Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Implementasi Nilai-Nilai Sibaliparri’ Di Masyarakat Pesisir Kabupaten Majene Sulawesi Barat (Tinjauan Living Qur’an dan Hadis) Nasir, Muhammad; Marsyam, Abdul Waris; Nurianti HS
Al-Ulum Vol. 25 No. 1 (2025): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30603/au.v25i1.5735

Abstract

This research examines the implementation of Sibaliparri values (a local mutual assistance ethic) in coastal communities in Majene Regency, West Sulawesi with a review of the Qur'an and Hadith analyzed using a phenomenological approach. Sibaliparri represents a mutual assistance ethic in all situations such as Palluluareang (brotherhood), Siasayangngi (compassion), Sianauang pa'mai (care) and Sukku' Mattulung, covering both material and spiritual aspects in Islamic values. Coastal communities primarily engaged in fishing must adopt adaptation strategies to address diverse life challenges, including by integrating Sibaliparri values into their social life. The research method used is a qualitative-descriptive to describe the meaning of lived experiences. The results showed that Sibaliparri is interpreted with various meanings, including; as an expression of gratitude, mutual cooperation and social solidarity, practicing Islamic teachings, economic activities, and manifestations of love and affection.
Kaidah-kaidah Pemahaman Esoteris Al-Qur'an Abu al-Hasan al-Haralli Marsyam, Abdul Waris
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 12 No. 1 (2022): JUNI
Publisher : Department of Qur'an dan Hadith Faculty of Ushuluddin and Philosophy UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mutawatir.2022.12.1.24-51

Abstract

Abstract: This article describes the principles of esoteric understanding of the Qur’an by Abū al-Ḥasan al-Ḥarāllī, a Moroccan sufi and Qur’anic interpreter. Lack of studies have been paid attention to al-Ḥarāllī’s hermeneutical interpretation while he has successfully formulated ten rules on esoteric understanding of the Qur’an. By using descriptive-analytical method, the article argues that al-Ḥarallī’s rules of Qur’anic interpretation is related to the principles in the tafsīr bi al-Ishārah school. Al-Ḥarāllī calls the esoteric interpretation as fahm al-Qur’ān (understanding of the Qur’an) to distinguish it from the exoteric interpretation. Of the ten principles of al-Ḥarāllī’s esoteric understanding, there are three main interrelated principles, namely (1) ma‘rifatullāh (knowing God) through His beautiful Names (asmā’ al-ḥusnā) in the Qur’an, (2) mastering the scope of the Qur’anic text, and (3) self-purification (tazkiyat al-nafs) in order to arrive at the levels of meaning of the Qur’an.    Abstrak: Artikel ini mengkaji tentang kaidah-kaidah pemahaman esoterik al-Qur’an Abū Ḥasan al-Ḥarāllī, seorang sufi dan mufasir al-Qur’an asal Maroko. Tidak cukup banyak kajian akademik yang mengkaji pemahaman al-Qur’an al-Ḥarāllī, padahal dia telah merumuskan sepuluh kaidah tentang pemahaman esoterik atas al-Qur’an. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, artikel ini berargumen bahwa rumusan kaidah-kaidah tafsir al-Ḥarāllī dikategorikan dalam kaidah-kaidah mazhab tafsīr bi al-Ishārah. Al-Ḥarāllī menyebut tafsir esoterik atas al-Qur’an dengan istilah fahm al-Qur’ān (pemahaman al-Qur’an) untuk membedakannya dengan tafsir eksoterik. Dari kesepuluh kaidah pemahaman esoterik al-Ḥarāllī, terdapat tiga prinsip utama yang saling berkaitan, yaitu (1) Makrifatullah (mengenal Allah) melalui asmā’ al-ḥusnā dalam al-Qur’an; (2) pengetahuan tentang cakupan teks al-Qur’an, dan (3) penyucian diri (tazkiyat al-nafs) untuk mencapai tingkatan-tingkatan makna al-Qur’an.
Kampung Ramadhan Moderasi Beragama STAIN Majene Sahupala, Okky Naomi; Zuhdiah, Zuhdiah; Sadat, Anwar; Bahruddin, Bahruddin; Aldiawan, Aldiawan; Hasanuddin, Muhammad Idris; Marsyam, Abdul Waris; Rahmat, Rahmat; Hazirah, Nurul; Saal, Nur Iman
MALAQBIQ Vol. 3 No. 1 (2024): Malaqbiq: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jam.v3i1.966

