Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

REVITALISASI GERABAH TRADISIONAL GALOGANDANG DENGAN TEKNIK BATIK MENJADI PRODUK ESTETIK Qomarats, Izan; Hendra, Hendra; Washinton, Rahmad
Jurnal Abdimas Mandiri Vol 4, No 1
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jam.v4i1.1044

Abstract

Pelatihan desain gerabah tradisional Galogandang dilakukan untuk menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap produk budaya lokal. Apalagi pembuatan gerabah di Galogandang sekarang ini hanya didominasi oleh ibu-ibu yang lanjut usia. Sedangkan belum tampak adanya generasi muda yang berminat melanjutkan dan mengembangkannya. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, maka lama kelamaan gerabah di Galogandang bisa tinggal sejarah. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan pelatihan desain gerabah dengan motif batik khas Minangkabau. Kegiatan pelatihan yang tergolong baru untuk wilayah Sumatera Barat ini ditujukan untuk mempopulerkan gerabah tradisional yang dipadukan dengan motif kontemporer yaitu motif batik. Kegiatan ini dinilai efektif untuk mendongkrak popularitas gerabah tradisi dan mempromosikan motif batik khas Minangkabau yang belum banyak dikenal masyarakat. Pelatihan ini mengajarkan bagaimana membuat motif batik khas Minangkabau dengan menggunakan canting batik sehingga produk yang dihasilkan lebih menarik. Mendekorasi gerabah dengan teknik ini bisa menjadi solusi bagi pengrajin gerabah dalam memasarkan produk gerabahnya yang selama ini dibuat tanpa ada motif hias. Dengan kegiatan ini diharapkan akan bisa mempopulerkan kembali gerabah Galogandang dengan wajah baru yang lebih menarik. Kedepannya pengrajin juga bisa membuat beragam bentuk desain  baru dari gerabah untuk disesuaikan dengan konsep motif kreasi yang dibuat.Kata kunci : Gerabah, Desain, Motif Batik
REVITALISASI GERABAH TRADISIONAL GALOGANDANG DENGAN TEKNIK BATIK MENJADI PRODUK ESTETIK Izan Qomarats; Hendra Hendra; Rahmad Washinton
Jurnal Abdimas Mandiri Vol 4, No 1
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jam.v4i1.1044

Abstract

Pelatihan desain gerabah tradisional Galogandang dilakukan untuk menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap produk budaya lokal. Apalagi pembuatan gerabah di Galogandang sekarang ini hanya didominasi oleh ibu-ibu yang lanjut usia. Sedangkan belum tampak adanya generasi muda yang berminat melanjutkan dan mengembangkannya. Jika hal ini dibiarkan berlanjut, maka lama kelamaan gerabah di Galogandang bisa tinggal sejarah. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan pelatihan desain gerabah dengan motif batik khas Minangkabau. Kegiatan pelatihan yang tergolong baru untuk wilayah Sumatera Barat ini ditujukan untuk mempopulerkan gerabah tradisional yang dipadukan dengan motif kontemporer yaitu motif batik. Kegiatan ini dinilai efektif untuk mendongkrak popularitas gerabah tradisi dan mempromosikan motif batik khas Minangkabau yang belum banyak dikenal masyarakat. Pelatihan ini mengajarkan bagaimana membuat motif batik khas Minangkabau dengan menggunakan canting batik sehingga produk yang dihasilkan lebih menarik. Mendekorasi gerabah dengan teknik ini bisa menjadi solusi bagi pengrajin gerabah dalam memasarkan produk gerabahnya yang selama ini dibuat tanpa ada motif hias. Dengan kegiatan ini diharapkan akan bisa mempopulerkan kembali gerabah Galogandang dengan wajah baru yang lebih menarik. Kedepannya pengrajin juga bisa membuat beragam bentuk desain  baru dari gerabah untuk disesuaikan dengan konsep motif kreasi yang dibuat.Kata kunci : Gerabah, Desain, Motif Batik
PENGEMBANGAN PASAR DAN KUALITAS DESAIN TERHADAP SENTRA ROTAN DI PADANG Kendall Malik; Rahmad Washinton; Rusnal Firdaus
Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6, No 1 (2021): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v6i1.673

