Nurjanah, Hanna
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potensi Labu Kuning (Cucurbita moschata) sebagai Makanan Tinggi Serat dalam Bentuk Cair Nurjanah, Hanna; Setiawan, Budi; Roosita, Katrin
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2020.007.01.6

Abstract

Abstrak Kelompok pra lansia dan lansia merupakan penderita diabetes terbanyak di Indonesia. Proses penuaan dapat menyebabkan kesulitan dalam proses makan. Modifikasi makanan menjadi bentuk cair membuat makanan lebih mudah untuk ditelan. Makanan tinggi serat direkomendasikan untuk penderita diabetes karena dapat meningkatkan kontrol glukosa darah. Labu kuning merupakan pangan sumber serat yang dimungkinkan dapat membantu menurunkan risiko perkembangan penyakit diabetes. Tujuan penelitian adalah membuat tepung labu kuning, mengembangkan formula makanan dalam bentuk cair dengan bahan dasar labu kuning, mengetahui karakteristik organoleptik, mutu gizi, dan viskositas formula. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Penyusunan formula berdasarkan jumlah tepung labu kuning, terdiri dari tiga formula yaitu F1(70 g), F2 (80 g), and F3 (90 g). Pengujian karakteristik organoleptik menggunakan skala hedonik. Panelis yang digunakan merupakan panelis semi terlatih. Kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat menggunakan analisis proksimat, kadar serat pangan menggunakan metode enzimatis dan viskositas menggunakan viskometer. Hasil penilaian hedonik menunjukkan bahwa formula F3 merupakan formula terpilih. Formula terpilih memiliki kadar air 86,06%, abu 0,49%, protein 1,42%, lemak 1,18%, karbohidrat 10,85%, serat pangan 5,81%, dan viskositas 6,5 cP. Formula labu kuning berpotensi sebagai makanan alternatif untuk penderita diabetes karena memiliki serat tinggi. Kata kunci: diabetes, makanan bentuk cair, serat pangan, tepung labu kuning AbstractThe highest diabetic population in Indonesia are among the pre-elderly and elderly age groups. Aging process could cause difficulties in eating. Modifying food into the liquid form will make food easier to swallow. High-fiber food is recommended for people with diabetes because it improves blood glucose control. Pumpkin is a food source rich in fiber that is possible to help to reduce the risk of diabetes development. This research aimed to produce pumpkin flour, develop a food formula in liquid form made from pumpkin, and determine the organoleptic characteristics, nutrition content, and viscosity of the formula. This study used a complete randomized design. The formulation was based on the amount of pumpkin flour that consists of three formulas; F1(70 g), F2 (80 g), and F3 (90 g). The organoleptic characteristic test was done using a hedonic scale. The panelists involved were semi-trained panelists. The analysis on water, ash, protein, lipid and carbohydrate levels was done using proximate analysis, the dietary fiber level was using the enzymatic method, and viscosity measurement was using a viscometer. According to hedonic assessment results, the selected formula was F3. The selected formula has 86.06% water, 0.49% ash, 1.42% protein, 1.18% fat, 10.85% carbohydrate, 5.81% dietary fiber, and 6.5 cP of viscosity. Yellow pumpkin formula has the potency as the alternative food for people with diabetes because of its high dietary fiber. Keywords: diabetes, dietary fiber, food liquid form, pumpkin flour
Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Terkait Gizi Seimbang Ibu Hamil Melalui Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Prambon Utami, Fista; Dewi, Novianti Tysmala; Nurjanah, Hanna; Ristanti, Idcha Kusma; Sholakhuddin, Ahmad; Andini, Novias Kemala
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 8, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v8i1.3492

