Pemeriksaan radiologi bermanfaat menegakkan diagnosa suatu penyakit, namun terdapat bahaya merugikan yang ditimbulkan oleh radiasi sinar-x. Salah satu penerima dampak tersebut adalah pasien pediatrik dan orang tua pendamping apabila pasien non kooperatif pada pemeriksaan. Di RS PKU Muhammadiyah Bantul terjadi kecenderungan orang tua pasien pediatrik yang selalu ingin menemani anaknya pada saat pemeriksaan karena orang tua merasa khawatir dan pasien pediatrik merasa takut saat akan melakukan pemeriksaan radiologi tanpa mengetahui bahaya radiasi sinar-x. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan orang tua pengantar pasien pediatrik tentang bahaya radiasi sinar-x. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Instalasi Radiologi RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Waktu pengambilan data dari bulan Mei-Agustus 2024. Subjek penelitian terdiri 7 Orang tua pasien pediatrik. Pengambilan data penelitian menggunakan observasi awal, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan reduksi data dari transkrip wawancara, disajikan dalam bentuk tabel kategorisasi, dilakukan perbandingan dalam bentuk narasi hingga di tarik kesimpulan. Penelitian menunjukkan sebagian besar informan hanya memahami radiologi sebatas pemeriksaan rontgen tanpa mengetahui risiko paparan radiasi sinar-X. Pengetahuan mengenai keselamatan radiasi sangat rendah, dan seluruh informan tidak mengetahui pentingnya penggunaan alat pelindung seperti apron timbal. Meski beberapa memahami tujuan pemeriksaan, namun pengetahuan efek jangka panjang dari radiasi sangat minim. Faktor penyebabnya meliputi kurangnya edukasi tenaga medis dan tidak tersedianya media informasi visual yang memadai. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa orang tua pasien pediatrik kurang memahami mengenai radiologi secara umum, pemahaman tentang bahaya radiasi juga kurang paham dan tujuan pemeriksaan radiologi informan cukup memahami. Orang tua pediatrik paling tidak paham mengenai keselamatan radiasi namun cukup baik pemahamannya mengenai lampu indikator pada ruang radiologi. Saran peneliti sebaiknya radiografer memberikan edukasi singkat namun bermakna kepada orang tua pasien sebelum pemeriksaan dilakukan. Edukasi dapat disampaikan secara verbal, tertulis maupun melalui media seperti poster atau infografis diruang tunggu radiologi.