Articles
ANALISIS AJARAN KITAB 1 TESALONIKA 5:1 - 11 KEPASTIAN JANJI TUHAN DIDASARKAN ATAS KEYAKINAN PADA KITAB SUCI-NYA
Bartolomeus Diaz Nainggolan
Jurnal Koinonia Vol 12 No 1 (2020): KOINONIA: Juni 2020
Publisher : Fakultas Filsafat Universitas Advent Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (233.227 KB)
|
DOI: 10.35974/koinonia.v12i1.2358
Paul invites everyone to make a commitment to be ready for His coming. When weaccept the gospel and become a child of light, when we live the truth of the gospel infaith, our hope and love can grow more similar in the image of Christ.
Meditasi Alkitab, Doa, dan Kebahagian Umat Kristen
Zico Bangkit Pakpahan;
Bartholomeus D. Nainggolan;
Stimson Hutagalung;
Rolyana Ferinia
Pengarah: Jurnal Teologi Kristen Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36270/pengarah.v4i1.87
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah meditasi Alkitab dan doa pribadi membawa kebahagiaan terhadap Kristen. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif statistik untuk mengetahui dampak pengaruh meditasi Alkitab dan doa pribadi terhadap kebahagiaan umat-umat Kristen. Sampel penelitian ini terdiri dari adalah 198 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa meditasi Alkitab dan doa pribadi yang konsisten mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebahagiaan umat Kristen. Walaupun kondisi mental terganggu, banyak permasalahan, tetapi saat melakukan meditasi, berdoa, dan berserah kepada Tuhan maka kita akan merasakan kebahagiaan yang sejati.
MENJANGKAU ORANG GANGGUAN JIWA DENGAN KONSEP DAUD DALAM 1 SAMUEL 16:23
Arthur Sitompul;
Bartholomeus Diaz Nainggolan;
Stimson Hutagalung
Jurnal STT Gamaliel Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Gamaliel Vol. 3 No. 2 September 2021
Publisher : STT Gamaliel
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38052/gamaliel.v3i2.68
Amanat agung yang diberikan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan jiwa kepada semua orang adalah tugas yang mulia untuk diemban, tidak terkecuali orang yang mengalami gangguan jiwa juga harus menjadi sasaran untuk dijangkau. Oleh sebab itu tujuan penulisan ini adalah menemukan metode yang efektif untuk menjangkau jiwa orang yang mengalami gangguan jiwa. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data melalui study kasus yaitu observasi lapangan, studi pustaka dan hermeneutik untuk menafsirkan ayat Alkitab yang dijadikan acuan. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah seorang penginjil dalam usaha menjangkau orang yang mengalami gangguan jiwa maka harus mampu mengerti ilmu jiwa, dengan demikian metode Daud dalam menjangkau Saul yaitu dengan memberi perhatian khusus, pendampingan dan juga pemenuhan kebutuhan dalam usaha memberi kelegaan.
Persepsi GMAHK Jemaat Tincep Minahasa Terhadap Mati Adalah Tidur Berdasarkan Yohanes 11:11,13
jeki momuat;
Bartholomeus Diaz Nainggolan;
Stimson Hutagalung;
Dwi Andrianta
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 3 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46348/car.v3i1.86
The events of death that God allows make very deep sorrow, even frustration and despair in life. This is triggered by ignorance about the real condition of the dead. From this background, the purpose of this study is to explore the knowledge of the congregation about the condition of the dead based on John 11:11 and 13, after which the data obtained will be analyzed and finally a final conclusion will be drawn. The research method used is a quantitative method with a survey approach. The data collection technique was using a questionnaire and distributing it to the members of the Minahasa Congregation of Minahasa GMAHK congregation. The number of samples used is 70% of the adult members totaling 119 people, then the sample taken is 83 people. The results of the questionnaire were used to analyze the understanding of church members about death as sleep. The result of this research is that the Tincep Minahasa congregation has an understanding that people who die are like sleeping people and will rise again when Jesus comes the second time, not an understanding that the dead have spiritual life in another world.