Abstract

Nutritional problems in pregnant women can affect the mother's health, also influence fetus’s growth and development while in the womb. The role of cadres in supporting pregnant women has a big influence so it is necessary to empower cadres through education to reduce nutritional problems in pregnant women. Community service activities aim to enhance the understanding of cadres' concerning proper nutrition for pregnant women. The initial activity was carried out by assessing cadres' knowledge about balanced nutrition through pre-test before education, then providing material and after education with a post-test.  The results conducted with 32 cadres showed that the cadres' knowledge of balanced nutrition had significantly increased in the average knowledge score by 20 point  after balanced nutrition education (p<0.001). The results of  activities related to balanced nutrition for pregnant women showed a positive response from cadres and good communication was established between presenters and cadres.  The conclusion was an increase in cadres' knowledge after providing nutritional education about balanced nutrition for pregnant women. Continuous provision of balanced nutrition education by cadres can increase knowledge about nutrition among cadres and overcome nutritional problems in pregnant women.Keywords: balanced nutrition; nutrition education; pregnant women Abstrak: Masalah gizi yang dialami oleh ibu hamil dapat memengaruhi kesehatan sang ibu serta memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin selama masa kehamilan. Peran kader dalam mendampingi ibu hamil memiliki pengaruh besar sehingga diperlukan pemberdayaan kader melalui penyuluhan  untuk menurunkan masalah gizi pada ibu hamil. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan kader terkait gizi seimbang pada ibu hamil. Kegiatan penyuluhan melalui media ZOOM Meeting dengan metode ceramah menggunakan powerpoint dilakukan untuk menilai pengetahuan kader tentang gizi  seimbang. Soal   pre-test   diberikan sebelum   penyuluhan dan  diakhiri  dengan  post-test. Sejumlah 32 kader mengikuti pre-post test yang diberikan, dan didapatkan hasil pengetahuan mereka mengenai gizi seimbang meningkat secara signifikan, dengan rata-rata skor pengetahuan naik sebesar 20 poin sebelum dan setelah edukasi tentang gizi seimbang dilakukan (p<0,001). Kader memberikan respon yang positif pada kegiatan penyuluhan terkait gizi seimbang ibu hamil dan terjalin komunikasi yang baik antara pemateri dan kader. Kesimpulan yang dihasilkan setelah kegiatan penyuluhan tentang gizi seimbang ibu hamil dilakukan, pengetahuan kader meningkat dibandingkan sebelum penyuluhan. Pemberian  penyuluhan  gizi  seimbang  oleh  kader yang berkelanjutan dapat meningkatkan pengetahuan tentang gizi pada kader dan mengatasi permasalahan gizi ibu selama masa kehamilan.Kata kunci: gizi seimbang; penyuluhan gizi; ibu hamil
Penguatan Kader Dan Guru Paud Dalam Edukasi Gizi Cegah Stunting di Wilayah Puskesmas Prambon Aulia, Salma Shafrina; Nurjanah, Hanna; Utami, Fista; Dewi, Novianti Tysmala; Sholakhuddin, Ahmad; Andini, Novias Kemala
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 8, No 3 (2025): Juli 2025
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v8i3.3920

Abstract

Child stunting remains a significant public health concern, partly attributed to the suboptimal role of community health cadres and early childhood education teachers in delivering nutrition education. Inadequate training and various challenges in community engagement have limited the effectiveness of stunting prevention efforts. This outreach program aimed to improve the knowledge of posyandu (community health post) cadres and early childhood education (PAUD) teachers on stunting prevention and the importance of balanced nutrition to support child development. A total of 63 participants, including 50 posyandu cadres and 13 PAUD teachers, attended the activity, which included interactive lectures, discussions, and pre- and post-tests. The materials covered exclusive breastfeeding, balanced complementary feeding (MPASI), and regular monitoring of child growth and development. The results showed a significant increase in participants’ understanding, particularly regarding the impact of stunting and monitoring of child growth and development. Nutrition education proved effective in enhancing the capacity of cadres and teachers as strategic partners at the community level. It is recommended that regular follow-up training with practical approaches, such as menu planning and supplementary feeding management, be conducted to ensure program sustainability.Keywords: child development; community health post cadres ; early childhood teachers; nutrition education; stunting prevention Abstrak: Stunting pada anak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, salah satunya disebabkan oleh kurang optimalnya peran kader dan guru PAUD dalam edukasi gizi. Minimnya pelatihan serta kendala saat mendampingi masyarakat membuat upaya pencegahan stunting belum maksimal. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu dan guru PAUD mengenai pencegahan stunting dan pentingnya gizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang anak. Sebanyak 63 peserta terdiri atas 50 kader posyandu dan 13 guru PAUD mengikuti kegiatan yang dilaksanakan melalui ceramah interaktif, diskusi, serta evaluasi pre-test dan post-test. Materi meliputi ASI eksklusif, pemberian MPASI bergizi seimbang, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta, terutama terkait dampak stunting dan pemantauan tumbuh kembang anak. Edukasi gizi terbukti efektif dalam memperkuat kapasitas kader dan guru sebagai mitra strategis di tingkat komunitas. Disarankan agar pelatihan lanjutan dengan pendekatan aplikatif seperti penyusunan menu dan pengelolaan PMT dilakukan secara berkala untuk mendukung keberlanjutan program.Kata kunci: tumbuh kembang anak; posyandu; guru PAUD; edukasi gizi; kader posyandu; pencegahan stunting
Kekuatan Genggaman Tangan sebagai Indikator Awal Sarkopenia: Peran Status Gizi dan Faktor Sosiodemografi Nurjanah, Hanna; Asanti, Ernis; Utami, Fista
Nutriology : Jurnal Pangan, Gizi, Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Program Studi Gizi, Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/nutriology.v6i2.5614

