This study examines the role of teachers in forming the Pancasila Student Profile, with a focus on the dimension of cooperation (gotong royong) in elementary schools. Employing a qualitative descriptive approach, data were collected through observations, in-depth interviews, and document analysis at SD Negeri 4 Ujungpandan. The primary aim of the study is to describe how teachers serve as change agents and moral exemplars in instilling the value of cooperation while fostering positive character development among students. Findings indicate that the implementation of cooperative learning methods, such as group discussions, and thematic projects, significantly enhances active participation, empathy, and collaboration among students. Teachers who create interactive classroom environments and apply systematic evaluations using rubrics and regular reflective sessions are proven to optimize the development of social character and collective responsibility. On the other hand, the study identifies challenges such as individual differences among students and the influence of advanced technology that tends to promote solitary learning. Furthermore, inadequate support facilities are noted as obstacles in executing cooperative learning. These findings emphasize that innovative pedagogical strategies and adaptive internal policies are crucial for integrating the value of gotong royong into teaching practice. The practical recommendations are expected to guide educators and policymakers in strengthening the role of teachers as mediators between theory and practice, thereby cultivating a generation of students who excel academically while embodying strong communal values and solidarity. ABSTRAKPenelitian ini mengkaji peran guru dalam pembentukan Profil Pelajar Pancasila dengan fokus pada dimensi gotong royong di sekolah dasar. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi pada SD Negeri 4 Ujungpandan. Tujuan utama penelitian adalah untuk menggambarkan bagaimana guru berperan sebagai agen perubahan dan teladan moral dalam menanamkan nilai gotong royong serta mengembangkan karakter positif di antara siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif, seperti diskusi kelompok dan proyek tematik, secara signifikan meningkatkan partisipasi aktif, empati, dan kolaborasi antarsiswa. Guru yang menciptakan lingkungan kelas interaktif dan menerapkan evaluasi sistematis melalui rubrik serta sesi refleksi rutin terbukti berhasil mengoptimalkan perkembangan karakter sosial dan tanggung jawab kolektif. Di sisi lain, penelitian ini mengidentifikasi tantangan berupa perbedaan kemampuan individual siswa dan pengaruh kemajuan teknologi yang cenderung mendorong pembelajaran secara individual. Selain itu, keterbatasan fasilitas pendukung juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Temuan tersebut menekankan bahwa inovasi pedagogis dan kebijakan internal yang adaptif sangat diperlukan untuk mengintegrasikan nilai gotong royong ke dalam strategi pengajaran. Rekomendasi praktis yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi acuan bagi pendidik dan pembuat kebijakan dalam memperkuat peran guru sebagai mediator antara teori dan praktik, sehingga terbentuk generasi pelajar yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kebersamaan dan solidaritas yang kokoh.