AKULTURASI BUDAYA “SAKASUR, SADAPUR, SASUMUR, SALEMBUR DALAM PENGINJILAN BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 1: 8”
Jimmy Allen Sakul;
B.D Nainggolan;
Stimson Hutagalung
SCRIPTA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual Vol. 12 No. No. 2 (2021): SCRIPTA : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer Tanjung Enim
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (341.908 KB)
|
DOI: 10.47154/scripta.v12iNo. 2.139
Tujuan penelitian ini untuk melihat seberapa besar pengaruh dari penginjilan kepada suku sunda dengan menerapkan konsep budaya sunda yang sudah melekat yaitu sakasur, sadapur, sasumur, dan salembur sehingga mereka dapat menerima Injil. Metode penelitian dalam tulisan ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menemukan bahwa konsep budaya 4-ur dalam suku Sunda merupakan implementasi Kisah 1:8 yang dapat meningkatkan kerohanian dan berperan aktif dalam penginjilan The purpose of this study was to see how much influence evangelism had on the Sundanese by applying the inherent concept of Sundanese culture, namely sakasur, sadapur, sasumur, and salembur so that they could accept the gospel. The research method in this paper is descriptive qualitative with interview techniques, observation, and literature study. The results of the study found that the concept of 4-ur culture in the Sundanese is an implementation of Acts 1:8 which can increase spirituality and play an active role in evangelism.
Penglihatan Budaya Hakumbangauh Sebagai Ekspresi Nilai-Nilai Pernikahan: Berdasarkan Matius 5:27-28
Edwin Gorat;
Bartolomeus Diaz Nainggolan;
Stimson Hutagalung;
Rolyana Ferinia Pintauli
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.34081/fidei.v5i1.302
Banyak di antara pasangan muda dari suku Dayak Ngaju yang telah hamil terlebih dahulu sebelum menikah karena kesalahmengertian atau ketidakpahaman penerapan acara hakumbangauh (lamaran). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari relevansi apakah kondisi hubungan berpacaran yang negatif setelah melakukan lamaran sesuai dengan Matius 5:27-28 atau tidak sesuai dan bagaimana relevansi perilaku pernikahan berdasarkan Alkitab dan berdasarkan budaya.Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif yang dibarengi dengan studi pustaka, dengan menggunakan studi penafsiran Alkitab, serta mengumpulkan data melalui buku-buku serta artikel yang berkaitan dengan budaya hakumbangauh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik hidup serumah dan berhubungan seks selain pernikahan sangat kontras dengan matius 5:27-28 Yesus menyatakan perzinaan bukan hanya terjadi saat laki-laki dan perempuan yang tidak terikat pernikahan melakukan hubungan seks akan tetapi perzinaan terjadi dimulai dari pikiran. Penerapan acara hakumbangauh (lamaran) dalam pernikahan secara adat sesungguhnya tidaklah buruk jika norma dan aturan-aturan serta kekudusan pernikahan tetap dijaga dengan baik, akan tetapi jika banyaknya syarat dan uang yang dibutuhkan untuk acara pernikahan adat maka ini memberikan peluang kepada pasangan muda yang akan menikah untuk melakukan praktik hidup serumah dan berhubungan seks di luar nikah. Karna itu pernikahan adat jika dibicarakan dan dijalankan dengan baik maka masih relevan dengan konsep pernikahan masa kini.
Merengkuh Legasi Dimensi Kepemimpinan Yesus bagi Peradaban Digital
Nimrod Faberland Pasaribu;
Exson Pane;
Bartolomeus Diaz Nainggolan
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 6 No 2 (2022): Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37368/ja.v6i2.367
Eksistensi Yesus merefleksikan kontribusi yang kaya namun di sertai juga dengan konflik-konflik. KepemimpinanNya adalah tema utama beberapa tahun terakhir ini sebagai respons terhadap transformasi dari periode konvensional ke digital yang mempengaruhi, khususnya, dimensi publik secara keseluruhan. Namun, kepemimpinan menerima atensi karena peran dan fungsinya perlu beradaptasi dengan peradaban saat ini, era digital. Itulah sebabnya, artikel ini mencoba mengeksplorasi nilai-nilai kepemimpinan Yesus yang dapat menjadi alternatif untuk kontribusi yang konstruktif di era digital. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitan ini mengkonstruksikan teori dan kebaharuan berdasarkan literatur-literatur seperti; buku-buku, artikel-artikel, dan sumber akademik lainnya yang saling berhubungan. Pada akhirnya, era digital telah menggeser dan mentransformasi berbagai dimensi sosial, termasuk dalam konteks berorganisasi dengan sistem hirarki dan kepemimpinannya. Model kepemimpinan di lingkungan gereja harus terus mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi. Pola kepemimpinan Yesus dengan spiritualitas yang tinggi dan model kepemimpinan hamba menjadi alternatif yang kontributif bagi peradaban digital. Spiritualitas dan pelayanan hamba Yesus adalah objek diskusi yang menawarkan probabilitas bagi era digital. Tentu saja, kepemimpinan Yesus masih relevan dan signifikan untuk saat ini.
