Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Koreksi Bias Data Hujan Luaran GCM ECHAM5 Untuk Prediksi Curah Hujan Bulanan dan Musiman Pulau Lombok: Bias Correction for GCM ECHAM5 Model Rainfall Data Output in Estimating Monthly and Seasonally Rainfall for Lombok Island Humairo Saidah; Agustono Setiawan; Lilik Hanifah; Eko Pradjoko; Agus Suroso
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 7 No. 2 (2021): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v7i2.289

Abstract

This study aims to evaluate the ability of the ECHAM5 GCM model output data in estimating monthly rainfall on the island of Lombok. The data used in this study are ECHAM5 monthly rainfall data and automatic rainfall recorder (ARR) measurement rain data for 2000-2018 obtained from ARR Gunung Sari. Correction of bias is conducted by using the mean ratio method and the regression method. The method that produces the best approach is then used to obtain rain data projections and a simple regression method. Evaluation and validation used the Pearson correlation coefficient (r), Root Mean Square Error (RMSE) and Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) values. The results obtained are that the daily and monthly rainfall data from the ECHAM5 model cannot be directly used to replace the rain measurement data because of its very low accuracy. The downscaling technique performed on daily and monthly rainfall data using the average ratio method does not show satisfactory performance where the efficiency figures produced are still low even gave a slight increasing number. However, the ECHAM5 model data can be used to obtain rainfall projections on a monthly and seasonal scale with a good and satisfactory correlation.  Key words: mean ratio method; global climate model; ECHAM5; monthly rainfall.
PENGARUH FASILITAS PELABUHAN TERHADAP PANTAI LABUHAN HAJI: The Effect of Port Structure on Labuhan Haji Beach Eko Pradjoko; Haris Prayoga; Oki Setyandito
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai akan mengalami perubahan karakteristik gelombang (transformasi) karena berkurangnya kedalaman laut. Adanya fasilitas pelabuhan juga dapat menyebabkan gelombang menjadi terganggu sehingga merubah angkutan sedimen dan kondisi pantai di sekitar pelabuhan, seperti yang terjadi pada pantai Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur. Fasilitas pelabuhan yang dibangun sekitar tahun 2009 menyebabkan perubahan pada kondisi pantai di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan menyajikan perubahan pantai yang terjadi berdasarkan pengukuran lapangan dan menganalisa pengaruh fasilitas pelabuhan tersebut dengan simulasi numerik. Pengukuran profil dan garis pantai dilakukan satu kali dalam sebulan sejak Desember 2012 sampai Juni 2013. Simulasi perubahan garis pantai menggunakan model GENESIS dan hasil simulasi transformasi gelombang dari model RCPWAVE yang memperhatikan kondisi kedalaman dasar laut yang tidak beraturan. Simulasi dilakukan dalam dua periode, periode pertama sejak dibangunnya bangunan pelabuhan pada tahun 2009 sampai 2012 dan periode kedua selama 10 (sepuluh) tahun ke depan sejak tahun 2012 sampai 2022. Hasil pengukuran lapangan menunjukkan fluktuasi dan bahkan kemunduran garis pantai di kedua sisi Pelabuhan Labuhan Haji. Hasil tersebut memiliki hubungan dengan membesarnya kondisi gelombang selama pengukuran (Desember ~ Juni). Pengaruh fasilitas pelabuhan terlihat pada hasil simulasi numerik perubahan garis pantai, di mana hasil simulasi periode pertama menunjukkan garis pantai di sebelah kanan pelabuhan maju sejauh ± 36.8 m sedangkan di sebelah kiri pelabuhan mundur sejauh ± 2.5 ~ 17.0 m. Simulasi periode kedua selama 10 tahun ke depan sampai tahun 2022 masih menunjukkan hasil yang sama dan bahkan prediksi perubahan yang terjadi bertambah besar, yaitu garis pantai di sisi kanan pelabuhan maju hingga sejauh ± 62.4 m dan di sisi kiri pelabuhan mundur hingga sejauh ± 20.0 ~ 37.0 m.
KONDISI GELOMBANG DI WILAYAH PERAIRAN PANTAI LABUHAN HAJI: The Wave Conditions in Labuhan Haji Beach Coastal Territory Baiq Septiarini Lanura; Eko Pradjoko; Bambang Harianto
Spektrum Sipil Vol 1 No 1 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang yang merambat dari perairan dalam (laut) menuju ke perairan dangkal (pantai) akan mengalami perubahan perilaku gelombang (transformasi) dari sifat dan parameter gelombang, seperti proses refraksi, shoaling, refleksi, maupun difraksi akibat pengaruh karakteristik serta ada atau tidaknya bangunan yang menghalanginya. Adanya bangunan pelabuhan menyebabkan gelombang menjadi terganggu. Seperti yang terjadi pada salah satu pantai yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, tepatnya di Pantai Labuhan Haji, bangunan pelabuhan yang dibangun sekitar tahun 2009 menyebabkan kondisi gelombang di sekitar pelabuhan menjadi tidak stabil yang ditunjukkan dengan adanya erosi dan sedimentasi pada kedua sisi bangunan pelabuhan. Kondisi gelombang yang tidak stabil kemudian mempengaruhi besar kecilnya laju sedimen arah sejajar pantai pada kedua sisi bangunan tersebut. Analisa kondisi gelombang akibat bangunan pelabuhan dilakukan dengan mensimulasikan gelombang hasil prakiraan NOAA/NWS/NCEP Marine Modelling And Analysis Branch tahun 2007-2008 dengan 3 (tiga) variasi gelombang . Simulasi dilakukan 7 tahap untuk 1 kali simulasi tahap validasi, serta masing-masing 3 tahap untuk simulasi sebelum dan sesudah adanya bangunan pelabuhan. Simulasi gelombang ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SMS 8.0 model CGWAVE. Bangunan pelabuhan mengakibatkan tinggi gelombang di depan bangunan pelabuhan meningkat hingga 31,06 % yaitu dari 1,32 m menjadi 1,73 m akibat proses refleksi, dan menurun hingga 24,741 % yaitu dari 1,063 m menjadi 0,8 m akibat proses difraksi apabila gelombang datang dari arah tegak lurus pantai. Sementara itu, saat gelombang disimulasikan datang dari arah kanan bangunan, tinggi gelombang menurun hingga 79,9 % dari 0,835 m menjadi 0,1681 m di sisi kanan dan dalam kolam pelabuhan akibat proses difraksi, serta meningkat hingga 27,7 % dari 0,8073 m menjadi 1,031 m akibat proses refleksi. Berdasarkan hasil analisa pola sedimen transpor, diperoleh bahwa pola gelombang di sisi kanan bangunan menyebabkan sedimentasi akibat mengendapnya sedimen karena terhalang oleh bangunan. Sedangkan di sisi kiri bangunan pelabuhan terjadi erosi akibat meningkatnya pola transportasi sedimen.
Penyuluhan Pengenalan Irigasi Tetes Bertingkat Pada Masyarakat Kelompok Tani Beriuk Maju Di Desa Jagaraga Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat I Dewa Gede Jaya Negara; Eko Pradjoko; Atas Pracoyo; Akmaluddin; Hasyim; I Dewa Made Alit Karyawan; Humairo Saidah; Suparjo; Yusron Saadi; Heri Sulistiyono; I Wayan Yasa; I Nyoman Merdana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 6 No 4 (2023): Oktober-Desember 2023
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v6i4.5778