Abstract

The condition of age-related loss of skeletal muscle mass, accompanied by a decrease in muscle strength and/or physical performance, is defined as sarcopenia. Handgrip strength is an indicator for detecting possible sarcopenia. Nutritional status also plays an important role in influencing handgrip strength. The purpose of this study was to analyze the determinants of sociodemographic factors, nutritional status, and smoking habits on the risk of sarcopenia using handgrip strength as an indicator. This research method uses cross-sectional data from the 2023 Indonesia Longitudinal Aging Survey (ILAS). The research subjects were elderly people aged ≥60 years living in households. Handgrip strength assessed using the 2019 AWGS criteria. The results showed that advanced age, female gender, not working, and nutritional status, are associated with low handgrip strength as an indicator of sarcopenia risk (p < 0.05), while educational level and smoking habits do not show a significant association (p > 0.05). The conclusion is that age, gender, nutritional status, and employment status are important determinants of sarcopenia risk in the elderly. Prevention efforts should focus on adequate nutritional intake and early screening of muscle strength.
Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Terkait Gizi Seimbang Ibu Hamil Melalui Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Prambon Utami, Fista; Dewi, Novianti Tysmala; Nurjanah, Hanna; Ristanti, Idcha Kusma; Sholakhuddin, Ahmad; Andini, Novias Kemala
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 8 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v8i1.3492