Abstract

Kampung ramadhan moderasi beragama dilaksanakan untuk menanamkan paham moderasi beragama pada remaja di wilayah provinsi Sulawesi Barat. Hal tersebut juga bertujuan untuk menciptakan agen-agen moderasi beragama pada kalangan remaja. Sasaran utama pada kegiatan ini adalah remaja yang hidup dalam perkembangan jaman yang serba modern, mudah mendapatkan informasi dan pengajaran dari berbagai sumber. Sehingga dianggap perlu untuk diberikan pemahaman secara langsung terkait moderasi beragama agar remaja tersebut terhindar dari perilaku-perilaku ekstrem. Selain itu juga kegiatan ini dapat mengisi waktu mereka dalam menjalani ibadah suci ramadhan. Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 351 orang yang terdiri dari remaja yang berasal dari berbagai daerah di provinsi Sulawesi Barat dan sedang menetap di kabupaten Majene. Hasil dari kegiatan ini, peserta menjadi sangat antusias untuk lebih memperdalam pemahaman mereka terkait moderasi beragama.
Analisis Nilai-Nilai al-Qur’an dan Hadis dalam Tradisi Mappatende di Desa Panggalo Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Makmur; Marsyam, Abdul Waris; Sukarman, Sukarman
PAPPASANG Vol. 7 No. 1 (2025): Pappasang
Publisher : STAIN Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/jiat.v7i1.1779

Abstract

Abstract: The Mappatende tradition is an annual ritual performed by agrarian communities in Panggalo Village as a form of gratitude for the harvest. However, this tradition has received various perceptions among local residents, with some groups viewing it as a religious innovation (bid‘ah). This study aims to analyze the Qur'anic values embedded in the Mappatende tradition and how these values are implemented in the community’s social life. The research employs a qualitative approach using observation, in-depth interviews, and documentation methods. Data analysis is conducted through the Living Qur’an approach, which interprets how Qur’anic teachings are practiced contextually within local culture. The findings reveal that the Mappatende tradition embodies and expresses Qur’anic values such as gratitude (shukr), kinship (silaturahmi), cooperation, and charity (sadaqah), all of which are reflected in each stage of the ritual. These results imply that local traditions can serve as a medium for contextualizing and preserving Islamic values within society. Keywords: Living Qur’an, Mappatende, Qur’anic values, local tradition. Abstrak: Tradisi Mappatende merupakan ritual tahunan masyarakat agraris di Desa Panggalo sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil panen. Namun, tradisi ini mendapat beragam pandangan di tengah masyarakat, termasuk anggapan sebagai praktik bid‘ah oleh sebagian kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai al-Qur’an yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi Mappatende serta bagaimana implementasinya dalam kehidupan sosial masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dengan pendekatan Living Qur’an, yaitu menelaah makna dan praktik nilai-nilai Qur’ani dalam budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Mappatende mengandung dan merepresentasikan nilai-nilai al-Qur’an seperti syukur, silaturahmi, kerjasama, dan sedekah, yang diimplementasikan dalam seluruh tahapan pelaksanaannya. Implikasi dari temuan ini menunjukkan bahwa tradisi lokal seperti Mappatende dapat menjadi media aktualisasi ajaran Islam secara kontekstual dan menjadi sarana pelestarian nilai-nilai Qur’ani dalam budaya masyarakat. Kata Kunci: Living Qur’an, Mappatende, Nilai-Nilai al-Qur’an, Tradisi lokal