Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tamaddun: The View of Syed Muhammad Naquib Al-Attas Towards a New Concept of Islamic Civilization Ihsan, Nur Hadi; Rachmawati, Fadhillah; Mohd Amin, Wan Mohd Azam
Afkaruna: Indonesian Interdisciplinary Journal of Islamic Studies Vol 20, No 1: June 2024
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/afkaruna.v20i1.18652

Abstract

This brief article aims to analyze Syed Muhammad Naquib al-Attas' thoughts on tamaddun using the philosophy of history as a theoretical framework. This research elucidates that tamaddun is a state of human social life that has reached a high level of morality (ādab) and culture for society. The critical elements of tamaddun are al-dīn, ādab, and al-'ilm, which accumulate in 'ilm, amal, and iḥsan. Al-Attas defines Islamic civilization as a civilization that arises amid the multifariousness of cultures of Muslim communities of the world as a result of the permeation of the fundamental elements of the religion of Islam, which those communities have begun to arise from inside themselves, and a manifestation of integration in multifariousness as well as of multifariousness in unity. Al-Attas wants to show that Islam has arranged the Malay-Indonesian Archipelago for the coming modern world as proof that the world has been Islamized.
Respecting Adherents of Other Religions: Common Words in Ashoka Vedic and Islamic Teaching Yahya, Yuangga Kurnia; Rachmawati, Fadhillah; Riezma, Ihda
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 5, No 2 (2022): Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hanifiya.v5i2.16841

Abstract

Truth claims between adherents of religion often make it a basis for disrespecting other faiths and not giving their rights somewhat, as the example conflict in Tanjung Balai, North Sumatra on 2016, Sri Lanka in 2018, and Rohingya. This article highlights the common word between Buddhism and Islam in respecting adherents of other religions by taking the object of the Ashoka Inscription in Buddha and the verses of the al-Qur’an and Sunnah, which discuss the rights of followers of other religions. This study uses the ‘Kalimatun Sawa’ theory (a common word). This research shows that Ashoka's life history shows the application of Buddhism in social life, including in respecting adherents of other religions as they respect their religion. Islam teaches that insulting adherents of other religions is a form of insulting Allah. These religious teachings place the same respect for followers of other religions as respecting their religions. This concept is the basis for dialogue between the two religions and is a meeting point for building peace between religious communities.
Moderasi Beragama Dalam Pandangan Hinduisme Jawa Barat : Studi di Pura Wira Satya Dharma Bandung Maulana, Abdullah Muslich Rizal; Rachmawati, Fadhillah; Rifdah, Nisrina; Prayitno, Sabrina Aurellia Prameswari; Laily, Qotrunnada; Izzah, Afiyatin Nur
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2023): Maret (Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora)
Publisher : CV Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1212.546 KB) | DOI: 10.57248/jishum.v1i3.89

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk membahas model Moderasi Beragama berdasarkan ajaran Hinduisme Jawa Barat yang dipresentasikan oleh masyarakat Pura Satya Dharma Bandung. Untuk mendapatkan data terkait pertanyaan penelitian tersebut, makalah ini menggunakan metode wawancara dan observasi langsung. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, makalah ini menyimpulkan bahwa Moderasi Beragama sebagaimana dipraktikkan di Pura Satya Dharma Bandung berlandaskan ajaran Tri Hita Karana dan Twam Asi; Kedua ajaran ini sejatinya mengacu pada hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam semesta atau lingkungan, serta hubungan manusia dengan manusia lain. Adapun relevansinya pada model Moderasi Beragama adalah oleh karena Moderasi Beragama merupakan suatu cara pandang atau konsep dalam beragama guna menciptakan sikap toleran dan tenggang rasa dengan berlandaskan keadilan dan keseimbangan dengan upaya mengajak para pemeluk agama untuk selalu mengambil posisi tengah dalam bertindak, tidak tertutup terhadap agama lain, serta membuka tangan secara lebar bagi seluruh umat beragama. Pada dasarnya, konsep moderasi beragama ini muncul sebagai salah satu solusi atas berbagai macam pertikaian yang kerap terjadi antarumat beragama, sehingga menimbulkan ketidakharmonisan dan meruntuhkan kedamaian. Meskipun kenyataannya, konflik sosial antarumat beragama ini tidak hanya disebabkan oleh masalah keagamaan, namun juga karena masalah politik, budaya, suku, dan lain sebagainya. Dengan demikian, berbagai macam agama yang ada tentu akan memberikan pandangan yang berbeda-beda terhadap konsep moderasi tersebut, termasuk Hinduisme yang sejatinya kaya akan ajaran norma dan perilaku. Berkaitan dengan hal tersebut, makalah ini akan mendiskusikan pandangan dan sikap Hinduisme umat Pura Satya Dharma Bandung terhadap moderasi beragama dengan sejumlah argumentasi dan konsep ajaran yang mendukung.
AGAMA DIGITAL DAN AKTIVISME ONLINE: STUDI KASUS BLOCK OUT 2024 Nabilah Zalfaa; Rahmi Harefa , Rizka; Hayatina, Hana; Muslich Rizal Maulana, Abdullah; Rachmawati, Fadhillah
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 21 No. 01 (2025)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.v21i01.5572

Abstract

Agama digital dan aktivisme online merupakan fenomena yang terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Agama digital mengacu pada praktik keagamaan yang dimediasi oleh teknologi digital, sedangkan aktivisme online mengacu pada penggunaan media digital untuk mendukung gerakan sosial dan kampanye politik. Penelitian ini mengeksplorasi fenomena tersebut melalui #BlockOut2024, sebuah gerakan sosial yang menggunakan media sosial untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan politik. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana #BlockOut2024 memanfaatkan platform media sosial untuk mendukung dan menyebarkan ideologinya. Metodologi penelitian ini meliputi analisis konten berbagai postingan media sosial dan kabar berita seperti Website, Tiktok, Instagram dan platform sosial media lainnya terkait #BlockOut2024. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa #BlockOut2024 berhasil memanfaatkan media sosial sebagai alat yang efektif untuk menyebarkan pesan-pesan keagamaan dan politik serta melibatkan masyarakat dalam gerakannya. Penggunaan simbol-simbol keagamaan dan narasi yang kuat di media sosial memperkuat identitas kelompok dan memperluas jangkauan pesan-pesan mereka. Implikasi dari penelitian ini menyoroti pentingnya memahami dinamika agama digital dan aktivisme online dalam konteks gerakan sosial kontemporer, serta peluang dan tantangan dalam mengorganisir dan memobilisasi dukungan melalui media digital. Abstrak: Agama Digital, Block Out 2024, Media Sosial, Gerakan Sosial.   Digital religion and online activism are phenomena that continue to grow along with the development of information and communication technology. Digital religion refers to religious practices mediated by digital technology, while online activism refers to the use of digital media to support social movements and political campaigns. This study explores this phenomenon through #BlockOut2024, a social movement that uses social media to convey religious and political messages. This study aims to understand how #BlockOut2024 utilizes social media platforms to support and spread its ideology. The research methodology includes content analysis of various social media posts and news such as Websites, Tiktok, Instagram and other social media platforms related to Block Out 2024. The main results of the study indicate that Block Out 2024 has succeeded in utilizing social media as an effective tool to spread religious and political messages and engage the public in its movement. The use of religious symbols and strong narratives on social media strengthens the group's identity and expands the reach of their messages. The implications of this study highlight the importance of understanding the dynamics of digital religion and online activism in the context of contemporary social movements, as well as the opportunities and challenges in organizing and mobilizing support through digital media. Keywords: igital Religion, Block Out 2024, Social Media, Social Movements.