Abstract

Nutritional problems in pregnant women can affect the mother's health, also influence fetus’s growth and development while in the womb. The role of cadres in supporting pregnant women has a big influence so it is necessary to empower cadres through education to reduce nutritional problems in pregnant women. Community service activities aim to enhance the understanding of cadres' concerning proper nutrition for pregnant women. The initial activity was carried out by assessing cadres' knowledge about balanced nutrition through pre-test before education, then providing material and after education with a post-test.  The results conducted with 32 cadres showed that the cadres' knowledge of balanced nutrition had significantly increased in the average knowledge score by 20 point  after balanced nutrition education (p<0.001). The results of  activities related to balanced nutrition for pregnant women showed a positive response from cadres and good communication was established between presenters and cadres.  The conclusion was an increase in cadres' knowledge after providing nutritional education about balanced nutrition for pregnant women. Continuous provision of balanced nutrition education by cadres can increase knowledge about nutrition among cadres and overcome nutritional problems in pregnant women.Keywords: balanced nutrition; nutrition education; pregnant women Abstrak: Masalah gizi yang dialami oleh ibu hamil dapat memengaruhi kesehatan sang ibu serta memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin selama masa kehamilan. Peran kader dalam mendampingi ibu hamil memiliki pengaruh besar sehingga diperlukan pemberdayaan kader melalui penyuluhan  untuk menurunkan masalah gizi pada ibu hamil. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan meningkatkan pengetahuan kader terkait gizi seimbang pada ibu hamil. Kegiatan penyuluhan melalui media ZOOM Meeting dengan metode ceramah menggunakan powerpoint dilakukan untuk menilai pengetahuan kader tentang gizi  seimbang. Soal   pre-test   diberikan sebelum   penyuluhan dan  diakhiri  dengan  post-test. Sejumlah 32 kader mengikuti pre-post test yang diberikan, dan didapatkan hasil pengetahuan mereka mengenai gizi seimbang meningkat secara signifikan, dengan rata-rata skor pengetahuan naik sebesar 20 poin sebelum dan setelah edukasi tentang gizi seimbang dilakukan (p<0,001). Kader memberikan respon yang positif pada kegiatan penyuluhan terkait gizi seimbang ibu hamil dan terjalin komunikasi yang baik antara pemateri dan kader. Kesimpulan yang dihasilkan setelah kegiatan penyuluhan tentang gizi seimbang ibu hamil dilakukan, pengetahuan kader meningkat dibandingkan sebelum penyuluhan. Pemberian  penyuluhan  gizi  seimbang  oleh  kader yang berkelanjutan dapat meningkatkan pengetahuan tentang gizi pada kader dan mengatasi permasalahan gizi ibu selama masa kehamilan.Kata kunci: gizi seimbang; penyuluhan gizi; ibu hamil
Penguatan Kader Dan Guru Paud Dalam Edukasi Gizi Cegah Stunting di Wilayah Puskesmas Prambon Aulia, Salma Shafrina; Nurjanah, Hanna; Utami, Fista; Dewi, Novianti Tysmala; Sholakhuddin, Ahmad; Andini, Novias Kemala
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 8 No. 3 (2025): Juli 2025
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v8i3.3920

Abstract

Child stunting remains a significant public health concern, partly attributed to the suboptimal role of community health cadres and early childhood education teachers in delivering nutrition education. Inadequate training and various challenges in community engagement have limited the effectiveness of stunting prevention efforts. This outreach program aimed to improve the knowledge of posyandu (community health post) cadres and early childhood education (PAUD) teachers on stunting prevention and the importance of balanced nutrition to support child development. A total of 63 participants, including 50 posyandu cadres and 13 PAUD teachers, attended the activity, which included interactive lectures, discussions, and pre- and post-tests. The materials covered exclusive breastfeeding, balanced complementary feeding (MPASI), and regular monitoring of child growth and development. The results showed a significant increase in participants’ understanding, particularly regarding the impact of stunting and monitoring of child growth and development. Nutrition education proved effective in enhancing the capacity of cadres and teachers as strategic partners at the community level. It is recommended that regular follow-up training with practical approaches, such as menu planning and supplementary feeding management, be conducted to ensure program sustainability.Keywords: child development; community health post cadres ; early childhood teachers; nutrition education; stunting prevention Abstrak: Stunting pada anak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, salah satunya disebabkan oleh kurang optimalnya peran kader dan guru PAUD dalam edukasi gizi. Minimnya pelatihan serta kendala saat mendampingi masyarakat membuat upaya pencegahan stunting belum maksimal. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu dan guru PAUD mengenai pencegahan stunting dan pentingnya gizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang anak. Sebanyak 63 peserta terdiri atas 50 kader posyandu dan 13 guru PAUD mengikuti kegiatan yang dilaksanakan melalui ceramah interaktif, diskusi, serta evaluasi pre-test dan post-test. Materi meliputi ASI eksklusif, pemberian MPASI bergizi seimbang, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta, terutama terkait dampak stunting dan pemantauan tumbuh kembang anak. Edukasi gizi terbukti efektif dalam memperkuat kapasitas kader dan guru sebagai mitra strategis di tingkat komunitas. Disarankan agar pelatihan lanjutan dengan pendekatan aplikatif seperti penyusunan menu dan pengelolaan PMT dilakukan secara berkala untuk mendukung keberlanjutan program.Kata kunci: tumbuh kembang anak; posyandu; guru PAUD; edukasi gizi; kader posyandu; pencegahan stunting