Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PELATIHAN KREATOR KONTEN VIDEO YOUTUBE BAGI MAHASISWA UPI DENGAN METODE ADDIE Bachari, Andika Dutha; Fakhrudin, Agus; Fasya, Mahmud
ABMAS Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Abmas
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.967 KB) | DOI: 10.17509/abmas.v18i1.36612

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat di Luar Negeri Penguatan Kompetensi Pedagogik dan Profesional Pengajaran BIPA Kurniawan, Khaerudin; Sastromiharjo, Andoyo; Fasya, Mahmud; Fauzy, Eka Rahmat; Mujahida, Mahira; Yulfiani, Siti Rahmah
Dimasatra Vol 4, No 1 (2023): OKTOBER
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/dm.v4i1.72601

Abstract

Saat ini terjadi penurunan drastis jumlah pemelajar bahasa Indonesia di Australia, khususnya di tingkat sekolah dan universitas. Sebagai dukungan terhadap misi internasionalisasi bahasa Indonesia, Prodi Diksatrasia FPBS UPI berupaya untuk berkontribusi dalam upaya penanggulangannya dengan menyelenggarakan kegiatan Penguatan Kompetensi Pedagodgik dan Profesional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dengan melibatkan para pengajar BIPA dan diaspora Indonesia di Australia. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong ketersediaan guru BIPA yang berkualifikasi sebagai unjuk tombak pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia di sekolah-sekolah Australia. Untuk itu, sejumlah dosen dari Prodi Diksatrasia FPBS UPI yang tentunya memiliki kepakaran serta rekam jejak yang relevan akan berperan sebagai panitia dan narasumber untuk menjawab kondisi yang disampaikan melalui pendekatan terkoordinasi berbagai pihak, termasuk universitas.
RAGAM BENTUK TUTURAN DAN KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TRADISI MELENGKAN PADA UPACARA PERNIKAHAN ADAT GAYO Qatrunnada, Dwi; Isnendes, Retty; Fasya, Mahmud
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 1 No. 9 (2022): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v1i9.2055

Abstract

Suku Gayo melaksanakan sistem perkawinan sesuai dengan syariat Islam. Suku Gayo sendiri merupakan suku yang seutuhnya memeluk agama Islam, maka sistem perkawinannya pun sesuai dengan agama Islam. Pernikahan adalah hal yang sangat hakiki di dalam agama dan kehidupan. Oleh karena itu, diharapkan keputusan untuk menikahkan anak harus dengan penuh pertimbangan, supaya pernikahan dapat abadi sekaligus sebagai perintah agama, serta menjadi pahala bagi orang-orang yang melaksanakannya. Melengkan atau pidato adat berfungsi untuk menyampaikan sesuatu yang berupa pesan, pertanyaan, jawaban, penerimaan, dan permintaan pada acara sinte murip dan sinte mate. Melengkan disampaikan oleh dua orang secara bergantian pada posisi berdiri. Melengkan berbentuk puisi dan mempunyai irama tersendiri. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian etnografi, etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Data utama penelitian ini bersumber dari kegiatan observasi terhadap acara pernikahan adat Suku Gayo. Data yang diambil peneliti berupa rekaman video dan audio di dalam sebuah acara pernikahan adat Suku Gayo. Setelah direkam, data kemudian di transkripsikan dalam bentuk tulisan dan kemudian di analisis berdasarkan teori kesantunan PTSR oleh Aziz. Dengan memahami ragam bentuk dan kesantunan berbahasa dalam acara adat pernikahan Suku Gayo ini juga dapat menambah pemahaman terhadap ragam bentuk tindak tutur yang digunakan serta mengetahui secara lanjut terhadap kesantunan Bahasa yang digunakan di dalam masyarakat suku tersebut.
Makna Ujaran Azmi Farahdiba Lestaluhu sebagai Fakta Ujaran Kebencian Amsyah, Ridwan; Kurniawan, Eri; Fasya, Mahmud
Leksikon: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 1 No. 2 (2023): LEKSIKON: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, & Budaya
Publisher : UPT Publikasi dan Penerbitan Universitas San Pedro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59632/leksikon.v1i2.134

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna ujaran Azmi Farahdiba Yang menghina etnis Buton di Seluruh Indonesia. Penelitian merupakan penelitian deskripti kualitatif. Sedangkan data dalam penelitian ini adalah ujaran pada postingan facebook Azmi Farahdiba. Untuk mendapatkan data ujaran, peneliti memotret ujaran pada media sosial facebook milik Azmi. Data yang telah dipotret selanjutnya ditranskripsikan. Setelah data berhasil ditranskip, selanjutnya data dipilah berdasarkan kata, kalimat, dan faktor lain yang mengacu pada makna. Usai dipilah data kemudian dianalisis dengan kajian teori-teori makna. Hasil dari penelitian ini Ujaran Azmi Farahdiba mengandung makna semantik dan pragmatik. Dalam kajian semantik ujaran yang dikaji adalah frasa yang merupakan pengetahuan umum yang sama-sama diketahui antara penutur dan petutur. Dalam kajian pragmatik data dikaji dengan implikatur, ada dua data implikatur yang terdapat pada ujaran Azmi Farahdiba. Terakhir, ujaran Azmi Farahdiba merupakan bentuk kalimat ujaran kebencian dengan jenis penghinaan.
Pengetahuan Lokal Masyarakat Sunda dalam Khazanah Leksikon Tentang Kawung Sari, Dini Gilang; Roselani, Ni Gusti Ayu; Fasya, Mahmud
Aksara Vol 37, No 1 (2025): AKSARA, EDISI JUNI 2025
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v37i1.4244.28-40

