaraan mesti mempunyai peran penting dalam menyediakan pengajaran  resolusi konflik bagi mahasiswa.