Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres pada Mahasiswa FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat Kuliah Daring Febriany, Sekar Elok; Alkaff, Raihana Nadra; Rosidati, Catur; Lubis, Siti Rahmah Hidayatullah; Hananingtyas, Izza
Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia Vol. 1 No. 02 (2022): Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia
Publisher : Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70304/jmsi.v1i02.9

Abstract

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat Kemendikbud menetapkan kebijakan pembelajaran secara daring agar dapat mengurangi penularan COVID-19. Kuliah daring merupakan hal yang baru bagi mayoritas mahasiswa sehingga perlu adaptasi dalam penerapannya. Terdapat hambatan yang dihadapi mahasiswa selama kuliah daring, seperti internet yang tidak stabil, sulit untuk menyerap pelajaran, dan pemberian tugas yang banyak. Apabila mahasiswa tidak dapat beradaptasi dengan kuliah daring akan menimbulkan stres. Stres timbul akibat ketidakmampuan mahasiswa dalam adaptasi dengan kuliah daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres pada mahasiswa FIKES UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat kuliah daring. Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 141 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis yang digunakan adalah uji Chi- Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 56,7% (80 orang) mahasiswa mengalami stres tingkat sedang. Adapun faktor yang berhubungan dengan stres mahasiswa pada penelitian ini adalah jenis kelamin (p value=0,013) dan tekanan berprestasi (p value=0,022). Faktor yang tidak berhubungan yaitu efikasi diri (p value= 0,501), prokrastinasi akademik (p value= 0,055), dukungan sosial (p value= 0,701), dan beban kuliah (p value = 0,061). Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stres saat kuliah daring, mahasiswa harus menyempatkan diri untuk rutin melakukan olahraga serta peregangan setiap dua jam sekali selama 10-15 menit, melaksanakan shalat secara teratur dan khusyuk, serta mahasiswi perlu mengetahui manajemen emosi yang baik.
Determinan Psychological Distress Pekerja Perusahaan Logistik pada Masa Pandemi COVID-19 Khotimah, Khusnul; Rosidati, Catur
Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia Vol. 2 No. 02 (2023): Jurnal Masyarakat Sehat Indonesia
Publisher : Yayasan Masyarakat Peduli Anak Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70304/jmsi.v2i02.36

Abstract

Kedaruratan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19 berdampak pada kesehatan mental masyarakat, terutama para pekerja yang harus tetap bekerja di masa pandemi COVID-19. Bidang logistik merupakan salah satu aktifitas yang tetap beroperasi selama masa pandemi COVID-19. Kekhawatiran dan tekanan bekerja di masa pandemi COVID-19 bagi pekerja perusahaan logistik merupakan salah satu faktor resiko yang dapat memicu gangguan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pschological distress pada pekerja perusahaan logisti pada masa pandemi COVID-19. Desain studi yang digunakan adalah potong lintang dengan jumlah responden 62 pekerja yang dilakukan pada bulan Maret-Oktober 2021. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik kai kuadrat dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan pekerja yang mengalami depresi sebanyak 27 orang (43,5%), cemas 30 orang (48,4%), dan stres 28 orang (45,2%). Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan siginifikan antara jenis kelamin, masa kerja,  riwayat penyakit, interaksi dengan kasus COVID-19 orang sekitar, tuntutan pekerjaan,  serta kebijakan pembatasan wilayah dengan psychological distress (nilai p < 0,05). Perusahaan logistik sebaiknya mendukung penuh protokol pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja, penyuluhan atau konseling untuk pekerja terkait bahaya kesehatan mental di tempat kerja selama pandemi, menyesuaikan waktu kerja dengan beban kerja, meningkatkan budaya dukungan positif di tempat kerja, mengadakan acara untuk meningkatkan solidaritas antar tim, dan menyediakan kotak saran bagi pekerja.
Risiko Ergonomi Pekerja Perkantoran di Rumah Sakit X Pratiwi, Tiara Amanda; Rosidati, Catur
Journal of Religion and Public Health Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v6i2.41134

