Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PREVALENSI KEJADIAN AGLUTINASI SPERMATOZOA RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR ALBINO YANG DIBERI PAPARAN ANTIBIOTIK KANAMYCIN Abeiasa, Muhammad Saka
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok antibiotik dari golongan aminoglikosida seperti kanamycin dan gentamycin menyebabkan kesalahan penerjemahan dan efek inhibisi pada proses translokasi t-RNA dan m-RNA bakteri. Dilaporkan bahwa toksisitas kanamycin dapat meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang diterima. Hal ini dapat berakibat penurunan jumlah dan kecacatan spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antibiotik kanamycin terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Jumlah aglutinasi spermatozoa dihitung menggunakan agglutination grade WHO. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan model post-test-only control group design dengan variabel independen yaitu kanamycin dosis bertingkat dan variabel dependen yaitu jumlah aglutinasi spermatozoa. Data dianalisis menggunakan ANAVA dan  dilanjutkan dengan  uji lanjut Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kanamycin dosis bertingkat berpengaruh terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Peningkatan jumlah aglutinasi seiring dengan peningkatan dosis yang diterima.
Prevalensi Kejadian Aglutinasi Spermatozoa Rattus norvegicus Strain Wistar Albino yang Diberi Paparan Antibiotik Kanamycin Abeiasa, Muhammad Saka
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrba.v2n1.p1-5

Abstract

Kelompok antibiotik dari golongan aminoglikosida seperti kanamycin dan gentamycin menyebabkan kesalahan penerjemahan dan efek inhibisi pada proses translokasi t-RNA dan m-RNA bakteri. Dilaporkan bahwa toksisitas kanamycin dapat meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang diterima. Hal ini dapat berakibat penurunan jumlah dan kecacatan spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antibiotik kanamycin terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Jumlah aglutinasi spermatozoa dihitung menggunakan agglutination grade WHO. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan model post-test-only control group design dengan variabel independen yaitu kanamycin dosis bertingkat dan variabel dependen yaitu jumlah aglutinasi spermatozoa. Data dianalisis menggunakan ANAVA dan  dilanjutkan dengan  uji lanjut Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kanamycin dosis bertingkat berpengaruh terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Peningkatan jumlah aglutinasi seiring dengan peningkatan dosis yang diterima.
Prevalensi Kejadian Aglutinasi Spermatozoa Rattus norvegicus Strain Wistar Albino yang Diberi Paparan Antibiotik Kanamycin Muhammad Saka Abeiasa
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrba.v2n1.p1-5

Abstract

Kelompok antibiotik dari golongan aminoglikosida seperti kanamycin dan gentamycin menyebabkan kesalahan penerjemahan dan efek inhibisi pada proses translokasi t-RNA dan m-RNA bakteri. Dilaporkan bahwa toksisitas kanamycin dapat meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang diterima. Hal ini dapat berakibat penurunan jumlah dan kecacatan spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antibiotik kanamycin terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Jumlah aglutinasi spermatozoa dihitung menggunakan agglutination grade WHO. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan model post-test-only control group design dengan variabel independen yaitu kanamycin dosis bertingkat dan variabel dependen yaitu jumlah aglutinasi spermatozoa. Data dianalisis menggunakan ANAVA dan  dilanjutkan dengan  uji lanjut Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kanamycin dosis bertingkat berpengaruh terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Peningkatan jumlah aglutinasi seiring dengan peningkatan dosis yang diterima.
Pengaruh Pemberian Fero Sulfat Plus Vitamin C Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Hamil Endang Sari; M. Saka Abeiasa
Jurnal Medisains Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Medisains Kesehatan
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian fero sulfat sebagai salah satu upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia zat besi. Peningktan kadar hemoglobin darah selain dapat ditingkatkan dengan pemberian fero sulfat dapat juga dikombinasikan dengan konsumsi zat gizi lain seperti vitamin C. pemberian fero sulfat secara rutin tanpa ada indikasi (Hb rendah) bisa menyebabkan peningkatan gula darah yang bisa menjadi Diabetes Gestasional pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian zat besi plus vitamin C terhadap kadar glukosa darah pada tikus hamil. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian pre and post test control group desain. sampel berjumlah 14 ekor tikus putih Alat ukur menggunakan spektrofotometer. Data dianalisa dengan menggunakan Uji normalitas Shapiro Wilks. Setelah uji parametrik terpenuhi maka dilanjutkan dengan uji hipotesa menggunakan one way anova. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian fero sulfat plus vitamin C memiliki hubungan signifikan terhadap kadar glukosa darah (p= 0,001) dimana pada kelompok kontrol (p= 0,001). Kesimpulan penelitian ini adalah untuk kadar glukosa darah terdapat penurunan yang signifikan pada kelompok kontrol dan fero sulfat plus vitamin C
Prevalensi Teratozoospermia Pada Rattus Norvegicus Strain Wistar Albino Yang Diberikan Variasi Paparan Radiasi Bluetooth Handphone Muhammad Saka Abeiasa; Endang Sari
Jurnal Medisains Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Medisains Kesehatan
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pancaran radiasi yang di pancarkan perangkat bluetooth akan di tangkap oleh sel tubuh. Radiasi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan hidup dengan cara merubah struktur sel dan merusak DNA. Penggunaan bluetooth juga dapat meningkatkan tingkat stress oksidatif akibat kenaikan Reactive Oxygen Species (ROS), yang berakibat menurunnya pergerakan dan vitalitas sel. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh durasi paparan bluetooth terhadap prevalensi kejadian teratozoospermia pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar albino. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Cara penetapan sampel adalah dengan simple random sampling. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis varian (ANOVA). Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikasn variasi lama waktu paparan bluetooth handphone terhadap prevalensi kejadian teratozoozpermia hewan coba (p value: 0.00)
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis Terhadap Bakteri Staphylococcus Epidermis Humaira, Vilma; Abeiasa, M. Saka; Yansen, Fatridha
Jurnal Medisains Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Medisains Kesehatan
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/jmk.v4i1.143

