Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Intimacy dan Marital Satisfaction Pasangan Suami–Istri Pasien Kanker Serviks yang Belum Histerektomi : Suatu Studi Kualitatif Kamila Adam; Marlina Setiawati Mahajudin; dr. Suhatno
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 6 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.014 KB) | DOI: 10.20473/jps.v6i1.19106

Abstract

Objektif : Penelitian ini mengamati intimacy dan kepuasan pernikahan pasien kanker serviks beserta suaminya untuk menekankan pentingnya perspektif psikososial pada pasien kanker. Metode : Observasional kualitatif, serial kasus, total dan purposive sampling pada pasien kanker serviks stadium 0 sampai 3 berusia 20-50 tahun dan belum diterapi. Dilakukan wawancara mendalam, penilaian dengan kuesioner skala Personal Assessment of Intimacy, adaptasi Revised Dyadic Adjustment Scale dan follow up 3-6 bulan. Sample dari Klinik Onkologi Kandungan RSUD Dr. Soetomo tahun 2016. Analisis data kualitatif disajikan dalam narasi dan tabel. Hasil : 5 pasangan subyek, usia 39 – 58 tahun. Satu pasien stadium 3B menyalahkan kanker sebagai penyebab ketidakpuasan pernikahannya. Disrupsi intimacy ditemukan pada 4 pasangan terutama aspek seksual dan rekreasional. Satu pasangan mampu mempertahankan wellbeing sebagai individu maupun pasangan meskipun aktivitas intim aspek tertentu berubah. Faktor-faktor lain yang didiskusikan mencakup aspek budaya, lingkungan, kepribadian, stigma serta persepsi akan kanker dan pernikahan.Simpulan : Intimacy yang dimaknai sebagai kedekatan, dalam perkembangannya selama menikah dapat makin memperkuat komitmen, mempengaruhi kepuasan serta pertahanan relasi terutama selama masa sulit,termasuk adanya kanker. Kualitas intimacy berperan pada manajemen stres diantaranya membantu kenyamanan pasien selama adaptasi. Kanker mempengaruhi pasien dan pasangan sehingga lebih baik dikelola sebagai "penyakit pasangan".
Meningioma with Hyperostosis: A Clinical Review up to Acrylic Cranioplasty Reconstruction in 3 Cases Tohari, Khamim; Siahaan, Salmon Charles; Dzaky, Rafi Daffa; Arisanti, Raden Roro Shinta; Adam, Kamila
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 8 No 01 (2024): FEBRUARY
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v8i01.5618

Abstract

Meningioma is a type of tumor that commonly occurs in the central nervous system (CNS). Hyperostosis can occur in meningiomas. Hyperostosis is a condition in which the bone surrounding a meningioma thickens abnormally. Although hyperostosis is usually benign, leaving a small portion of bone that still has hyperostosis can increase the risk of recurrence. The case report was carried out by reviewing 3 medical records of meningioma sufferers with hyperostosis.
Spontaneous Bilateral Putamen Hemorrhagic Stroke : A Case Report Suisan, Yohan Christian; Ismayani, Kanti; Adam, Kamila; Hartanto, Edwin; Yujin, Jung
Nommensen Journal of Medicine Vol 9 No 1 (2023): Nommensen Journal of Medicine: Edisi Agustus
Publisher : Universitas HKBP Nommensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36655/njm.v9i1.904

Abstract

Background: Intracerebral hemorrhage is associated with a high mortality and disability rate, 40% of which happened in non-traumatic ICH patients. Putamen hemorrhage is the most common cause of ICH and strongly associated with hypertension. Until now, bilateral putamen hemorrhagic stroke is still a rare case. Case: Male, 54 years old, admitted to the ER for being unconscious 1 hour earlier. The patient had a history of hypertension but did not receive any treatment. The patient also had a history of schizophrenia and was taking Clozapine, Trifluoperazine, Sertraline, and Dimenhydrinate. Patient was presented with GCS 112, blood pressure 176/104 mmHg, SpO2 98%. Other physical examinations were within normal limits. Head CT scan showed acute ICH in the right putamen (vol ±7.8cc) and left putamen (vol ±20.7cc). Conservative management was given, but there was no neurological improvement. On day 14, complications of pneumonia occurred and the patient later died due to cardiopulmonary arrest. Discussion: Spontaneous bilateral putamen hemorrhagic stroke is a rare type of ICH and loss of consciousness is the main manifestation of the condition. Hypertension is the most common etiology of bleeding, but the exact mechanism is still unknown. Mortality in patients with spontaneous bilateral putamen bleeding is very high and to date, conservative therapy is the main treatment for patients with these conditions. Conclusion: Spontaneous bilateral putamen hemorrhagic stroke is a rare case with a high mortality rate and so far, the main treatment for this case is conservative management. Keywords: stroke, ICH, bilateral, putamen
PROMOSI KESEHATAN DAN SKRINING PENCEGAHAN SINDROM METABOLIK PADA MASYARAKAT JEMAAT GEREJA DI KECAMATAN LAKARSANTRI, SURABAYA Alim, Denys Putra; Suisan, Yohan Christian; Pribadi, Florence; Arisanti, Raden Roro Shinta; Adam, Kamila
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i2.26357

Abstract

Masyarakat lanjut usia erat kaitannya dengan banyak komorbiditas salah satunya sindrom metabolik. Gereja Katolik turut berperan serta mengembangkan jemaat lansia melalui komisi lansia yang bertujuan untuk mewujudkan karakter kristiani dan peningkatan kualitas hidup umat lansia agar sehat secara fisik, mental dan rohani baik sebagai individu, anggota dalam keluarga maupun komunitas. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat, membantu meringankan beban saudara yang membutuhkan, serta membantu pemerintah dalam mewujudkan program pelayanan kesehatan, khususnya kedokteran pencegahan dari penyakit-penyakit terkait sindrom metabolik melalui kegiatan promosi kesehatan dan skrining pencegahan sindrom metabolik. Kegiatan yang dilakukan mencakup pengukuran antropometri tinggi dan berat badan, lingkar pinggang-panggul, kadar lemak, tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol menggunakan alat medis yang sesuai. Kegiatan edukasi pencegahan untuk setiap masing-masing individu masyarakat turut dilakukan melalui konsultasi dengan dokter setelah melalui pemeriksaan kesehatan. Terdapat 233 masyarakat yang dilayani dengan hasil didapatkan usia 44,64 tahun dimana proporsi perempuan 65,6%, obesitas 41,63%, hipertensi 48,5%, hiperglikemia 2,15%, dan dislipidemia 75,54%. Tingkat pengetahuan masyarakat jemaat terhadap sindrom metabolik sebesar 86,78 poin dengan skor domain gejala sindrom metabolik paling tinggi skornya (92,7 poin). Masyarakat perlu meningkatkan kesehatan diri dengan menghindari risiko sindrom metabolik dan mencegah komplikasinya.