Abstract

Poor  working posture  and  non-ergonomic  chairs  for  office  workers  have  the potential to cause ergonomic hazards. This research aims to identify complaints and the level of ergonomic risk among office workers in the medical administration department of the X Hospital.  The  research  used  observation  and  interview  methods  on  10  respondents using  the  Nordic  Body  Map  (NBM)  and  the  Rapid  Office  Strain  Assessment  analysis technique.  (ROSA).  Based  on  the  research  results,  workers  with  adjustable  and  non-adjustable  chairs  reportedsignificant  pain  in  the  upper  neck,  lower  neck,  waist,  and buttocks.  Additional  complaints  were  noted  by  workers  using  non-adjustable  chairs, including considerable pain in the left shoulder, right shoulder, left calf, and right calf. A  high  level  of  ergonomic  risk  was  found  among  workers  using  non-adjustable  chairs with  a  score  of  6.  The  lowest  level  of  risk  was  found  among  workers  using  adjustable chairs with a score of 3. To reduce ergonomic complaints and lower ergonomic risk, it is necessary to designchairs and desks that match body posture, provide training on the correct use of office equipment, implement regular ergonomic assessments, and provide office facilities that support health.Keywords: Ergonomic, Office workers, Rapid Office Strain Assessment (ROSA)
Hubungan antara Konsumsi Ultra-Processed Food dengan Status Gizi: Studi Potong Lintang pada Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta: The Relationship between Ultra-Processed Food Consumption and Nutritional Status: A Cross-Sectional Study on Public Health Students at UIN Jakarta Mutawakillah, Haziroh; Sari, Ratna; Afiva, Nur; Thahara, Annisa; Nurchalizah, Reyna; Rosidati, Catur; Yustiyani, Yustiyani
Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik Vol 4 No 1 (2025)
Publisher : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB dan PERGIZI PANGAN Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jigd.2025.4.1.9-14

Abstract

The prevalence of obesity in Indonesia continues to increase, including among individuals aged >18 years, with a rise of 1.6% in 2023 compared to 2018. University students are a vulnerable group to nutritional problems due to unhealthy dietary patterns, including the consumption of ultra-processed food (UPF). This study aims to determine the relationship between UPF consumption and nutritional status among students of the Public Health Study Program, Faculty of Health Sciences, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2024. This research employs a cross-sectional study design conducted from November to December 2024, with 120 subjects selected using a simple random sampling technique. The UPF consumption variable was measured using a food frequency questionnaire (FFQ), while the nutritional status variable was assessed based on the body mass index (BMI) score calculated from the subjects' height and weight. The analysis used Spearman's correlation test. The average UPF consumption score among subjects was six times per day. A total of 53.2% of subjects stated that access to UPF in their residential area was very easy, and 68.9% of subjects purchased UPF due to its convenience and quick preparation. The Spearman correlation test showed that UPF consumption had no significant relationship with students' nutritional status (p-value=0.160; r=-0.129).
DETERMINAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA WANITA USIA SUBUR DI PROVINSI SUMATRA UTARA (Analisis Data SDKI 2017) Fajriyah, Endah Nur; Rosidati, Catur
Journal of Religion and Public Health Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v3i1.28810

Abstract

Early initiation of breastfeeding (EIBF) is the process of placing the baby on the mother's chest or stomach immediately after birth to make it easier for the baby to initiate the breastfeeding process which lasts for at least one hour. EIBF is highly recommended in addition to preventing the cause of death in infants as well as supporting the success of the exclusive breastfeeding program and allowing babies to get colostrum. Based on the Indonesian Demographic and Health Survey in 2017, the implementation of EIBF in Indonesia is relatively low, namely 57%. North Sumatra is the province with the lowest EIBF coverage in Indonesia, namely 24.2%. This coverage is still far from the target of the Ministry of Health’s Strategic Plan which targets the percentage of newborns receiving EIBF of 50%. The purpose of this study was to determine the factors that most influence the early initiation of breastfeeding in North Sumatra. The research design used was a cross-sectional design. This study used secondary data that was the Indonesian Demographic and Health Survey data in 2017. The data analysis used was a multivariate logistic regression with determinant factors. The number of samples in this study was 669 mothers who had given birth with the last birth occurred in the five years before the survey. The results showed three variables were determinants of early initiation of breastfeeding. The most dominant factor affecting early breastfeeding was the type of childbirth variable with an odds ratio of 5.060 (95% CI 2.714-9.435), it’s means respondents who had caesarean section were 5 times more likely to not EIBF as compared to respondents who had vaginal delivery. Therefore, it is recommended health workers provide counseling to mothers about the importance of EIBF. Additionally, health workers who assist in the childbirth process are expected to provide opportunities for mothers to carry out EIBF and help mothers so that the EIBF process runs well.Keyword: Early initiation of breastfeeding, women of childbearing age, and determinants factorAbstrakInisiasi menyusui dini (IMD) merupakan proses meletakkan bayi di dada atau perut ibu segera setelah lahir untuk memudahkan bayi dalam memulai proses menyusui yang berlangsung selama sedikitnya satu jam. IMD sangat dianjurkan selain untuk mencegah penyebab kematian pada bayi juga sebagai pendukung keberhasilan program ASI eksklusif serta memberi kesempatan kepada bayi untuk mendapatkan kolostrum. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 pelaksanaan IMD di Indonesia relatif rendah, yaitu 57%. Sumatera Utara merupakan provinsi dengan cakupan IMD terendah di Indonesia, yaitu 24,2%. Cakupan tersebut masih jauh dari target Renstra Kemenkes yang menargetkan persentase bayi mendapat IMD sebesar 50%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap inisiasi menyusui dini di Sumatera Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Analisis data yang digunakan adalah multivariat regresi logistik faktor determinan. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 669 ibu yang pernah melahirkan dengan persalinan terakhir terjadi dalam lima tahun sebelum survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang menjadi determinan terhadap inisiasi menyusui dini. Adapun faktor yang paling dominan memengaruhi inisiasi menyusui dini adalah variabel jenis persalinan dengan nilai odds ratio sebesar 5,060 (95%CI 2,714-9,435), yang artinya responden yang melahirkan dengan operasi sesar berpeluang 5 kali lebih besar untuk tidak IMD dibandingkan dengan responden yang melahirkan secara normal. Oleh karena itu, disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberikan konseling kepada ibu mengenai pentingnya IMD. Selain itu, bagi tenaga kesehatan yang membantu proses persalinan diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada ibu untuk melakukan IMD serta membantu ibu agar proses IMD berjalan dengan baik.Kata Kunci: Inisiasi menyusui dini, wanita usia subur, dan faktor determinan
FAKTOR YANG PALING BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PROVINSI SULAWESI TENGAH (ANALISIS DATA RISKESDAS TAHUN 2018) Ummah, Syifaa Ul; Rosidati, Catur
Journal of Religion and Public Health Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v2i2.28752

