Kebutuhan bawang merah dalam negeri dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan yang tidak seimbang dengan produksi sehingga kebutuhan dalam negeri diatasi melalui impor. Selama ini, penanaman yang lazim dilakukan petani adalah menggunakan umbi bawang merah atau mencapai 40% dari total biaya produksi. Penanaman bawang merah dengan biji memberikan banyak keuntungan diantaranya hemat (hanya 5 kg/ha), biaya bibit murah, lebih tahan simpan (2 tahun) dan umbi yang dihasilkan lebih besar serta produksinya lebih tingggi dibandingkan dengan menggunakan umbi. Penanaman bawang merah dari biji merupakan terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Teknologi penanaman bawang merah dengan menggunakan biji belum banyak dipahami di tingkat petani walau memberikan banyak keuntungan sehingga perlu dilakukan pembimbingan dan pelatihan serta pendampingan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam membudidayakan bawang merah melalui biji botani dengan program Produksi Lipat Ganda (Proliga) di atas 10 ton per Ha. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai November 2022 dan diawali dengan melakukan pre-test kepada anggota kelompok tani. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah: 1). Penyuluhan mengenai teknologi ramah lingkungan dalam budidaya bawang merah; 2). Praktek membuat pupuk organik cair, zat pengatur tumbuh dan pestisida nabati; 3). Pendampingan pembuatan plot budidaya bawang merah asal biji botani. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah: a). Kelompok tani mampu menyerap teknologi yang diberikan terbukti dengan berhasilnya mereka membuat pupuk organik cair, zat pengatur tumbuh dan pestisida dari bahan nabati yang ramah terhadap lingkungan; b). Kelompok tani mampu membudidayakan bawang merah dengan menggunakan biji sebagai bahan tanam. Kata kunci: Benih, umbi bawang merah, ramah lingkungan. ABSTRACT The need for domestic shallots from year to year tends to increase which is not balanced with production so that domestic demand is met through imports. So far, the planting that is commonly done by farmers is using shallot bulbs which can reach 40% of the total production cost. Planting shallots with seeds provides many advantages including being economical (only 5 kg/ha), cheap seed costs, more shelf-stable (2 years) and larger tubers and higher production compared to using tubers. Planting shallots from seeds is a breakthrough to increase farmer productivity and welfare. The technology for planting shallots using seeds is not widely understood at the farmer level, although it provides many advantages, so guidance and training and assistance are needed. This activity aims to increase farmers' knowledge and skills in cultivating shallots through botanical seeds with Double Fold Production above 10 tonnes per Ha. This activity was carried out from July to November 2022 and began with conducting pre-tests on members of farmer groups. The methods used in this service activity are: 1). Counseling on environmentally friendly technology in shallot cultivation; 2). The practice of making liquid organic fertilizers, growth regulators and vegetable pesticides; 3). Assistance in making shallot cultivation plots from botanical seeds. The results achieved from this activity are: a). Farmer groups are able to absorb the technology provided, as evidenced by their success in making liquid organic fertilizers, growth regulators and pesticides from environmentally friendly vegetable materials; b). Farmer groups are able to cultivate shallots using seeds as planting material. Keywords: Seeds, shallot bulbs, environmentally friendly.