Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP)

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FERMENTASI DAN SABUN VCO DI KELURAHAN PALLANTIKANG, KECAMATAN MAROS, KABUPATEN MAROS Haedar, Nur; Umriani P Umar, Nur; Salam, Abdul; Dwyana, Zaraswati; Umar, Muhammad Ruslan; Gani, Fuad; Sardiani, Nenis; Jamaluddin, Mutia Putri; Tuwo, Mustika
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 9 No. 2 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 9 NO. 2 MEI 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v9i2.27281

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa yang dibuat tanpa pemanasan atau tambahan bahan apapun sehingga komponen antioksidannya tidak mengalami kerusakan sehingga sering disebut juga minyak murni atau minyak perawan. VCO mengandung asam laurat yang tinggi dan dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa monogliserida yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Pembuatan VCO bisa dengan berbagai cara dan salah satunya dengan fermentasi dengan menggunakan ragi roti. Metode ini mudah dalam pembuatan selain itu VCO juga dapat dibuat menjadi sabun VCO. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan akan khasiat VCO dan sabun VCO bagi kesehatan serta minat berwirausaha masyarakat sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarga di Kelurahan Pallantikang Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros. Tahapan kegiatan didahului dengan survei lokasi dan pembuatan VCO skala laboratorium. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penyuluhan/ceramah  terkait  khasiat VCO bagi kesehatan, cara pengemasan dan  pemasaran produk secara online. Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan dan praktek pembuatan VCO secara fermentasi dan diakhiri dengan diskusi. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu dan remaja putri yang merupakan sasaran kegiatan ini PKM dan juga pemerintah setempat. Kegiatan berjalan lancar dan peserta menunjukkan antusias yang tinggi dalam diskusi maupun praktek. Hasil evaluasi kegiatan berdasarkan pre dan post test menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta tentang VCO fermentasi dan sabun VCO setelah kegiatan. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan minat wirausaha sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarga dengan memanfaatkan potensi lokal. Kata kunci: Virgin Coconut Oil (VCO) fermentasi, sabun VCO, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru.     ABSTRACT Virgin Coconut Oil (VCO) is coconut oil made without heating or adding any ingredients so that the antioxidant components are not damaged, so it is often called pure oil or virgin oil. VCO contains high lauric acid and in the body will be converted into monolaurin, a monoglyceride compound that can increase the human body's resistance to disease and accelerate the healing process. VCO can be made in various ways and one of them is by fermentation using baker's yeast. This method is easy to make and VCO can also be made into VCO soap. This activity aims to increase knowledge of the efficacy of VCO and VCO soap for health and community entrepreneurial interest so that it can improve the family economy in Pallantikang Village, Maros Baru Subdistrict, Maros Regency. The activity stages were preceded by a location survey and laboratory-scale VCO production. The implementation of activities in the form of counseling / lectures related to the efficacy of VCO for health, how to package products and online product marketing followed by training and practice of making VCO by fermentation and ending with discussion. During the activity the participants showed high enthusiasm in practice and discussion, this was in line with the increase in their knowledge of fermented VCO to 60% and felt that their knowledge of how to make VCO and VCO soap had increased. This activity is expected to increase entrepreneurial interest so that it can improve the family economy by utilizing local potential. Keywords: Fermented Virgin Coconut Oil (VCO), VCO soap, Pallantikang Village, Maros Baru District.
PELATIHAN MERAMBAN DAN PEMANFAATAN TANAMAN LIAR SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN PINRANG Umar, Muhammad Ruslan; Masniawati, Andi; Tambaru, Elis; Darmawansyah, Andi; Kusmawati, Iin; Mooduto, Moh. Ikram
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 3 (2025): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 3 APRIL 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i3.35838

Abstract

Meramban merupakan salah satu praktik tradisional masyarakat pedesaan dalam mengumpulkan tumbuhan liar untuk dijadikan sumber pangan. Berbagai jenis tanaman liar telah teridentifikasi berpotensi dijadikan sebagai makanan alternatif yang kaya nutrisi. Desa Salipolo yang terletak di Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang, merupakan salah satu desa yang memiliki potensi sumber daya hayati yang dapat dimaksilkan kegunaannya dalam peningkatan ketahanan pangan, untuk mencegah terjadinya ”stunting” atau kekerdilan pada anak-anak, yang menjadi salah satu indikator gizi buruk. Berbagai jenis tanaman liar diketahui memiliki khasiat obat, yang dapat digunakan mengatasi berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, literasi pangan yang baik akan membantu masyarakat dalam memahami nilai gizi dan khasiat dari tanaman liar dan cara pengolahan yang tepat untuk mendapatkan manfaat maksimal. Metode yang digunakan dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah penyuluhan dan pengenalan tumbuhan yang dapat dimakan yang cukup bernutrisi, praktek meramban, serta pelatihan pengolahan beberapa jenis tanaman liar menjadi makanan siap konsumsi yang bergizi sebagai makanan alternatif. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini meningkatkan pengetahuan anggota masyarakat desa Salipolo tentang tumbuhan liar yang ada disekitar desa mereka untuk dapat diolah menjadi makanan alternatif bergizi, dan membuka peluang sebagai wirausaha pedesaan. Olahan makanan yang telah dihasilkan adalah puding daun kelor, keripik pepaya muda, keripik daun bayam, dendeng daun singkong, selei daun kersen, dan manuk burak. Dengan demikian penyuluhan dan pelatihan ini telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para anggota PKK dan kelompok remaja desa dalam memanfaatkan tumbuhan liar menjadi makanan alternatif bergizi, dan sebagai peluang wirausaha dalam meningkatkan ekonomi rumah tangganya. Diharapkan kedepannya anggota masyarakat ini dapat menjadi agen strategis dalam penyebaran informasi dan mengedukasi anggota masyarakat lainnya khususnya dalam pemanfaatan tumbuhan liar sebagai makanan alternatif untuk menjaga ketahanan pangan. Kata kunci: Meramban, tanaman liar, makanan alternatif, ketahanan pangan. ABSTRACT Meramban is a traditional practice among rural communities for the collection of wild plants for food. A variety of wild plants have been identified as having the potential to serve as alternative food sources that are rich in nutrients. Salipolo Village, situated within the Cempa subdistrict of the Pinrang regency, is one of several villages in the region that possesses a wealth of untapped biological resources with the potential to enhance food security and prevent the occurrence of "stunting" in children, a significant indicator of malnutrition. A variety of wild plants are understood to possess medicinal properties, which can be employed in the treatment of diverse health concerns. Consequently, the development of sound food literacy will assist individuals in comprehending the nutritional value and efficacy of wild plants, as well as the optimal methods for their processing to ensure maximal benefit. The methods used in the community service (PKM) are counseling and introduction to edible plants that are nutritious enough, browsing practices, and training in processing different types of wild plants into nutritious ready-to-eat foods as alternative foods. The results of this community service will increase the knowledge of Salipolo village community members about wild plants around their village that can be processed into nutritious alternative foods and open opportunities as rural entrepreneurs. The processed foods produced are moringa leaf pudding, young papaya chips, spinach leaf chips, cassava leaf jerky, selei kersen leaves, and manuk burak. As a result of this guidance and training, PKK members and village youth groups have increased their knowledge and skills in using wild plants as nutritious alternative foods and as entrepreneurial opportunities to improve their household economies. It is hoped that in the future, these community members can become strategic agents in disseminating information and educating other community members, especially in the use of wild plants as alternative foods to maintain food security. Keywords: Browsing, wild plants, alternative food, food security.