Abstract

Masyarakat Poktan Beriuk Maju Desa Jagaraga sebagian besar memiliki lahan pekarangan dengan luasan rata-rata sekitar 2- 4 are dan banyak lahan yang kosong. Sumber air dari sumur dangkal dan air saluran irigasi sering dimanfaatkan masyarakat, dan dengan adanya kemarau panjang kondisi sumber air semuanya menurun dan kritis. Memperhatikan potensi lahan pekarangan yang ada, maka warga perlu dibantu untuk meningkatkan manfaat pekarangan untuk usahatani disekitar rumah agar dapat merurunkan dampak ekonomi akibat kekeringan ini. Masyarakat peri diberi penyuluhan tentang irigasi yang efisien agar dapat mendukung usahatani di lingkungan perumahan. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan irigasi yang efisien yaitu irigasi tetes untuk kegiatan pertanian di pekarangan rumah. Pengabdian dilakukan dengan tahapan survey lokasi, penyuluhan, diskusi dan tanya jawab serta evaluasi. Pengabdian ini telah menyuluhkan18 perwakilan Poktan Beriuk Maju, penyuluhan telah memberi wawasan penggunaan irigasi tetes dan cara irigasinya,memberikan contoh-contoh irigasi tetes dan bahan yang digunakan.Dengan demikian diharapkan Masyarakat nantinya dapat memilih system irigasi yang diperlukan dengan pertimbangan sumber air yang tersdia.
SIMULASI PENJALARAN GELOMBANG TSUNAMI DI PESISIR SELATAN LUNYUK KABUPATEN SUMBAWA Mawardin, Adi; Pradjoko, Eko; Suroso, Agus
Hexagon Jurnal Teknik dan Sains Vol 5 No 2 (2024): HEXAGON - Edisi 10
Publisher : Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral - Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/hexagon.v5i2.4499

