Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMANFAATAN MUSEUM SEBAGAI OBJEK WISATA EDUKASI Prasetyo, Danang; Manik, Toba Sastrawan; Riyanti, Dwi
Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 01 (2021): Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47256/kepariwisataan.v15i01.146

Abstract

The purpose of this study is to describe or strengthen the function of the museum as a means of education outside the classroom as part of the co-curricular education program. This program is often referred to as an educational tourism activity. This research is a descriptive qualitative research that uses data collection methods through literature study using various sources such as books, journal articles, and news sources that support the research. Data collection, data processing, and data analysis were carried out from September 2020 to January 2021. The conclusions of this study are: (1) museums have an educational function that must be elaborated and used as a source, media, and place of learning as part of educational co-curricular program. Museums provide open communication about ideas, concepts, information involving exploration and discovery. Museum is a place of learning for 3A (the authentic, the aesthetic, and the accessible). (2) it is necessary to increase the role, quality and professionalism of the teaching staff so that the museum can function effectively and improve the quality of education. (3) it is necessary to have the role of museum managers and related policy makers to optimize the quality and accessibility so that the museum is easily accessible to tourists and is open to educational programs. In addition, innovation is needed in managing museum tourism so that it can attract tourists. Thus, synergy is needed between museum managers as providers and formal educational institutions as users in the use of museums in educational functions. Keywords: Museums, Object Tourism, Education Tourism
Penilaian Afektif Dalam Pembelajaran PPKn Tingkat SMA: Persepsi Dan Implementasi Guru Riyanti, Dwi; Purwantiningsih, Ary; Manik, Toba Sastrawan
Jurnal Civic Hukum Vol. 8 No. 2 (2023): November 2023
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jch.v8i2.26325

Abstract

Penilaian Afektif adalah salah satu aspek yang ditekankan dalam setiap kurikulum. Dalam pembelajaran PPKn, Penilaian Afektif tidak terpisahkan seiring dengan tujuan pembelajaran PPKn yang bertujuan untuk menciptakan warganegara yang berkarakter dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan penelitian ialah untuk mendeskripsikan penilaian afektif dalam pembelajaran PPKn sesuai dengan persepsi dan implementasi guru. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan guru sebagai subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini 3guru  SMK Swasta Budi Agung Medan, SMA Negeri 1 Tanah Masa (Nias), dan MAN Batubara. Data dikumpulkan dengan melakukan angket Googleform, dokumentasi, dan wawancara semi terstruktur. Hasil dari penelitian ini ialah guru memahami pentingnya penilaian afektif terhadap siswa; guru telah mengimplementasikan penilaian afektif dengan dua metode yakni observasi dan penilaian diri. Penilaian dilakukan setiap pembelajaran berlangsung, akhir materi pembelajaran, dan tergantung pada Buku Guru. Guru belum mengembangkan instrumen sendiri dan menggunakan apa yang disediakan dalam Buku Guru. penelitian ini perlu untuk diteliti lebih mendalam agar kesulitan guru-guru dalam penilaian afektif bisa digali lebih mendalam.
Tafsir Pancasila: Memaknai Pancasila Menurut Notanogoro Savitri, Agustin Nurya; Manik, Toba Sastrawan; Situngkir, Dejoi Irfian
Aptana: Jurnal Ilmu & humaniora Vol 1 No 2 (2023): Aptana: Jurnal Ilmu dan Humaniora Edisi Oktober 2023
Publisher : CV MEDAN TEKNO SOLUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia secara tegas menyatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara. Hal mengandung konseksuensi logis dan etis bahwa semua permasalahan hendaknya ditafsirkan dan diputuskan sesuai dengan nilai, norma, dan kaidah Pancasila termasuk LGBT.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji cara pemaknaan Pancasila menurut beberapa tokoh khususnya Notanogoro dan dikaitkan dengan Fenomena LGBT. Kajian ini menemukan bahwa perbedaan sudut pandang LGBT di Indonesia lebih disebabkan perbedaan penafsiran atas sila Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data kajian literatur (library research) dengan menggunakan sumber buku, jurnal, dan sumber lainnya yang relevan. Data diolah melalui empat tahapan yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan Model Habermas dan Miles. Penelitian ini menemukan bahwa Pancasila menurut Notanogoro idealnya ditafsirkan secara hirarki-piramidal. Hal ini juga senada dengan pendapat Kaelan. Penelitian masih sangat terbatas baik dari segi kedalaman kajian dan sumber referensi. Oleh karena itu sangat diperlukan riset dengan pendekatan berbeda dan kajian yang lebih mendalam
MARKET AS A SITE OF CITIZENSHIP: HOW YOGYAKARTA'S TRADITIONAL MARKETS RESPONDED DURING THE PANDEMIC ERA Riyanti, Dwi; Manik, Toba Sastrawan; Prasetyo, Danang
Journal Civics And Social Studies Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Civicos Vol 8 No 1 Tahun 2024
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/journalcss.v8i1.1429