Abstract

There is an interdependent relationship between humans and nature. This relationship forms local knowledge in human life. This research focuses on the local knowledge of Sundanese people in the lexicon of kawung in Kuta Village, Ciamis Regency, West Java. This research uses an anthropological linguistic theoretical approach. The results of this study show two things. First, the lexicon treasure of kawung is classified into the following four categories: (1) tangkal kawung, (2) legen or lahang processing tools, (3) legen or lahang processing, and (4) legen or lahang processing products. Second, the lexicon of kawung includes the following functions: (1) self-identity, (2) local knowledge system, (3) environment, and (4) social. Based on these two findings, the lexicon about kawung portrays the utilization of kawung as a food plant in the indigenous community of Kampung Kuta. Thus, this shows the existence of local knowledge about ethnobotany in the indigenous people of Kampung Kuta, which is relevant to sustainable development goals. AbstrakAda relasi interdependensi antara manusia dan alam. Relasi tersebut membentuk pengetahuan lokal dalam kehidupan manusia. Penelitian ini berfokus pada pengetahuan lokal masyarakat Sunda dalam khazanah leksikon tentang kawung di Kampung Kuta, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoretis linguistik antropologis. Hasil penelitian ini menunjukkan dua hal. Pertama, khazanah leksikon tentang kawung diklasifikasikan menjadi empat kategori berikut: (1) tangkal kawung, (2) alat pengolahan legen atau lahang, (3) proses pengolahan legen atau lahang, dan (4) produk pengolahan legen atau lahang. Kedua, khazanah leksikon tentang kawung meliputi fungsi berikut: (1) identitas diri, (2) sistem pengetahuan lokal, (3) lingkungan, dan (4) sosial. Berdasarkan dua temuan tersebut, khazanah leksikon tentang kawung memotret pemanfaatan kawung sebagai tanaman pangan dalam masyarakat adat Kampung Kuta. Dengan demikian, hal ini menunjukkan adanya pengetahuan lokal tentang etnobotani dalam masyarakat adat Kampung Kuta yang relevan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Revealing Local Knowledge of Sundanese People of Toponyms in The Western Bandung-North Area Fasya, Mahmud; Kurniawan, Eri; Nurhadi, Jatmika; Sudana, Undang; Gilang Sari, Dini; Rahmawati, Rahmawati
Jurnal Arbitrer Vol. 10 No. 4 (2023)
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ar.10.4.323-337.2023

Abstract

This study examines the classification and function of toponyms to reveal the local knowledge of Sundanese people in the western Bandung-North area. This research uses anthropological linguistic theory. The data of this research are lexicon in toponyms based on local knowledge in the western Bandung-North area. The data is sourced from several community components consisting of village elders and ordinary people. The study incorporates four methods for data collection, which are participant observation, participatory conversation observation, interviews, and documentation. These techniques are chosen based on their ability to gather comprehensive, accurate, and reliable data. The results show that there are five classifications of toponyms, namely (1) hydrological-biological characteristics, (2) hydrological-state characteristics, (3) geomorphological-biological characteristics, (4) geomorphological-state characteristics, and (5) state characteristics. This research also shows that the lexicon in toponyms in the western Bandung-North area portrays the closeness of humans to nature, humans to humans, and humans to their God. In addition, Sundanese people in the western Bandung-North area also have local knowledge about ethnoecology, which is recorded in the toponyms in the area. This local knowledge of ethnoecology has benefits as an effort to maintain the terrestrial ecosystem, which is one of the pillars of environmental development in the context of the Sustainable Development Goals (SDGs).
Afiksasi Pembentukan Verba dalam Bahasa Indonesia Ragam Informal pada Webtoon yang Berjudul “Ngopi, Yuk!” Sari, Dini Gilang; Fasya, Mahmud
Crises on Languages and Literature Vol. 1 No. 1 (2024): Quadrimestre 1
Publisher : Research Community for Critical Society and Environment

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69948/cill.6

Abstract

There is a unique structure in every language. The existence of unique languages comes from the study of language diversity. This study focuses on the use of verb formation affixes in informal Indonesian. The data for this study comes from a comic entitled “Ngopi, yuk!” by Assyifa S. Arum and Romy Hernadi on Webtoon. The data in this study is limited to the first 15 episodes. The results of this study indicate that there are five verb formation affixes which include (1) the prefixes me-, di-, ber-, ke-, ter-, per-, and nge-; (2) the suffixes -in, -an, and -kan; (3) the confix ke-an; (4) the simulfix N-; and (5) the combination of the affixes N-in, di-in, memper-kan, di-kan, and me-kan. In addition, the verb formation affixes in informal Indonesian on Webtoon entitled “Ngopi, yuk!” dominantly use the morpheme -in and the morpheme N-, namely, nine data and eight data.