Abstract

An earthquake accompanied by a tsunami disaster occurred along the southern coast of Sumbawa, Lombok, and Bali on August 19, 1977. The potential for future earthquakes and tsunamis in the region warrants significant attention. This study aims to determine the tsunami wave travel time, wave height, tsunami run-up, and inundation distance. The research was conducted at Lunyuk Beach in Sumbawa, specifically at Teluk Lampui. The methodology involved in-depth interviews with survivors of the 1977 Sumba earthquake and tsunami, as well as field measurements. Research data included earthquake fault parameters, bathymetric maps, and coastal slopes. Tsunami propagation simulations were performed using COMCOT V1.6 software. The simulation results were validated against field observation data. Based on interviews and field measurements, it was found that the tsunami run-up height reached the roofs of houses, estimated at 6.30 meters based on similar house heights during the event. The simulation analysis of layer 01, using earthquake fault data, indicated that the tsunami reached the Lunyuk coast after 15 minutes. Layer 02 analysis aimed to determine tsunami run-up heights with wave scenarios of 7 meters, 8 meters, and 9 meters, resulting in run-up depths of 6.85 meters, 7.48 meters, and 7.92 meters respectively. The corresponding wave heights were measured at 14.38 meters, 16.35 meters, and 17.70 meters. The tsunami inundation distances for each scenario were 1,513 meters, 1,528 meters, and 1,532 meters respectively. This demonstrates that higher tsunami waves lead to greater run-up heights and longer inundation distances on land. Validation results showed that a 7-meter wave height closely matched the conditions during the 1977 Sumba earthquake tsunami event.
Kajian Risiko Bencana Di Desa Dadap Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur Oktorani, Lina Karolina Dori; Ratna Ayu Istiani; Ari Kusuma Mar'i; Boyke Feril Hidayat; Adhe Putri Aprillyana; Rowi Ashari; Ismul Azam Magani; Jihadul Muslimin; Nur Haerani; Pradjoko, Eko
Portal ABDIMAS Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v2i1.4004

Abstract

Sesuatu yang mengancam kehidupan orang banyak berdasarkan faktor alam ataupun nonalam disebut dengan bencana. Bencana merupakan hal yang sangat berisiko karena bukan hanya merugikan materil tetapi juga nyawa. Untuk mengantisipasi bencana perlu dilakukan peninjauan risiko bencana. Risiko bencana di kenali melalui kajian bahaya yaitu bencana apa saja yang dapat menimbulkan bahaya. Kerentanan wilayah, yaitu kondisi wilayah yang menentukan bahaya bencana. Kemudian kapasitas, yaitu kemampuan sumber daya yang tersedia dalam mehadapi bahaya. Desa dadap, merupakan salah satu desa yang bisa dikaji risiko bencananya guna menuju desa tanguh bencana. Untuk mengkaji itu semua di perlukan metode-metode agar penanganan risiko bahaya tepat dilakukan. Desa Daddap memiliki potensi bencana banjir, kekeringan, dan gempa bumi. Masing-masing bencana memiliki risiko sedang dan tinggi. Untuk mengurangi hal tersebut kapasitas masyrakat desa perlu di tingkatkan. Upaya dalam pembentukan satgas juga merupakan langkah dalam pengurangan risiko bencana dan kesiapan menuju desa tangguh bencana.
Desa Labuhan Haji Tangguh Bencana Tsunami Sulistiyono, Heri; Saadi, Yusron; Hartana; Pradjoko, Eko; Mahendra, Made; Julkifli
Portal ABDIMAS Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal PORTAL ABDIMAS
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/portalabdimas.v2i1.4388