Abstract

AbstractLow Birth Weight (LBW) is still being a serious health problem in Central Sulawesi. LBW can cause health problems in the future. Based on Riskesdas 2007-2018, Central Sulawesi is always in 10 provinces with the highest prevalence of LBW in Indonesia. Based on Riskesdas 2013 and 2018, Central Sulawesi ranked first with a LBW prevalence of 16.9% and 8.9%. Despite a significant decrease, LBW in Central Sulawesi still exceeds national LBW rates of 10.2% and 6.2% in 2013 and 2018. The purpose of this study is to determine the most influence factor the incidence of LBW in Central Sulawesi Province. This study aimed to determine the most influential factor of LBW in Central Sulawesi. This study was conducted in July-December 2019 using a cross-sectional study design. This study used Riskesdas 2018 data and analyzed with a multiple logisctic regression with sample of 651 toddlers. The result of this study showed there was a significant relationship between maternal age at delivery, maternal education level, gestational age, parity, and iron tablet consumption on LBW. The most influential factor on LBW in Central Sulawesi Province was consumption of Fe tablets with OR 5.471 (95% CI 1.537-19.473), meaning those mothers who did not consume Fe tablets during their pregnancy were 5.471 times more likely to deliver babies with low birth weight than mothers who consumed ≥90 Fe tablets. Suggestions to Central Sulawesi Provincial Health Office to increase the amount of Fe tablets given and create a program to improve the compliance of pregnant woman in consuming Fe tablets.Keywords: LBW, iron supplementation, Central SulawesiAbstrakBayi berat lahir rendah (BBLR) masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius di Provinsi Sulawesi Tengah. BBLR dapat menimbulkan masalah kesehatan di masa mendatang. Berdasarkan data Riskesdas 2007-2018, Provinsi Sulawesi Tengah selalu berada pada 10 provinsi dengan prevalensi BBLR tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dan 2018, Sulawesi Tengah berada pada urutan pertama dengan prevalensi BBLR yaitu sebesar 16,9% dan 8,9% dan masih melebihi angka BBLR secara nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini dilakukan pada Juli-Desember 2019. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2018 dengan desain studi cross sectional dan dianalisis dengan analisis regresi logistik berganda model determinan dengan sampel sebanyak 651 balita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, usia kehamilan, paritas, dan konsumsi tablet Fe terhadap BBLR. Faktor yang paling berpengaruh terhadap BBLR di Provinsi Sulawesi Tengah adalah konsumsi tablet Fe dengan OR 5,471( CI 95% 1,537-19,473) yang artinya ibu yang tidak mengkonsumsi tablet Fe selama masa kehamilannya berpeluang 5,471 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dibandingkan ibu yang mengkonsumsi ≥90 tablet Fe. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah meningkatkan jumlah pemberian tablet Fe dan membuat suatu program untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.Kata Kunci: BBLR, konsumsi tablet Fe, Sulawesi Tengah
Measuring the Success of PeduliLindungi Application Use for Supporting COVID-19 Prevention: A Case Study among College Students in Jakarta, Indonesia Nurmansyah, Mochamad Iqbal; Rosidati, Catur; Yustiani, Yustiani; Nasir, Narila Mutia
Kesmas Vol. 17, No. 5
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Indonesian Government has launched PeduliLindungi (PL) mobile apps as a COVID-19 preventive tool. This study aimed to describe the PL utilization and determine the factors influencing its successful use among college students. This study used a cross-sectional design and a total population sampling at a university in the Special Capital Region of Jakarta, Indonesia. The Delone and Mclean Information System Success Model was adopted to measure the use of the apps. The Spearman’s rank correlation test was performed to determine the relationship between two variables. Furthermore, 354 respondents participated in this study. The respondents used the apps mostly to display the vaccination certificate and check in/out from public facilities. The overall user satisfaction value towards the application was 3.83+0.76. The system quality (r = 0.621, p-value<0.001) and information quality (r = 0.626, p-value<0.001) were associated with the user satisfaction while the user satisfaction (r = 0.471, p-value<0.001), was correlated to the perceived benefit. In brief, perceived benefit was positively correlated with the user’s satisfaction, whereas user satisfaction was positively correlated with self-efficacy, system quality, and information quality.