Abstract

Rotan disebut bahan sejenis bambu yang dapat digunakan ke berbagai macam benda-benda kerajinan. Benda-benda yang menggunakan bahan rotan seperti keranjang, kap lampu dan furnituree-furnituree. Ini dapat dibuktikan melalui banyaknya kios-kios dan sentra kerajinan rotan yang terdapat di Indonesia, terlihat dari masa lalu sampai masa sekarang dimana masih digemari oleh masyarakat di Indonesia. Perkembangan kerajinan rotan telah menjamur di daerah-daerah di Indonesia khususnya produk furnituree rotan. Hal ini menjadi suatu peluang pasar bagi pengrajin-pengrajin furnituree rotan terhadap konsumen sekarang. Di Sumatera Barat khususnya Kota Padang, furnituree rotan telah memiliki distributor dan target konsumennya di Kota Padang. Pengembangan produk furnituree rotan perlu dikembangkan karena potensi pertumbuhan bahan rotan ini sangat pesat namun pada furniture rotan yang merosot. Hal ini menjadi penting utuk mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di sentra rotan di Padang yaitu Toko Furnituree Anil yang berlokasi di By Pass, Padang. Sesuai dengan tujuan dan target serta mitra dari pelaksanaan pelatihan perlu ditetapkan metode pelaksanaannya. dengan metode diskusi, demonstrasi dan praktek.Kata Kunci: Rotan; Strategi;  Desain; Furnituree Anil.
PELATIHAN PEMBUATAN ORNAMEN TRADISIONAL BAGI SISWA-SISWI DI SD 066/XI TANJUNG BUNGA KECAMATAN TANAH KAMPUNG KOTA SUNGAI PENUH Ranelis Ranelis; Rahmad Washinton; Alipuddin Alipuddin
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8086

Abstract

ABSTRAKPengabdian yang dilakukan di SD 066/XI Tanjung Bunga Kecamatan Tanah Kampung Kota Sungai Penuh  ini adalah berupa pelatihan pembuatan ornamen tradisional. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada siswa dalam membuat motif tradisional, dan mewarnainya dengan teknik gradasi warna. Ornamen berasal dari bahasa latin ornare yang memiliki arti menghiasi. Ornamen adalah komponen dari suatu seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Ornamen yang fungsinya Sebagai ragam hias murni adalah bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda) atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Pelatihan ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode ceramah dan metode demonstrasi. Metode ceramah dilakukan dengan cara memberikanpenjelasan tentang ornamen dan penempatannya ke benda kriya seperti gerabah, kain, dan lainnya  kepada siswa dan siswi. Metode demontrasi dilakukan dengan cara bagaimana proses pembuatan ornamen tradisional dan pemberian warna pada motif dengan teknik gradasi warna yang dimulai dengan warna yang tua ke warna yang muda dan dari warna muda ke warna yang lebih tua. Pelatihan ini dimulai dengan penyedian alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah para siswa merasa senang dan semangat dilakukan nya pelatihan ini, dan semuanya mampu untuk membuat motif tradisional dan mewarnainya dengan teknik gradasi warna. Kata kunci: ornamen tradisional; tampuk manggis; itik pulang petang. ABSTRACTThe service carried out at SD 066/XI Tanjung Bunga, Tanah Kampung Subdistrict, Sungai Penuh City is in the form of training in making traditional ornaments. The purpose of this service activity is to provide training to students in making traditional motifs, and coloring them with color grading techniques. Ornament comes from the Latin ornare which means to decorate. Ornament is a component of an art that is added or intentionally made for the purpose of decoration. Ornaments whose function is as pure decoration are decorative forms that are made only to decorate for the sake of the beauty of a form (object) or building, where the ornament is placed. This training was conducted using two methods, namely the lecture method and the demonstration method. The lecture method is carried out by providing explanations about ornaments and their placement on craft objects such as pottery, cloth, and others to students. The demonstration method is carried out by using the process of making traditional ornaments and giving color to the motifs with a color gradation technique starting with dark colors to light colors and from light colors to older colors. This training begins with the provision of tools and materials needed for training activities. The result of this service activity is that the students feel happy and enthusiastic about this training, and all of them are able to make traditional motifs and color them with color grading techniques. Keywords: traditional ornaments; mangosteen crown; ducks coming home in the evening.
PENGEMBANGAN DESAIN MOTIF DAN PRODUK SULAM KOTO GADANG UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI KREATIF Ranelis Ranelis; Rahmad Washinton; Kendall Malik
PROSIDING: SENI, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT No 3 (2018): Seni, Teknologi, dan Masyarakat #3
Publisher : LP2MP3M, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Development of Motifs and Koto GadangEmbroidery Designto Support Creative Industries”, aims to opti-mize the potential of Koto Gadang embroidery as one of the superior products of the Koto Gadang community, so that it can become a quality product that has distinctive characteristic not owned by other regions. The method used isexperimental, the research procedure carry out is by exploration and design. Exploration aims to find ideas or concepts through data extraction and literature studies, observations and interviews. The data that has been collected is processed and analyzed qualitatively then presented verbally, which becomes the basis of conducting design experiments.The design is the embodiment of the ideas and concepts produced by exploration into the designs of clothing, household and souvenir.This Research result has five motifs that sets up on each product such as the SiriahGadang design, the PucuakRabuang design, the ItiakPulangPatang design, the BungaMawar and the ItiakLadoHijau design.The motifs applyrepeatedly that displays following product shape.
KERAJINAN RENDO BANGKU KOTO GADANG SUMATERA BARAT Ranelis Ranelis; Rahmad Washinton
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 17, No 2 (2015): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1070.249 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v17i2.107