Abstract

Tsunami merupakan bencana alam yang mengancam semua kehidupan di pesisir. Kekuatan merusak dari bencana tsunami ini tergantung dari tinggi gelombang tsunami tersebut. Salah satu desa di Pulau Lombok yang terancam oleh bencana tsunami adalah Desa Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Hal ini disebabkan oleh letak geografis dan topografis desa yang berada di pesisir Timur Pulau Lombok menghadap ke Selat Sumbawa. Oleh karenanya, Penulis beserta tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Mataram mengupayakan suatu program Desa Tahan Bencana (DESTANA) yang disampaikan kepada desa dengan tujuan agar Desa Labuhan Haji ini mempunyai ketahanan terhadap bencana tsunami. Program ini bertujuan memberikan wawasan dan informasi mengenai potensi bahaya tsunami dan cara-cara penanggulangan kerugian. Metode pelaksanaan dalam program ini, yaitu Pra-kegiatan meliputi: survei lokasi, melakukan kerjasama dengan staf dan kepala desa, menjalin kemitraan, dan pelaksanaan penyuluhan dan pembelajaran dengan video. Teknologi yang diperkenalkan adalah: (1) WRS-BMKG, (2) Magma Indonesia, (3) My Earthquake Alerts, (4) EQInfo, dan (5) Sistem Peringatan Dini Multibahaya Geo-Hidrometeorologi. Berdasarkan hasil test awal dan test akhir dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang desa tangguh bencana, yaitu dari 47% menjadi 82%. Dengan demikian, kegiatan pengabdian ini telah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami untuk berpartisipasi dalam mendukung program Desa Tangguh Bencana.
Penyuluhan Dan Simulasi Tanggap Gempa Untuk Peningkatan Kesiapsiagaan Guru Dan Siswa SDN 1 Jembatan Kembar Timur Saidah, Humairo; Saadi, Yusron; Pradjoko, Eko; Ali, AM
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol. 7 No. 1 (2025): April, Jurnal Karya Pengabdian
Publisher : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jkp.v7i1.197

Abstract

SDN 1 Jembatan Kembar Timur is located in West Lombok Regency, which is in a zone with a medium-high risk of earthquakes and tsunamis, so its residents must be prepared to face it, including schools that are gathering places for many young students who are at risk of panic during an earthquake. This community service activity aims to transfer information through counseling and earthquake simulations to train the preparedness of teachers and students. This activity was carried out using the counseling and simulation method, which was attended by teachers and grade 6 students. The results obtained from this activity were that teachers and students experienced increased knowledge and preparedness for earthquakes. The evaluation tool that measures the success of this activity shows an increase in knowledge of 30% at the end of the activity. A significant increase was especially shown in understanding what should be done during an earthquake when someone is in a class and a high building. This significant increase in knowledge of teachers and students is essential in advancing preparedness for earthquake disasters
PENINJAUAN RISIKO BENCANA DI DESA DADAP KECAMATAN SAMBALIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Pradjoko, Eko; Oktorani, Karolina Dori; Istiani, Ratna Ayu; Mar’i, Ari Kusuma; Hidayat, Boyke Feril; Aprillyana, Adhe Putri; Ashari, Rowi; Magani, Ismul Azam; Muslimin, Jihadul; Haerani, Nur
Jurnal Wicara Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Wicara Desa
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/wicara.v2i1.4068

Abstract

ABSTRACT Something that threatens and disrupts the lives of many people based on natural or non-natural factors is called a disaster. Disasters are very risky because they not only harm material things but also lives. To anticipate disasters, it is necessary to conduct a disaster risk review. Disaster risk is identified through hazard studies, namely any disaster that can cause danger. Regional vulnerability, namely regional conditions that determine the danger of disaster. Then capacity, namely the ability of available resources to face danger. Dadap village is one of the villages where disaster risk can be studied in order to become a disaster resilient village. To study all of this, methods are needed so that the risk of danger is handled appropriately. Efforts to form a task force are also a step in reducing disaster risk and preparing for disaster-resilient villages.
Rekonstruksi Tsunami Mentawai dengan Menggunakan COMCOT v1.7 Eva Susan Ratuluhain; Yunita A. Noya; Eko Pradjoko; Rahman Rahman; Ronald D. Hukubun
Nekton Vol 2 No 2 (2022): October
Publisher : Politeknik Negeri Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.853 KB) | DOI: 10.47767/nekton.v2i2.403

Abstract

Many studies on the Mentawai tsunami have been carried out. Still, not many have reviewed the validation of run-up height compared to the results of field studies in the same year as the Mentawai tsunami on October 25, 2010. The survey of the Mentawai tsunami reconstruction using COMCOT v1.7 aims to validate The tsunami run-up height of the model output was compared with the results of the field study by the GITST Team in 2010. Validation of the model was carried out using the Aida parameter, by calculating the ratio of the comparison between the model output and the field study results. The study location of the model is divided into 3 layers, namely layer01 covering Sipora Island, North Pagai Island, and South Pagai Island, layer02 covering North Pagai Island and South Pagai Island, and layer03 with the focus of observation on Sibigau Island, with bathymetric resolution used for each layer. 464 m, 232 m, and 77 m so that the propagation at the observation site can be seen clearly. The height of the modeled tsunami ranged from 2.5 – 11.2 meters, with a maximum run-up height observed on Sibigau Island of 11.2 meters, and the time range for the tsunami arriving on land was 5 – 15 minutes. The comparison ratio between the model results and the field study is K = 0.9 and k (standard deviation) = 0.16. Based on the comparison ratio, the model output is close to the actual result.