Abstract

This research aims to examine the existence of traditional markets as sites of citizenship in responding to the impact of the Covid-19 pandemic. This research departs from the basic assumption that the market is not only a place for economic transactions. But it is also a place for political, cultural, social and other transactions. Therefore, the Covid-19 Pandemic situation is not only related to the impact on the economy, it has a broader and deeper impact on the market as a site of citizenship. This research produces an understanding that traditional markets are quite important civic sites in the era of the Covid-19 Pandemic. The research was conducted at 4 (four) traditional markets in Bantul Regency, namely Imogiri Market, Bantul Market, Angkruksari Market and Semampir Market. The subjects of this research were 61 people consisting of traders, market organizations (APPSI), and market heads as basic government representatives. The research was carried out and analyzed qualitatively and used source triangulation and technical triangulation. This research concludes that the Yogyakarta traditional market as a civic site is relatively effective in responding to the Covid-19 pandemic because it has family values, cooperation, and trust that are relatively dominant in decision making. Meeting activities in the form of deliberation and consensus in decision making are also dominant in this research. This research is still very limited and needs to be studied more widely and in depth with a relatively different approach.
Eksistensi LGBT Di Indonesia dalam Kajian Perspektif HAM, Agama, dan Pancasila Manik, Toba Sastrawan; Riyanti, Dwi; Murdiono, Mukhamad; Prasetyo, Danang
Jurnal Kewarganegaraan Vol 18, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Department of Pancasila and Civic Education, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.846 KB) | DOI: 10.24114/jk.v18i2.23639

