Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengembangan Aplikasi Dashboard Pasien Rawat Inap Pada Rumah Sakit XYZ Menggunakan Framework Laravel Sekar, Agung; Yuningsih, Lilis
Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis Vol 6 No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Prodi Sistem Informasi Universitas Dharma Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jteksis.v6i3.1379

Abstract

Based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 12 of 2013 in article 20 paragraph 1 explains that patient beds are a basic element in the quality of inpatient health service provision. One of the activities that can be carried out by hospitals with the current information system includes optimizing the information system to obtain accurate information about the availability of patient rooms and information on occupied bedrooms and the total temporary bill of patients while in inpatient care. Therefore, the existence of bed management is very important for the quality of service to patients. In one of the private hospitals in Denpasar city, it has implemented an information system related to daily visits of outpatients, but the hospital still cannot optimally utilize the system because it can only display information on outpatient visits. In the current research, the development of this dashboard application will be equipped with several inpatient visit modules which will be able to display information related to the number of inpatients currently being treated, empty beds, patient deposits and related total patient temporary treatment bills. It is hoped that this application can assist hospital management in monitoring the number of daily visits of outpatients and inpatients so that it can be utilized for the business needs of the hospital.
PENGUATAN MODAL SOSIAL PENGRAJIN ENDEK DESA PAKSEBALI MENUJU UMKM BERDAYA SAING Wulandari, Riza; Yuningsih, Lilis; Wulan Antari, Ni Nyoman
Jurnal Pengabdian UMKM Vol. 1 No. 2 (2022): Juli
Publisher : Pusat Studi UMKM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/jpu.v1i2.16

Abstract

Ditengah kondisi pandemi covid19 salah satu mitra yaitu Bp I Wayan Suartika mengalami penurunan drastis disebabkan sumber daya manusia yang mulai berkurang. Hal ini sangat bertolak belakang karena kondisi sosial dan lingkungan yang ada di Desa Paksebali merupakan sentra dari pengrajin endek. Berdasarkan observasi lapangan, permasahan tersebut disebabkan oleh kurangnya jaringan sosial antar pengrajin untuk saling memanfaatkan satu sama lain. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman kepada pengrajin endek Desa Paksebali mengenai pentingnya modal sosial untuk memperluas jaringan sosial hingga mampu meningkatkan ekonomi pengrajin yang berdaya saing baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Focus Group Discussion dipilih sebagai metode yang tepat dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya penguatan modal sosial pada Bp. I Wayan Suartika. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan ini diukur dengan kuisioner dengan besaran 80% mitra telah memahami dan akan menerapkan strategi yang telah diberikan oleh tim kegiatan pengbdian masyarakat.
PENYULUHAN PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA INTERAKSI DAN PROMOSI PADA ANGKRINGAN JOGJA PADANGSAMBIAN Setyarini, Putu; Muryatini, Ni Nyoman; Gede Lamopia, I Wayan; Yuningsih, Lilis; Wulandari, Riza; Nila Dewi, Nyoman Ayu
Jurnal Pengabdian UMKM Vol. 2 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Pusat Studi UMKM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/jpu.v2i1.29

Abstract

Melihat pengaruh dari media digital dan komunikasi global yang terjadi saat ini, penting untuk diadakan penyuluhan tentang inovasi strategi promosi dan media interaksi secara verbal dan visual yang tertuang pada media sosial. Angkringan yang terletak di Denpasar ini pada awalnya melakukan bentuk promosi bersifat konvensional dan mengandalkan pelanggan datang ke angkringan saja. Cukup tergolong khas, karena cita rasa yang disajikan masih seperti orang Jogja. Hingga akhirnya angkringan ini menjadi salah satu tempat peralihan rindu akan kampung halaman dengan tradisi ngopi. Pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan peluang dan kesempatan usaha tradisional Angkringan Jogja untuk terus eksis dan bertahan dengan memanfaatkan media sosial sebagai bentuk media promosi dan interaksi dengan pelaku digital. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman tentang media sosial serta prospek jangka panjang untuk Angkringan Jogja yang dapat melakukan interaksi yakni berkomunikasi dengan para pelanggan Angkringa Jogja terkait informasi menu jam operasional, kondisi pengunjung angkringan. Pada promosi dapat dilakukan mengunggah menu baru, kondisi pengunjung angkringan yang menjadikan daya tarik para pelaku digital.
Perempuan Sebagai Pendidik Pertama dan Utama: Penguatan Literasi Digital Bagi Ibu untuk Mendukung Generasi Emas 2045 Hermawan, Dadang; Yuningsih, Lilis; Rini, Erma Sulistyo; Putri, Ni Made Dewi Kansa; Dewi, Putu Tjintia Kencana
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Abdi Masyarakat September 2025
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/jam.v5i2.89

Abstract

Perempuan, khususnya ibu, memiliki peran strategis sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga, termasuk dalam menghadapi tantangan era digital. Anak-anak yang tumbuh sebagai digital natives memerlukan pendampingan agar penggunaan gawai lebih terarah dan bermanfaat. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas literasi digital parenting bagi ibu rumah tangga di Denpasar, Bali. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif melalui sosialisasi, workshop, diskusi kelompok terarah, konsultasi individu, dan monitoring berkelanjutan. Peserta kegiatan berjumlah 25 ibu rumah tangga anggota PKK desa setempat. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman dan keterampilan peserta, khususnya dalam penggunaan parental control, pengaturan screen time, pemilihan aplikasi edukatif, serta komunikasi positif dengan anak. Lebih dari 75% peserta juga mulai membiasakan anak dengan aktivitas alternatif non-gawai. Monitoring pascapelatihan melalui grup media sosial memperlihatkan terbentuknya ekosistem pembelajaran berkelanjutan di antara peserta. Temuan menunjukkan bahwa literasi digital parenting efektif memberdayakan ibu sebagai fasilitator pendidikan keluarga di era digital. Kegiatan lanjutan diperlukan untuk memperluas jangkauan komunitas dan memperdalam integrasi nilai budaya lokal dalam praktik pengasuhan digital.   Women, especially mothers, play a strategic role as the first and primary educators in the family, including in facing the challenges of the digital age. Children who grow up as digital natives need guidance so that their use of gadgets is more focused and beneficial. This Community Service (PKM) activity aims to increase the digital literacy capacity of housewives in Denpasar, Bali. The implementation method uses a participatory approach through socialization, workshops, focused group discussions, individual consultations, and continuous monitoring. There were 25 housewives who are members of the local village PKK participating in the activity. The results of the activity showed a significant increase in the participants' understanding and skills, particularly in the use of parental controls, screen time management, selection of educational applications, and positive communication with children. More than 75% of participants also began to familiarize their children with alternative non-device activities. Post-training monitoring through social media groups showed the formation of a sustainable learning ecosystem among participants. The findings indicate that digital literacy parenting effectively empowers mothers as facilitators of family education in the digital age. Follow-up activities are needed to expand the reach of the community and deepen the integration of local cultural values into digital parenting practices.