Teologi Ekonomi: Konteks Penatalayanan Lukas 8:3 Serta Relevansinya Terhadap Kota Kinabalu Seventh-day Adventist Church, Likas, Sabah
Kelimen Bin Sawatan;
Bartholomeus Diaz Nainggolan
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11728
Penatalayanan adalah bagian penting dari gereja Tuhan. Penatalayanan yang efektif tidak hanya dapat meningkatkan kerohanian bagi mereka yang melakukannya tetapi juga akan berdampak besar bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Penatalayanan tidak seharusnya bersifat musiman. Misalnya, seseorang hanya melakukannya saat dalam kondisi yang tidak berkekurangan, saat hati merasa senang untuk memberi pertolongan atau saat seseorang sedang meminta bantuan. Umat Tuhan harus memiliki sikap proaktif, yaitu sikap yang tidak hanya menunggu dan mengamati tetapi bertindak cepat untuk memberi pertolongan ketika melihat ada orang yang sedang menghadapi masalah atau gereja membutuhkan sesuatu. Memberi bantuan tidak boleh dimotivasi untuk mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang lain tetapi dilakukan dengan niat yang murni dan tulus untuk membantu. Umat Tuhan harus melakukan pelayanan untuk kemuliaan Tuhan dan dengan demikian menjadi berkat bagi banyak orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran penatalayanan di kalangan jemaat di Kota Kinabalu Seventh-day Adventist Church, Likas (KKSDA Church, Likas). Apakah jemaat di gereja ini benar-benar menerapkan penatalayanan dalam kehidupan sehari-hari atau apakah penatalayanan yang dilakukan secara musiman? Siapkah jemaat untuk mengemban tanggung jawab sebagai umat Tuhan yang setia dalam penatalayanan? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik in-depth inverview. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar jemaat di KKSDA Church, Likas memiliki pemahaman dan kesadaran yang baik akan pentingnya penatalayanan. Banyak jemaat yang ingin terlibat dalam memberikan bantuan baik dari segi keuangan, kunjungan, memberikan penghiburan dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak digarap secara maksimal. Masih ada ruang yang perlu diperbaiki agar kebutuhan gereja dan jemaatnya serta mereka yang berbeda kepercayaan dapat diperhatikan dan dipenuhi dengan sebaik mungkin.
Implementasi Amanat Agung dalam Penginjilan dan Pemuridan terhadap Pertumbuhan Gereja Berdasarkan Matius 28:18-20
Janes Sinaga;
Juita Lusiana Sinambela;
Rudolf Weindra Sagala;
Bartholomeus Diaz Nainggolan
Tumou Tou Vol. 10 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51667/tt.v10i1.1049
The purpose of this study is that everyone is involved in implementing the Great Commission of Jesus Christ so that church growth occurs. The harvest is a lot but the workers are few, this is the Word of our Lord Jesus Christ. To produce a harvest of souls that are won for Christ, the Great Commission in Matthew 28:18-20 must be carried out namely “Go” (Preach) and Make disciples (Discipleship). Evangelism is the first step as a disciple. And being a disciple is an activity that aims to motivate and train spiritually mature believers to devote themselves wholeheartedly to God in order to become disciples. Evangelism and discipleship are one and cannot be separated. Evangelism is the first step as a disciple. If every church and its members carry out this great commission well, it will bring many people to come to Christ and this has an impact on the growth of the church. The book of Matthew was originally addressed to early Christians but God's Word is still relevant in every age, because the essence of the Word always directs everyone to believe Jesus is the savior of mankind. This study uses a qualitative method, by collecting data and information from various library sources such as the Bible, spiritual books and journals which are concluded and used in this research so as to lead everyone to carry out the Great Commission so that the church can grow well.
Function of a Sermon: Dutch-American Reformed and Manado Adventism Tradition
Iwan Simbolon;
Bartolomeus D. Nainggolan;
Milton T. Pardosi
International Journal of Education, Information Technology, and Others Vol 6 No 1 (2023): International Journal of Education, information technology and others
Publisher : Peneliti.net
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.5281/zenodo.7599590
A sermon is an essential part in church liturgical, where the church’s core message transformed to its congregation. Indeed, every church tradition share distinct expression on sermon functions. Therefore, by a comparison study, constructive contributions are possible to be delved. This article attempts to explore function of a sermon in Dutch-American Reformed and Manado Adventism tradition. By using qualitative approach, this essay encompasses articles, books, and any related resources that could rich the description. In sum, both traditions agree that a sermon is a media to extend dogmatic and encourage preacher to present expected performance. Further, Dutch-American tradition stands to the importance of repenting and significant sequence of each Christianity experience while Manado Adventism considers a sermon as the media of doctrinal transfer.