Abstract

Manggis dapat digunakan untuk mengobati asam urat, diare, disentri dan sariawan. Senyawa kimia dalam manggis mungkin memiliki sifat antibakteri, seperti flavonoid, xanthones, tanin, terpenoid dan saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kulit manggis terhadap bakteri Staphylococcus epidermis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen laboratorium (real eksperimen) dan metode post test only control group design. Ekstrak kulit manggis adalah 5% b/v (b/v), 10% b/v, 20% b/v, 40% b/v, 60% b/v dan 80% b/v. Sampel yang digunakan adalah Staphylococcus epidermidis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol manggis (Gracinia mangostana) pada konsentrasi 20% b/v, 40% b/v, 60% b/v, 80% b/v dan 100% dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus manggis. Diameter resistor adalah 18,4 mm, 19,6 mm, 20,4 mm, 21,4 dan 21,6 mm. dan konsentrasi ekstrak etanol manggis menunjukkan perbedaan pertumbuhan Staphylococcus epidermis. dimana p = 0,000, yang lebih kecil dari nilai default, yaitu p
Perbandingan Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga) Dan Kunyit (Curcuma Domestica Val) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Agustri Gunawan, Ulfa; Abeiasa, M Saka; Yansen, Fatridha
Jurnal Medisains Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Medisains Kesehatan
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/jmk.v4i2.204

Abstract

Lengkuas(Alpinia galanga)merupakan salah satu tanaman biofarmaka. Lengkuas mengandung senyawa metebolit sekunder seperti flavonoid, tanin, saponin yang memiliki daya hambat bakteri. Kunyit (Curcuma domestica Val) merupakan salah satu komoditas pertanian di Indonesia, memiliki kandungan kurkumin yang cukup tinggi yang mampu menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas antibakteri ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) dan ekstrak kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian menggunakan eksperimen laboratorium dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan metode paper disc pada zona hambat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua ekstrak mempunyai daya hambat yang signifikan terhadap bakteri Staphylococcus aureus, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua ekstrak. Studi ini menyoroti potensi kedua ekstrak dalam meningkatkan sifat antibakteri bakteri.
Uji Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kandis (Garcinia Xanthochymus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Rahmat Yuza, Ibnu; Abeiasa, M. Saka; Elfia, Linda
Jurnal Medisains Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Medisains Kesehatan
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/jmk.v4i2.205

