Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RESPON GERMINATIF DAN VEGETATIF JAGUNG PUTIH LOKAL TIMOR YANG DIBERI PENGASAPAN HASIL PEMBAKARAN MATERIAL TUMBUHAN DARI SUMBER SPESIES YANG BERBEDA Vertygo, Stormy; Tang, Basri Yadi; Liukae, Deki B.; Salih, Suhartini; Swari, Wahyu Dani
INDIGENOUS BIOLOGI : JURNAL PENDIDIKAN DAN SAINS BIOLOGI Vol 6 No 3 (2023): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v6i3.538

Abstract

Salah satu varietas lokal jagung yang terdapat di pulai Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah jagung putih lokal Timor. Keunggulan dari varietas ini di antaranya adalah resistensinya terhadap serangan hama bila dibandingkan dengan varietas hibrida lain. Sayangnya, varietas ini memiliki kemampuan bertumbuh dan berkembang yang masih lambat sehingga berdampak pada kesuksesan dalam pembudidayaannya. Berkenaan dengan hal tersebut, banyak studi telah dilakukan yang menunjukkan adanya pengaruh positif pengasapan dalam menginduksi proses perkecambahan (germinasi) dan respon vegetatif lainnya. Terdapat senyawa-senyawa faktor tumbuh (growth factors) yang berhasil diisolasi dari asap hasil pembakaran material-material tumbuhan. Faktor-faktor tumbuh ini mempengaruhi jalur pensinyalan seluler yang mengaktivasi berbagai respon fisiologis yang berkaitan dengan proses perkecambahan dan pertumbuhan. Dalam penelitian ini, pengasapan yang berasal dari pembakaran tumbuhan dari 4 spesies yang berbeda didedahkan untuk menginduksi perkecambahan dan pertumbuhan jagung putih lokal Timor. Perlakuan yang digunakan adalah: A0= kontrol (tanpa pengasapan), A1= (pengasapan dari kayu Kesambi (Schleichera oleosa)), A2= (pengasapan dari kayu Kasuari (Casuarina junghuhniana)), A3= (pengasapan dari kayu Lamtoro (Leucaena leucocephala)) dan A4= (pengasapan dari Sekam padi (Oryza sativa)). Parameter yang dikaji adalah: persentase germinasi (GT), rerata laju perkecambahan (MGR) dan tinggi kecambah (TK). Analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh nyata perlakuan terhadap parameter TK dengan perlakuan A3 memberikan hasil terbaik, namun tidak berbeda nyata terhadap parameter GT dan MGR. Dengan demikian, pengasapan hasil pembakaran kayu Lamtoro dapat dijadikan sebagai metode alternatif untuk meningkatkan laju pertumbuhan jagung putih lokal Timor. Diharapkan agar laju pertumbuhan yang telah dipacu ini akan dapat pula mempengaruhi laju perkembangannya sehingga dapat memaksimalkan produktivitas panennya. Kata Kunci: germinasi, lamtoro, kayu kasuari, kesambi, pengasapan, pertumbuhan, sekam padi
Assessment of Seaweed Farming Suitability in Tesabela Village Kupang Regency Using Geographic Information System Nuban, Sri Rahayu; Rina, Timotius Ragga; Khairani, Nurul Fitri; Bulan, Melkianus Teddison; Malafu, Norsem Nehemia; Banggut, Emanuel Destianus; Lukmini, Aisyah; Swari, Wahyu Dani; Rassi, Sakeos Mullia; Bota, Bernadus
Barakuda 45: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2025): November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/barakuda45.v7i2.727

Abstract

Seaweed plays an important role in the implementation of the Blue Economy concept in Indonesia, as it not only serves as a commodity that supports the economy of coastal communities, but also has the potential to enhance national food security, mitigate the impacts of climate change, and promote sustainable marine resource management practices. The waters of Tesabela Village represent one of the potential areas that can be developed as a seaweed aquaculture center in Kupang Regency. The purpose of this research is to generate a site suitability map for seaweed cultivation in the marine area of Tesabela Village, Kupang Regency. Sampling points were determined using purposeful random sampling, but within the entire area. A total of six sample points were selected. Sample points one through six represent the waters of Tesabela Village. Secondary data was also collected to provide additional information for the geographic information system. The analysis showed that three stations were categorized as highly suitable (S1): stations 4, 5, and 6, with a total area of ​​96.57 ha. Stations 1, 2, and 3 were categorized as suitable (S2), or acceptable, with an area of ​​80.48 ha. These factors have the potential to reduce productivity, but farmers can generally address them through technical adjustments. Furthermore, seaweed farmers still need more support from the government and the private sector to maintain the sustainability of their farming operations and to conduct further research.