Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Ship Maneuverability Experiments on Open Water with Rudder Model Variations: Case Study of SPB-XXOO Hutama, Rizka Arie; Aryawan, Wasis Dwi; Sugita, Ericza Damaranda
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 31, No 1 (2020)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5039.181 KB) | DOI: 10.12962/j20882033.v31i1.5637

Abstract

Ship maneuverability is important to study because it affects safety. Moreover, if the ship operates in a narrow shipping lane, as experienced by SPUB that operated in Musi River. This research focuses on the experimental process of SPUB maneuvers in open water, especially for the turning circles' movement. The experiment was conducted using a prototype, model SPB-XXOO, which was equipped with components of the instrumentation system such as data logger and propulsion system. Both are integrated into the remote control and computer to perform control functions, calculations, data logging, and data transfer through the wireless communication system. The main controller of the propulsion system is an implanted program to deflect the rudder automatically. Three rudder models with variations in aspect ratios of 1.10, 1.65, and 2.20, also two variations of the rudder angle; 30o and 35o are used to test the model. GPS does the data acquisition process for each experimental process. Based on the analysis of the rudder model's effect, it was found that a rudder with a large aspect ratio provides better performance than a lower aspect ratio. The average increase in the maneuver performance of the rudder with the smallest to the most significant aspect ratio is 17.345%.
Desain Self-Propelled Oil Barge (SPOB) Untuk Distribusi Crude Oil di Kabupaten Sorong, Papua Barat Nandika Bagus Prayoga; Wasis Dwi Aryawan
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.257 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i1.15822

Abstract

Papua Barat merupakan provinsi penghasil minyak bumi yang ada di Indonesia bagian timur, salah satu daerah yang memiliki potensi tersebut adalah di Kabupaten Sorong. Dengan dikenal sebagai julukan kota minyak, kabupaten yang memiliki ibukota dengan nama Sorong tersebut memiliki 350 sumur minyak dan mampu memproduksi sekitar 3.321.698.000 barrel per tahun [1]. Dari hasil tersebut menjadikan produksi minyak bumi sebagai penyumbang devisa daerah terbesar setelah sektor perikanan dan industri kayu. Jalur distribusi minyak bumi daerah kabupaten Sorong terdapat di sepanjang selat yang memisahkan antara Pulau Papua dan Pulau Salawati. Berdasarkan dampak turunnya harga minyak dunia dan dilakukan langkah penghematan pengeluaran biaya perusahaan, maka dibutuhkan suatu inovasi alat transportasi pengangkutan minyak bumi dari yang selama ini hanya menggunakan tongkang yang ditarik oleh kapal tunda. Self-Propelled Oil Barge (SPOB) diharapkan menjadi inovasi solusi yang cukup baik dalam hal sarana transportasi minyak bumi di daerah Kabupaten Sorong. Dengan mencari rata-rata payload dari hasil perhitungan optimasi penentuan rute distribusi dengan metode Traveling Salesman Problem, yang  selanjutnya akan dijadikan nilai owner requirement. Lalu dengan menggunakan metode optimation design approach, Self-Propelled Oil Barge dihitung dan dirancangan dengan beberapa batasan untuk mencari nilai pembangunan kapal yang paling minimum. Dari proses optimasi didapatkan ukuran utama barge adalah L = 70.31 m, B = 12 m, H = 5.50 m, T = 4.40 m.
Desain Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas untuk Wilayah Indonesia Kamaluddin Kamaluddin; Wasis Dwi Aryawan
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.863 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16934

Abstract

Hingga saat ini, di Indonesia masih ada 12.659 desa tertinggal yang belum memperoleh akses listrik dari jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN), bahkan 2.519 desa diantaranya belum teraliri listrik sama sekali.Pada tanggal 8 Desember 2015 Presiden Joko Widodo meresmikan operasional pembangkit listrik di atas kapal yang menyewa dari Turki untuk daerah Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Selanjutnya juga akan didatangkanpower plant serupa dari Turki untuk beberapa lokasi antara lain Sumatera Bagian Utara, Kupang, Ambon, dan Lombok. PLN mengklaim ada efisiensi sebesar Rp. 350 miliar per tahun dibanding menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mendapatkan desain konseptual kapal pembangkit listrik tenaga gas yang memiliki kemampuan mobilitas sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik di wilayah Indonesia. Sehingga pemerintah dapat cepat tanggap terhadap daerah yang mengalami krisis listrik di Indonesia.Proses desain kapal dimulai dari studi literatur dan penentuanoutput daya listrik kapal menggunakan informasi kondisi kelistrikan Nasional dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia.Didapatkan daya listrik kapal yang didesain yaitu 144 MW. Kemudian mencari ukuran utama kapal. Setelah itu dilakukan perhitungan teknis berupa perhitungan berat, trim, freeboard, dan stabilitas.Ukuran utama yang didapatkan adalah Lpp =150 m; B =31 m; H =16 m; T =4,9 m. Dari data tersebut kemudian dibuatLines Plan dan General Arrangement.
Pembuatan Konsep Desain Unmanned Surface Vehicle (USV) untuk Monitoring Wilayah Perairan Indonesia Dwiko Hardianto; Wasis Dwi Aryawan
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.032 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.23366

