Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Uncontrolled Type 2 Diabetes Mellitus Induces an Enterococcus faecalis Lung Abscess: A case report Aryana, Wayan Ferly; Wibowo, Adityo; Gozali, Achmad; Saputra, Tito Tri; SL, I Made Afryan; Febrihartati, Isura
Medula Vol 14 No 8 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i8.1184

Abstract

The incidence of lung abscess has increased due to the rise in antibiotic resistence, aging population, and immunocompromised patients.  Lung abscess is associated with high mortality rates, ranging from 1—20% globally, long treatment cycles, and significant management costs. Diabetes millitus affect innate and adaptive immunity, This dysregulation, microvascular complications, poor vascular flow, can further compromise an appropriate immune response and healing leading to worsening or secondary infections. Uncontrolled diabetes mellitus can lead patients to immunocompromised conditions, predisposing them to infectious disease. This study is a case report with data obtained through self-history, physical examination, and supporting examinations. A 49-year-old female patient presented with complaints of dyspnea, productive cough, and fever. The patient had a history of uncontrolled type 2 diabetes mellitus with fasting blood glucose 219 mg/dL. Chest examination showed a decreased of tactile fremitus on the left lung field, dullness on percussion of the left lung field, and decreased vesicular sound on auscultation of the left lung field. Laboratory and radiological examinations were also carried out. The CT show a well-demarcated lesion measuring 13.1x7.2x11.2 cm, air-fluid level (+), walled 0.5 cm thick  indicating suspicion of left lung abscess. The patient received treatments and showed clinical improvement so that therapy could be continued on an outpatient basis.
Aktualisasi Manajemen Tatalaksana Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Asma pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kota Metro Mustofa, Syazili; Infianto, Andreas; Soemarwoto, Retno Ariza; Saputra, Tito Tri; Rosari HS, Felicya; Dorisman, Hari; ., Fitriyah
JPM (Jurnal Pengabdian Masyarakat) Ruwa Jurai Vol. 8 No. 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT RUWA JURAI
Publisher : FK Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpmrj.v8i2.3235

Abstract

Penyakit Paru Obstuktif Kronik (PPOK) dan Asma merupakan penyakit tidak menular di bidang paru yang merupakan penyakit kronik dan masih menjadi masalah utama di Indonesia. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang masih membutuhkan penanganan yang tidak hanya dilakukan di rumah sakit namun juga harus dimulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Dari data yang didapatkan di dinas Kesehatan Kota Metro masih banyak pasien dengan Asma dan PPOK yang masih belum teredukasi dengan baik. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat di Kota Metro serta dikarenakan kurangnyainformasi kesehatan yang mereka terima sehingga solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah itu dengan dilakukan penyuluhan dan pembaharuan ilmu yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, sikap, dan tindakan dokter dalam melakukan penanganan terhadap penyakit Asma dan PPOK. Diharapkan dengan diadakan kegiatan penyuluhan ini pengelolaan terhadap penyakit tidak menular bidang paru di Provinsi Lampung pada khususnya Kota Metro dapat terkelola dengan baik serta secara tidak langsung dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan peran dokter yang ada diFKTP. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, yang dilanjutkan dengan diskusi. Mitra sasaran dalam kegiatan ini adalah 40 orang dokter di FKTP Kota Metro. Evaluasi keberhasilan pada kegiatan penyuluhan terdiri dari evaluasi awal dan evaluasi akhir. Tim pengabdian masyarakat pada kegiatan ini yaitu dokter spesialis paru dari Departemen  Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, RSUD dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Hasil kegiatan ini menunjukkan peningkatan tingkat pemahaman sebesar 30% sehingga keseluruhan peserta memiliki pemahamanbaik. Selain itu, terjadi diskusi interaktif yang mengeksplorasi lebih dalam tentang manajemen penyakit Asma dan PPOK. Diharapkan promosi kesehatan ini dapat meningkatkan dokter di FKTP dalam melakukan manajemen penyakit Asma danPPOK.Kata kunci: PPOK, asma, promosi kesehatan