Abstract

AbstractGay, Bisexual, and Transgender (LGBT) in Indonesia from the perspective of human rights, Islam, and Pancasila. Research is qualitative using the method of literature study (library research). LGBT based on a religious point of view, especially Islam and Pancasila are declared forbidden and contrary culture. But, the state is in ambiguity in determining policy. The State of Indonesia faces a dilemma between Pancasila and Islam with the consistency and spirit of human rights enforcement in Indonesia since the Reformation Era. This manifestation of ambiguity appears to be the lack of clear regulation of LGBT. This gives rise to discriminatory attitudes towards LGBT people both psychologically, physically socially, culturally, and economically. This study recommends that the state should take a bold stance in determining the point of view of LGBT. LGBT citizens should still be treated equally. The absence of regulation against LGBT is a manifestation of discrimination by the state. The state should give its perspective on LGBT in Indonesia. -------------AbstrakTujuan dari artikel ini ialah untuk mengkaji tentang eksistensi Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Indonesia dari perspektif  hak asasi manusia, Islam, dan Pancasila. Penelitian bersifat kualitatif dengan menggunakan metode kajian literatur (library research). LGBT jika dipandang dari sudut agama khususnya Islam dan Pancasila jelas dinyatakan terlarang dan bertentangan dengan budaya Indonesia. Tapi, negara dalam keambiguan dalam menentukan kebijakan. Negara Indonesia menghadapi dilema antara Pancasila dan Islam dengan konsistensi dan semangat penegakan HAM di Indonesia sejak Era Reformasi. Manifestasi keambiguan ini tampak pada ketiadaan regulasi yang jelas terhadap LGBT. Hal ini menimbulkan sikap diskrimnasi terhadap kalangan LGBT baik secara psikis, fisik secara sosial, budaya, dan ekonomi. Rekomendasi dari kajian ini ialah negara harus berani mengambil sikap dalam menentukan sudut pandang terhadap LGBT. LGBT sebagai warga negara harus tetap diperlakukan sama. Ketiadaan regulasi terhadap kalangan LGBT merupakan manifestasi diskriminasi oleh negara. Negara harus memberikan sudut pandangnya sendiri terhadap LGBT di Indonesia
Jaga.id: Empowering Citizen Dalam Pemberantasan Korupsi ditinjau dari Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan LOMBAN TORUAN, SORTA; MANIK, TOBA SASTRAWAN
Aptana: Jurnal Ilmu & humaniora Vol 2 No 03 (2024): Aptana: Jurnal Ilmu & Humaniora
Publisher : CV MEDAN TEKNO SOLUSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberantasan korupsi perlu dikaji ulang. Bentuk, pendekatan dan strategi pemberantasan perlu disesuaikan dengan kebutuhan jaman khususnya di era digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini ialah jaga.id yang dikelola oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ditambah dengan referensi berupa jurnal atau buku yang relevan dan sesuai dengan penelitian. Data diperoleh melalui observasi dan dianalisis dari pendekatan Pendidikan kewarganegaraan. Data selanjutnya dianalisis secara induktif. Penelitian ini menemukan bahwa situs jaga.id yang dikembangkan KPK sangat membantu meningkatkan partisipasi Masyarakat dalam sosialisasi termasuk pencegahan korupsi. Dari pendekatan Pendidikan kewarganegaran, jaga.id membuka ruang peran warga negara atau Masyarakat dalam meminimalisir korupsi. Hal ini memberikan pendekatan/paradigma baru dalam pemberantasan korupsi yakni berbasis digital dan pelibatan warga negara. Penelitian ini sangat terbatas dan perlu diperdalam dari segi metode penelitian dan sumber informasi yang lebih mendalam.
REVITALISASI PANCASILA MELALUI DUSUN PANCASILA Manik, Toba Sastrawan; Samsuri, Samsuri; Sunarso, Sunarso
Pancasila: Jurnal Keindonesiaan Vol. 1 No. 2 (2021): VOLUME 1 ISSUE 2 OCTOBER 2021
Publisher : Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52738/pjk.v1i2.33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya peran masyarakat dalam revitalisasi Pancasila. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Lokasi penelitian ialah Dusun Pancasila atau Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Bantul. Subjek penelitian ini ialah salah satu tokoh masyarakat di dusun Nogosari. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan diantaranya adalah bahwa masyarakat dalam bentuk komunitas atau lainnya berperan penting dalam revitalisasi Pancasila. Dusun Nogosari menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Keterlibatan dan peran masyarakat dalam revitalisasi Pancasila menjadi alternatif ketika negara belum sepenuhnya berhasil. Masyarakat memiliki peran yang strategis dalam hal upaya revitalisasi Pancasila ketika  dikaitkan dengan nilai, budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat. Revitalisasi Pancasila berbasis masyarakat atau komunitas sosial dengan modal sosial yang ada lebih praksis dan implementatif. Revitalisasi Pancasila berbasis desa atau modal sosial perlu untuk dikembangkan dan menjadi contoh daerah lain. Hal ini menjadi terobosan manakala Pancasila saat ini cenderung teoretis dan formalitas.
Family-based traditional market management in Yogyakarta Special Province Indonesia Riyanti, Dwi; Yunianika, Ika Tri; Manik, Toba Sastrawan; Feriandi, Yoga Ardian; Suyatno
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol. 22 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v22i2.88731

Abstract

This research aims to examine the implementation of family-based principles in the traditional market management in Yogyakarta. This research is qualitative research employing a case study approach. Data collection methods were interviews and questionnaires. The research subjects consisted of Traditional Market Traders, Market Heads, and five Indonesian Association of Market Traders including Beringharjo, Sleman, Piyungan, Wates, and Wonosari Market.  The results of this research show that the family-based principles are applied in the management of these traditional markets. Based on the interview results and questionnaires, traditional market traders, market heads, and traders’ associations have a strong relationship both structurally and formally as well as culturally and informally. Communication between the three research subjects was established effectively by performing deliberations in policy making. Informal relationships include recitals, joint gymnastics, and cooperation. This study reveals that the value of deliberations is high which reaches 72%; a sense of family is 85.5%; Gotong-royong activity reaches 82%; family value reaches 83%; cultural value is 86%; and confidence level is 81%. This impacts the existence of Yogyakarta's traditional markets which still survive and even become tourist landmarks. This research has limitation on its depth and method usage, so future research needs to be deepened with other methods.