Assessment of Nutrition Information System Using Health Metrics Network Framework Nurmansyah, Mochamad Iqbal; Rosidati, Catur; Wardani, Riastuti Kusuma; Al-Aufa, Badra
Kesmas Vol. 10, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem informasi gizi (Sigizi) dikembangkan oleh Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan sejak 2011. Data Sigizi mencakup data penimbangan balita di posyandu, kasus gizi buruk, cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil, konsumsi garam beryodium, pemberian vitamin A, dan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja pengelolaan Sigizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan menggunakan kerangka Health Metrics Network yang dikeluarkan oleh WHO tahun 2008. Sigizi merupakan sistem informasi yang diaplikasikan pada tingkat nasional dengan mekanisme pelaporan berjenjang, dari 508 kabupaten/kota menuju 34 provinsi dan bermuara di tingkat nasional. Di Provinsi Banten, terdapat delapan kabupaten/kota yang menjalankan Sigizi. Informan penelitian berjumlah enam orang, yaitu seksi gizi, seksi sumber daya kesehatan dan sistem informasi kesehatan, dua tenaga pelaksana gizi, dan dua kader posyandu. Pengumpulan data dilakukan Januari – April 2013 menggunakan pedoman wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Analisis interpretasi digunakan dalam menganalisis data. Hasil penelitian menunjukan belum ada kebijakan serta pelatihan mengenai pengawasan gizi. Kegiatan pemantauan telah dilakukan. Sarana dinilai cukup, namun terdapat kekurangan dalam upaya perawatannya. Terdapat enam indikator dalam pembinaan gizi yang mengacu pada MDGs. Terdapat pengelompokan dan kamus data. Pelaporan data dilakukan setiap bulan. Grafik dan peta digunakan untuk menyajikan data. Data yang tersedia digunakan untuk pemonitoran dan pengambilan keputusan dalam kegiatan pembinaan gizi, baik di tingkat posyandu, puskesmas maupun dinkes. Secara umum, pelaksanaan Sigizi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan telah memadai. Nutrition Information System (NIS) developed by Heath Ministry’s Nutritional Development Directorate since 2011 covers data of toddler assessment in integrated health care, malnutrition case, coverages of Fe tablet among pregnant mothers, iodized salt consumption, vitamin A distribution and exclusive breastfeeding. This study aimed to assess NIS performance in South Tangerang City Health Agency using WHO’s Health Metrics Network 2008 framework. NIS is national level information system with gradual reporting mechanism starting from 508 districts/cities to 34 provinces ended at national level. Eight districts/cities over Banten Province have conducted NIS. This study had six informants namely nutrition section, health resources and health information system section, two nutrition duties and two integrated health care workers. Data was collected on January - April 2013 using interview, observation and document analysis guidelines. Data analysis used interpretation analysis. The result showed no any policy and training implemented regarding nutrition surveillance. Monitoring activity was already conducted. Facilities were adequate, but the maintenance was deficient. There are six nutritional development indicators according to MDGs. Data grouping and dictionaries were available. Data reporting was conducted every month. Graphics and maps were used for presenting data. The data served was used for monitoring and making a decision on nutritional development programs at integrated health care, primary health care and health agency levels. Generally, NIS implementation in South Tangerang City. Health agency was already adequate.