Abstract

Indonesia dengan luas wilayah laut hampir dua pertiga dari luas daratanya, menjadi perhatian khusus dari pemerintah untuk melindungi keamanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan luas wilayah perairan yang cukup besar maka wilayah perairan yang harus dijaga oleh pemerintah tidaklah sedikit. Dalam Tugas Akhir ini dibuat konsep desain Kapal Tanpa Awak yang selanjutnya disebut Unmanned Surface Vehicle (USV) yang dirasa dapat memenuhi kebutuhan monitoring wilayah perairan Indonesia. Proses desain USV berupa perhitungan teknis, Rencana Garis, Rencana Umum, dan model tiga dimensi dapat dilakukan setelah mendapatkan ukuran utama. Ukuran utama kapal ditentukan dari kebutuhan platform yang digunakan pada USV berdasarkan operational requirements dan decision tree yang digunakan untuk menentukan tipe lambung, material, dan sistem propulsi. Pada akhirnya didapatkan hasil desain USV dengan tipe lambung katamaran dan menggunakan sistem propulsi elektrik. Ukuran utama yang didapatkan adalah Lpp = 6.94 m; B = 3.5 m; H = 1.27 m; T = 0.5 m; S/L = 0.196. Nilai  freeboard dan stabilitas kapal memenuhi sesuai standar Non-Convention Vessel Standard (NCVS) dan HSC Annex 7 Multihull 2000.
Desain Water Bus Sebagai Sarana Penunjang Pariwisata Di Pulau Biawak Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Syaghaf Satyawan S.S. Tanjung; Wasis Dwi Aryawan; Ahmad Nasirudin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1170.725 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26110

Abstract

Sebagian besar masyarakat pesisir Kabupaten Lamongan adalah nelayan. Infrastruktur seperti Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong sangat mendukung kemajuan perikanan di Kabupaten Lamongan, namun kapal yang digunakan masyarakat Lamongan Untuk mencari ikan kurang efisien. Pemerintah akan memberikan bantuan berupa kapal penangkap ikan dengan desain baru, namun desain yang ditawarkan pemerintah ditolak karena kurang cocok dengan masyarakat Lamongan. Oleh karena itu didesainlah Kapal Penangkap Ikan Fiberglass Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten Lamongan merupakan salah satu solusi untuk merealisasikan program tersebut. Dalam melakukan desain, yang pertama dilakukan pengumpulan data kapal tradisional untuk dilakukan analisis. Setelah mendapatkan data tahap kedua dilakukan analisis terhadap desain kapal tradisional. Ketiga dilakukan desain kapal penangkap ikan baru dengan parameter karakteristik kapal tradisional. Setelah didapatkan desain yang baru, kemudian diakhiri dengan pembuatan general arrangement, lines plan dan 3D model.  Dengan metode tersebut ukuran utama Kapal Penangkap Ikan Fiberglass Berbasis Kearifan Lokal Kabupaten Lamongan yang didapatkan adalah Lpp = 15.25 m, B = 6 m, T = 1.6 m, H = 4.302 m, CB = 0.513, dan Vs = 5-7 knot. Kelebihan kapal penangkap ikan fiberglass ini yaitu power yang dibutuhkan 169.38 kW, lebih kecil  63,92 kW atau 28% dibandingkan kapal tradisional dan muatan yang dapat diangkut 31,57 ton, lebih besar 4,07 ton atau bertambah 14% dari muatan sebelumnya.
Desain Kapal Pembangkit Listrik Menggunakan Tenaga Gelombang Air Laut Untuk Daerah Papua Bimo Taufan Devara; Wasis Dwi Aryawan; Ahmad Nasirudin
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.02 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26327