Abstract

Rendo   bangku   merupakan   kerajinan   tradisional   masyarakat   Koto   Gadang. Bentuk  produk  kerajinan  rendo  bangku  Koto  Gadang  tidak  hanya  berfungsi untuk  perlengkapan   adat  tetapi  telah  digunakan   untuk  perlengkapan   rumah tangga.  Produk  untuk  perlengkapan  adat  seperti  selendang  pengantin  wanita, tarawai yang dipakai oleh pengantin laki-laki Koto Gadang. Produk rendo untuk perlengkapan rumah tangga seperti alas gelas, piring, alas keramik dan lain sebagainya.  Bentuk motif yang ada pada kerajinan rendo bangku adalah bentuk motif flora yaitu, bunga tulip, bunga mawar, bunga melati, dan motif geometris seperti segi tiga, lingkaran, dan segi empat. Teknik yang digunakan dalam rendo bangku  adalah  teknik  persilangan  benang  yang satu dengan  benang  yang lain. Warna  pada  produk  rendo  bangku  untuk  perlengkapan  adat  digunakan  warna merah, pink, orange, sedangkan  warna untuk perlengkapan  rumah tangga tidak ada ketentuan  warnanya  tetapi  disesuaikan  dengan  permintaan  konsumen  atau selera pasar.
MOTIF AKA CINO SAGAGANG PADA INTERIOR KELUARGA Doli Indra Hanafi; Rahmad Washinton; Hendra Hendra
Relief : Journal of Craft Vol 1, No 2 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1365.894 KB) | DOI: 10.26887/relief.v2i1.2589

Abstract

ABSTRACT Aka cino sagagang motive is one. On the motives applied to Rumah Gadang the motive of aka cino sagagang symbolize a determinate determination to achieves life,s goals this is line with the work to be made, namely the family is a place of basic education to foster personalities. The concept of creating this work departs from the farm of a motif that is stalized to adjust the field applied to the family interior. The theoretical basis used in the realization of this workis the theory used in the realization of this namely the theory of form, function, and aesthetics. The methods in the process of creating this work used the exsploration, design, and realization stages. The material us in the process of making this work is surian wood. The techniques used in making this work is the technique of carving and construction.The work created in three dimentions. This work has a practical and aesthetic function which is used as a disposable object in a family room which consists of a tv cabinet, bookcase, desk chair, display cabinet, and wall lamp.  ABSTRAK Motif aka cino sagagang merupakan salah satu motif yang diterapkan pada rumah Gadang. Motif aka cino sagagang melambangkan suatu tekad yang gigih dalam mencapai tujuan hidup, hal ini sejalan dengan karya yang akan dibuat yaitu interior keluarga, di mana keluarga menjadi tempat pendidikan dasar untuk membina kepribadian.Konsep penciptaan karya ini berangkat dari bentuk motif yang distilisasikan menyesuaikan bidang yang diterapkan pada interior keluarga. Landasan teori yang digunakan dalam perwujudan karya ini yakni teori  bentuk, fungsi, dan estetis. Metode dalam proses penciptaan karya ini menggunakan tahap eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah kayu surian. Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah teknik ukir dan kontruksi.Karya yang diciptakan berbentuk tiga dimensi.  Karya ini memiliki fungsi praktis dan estetis yang digunakan sebagai benda pakai dalam ruang keluarga yang terdiri dari kursi three seat, meja, rak buku, kabinet TV, lemari pajang, dan lampu dinding. 
PENDAMPINGAN PENINGKATAN KOMPETENSI DAN MOTIVASI PERAJIN ROTAN DALAM PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK ROTAN DI SENTRA ROTAN DI PADANG, SUMATERA BARAT Kendall Malik; Rahmad Washinton; Ranelis Ranelis; Rahma Melisha Fajrina
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11783