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat perbandingan aktivitas daya hambat ekstrak kulit buah kandis (Garcinia xanthochymus) pada fraksietanol dan fraksi air terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan untuk mengetahui potensi ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri ialah menggunakan metode cakram kertas yang berupa zona inhibisi yang membentuk disekitar cakram kertas. Berdasarkan dari hasil skrining fitokimia dari tanaman yang digunakan diketahui bahwa tanaman kulit buah kandis (Garcinia xanthochymus) memiliki zat aktif berupa saponin, flavanoid, alkaloid. Hasil penelitian peningkatan dosis pada ekstrak kulit buah kandis (Garcinia xanthochymus) fraksi etanol konsentrasi 5% terhadap konsentrasi 10% ada perbedaan, sedangkan konsentrasi 5% terhadap konsentrasi 15% dan konsentrasi 10% terhadap 15% itu tidak ada perbedaan. Hasil penelitian peningkatan dosis pada ekstrak kulit buah kandis (Garcinia xanthochymus) fraksi air konsentrasi 5% terhadap konsentrasi 10% dan terhadap konsentrasi 15% tidak memiliki perbedaan. Maka dapat disimpulkan ekstrak kulit buah kandis fraksi etanol lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan aktifitas bakteri Stapylococcus aureus dibandingkan dengan ekstrak kulit buah kandis fraksi air. Aktivitas anti bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus terbaik ditunjukkan oleh fraksi etanol ekstrak kulit buah kandis (Garcinia xanthochymus) konsentrasi 5% terhadap 10%, yaitu dengan nilai signifikansi 0.021.
Pengaruh Pemberian Kadar Bertingkat Ekstrak Daun Ruku-Ruku Hutan (Ocimum Sp) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit Abeiasa, M. Saka; Ardika, Eche; Mossfika, Eldya
Jurnal Medisains Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Medisains Kesehatan
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/jmk.v3i2.248

Abstract

Wound is a state of loss of continuity of tissue structure. Cut injury is an injury caused by being cut by an instrument sharp objects such as knives, razors, mirrors, and other sharp objects. Rukuruku forest is one of the ingredients of traditional medicine that has many properties as anti-bacterial, anti-inflammatory, anti-cancer, anti-fungal and has the effect of anti-oxidant activity. Rukuruku forest leaves contain flavonoid compounds, tannins, saponins, and essential oils that can speed up the treatment of injuries. The content of essential oils acts as an antibacterial, antimicrobial, antiseptic, anti-inflammatory, antioxidant. This research aims to identify the effect of "Rukuruku Hutan" on cut injuries. This research is experimental in nature with a posttest only control group design. Ethanol extract of the leaves of Rukuruku Hutan was made into 3 concentration alterations (10%, 30%, 50). %). Next, the extract was tested in each experimental group, where there was a control group that was given nothing, treatment group 1, treatment 2 and treatment 3, after which the wound healing skills were compared. The results of the research proved that the treatment was not given anything. - does the injury change gradually decrease. At a concentration of 10%, the injury closes more quickly and the length of the injury continues to decrease, at a concentration of 30% the injury turnover decreases only slightly, whereas at a concentration of 50% the injury only slightly undergoes treatment where the injury widens and does not closed after 8 days of testing. The conclusion of this research is that the leaf extract of the forest ruku-ruku can be effective f in the treatment of cut injuries with an optimum concentration of 10%.
Penetapan Kadar Aspartam Pada Minuman Berenergi “X” Serbuk Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Abeiasa, M. Saka; Humaira, Vilma; Yuza, Novendra
Jurnal Medisains Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Medisains Kesehatan
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/jmk.v3i2.249

Abstract

Energy drinks are currently being consumed by more and more people, which unwittingly contain artificial sweeteners such as aspartame. Aspartame can cause various disorders in the body if consumed in excess of 40 mg/kg body weight. The High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method is often used to determine aspartame levels in food or beverages. This study aims to determine the validation of the aspartame aspartame determination method and to determine the aspartame content in energy drink "X" by HPLC. The HPLC system used includes a Lichrospher 100 RP-18 column, particle size 5μm, column length 125 mm, flow rate = 1.0 ml/min, loop volume = 20μl, and column temperature = 30oC. The mobile phase selected was ammonium acetate: methanol (70:30). The degree of resolution obtained is in the range of 1.68-1.89, detection limit = 1.4790, quantity limit = 3.7802, Vxo = 1.17%, % recovery = 100.80%-118.98%, and The aspartame examined was in the range of 0.90%-1.22% (35.15-49.47 mg). This study concluded that the aspartame aspartame assay analysis method using HPLC met the method validation requirements, which included selectivity, linearity, detection limit, quantity limit, accuracy, and precision. Aspartame levels in energy drink "X" is quite high and exceeds the standard daily intake allowed