Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

LEKSIKOSTATISTIK DAN GLOTOKRONOLOGI BAHASA BERAU DENGAN BAHASA MINANGKABAU Mayangsari, Dewi; Inderajati, Aal
Widyaparwa Vol 51, No 2 (2023)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/wdprw.v51i2.1410

Abstract

This study is a lexicostatistical and glottochronological study that aims to classify words by prioritizing time calculations or calculating the age of relatives’ languages. This research is focused on Berau and Minangkabau languages. The people who speak the Berau Language are people of the Berau tribe in Berau District, East Kalimantan. Meanwhile, the Minangkabau language is spoken by people in the Province of West Sumatra (except the Mentawai Islands), western Riau Province, and Negeri Sembilan, Malaysia. The collection phase used the referential equivalent method, the data analysis stage used the lexicostatistical and glotochronological methods. Moreover, the results of data analysis used informal and formal methods. The theory used is sound correspondence, lexicostatistics, and glottochronology. The analysis shows some points such as 37 pairs of identical, 46 pairs of phonemic correspondences, 1 pair of different phonemes, and 44 pairs of similar forms. Lexicostatistical calculations show that the percentage of kinship between Berau and Minangkabau languages is 67%. Berau and Minangkabau languages were single languages in 1.053–787 years ago. Berau and Minangkabau languages have been separated from the proto-language between 970–1.236 BC (calculated from 2023).Kajian ini merupakan kajian leksikostatistik dan glotokronologi yang bertujuan mengelompokkan kosakata kerabat dengan menekankan perhitungan waktu pisah atau usia bahasa kerabat. Penelitian ini menitikberatkan pada bahasa Berau dengan bahasa Minangkabau. Bahasa Berau dituturkan oleh masyarakat yang ada di suku Berau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Adapun bahasa Minangkabau dituturkan oleh masyarakat di wilayah Provinsi Sumatera Barat (kecuali Kepulauan Mentawai), bagian barat Provinsi Riau, dan Negeri Sembilan, Malaysia. Tahap pengumpulan menggunakan metode padan referensial, tahap analisis data menggunakan metode leksikostatistik dan glotokronologi. Adapun metode penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal dan formal. Teori yang digunakan yaitu korespondensi bunyi, leksikostatistik, dan glotokronologi. Hasil analisis diperoleh 37 pasangan identik, 46 pasangan korespondensi fonemis, 1 pasang fonem berbeda, dan 44 pasangan bentuk mirip. Penghitungan leksikostatistik menunjukkan bahwa persentase kekerabatan bahasa Berau dan bahasa Minangkabau sebanyak 67%. Bahasa Berau dan bahasa Minangkabau merupakan bahasa tunggal pada 1.053–787 tahun yang lalu. Bahasa Berau dan bahasa Minangkabau mulai berpisah dari bahasa proto antara 970 SM–1.236 SM (dihitung dari tahun 2023).
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Rumah Atsiri Indonesia Melalui Penyusunan Modul Pelatihan Bilingual: Improving the Quality of Human Resources in Rumah Atsiri Indonesia through Bilingual Training Module Arrangement Wulandari, Desi; Denistia, Karlina; Yuda, Jotika; Perwira, Yanuarria; Sari, Intan; Inderajati, Aal; Priyanto, Agus
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 9 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah Atsiri Indonesia (RAI) as a tourist destination that carries the concept of integrated destination, has a mission to educate the public about the history of essential oils and essential plants that can be used for various purposes. In an effort to provide this information to all visitors, RAI is committed to providing comprehensive information to all visitors, both local and foreign tourists. The increasing number of foreign tourists requires RAI's human resources, especially educators, to improve their competence in English. The Community Service Programme (PKM) carried out by the English for Creative Industries Research Group from the D-3 English Study Programme, Vocational School, UNS, with the title Improving the Quality of Human Resources at Rumah Atsiri Indonesia through Bilingual Training Modules Arrangement, is expected to be a solution to this problem. This PKM activity is carried out in several stages of work: first, the analysis of partner needs; second, the process of translating existing modules into English; third, the arrangements of modules in two languages; and last, the overall program evaluation. The translation process refers to the stages of translation by Nida and Taber, as well as translation techniques by Molina and Albir. The results of the translation are then compiled in the form of bilingual modules that can be studied independently by RAI’s human resources. keywords: module, bilingual, translation
Kesesuaian Penanda Koherensi dalam Lirik Lagu Coldplay pada Album X&Y Inderajati, Aal; Adika, Dimas; Ramadhani, Alma Huwaida; Rokhmawati, Zahro
Kode : Jurnal Bahasa Vol. 13 No. 4 (2024): Kode: Edisi Desember 2024
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/kjb.v13i4.65868

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan penanda koherensi dalam lirik-lirik lagu pada album X&Y oleh Coldplay, dengan fokus pada peran penanda tersebut dalam membangun keterhubungan makna dan kekompakan struktur antar-bait. Coldplay merupakan band yang diakui secara global dan telah meraih banyak penghargaan atas karya-karyanya. Berdasarkan prestasi tersebut, penelitian ini mengkaji penanda koherensi pada beberapa lagu dalam album X&Y, yaitu White Shadows, Fix You, Speed of Sound, The Hardest Part, What If, dan Talk. Pendekatan analisis wacana digunakan dalam penelitian ini, dengan penekanan pada aspek koherensi, dan metode analisis substitusi diterapkan untuk menilai kesesuaian makna. Dalam album X&Y ini, ditemukan empat jenis penanda koherensi, yaitu penanda penambahan, kewaktuan, sebab, dan pertentangan. Penanda penambahan menjadi yang paling dominan, menunjukkan kesesuaian antara lirik-lirik lagu di album ini dengan judul album X&Y, yang juga mengandung makna penambahan. Hal ini menegaskan bahwa judul album dan lirik-lirik di dalamnya bersifat koheren, sehingga membantu pendengar memahami makna lagu secara lebih baik.