Abstract

ABSTRAKPeningkatan industri rotan kian meroket seiring adanya pelarangan ekspor bahan mentah rotan oleh pemerintah. Kondisi ini tentunya dapat menjadi peluang bagi industri rotan khususnya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) atau Sentra rotan yang bergerak dalam usaha produk rotan. Salah satu sentra rotan yang dimilikim oleh Sumatera Barat adalah Sentra Rotan Anil Furniture di Padang merupakan UMKM Produk Rotan yang masih berdiri dan bertahan dalam berjualan produk rotan. Namun selama ini pelaku UMKM produk rotan di Anil Furniture mengalami penurunan dan jalan ditempat dalam penjualan produk rotan. Hal tersebut berdampak pada penurunan motivasi perajin dalam membuat serta menjual produk rotan. Produk yang dijual di Anil Furniture masih bersifat konvensional dan minim desain, selain itu produk rotan yang dibuat masih dalam kontrol buyer sehingga perajin tidak memiliki desain secara madiri. Sementara para perajin harus tetap berkompetisi dengan produk-produk rotan yang jauh lebih banyak variannya di bangsa pasar. Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan bertujuan memberikan motivasi agar semangat perajin dalam mengembangkan desain produk rotan dapat dilakukan dengan baik. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan. Dalam pelatihan dilaksanakan dengan cara partisipasi, diskusi dan aplikasi antara narasumber dan mitra. Sementara dalam pendampingan dilakukan dengan cara partisipasi dan berdiskusi secara intens supaya pemahaman dapat tersampaikan antara tim PKM dengan perajin. Hasil pelaksanaan pelatihan pendampingan menunjukan perajin dapat mengembangkan desain produk rotan dan menyelesaikan ke dalam bentuk prototype. Kata kunci: rotan; motivasi; pendampingan; pengembangan desain; prototype. ABSTRACTThe increase in rattan craft industry has skyrocketed since government bans the exports of raw rattan materials. This condition can certainly be an opportunity for the rattan craft industry, especially UMKM or rattan crafting centers engaged in rattan products business. One of the rattan centers in West Sumatra is Anil Furniture Rattan Center in Padang. Anil Furniture is a surviving UMKM in producing and selling rattan products. However, so far, Anil Furniture as one of existing UMKM has declined and stuck for the sale of rattan products. The condition is impacted on the decreasing of the artisan’s motivation in making and selling rattan products. The products designs sold at Anil Furniture are still conventional and minimum. Moreover, the making of rattan products in general is still under buyer control so that the artisans do not have their own original designs. Meanwhile, artisans still have to compete with other rattan crafts products in crafts market nationwide, in which the variety of products designs are vast. The community service program carried out aims to provide motivation and rise up the awareness of rattan artisans, so that they can be passionate in properly developing rattan product designs. The implementation method used is training and mentoring. The training is carried out by participation, discussion and application between resource persons and partners. Meanwhile, mentoring is done by participation and intensive discussion so that the artisan can fully comprehend the knowledge from PKM Team. The results from implementing mentoring and training method show that the artisans can develop the design of their rattan products and complete them in prototype form. Keywords: rattan; motivation; assistance; design development; prototype.
MOTIF TANAMAN KOPI PADA BAJU TALUAK BALANGO Indah Erda Ningsih; Dini Yanuarmi; Rahmad Washinton; Mirda Aryadi; Fadri Rahmat
Style : Journal of Fashion Design Vol 2, No 1 (2022): Style: Journal of Fashion Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/style.v2i2.3267

Abstract

The coffee plant has a taproot, straight down, short and strong. The taproot is approximately 45-50 cm long, which basically has 4-8 side roots that descend down 23 cm. Coffee leaves are long, striped to the sides, wavy, dark green, and tapered at the ends. Leaves grow and are arranged side by side in the armpits of the stems, branches and twigs. A pair of leaves located in the same plane and branches that grow horizontally.The shape of the coffee plant that has been described, the creators make it as a source of ideas as an ornamental motif. The coffee plants that are used as motifs are the flower parts, leaves, fruit, and twigs that are applied to the balango taluak. Taluak balango is clothing for men in Minangkabau, the hallmark of the taluak balango shirt is using seams on the side of the shirt where there is a siba with a length below the waist, a round neck without a collar and slightly slit to the chest. The balango taluak shirt is usually worn with a trouser suit, worn in events, traditional ceremonies, religious and other formal events. The method used in the creation of this work is the method of exploration, design and embodiment with an aesthetic approach. This work is expected to be able to contribute to the wider community, by introducing the depiction of coffee plant motifs on balango taluak. The balango taluak used and used in the Minangkabau area does not have specific provisions related to its decorative motifs.