Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Spektrum Sipil

DURABILITAS MORTAR DENGAN REPLACEMENT BAHAN POZZOLAN TERHADAP LINGKUNGAN AGRESIF: Durability of Mortar with Replacement Pozzolan Material on the Agresive Environment Eniarti, Miko; Ngudiyono, Ngudiyono; Merdana, I Nyoman; Sulistyowati, Tri; Rawiana, Shofia; Natasya, Rahma Dwi; Maulana, Olan
Spektrum Sipil Vol 12 No 1 (2025): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v12i1.379

Abstract

Bahan pozzolan bisa digunakan sebagai salah satu material alternatif natural SCM (Suplementary Cementing Material) karena komponen utamanya adalah silika. Pemakaian bahan pozzolan (serbuk batuan silika, serbuk batu apung) sebagai replacement semen diharapkan dapat meningkatkan durabilitas mortar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang datanya dianalisis lebih lanjut secara deskriptif. Benda uji berbentuk kubus dengan panjang, lebar dan tinggi 50 mm. Pengujian yang dilakukan meliputi : konsistensi normal, waktu pengikatan (setting time), temperatur hidrasi, kuat tekan mortar, kadar klorida dan pengujian pH. Persentase  replacement semen oleh pozzolan adalah 15% dari berat semen, sedangkan nilai faktor air semen 0,5 dan sebagai pembanding dibuat mortar tanpa bahan pozzolan.  Perawatan benda uji dilakukan dengan merendam benda uji selama  28 hari pada kondisi air normal dan 90 hari pada lingkungan agresif (air laut dan larutan asam sulfat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak lingkungan agresif mortar tanpa pozzolan, replacement pozzolan serbuk batu apung, replacement pozzolan serbuk batuan silika  kuat tekan berturut-turut  16,60 Mpa, 20,6 MPa, 23,16 Mpa diekspose air laut nilainya paling rendah. Mortar yang diekspose larutan asam sulfat berturut turut 22,11 MPa, 25,47 MPa, 28,39 MPa. Mortal pada kondisi normal kuat tekannya paling tinggi, yaitu 23,45 MPa, 26,69 MPa, 29,09 MPa. Konsistensi normal mortar dengan replacement pozzolan jumlah airnya meningkat hingga 6,22 % dan setting time meningkat hingga 41,46 %. Sebaliknya untuk temperatur hidrasi,  puncaknya terjadi pada pasta semen murni pada suhu 38oC.
PERBANDINGAN SIFAT MEKANIS ANTARA BETON KONVENSIONAL DAN BETON MEMADAT SENDIRI DENGAN PENAMBAHAN SERAT KAWAT BENDRAT: Comparative Study of Mechanical Properties Between Conventional Compacting and Self Compacting Concrete With Addition of Mild Steel Wire Fiber Merdana, I Nyoman; Mahmud, Fathmah
Spektrum Sipil Vol 3 No 1 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton memadat sendiri (Self Compacting Concrete, SCC) merupakan beton yang mampu mengalir dengan beratnya sendiri tanpa mengalami segregasi dan bleeding. SCC umumnya dibuat dengan agregat kasar berdiameter kecil dan relatif bundar. Proporsi agregat kasar untuk SCC sekitar 30-38% dari volume beton. Karakteristik agregat seperti itu dapat menimbulkan dampak pada sifat mekanis beton yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku sifat mekanis beton konvensional, SCC dan beton serat yang memadat sendiri (Self Compacting Fibrous Concrete, SCFC). SCFC mengandung serat kawat bendrat dengan aspek rasio 71. Benda uji untuk tujuan riset ini berupa Silinder beton 150x300mm untuk uji Kuat Tekan,Kuat tarik Belah, Modulus elastisitas dan balok beton 150x150x600mm untuk pengukuran Modulus runtuh. Sedangkan untuk pengukuran Modulus Elastisitas dan poisson rasio digunakan kubus beton 200x200mm dengan menempelkan Electrical bonded strain gauge. Dari studi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kekuatan beton SCC dan SCFC meningkat seiring dengan bertambahnya umur beton. Dari hasil pengujian kuat tarik, bahwa untuk semua jenis beton Modulus runtuh memberikan nilai yang lebih tinggi daripada hasil pengukuran Kuat tarik Belah. Secara umum sifat mekanis beton SCC dan SCFC dapat disamakan dengan beton konvensional dan perumusan Modulus elastisitas Ec dan Poisson ratio m sebagaimana direkomendasikan SNI masih cukup relevan untuk diterapkan pada SCC dan SCFC.
DETEKSI PENURUNAN KADAR KEBASAAN BETON PASCA BAKAR SEBAGAI ESTIMASI AWAL TERJADINYA KOROSI PADA BAJA TULANGAN: Alkaline Onset Detection of Concrete after Fire as a Preliminary Estimation of Steel Reinforcement Corrosion Kencanawati, Ni Nyoman; Mahmud, Fatmah; Merdana, I Nyoman; Ngudiyono, Ngudiyono
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton memiliki ketahanan terhadap kebakaran yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan material konstruksi lain. Walaupun demikian, perilaku beton terhadap bahaya kebakaran masih terus tetap di pelajari karena reaksi fisik dan kimia pasti terjadi bila beton dipanaskan yang mengakibatkan kekuatan dan kekakuannya menurun. Sifat mekanik seperti kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur beton pasca bakar telah banyak diteliti. Demikin pula perubahan warna pada permukaan beton pasca bakar telah menjadi suatu pedoman umum dalam investigasi konstruksi beton setelah mengalami kebakaran. Penelitian ini mencoba mengangkat tentang kadar kebasaan beton pasca bakar mengingat sifat basa beton memiliki arti penting dalam menjaga baja tulangan agar tidak terjadi korosi.pH meter digunakan untuk mendeteksi pH beton pasca bakar pada suhu 3000C, 5000C, dan 7000C. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, didapatkan onset temperatur peralihan kondisi asam ke basa beton pasca bakar yaitu pada suhu 6600C. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam investigasi, audit, dan perbaikan struktur beton bertulang pasca bakar.
ANALISA NUMERIK PERKUATAN SAMBUNGAN BALOK-KOLOM DENGAN HAUNCH, EXTENDED END PLATE DAN BAUT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA PADA BANGUNAN SMF: Numerical Analysis of Beam-Column Connections with Haunch, Extended End Plate and Bolts Using Finite Element Method in SMF Buildings Mahmud, Fathmah; Suparjo, Suparjo; Merdana, I Nyoman; Suharto, Suharto
Spektrum Sipil Vol 11 No 1 (2024): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v11i1.343