Abstract

Electricity condition in Indonesia as a whole is still spread not evenly, even for the region of Central and Eastern part of Indonesia, the electricity supply is still far from sufficient. This condition is caused by several reason, and one it is the uneven development in the areas of central and eastern Indonesia. Papua is a province that has lowest level of electrivity in Indonesia, as a whole area only have 47% electricity. In this Final Project will be designed Power Plant Ship as an support unit in Serui City, with the generated power is 36 MWh. The ideal electrical needs of the Serui City approximatedly 8.4 MW, while power is 5.6 MW have been installed so that the power shortage is 2,8 MW. Power Plant Ship design begins with the selection item for producing electricity, such as floats, inverter and battery. Needed two ships for fulfilling the power shortage with each ships used 18 battery with each power of 2 MW and 20 floats with each power of 0.2 MW. After that initial layout was made to find the size of the initial main dimension. Main dimension of the vessel is L = 95.89 m, B = 18.5 m, H = 5.2 m, T = 3.75 m. From this main dimension can be calculated technical calculations and made Lines Plan, General Arrangement and 3D Modeling Design.
Pembuatan Detail Desain Unmanned Surface Vehicle (USV) untuk Monitoring Wilayah Perairan Indonesia Fajar Ramadhan; Wasis Dwi Aryawan
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.729 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27927

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim, dengan total luas wilayah laut terbesar di dunia. Sehingga diperlukannya kapal patroli sebagai kapal pengintai yang dapat menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia yang akhir - akhir ini sedang ramai diperbincangkan. Di era teknologi dan komunikasi yang semakin berkembang ini, tugas manusia semakin terbantu dengan hadirnya teknologi yang semakin berkembang pesat. Dimana teknologi ini sudah mulai masuk pada dunia transportasi yang salah satunya adalah teknologi kapal tanpa awak atau yang biasa disebut Unmanned Surface Vehicle. Katamaran merupakan jenis kapal dengan lambung banyak (multi-hull) yang dapat dikembangkan pada perairan Indonesia karena memiliki berbagai kelebihan. Dengan kecepatan tinggi, maka kapal diharuskan memiliki konstruksi yang kuat. Dalam perencanaan pembangunan kapal tanpa awak tersebut menggunakan sistem konstruksi melintang, dimana sistem konstruksi ini banyak digunakan pada kapal – kapal kecil pada umumnya (kurang dari 24 meter). Sehingga diperoleh berat ukuran konstruksi kapal tanpa awak tersebut sebesar 1,54 ton, dengan jarak gading sebesar 600 mm, profil gading biasa menggunakan profil             “I 50x6” dan “I 50x7” mm. Sedangkan profil gading besar menggunakan profil “L 60x40x5” dan “L 60x40x6” mm. Dari hasil tersebut, konstruksi katamaran kapal tanpa awak telah memenuhi standart kelas Biro Klasifikasi Indonesia tentang aturan konstruksi kapal kecil dibawah 24 meter dan perhitungan berat komponen konstruksi tidak melebihi dari displasmen kapal dengan sarat yang telah ditentukan. Biaya pembangunan kapal baru sebesar Rp 5.953.791.605,52 dengan spesifikasi sistem menggunakan sistem sebelumnya, sehingga kapal ini layak untuk dibangun.
Desain Truck Carrier Ro-Ro Untuk Rute Pelayaran Lampung-Bali Andre Perdana Setiawan; Wasis Dwi Aryawan
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.395 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27946

Abstract

Kemacetan yang tinggi di jalur darat, terutama di Jalan Pantura membuat Menteri Perhubungan berencana untuk membangun Truck Carrier Ro-Ro sebagai alat angkut truk. Tugas Akhir ini bermaksud memberikan solusi untuk mengganti akses transportasi truk dari darat menjadi akses transportasi laut. Tugas akhir ini bertujuan untuk membangun Truck Carrier Ro-Ro untuk Rute Pelayaran Lampung-Bali. Rute Truck Carrier Ro-Ro ini dimulai dari Pelabuhan Panjang (Lampung) -Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta) -Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang) - Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) -Pelabuhan Benoa (Bali).Penentuan payload dilakukan berdasarkan Tugas Akhir yang sudah ada, yang kemudian dijadikan sebagai acuan dasar dalam melakukan parametric design. Jumlah payload tersebut digunakan untuk pembuatan layout awal dengan beberapa variasi yang akan digunakan dalam menentukan jumlah payload yang akan digunakan. Setelah itu didapatkan ukuran utama dari layout yang telah di desain. Setelah itu dilakukan perhitungan teknis berupa berat, trim, freeboard, dan stabilitas. Ukuran utama yang di dapatkan adalah Lpp = 145 m; B = 30 m; H = 11 m; T = 6 m. Tinggi freeboard minimum sebesar 916 mm, dan kondisi stabilitas Truck Carrier Ro-Romemenuhi kriteria Intact Stability (IS) Code Reg. III/3.1. Analisis ekonomis yang dilakukan adalah memperhitungkan biaya investasi, biaya operasional, dan harga tiket tiap rute pelayaran.
Desain High - Speed Passenger Craft (Ferry Hydrofoil) untuk Daerah Pelayaran Batam - Singapura Radityo Nugra Erlangga; Wasis Dwi Aryawan
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1605.226 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.29290

