Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REVIEW ARTIKEL : POTENSI BAHAN HERBAL SEBAGAI FEED ADDITIVE PADA PAKAN IKAN LELE (Clarias spp.) Khairani, Nurul Fitri; Astutiwati
Jurnal TAMBORA Vol 9 No 2 (2025): EDISI 25
Publisher : Wakil Rektor 3, Direktorat Riset, Publikasi dan Inovasi, Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/tambora.v9i2.6165

Abstract

Ikan lele (Clarias spp.) merupakan salah satu komoditas akuakultur favorit di setiap elemen masyarakat, kelebihan ikan lele dibandingkan dengan ikan lainnya karena memiliki nilai gizi tinggi (protein 17,7%, lemak 4,8%) serta mampu beradaptasi terhadap lingkungan dengan padat tebar tinggi. Namun, tantangan terbesar dalam kegiatan budidaya ikan lele ialah pakan. Pakan  memainkan peran penting terhadap tingginya biaya produksi Salah satu Solusi nya yaitu penggunaan bahan herbal sebagai feed additive untuk meningkatkan pertumbuhan, kesehatan, dan efisiensi pakan. Kajian literatur ini menganalisis pengaruh berbagai jenis herbal seperti kunyit, temulawak, jahe, kencur, kayu manis, dan bawang putih pada performa ikan lele. Senyawa aktif seperti kurkumin (kunyit), xanthorrhizol (temulawak), gingerol (jahe), dan allisin (bawang putih) berperan sebagai antioksidan, antimikroba, dan promotor pertumbuhan melalui peningkatan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan nutrisi. Dosis optimal setiap bahan herbal bervariasi tergantung dari jenis dan metode pemberian bahan herbal itu sendiri. kelebihan bahan herbal dibandingkan dengan bahan kimia sintesis dalam kegiatan akuakultur  adalah minim residu, ramah lingkungan serta hemat biaya dan berkelanjutan. Berdasarkan studi literatur ini penggunaan bahan herbal sebagai feed additive pada pakan ikan lele sangat direkomendasikan untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan lele secara holistik.
ANALISIS HUBUNGAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DBD DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS WASUPONDA Khairani, Nurul Fitri; Adam, Arlin; Sanuddin, Sudirman; Zamli, Zamli
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 9 No 2 (2024): Vol. 9 No. 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v9i2.1556

Abstract

Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini cepat berkembang dan menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Demam berdarah dengue memiliki gejala serupa dengan demam dengue namun demam berdarah dengue memiliki gejala lain seperti nyeri ulu hati terus menerus, pendarahan pada hidung, mulut, gusi, dan ada memar pada kulit vektor. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku terhadap kejadian DBD. Metode: penelitian ini menggunakan metode cross sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di wilayah kerja UPTD puskesmas wasuponda yang positif DBD dan yang tidak DBD total yang berjumlah 63 orang, Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer program statistik (SPSS). Hasil: Analisis univariat mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat didapatkan tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian DBD (p=,265), selanjutnya tidak ada hubungan sikap dengan kejadian DBD (p=,056). Selanjutnya ada hubungan tindakan dengan kejadian DBD (p=,000). Kesimpulan: tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kejadian DBD, selanjutnya ada hubungan antara tindakan dengan kejadian DBD.
Assessment of Seaweed Farming Suitability in Tesabela Village Kupang Regency Using Geographic Information System Nuban, Sri Rahayu; Rina, Timotius Ragga; Khairani, Nurul Fitri; Bulan, Melkianus Teddison; Malafu, Norsem Nehemia; Banggut, Emanuel Destianus; Lukmini, Aisyah; Swari, Wahyu Dani; Rassi, Sakeos Mullia; Bota, Bernadus
Barakuda 45: Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7 No 2 (2025): November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/barakuda45.v7i2.727

Abstract

Seaweed plays an important role in the implementation of the Blue Economy concept in Indonesia, as it not only serves as a commodity that supports the economy of coastal communities, but also has the potential to enhance national food security, mitigate the impacts of climate change, and promote sustainable marine resource management practices. The waters of Tesabela Village represent one of the potential areas that can be developed as a seaweed aquaculture center in Kupang Regency. The purpose of this research is to generate a site suitability map for seaweed cultivation in the marine area of Tesabela Village, Kupang Regency. Sampling points were determined using purposeful random sampling, but within the entire area. A total of six sample points were selected. Sample points one through six represent the waters of Tesabela Village. Secondary data was also collected to provide additional information for the geographic information system. The analysis showed that three stations were categorized as highly suitable (S1): stations 4, 5, and 6, with a total area of ​​96.57 ha. Stations 1, 2, and 3 were categorized as suitable (S2), or acceptable, with an area of ​​80.48 ha. These factors have the potential to reduce productivity, but farmers can generally address them through technical adjustments. Furthermore, seaweed farmers still need more support from the government and the private sector to maintain the sustainability of their farming operations and to conduct further research.