Corona, Fidel
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kadar Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin dan Urinary Albumin Creatinine Ratio sebagai Indikator Awal Disfungsi Ginjal pada Remaja Obesitas Umboh, Adrian; Rampengan, Novie Homenta; Umboh, Valentine; Liow, Jackli Eugene; Phan, Sardito; Corona, Fidel
Sari Pediatri Vol 27, No 3 (2025)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp27.3.2025.173-9

Abstract

Latar belakang. Obesitas remaja meningkat secara global dan dapat menyebabkan komplikasi berupa disfungsi ginjal. Deteksi dini disfungsi ginjal diperlukan untuk mencegah perkembangan menuju penyakit ginjal kronis (PGK). Biomarker seperti Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin (NGAL) urin dan Urinary Albumin-Creatinine Ratio (UACR) digunakan untuk menilai fungsi ginjal, tetapi data komparatif pada remaja obesitas masih terbatas. Tujuan. Penelitian ini bertujuan menilai korelasi kadar NGAL urin dan UACR dengan tingkat keparahan obesitas pada remaja.Metode. Penelitian potong lintang ini melibatkan 38 remaja obesitas usia 10-18 tahun, dipilih secara konsekutif. Kadar NGAL diukur dengan metode ELISA, sedangkan UACR dianalisis menggunakan penganalisis kimia otomatis. Uji korelasi Pearson dan regresi linier digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara keparahan obesitas, NGAL, dan UACR.Hasil. Remaja dengan obesitas berat memiliki kadar NGAL dan UACR lebih tinggi dibandingkan obesitas ringan. Terdapat korelasi positif kuat antara persentil IMT-usia dengan NGAL (r=0,843) dan UACR (r=0,828), keduanya bermakna (p<0,001). Regresi linier menunjukkan NGAL dan UACR secara signifikan memprediksi keparahan obesitas (R²=0,778).Kesimpulan. Kadar NGAL dan UACR urin meningkat seiring keparahan obesitas, sehingga berpotensi sebagai indikator awal disfungsi ginjal pada remaja obesitas.
Sebuah Laporan Kasus Anemia Hemolitik Autoimun dengan Trombosis Vena Dalam pada Gadis 16 Tahun - Apakah Lupus Eritematosus Sistemik? Laporan Kasus Buchori, Muhammad; Joalsen Mangaratua, Ivan; Corona, Fidel; Sanjaya, Kevin; Mulyani, Laily
Cermin Dunia Kedokteran Vol 52 No 11 (2025): Penyakit Dalam
Publisher : PT Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v52i11.1371

Abstract

Introduction: Systemic lupus erythematosus (SLE) is an autoimmune disease with various clinical manifestations. Multiorgan involvement is associated with a worse prognosis. SLE in pediatrics is rare, with an estimated incidence of 0.3–0.9 per 100,000 children. Case: A 16-year-old Asian girl was admitted with pain, swelling, and a bluish discoloration with blisters on the right leg for 6 days. She had a history of facial rash, hair loss, and oral ulcer. Doppler ultrasound showed deep vein thrombosis in the right lower extremity with acute thrombosis, with visible soft-material intraluminal thrombus. Coombs test was 4+ positive. Elevated total bilirubin 2.2 mg/dL, indirect bilirubin 0.9 mg/dL, and elevated reticulocyte 5.2%. ANA test result is borderline 0.8, and anti-DS DNA negative. CT angiography showed proximal total occlusion of the right dorsalis pedis artery, DVT along the external iliac vein, femoral vein, and popliteal vein to the proximal 1/3 of the right posterior tibial vein. Diagnosis of an autoimmune disease leading to autoimmune hemolytic anemia and deep vein thrombosis was suspected. Her condition improved after corticosteroids and anticoagulant treatment. Conclusion: A 16-year-old girl was diagnosed with autoimmune hemolytic anemia, deep vein thrombosis, and suspected systemic lupus erythematosus. Early recognition of unusual manifestations of SLE is important.