Abstract

Batam merupakan kota dengan letak yang strategis yang berada di jalur pelayaran internasional dan memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan langsung dengan Singapura. Jarak pelayaran dari Batam ke Singapura adalah ± 40 kilometer atau ± 22 nautical miles dan pada umumnya ferry dari Batam menuju Singapura digunakan oleh para pekerja yang bekerja di Singapura namun berdomisili di Batam karena biaya hidup di Batam yang lebih murah daripada Singapura begitupun sebaliknya. Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah dibutuhkannya ferry yang lebih cepat dan dirasa mampu untuk membantu sarana transportasi para pekerja untuk sampai ke Singapura atau Batam lebih cepat dengan harga tiket yang relevan. Payload kapal adalah berdasarkan hasil analisis perhitungan existing ferries yang dinilai paling ekonomis kemudian didapat payload luasan dek dan ukuran utama kapal. Setelah itu dilakukan perhitungan teknis yang meliputi hambatan dan propulsi, berat, dimensi foil dan strut, freeboard, stabilitas, dan trim. Ukuran utama yang didapatkan adalah LOA = 38.5 m; LPP = 35.5 m; B = 8.7 m; H = 2.5 m; T = 1.63 m; dan jenis foil yang digunakan pada bagian belakang dan depan adalah NACA 641-212 dengan dimensi foil belakang (s = 8.7 m; c = 1.15 m) dan foil depan (s = 6.5 m; c = 1.15 m). Jenis foil pada strut adalah NACA 0015 dengan dimensi strut belakang luar (s = 7.2 m; c = 1.15 m), strut belakang tengah (s = 4.025 m; c = 1.15 m) dan strut depan (s = 5 m; c = 1.15 m). Tinggi freeboard minimum sebesar 94 mm, besar tonase adalah 218.48 GT, dan kondisi stabilitas Ferry Hydrofoil memenuhi kriteria Intact Stability (IS) Code Reg. III/3.1 dan HSC Code 2000. Biaya total pembangunan kapal sebesar Rp 74,598,978,402.
Desain Konsep Kapal Perang Serbu Catamaran Tank Boat Dengan Sistem Penggerak Utama Turbojet Sebagai Kekuatan Pengamanan Wilayah Maritim Indonesia Kevin Alfinno Hasan Basri; Wasis Dwi Aryawan
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.171 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.33027

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim yang terbesar di dunia dengan 80% dari wilayahnya yang berupa lautan. Hal ini menyebabkan susahnya pengawasan terhadap keamanan dan kedaulatan wilayah NKRI khususnya dalam sektor maritime. Oleh karena itu dibutuhkan desain kosep kapal cepat katamaran yang baik dan cepat tanggap sebagai alusista perang dan pengamanan wilayah maritim Indonesia. Tujuan dari desain kapal Tank Boat ini adalah 1. menentukan operational requirements kapal perang serbu Catamaran Tank Boat dengan Turbojet, 2. Memperoleh ukuran utama kapal perang serbu Catamaran Tank Boat dengan Turbojet, 3. Mendapatkan  lines plan dan rencana umum kapal perang serbu Catamaran Tank Boat dengan Turbojet, 4. Mendesain layout awal rencana umum dan model 3D kapal perang serbu Catamaran Tank Boat dengan Turbojet. Dalam proses desain awal kapal perang ini, dilakukan penentuan operational requirement kapal dan ukuran utama kapal yang diperoleh dari metode parent ship dengan ukuran utama LOA=18 m, B=6,6 m, T=1 m. Hasil akhir dari desain ini yakni operational requirement dari Catamaran Tank Boat dengan fungsi dan tugasnya sebagai Fast Patrol Boat armada pemukul bantu dan patroli penjagaan wilayah maritim Indonesia. Wilayah operasional Kapal, yakni seluruh perairan Indonesia khususnya ZTE, kecepatan maksimal kapal 55 knot, kecepatan saat pengejaran 45 knot, kecepatan patroli 25 knot. Untuk kemampuan operasional, kapal dapat beroperasi selama 148 menit dengan kecepatan 55 knot, 154 menit dengan kecepatan 45 knot dan 6,5 jam dalam operasi patroli. Hasil dari analisis teknis didapatkan ukuran utama akhir dengan LOA = 18 m, Lpp = 17.03 m, B = 6.6 m,H = 2.8 m, T = 1 m serta  hasil desain Lines plan, General Arrangenment, dan 3D kapal Catamaran Tank Boat