Abstract

Sambungan balok kolom sangat menentukan kinerja sebuah bangunan struktur gedung, jika terjadi kegagalan pada sambungan balok kolom struktur gedung dapat menyebkan runtuhnya gedung tersebut secara keseluruhan, disamping prinsip strong column weak beam harus kita utama jadi jika terjadi sendi plastis pada sambungan balok kolom balok yang pertama runtuh bukan kolom. CBFEM method adalah metode analisa finite element untuk menganalisa sambungan kolom-balok dengan memodelkan elemen sambungan secara detail dan presisi, dimana setiap elemen (plates and bolts) pada sambungan dihasilkan analisa tersendiri dengan Metode Elemen Hingga. Profil yang digunakan yaitu kolom WF 450.450.21.32 dan balok profil WF 600.350.19.25, perkuatan extended end plate tebal 32 mm sedangkan perkuatan haunch tebal 32 mm, mutu baja BJ 41 fy 250MPa sama untuk semua profil perkuatan extended end plate ada yang menggunakan 4 baut dan penambahan menggunakan 8 baut, diameter baut 16mm serta dengan perkuatan haunch. Beban geser yang bekerja pada sambungan balok kolom -124 KN sedangkan momen lentur yang bekerja -339,8 KNm. Dari hasil analisa ini terlihat dengan menambahkan baut jadi 8 menyebabkan daerah kritis lebih luas, semua baut dan pelat penyambung kritis dan tegangan pada daerah yang lain lebih tinggi dibanding dengan yang menggunakan 4 baut, dengan penambahan baut tegangan rata-rata naik sebesar 14,28%. Ini disebabkan baut menambah pengekangan dan luasan profil lebih sedikit karena bertambahnya lubang baut.  Sambungan balok kolom dengan perkuatan haunch tegangan pada sambungan turun sebesar 74,45%, serta tegangan kritis berpindah ke haunch.