Sintiya Halisya Pebriani
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II Abdul Syafe’i; Sintiya Halisya Pebriani; Lily Marleni; Dedi Pahrul
Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol 12 No 01 (2022): JURNAL KESEHATAN : JURNAL ILMIAH MULTI SCIENCES
Publisher : STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/jkjims.v12i01.336

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang terjadi karena terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah yang tidak terkontrol yang dapat menimbulkan kematian. Ada berbagai macam cara untuk mengendalikan kadar gula dalam darah yaitu dengan terapi bekam basah. Terapi bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi bekam terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di Klinik Holistik Center Asy- Syafii Pelambang tahun 2020. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre-post test design. Sampel pada penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus tipe II berjumlah 20 orang pasien. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata kadar gula darah sebelum terapi bekam 227.90 mg/dl dan setelah terapi bekam 217.80 mg/dl, hasil uji paired sample t-test didapatkan p= 0.000 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan terapi bekam basah. Ada pengaruh terapi bekam basah terhadap kadar gula darah pada pasien diabtetes mellitus tipe II.
The Combination of Acupressure and Cupping Therapy for Hypertension Patients' Blood Pressure Sintiya Halisya Pebriani; Lily Marleni; Adi Saputra; Dessy Suswitha; Mardiah
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol 7 No 1 (Januari 2024)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woh.vi.905

Abstract

Hypertension that is not controlled and occurs in the long term will affect all body organ systems resulting in various complications that can cause death. To prevent complications in hypertension, it is necessary to control hypertension, one of which is by complementary therapy in the form of acupressure and cupping. This study aims to determine differences in blood pressure in patients with hypertension after acupressure therapy combined with cupping therapy with wet cupping therapy. The type of research is Quasy Experiment with pre-post test with a control group design. The study was conducted at the Asy-Syaafi Holistic Center with a sample of 34 hypertension patients where 14 respondents were in the intervention group and 14 respondents in the control group. The data analyst used the Independent T-test. The results found that there was no difference in systolic blood pressure (p-value 0.800) and diastolic (p-value 0.274) between the intervention group and the control group, but there was a significant difference in systolic blood pressure (p-value 0.000) and diastolic (p-value 0.002) in the intervention group. before and after cupping acupressure therapy and there was a difference in systolic (p value 0.000) and diastolic (p value 0.000) blood pressure in the control group before and after wet cupping therapy. it can be concluded that there is no difference in blood pressure between the group given acupressure combination cupping therapy and the group given wet cupping therapy alone.
TIPS HIDUP SEHAT UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS TIPE 2 DI MASYARAKAT RT 16 KELURAHAN 36 ILIR KECAMATAN GANDUS PALEMBANG. Sintiya Halisya Pebriani; Mardiah; Adi Saputra; Lily Marleni; Dessy Suswitha; Zuhana
Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): UKHUWAH : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/ujpkm.v1i2.391

Abstract

Prevalensi diabetes melitus tahun demi tahun mengalami peningkatan baik itu di dunia maupun di Indonesia. Mengingat kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penderita diabetes melitus di masa mendatang yang nantinya akan menjadi beban yang sangat berat untuk dapat ditangani oleh tenaga kesehatan, maka perlu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit ini, dan juga mencegah timbulnya komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita DM. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat mengenai tips hidup sehat untuk mencegah diabetes melitus tipe 2. Metode yang digunakan yaitu dengan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Media penyuluhan yaitu dengan leaflet. Hasil kegiatan berjalan dengan lancar dan dihadiri sebanyak 34 perserta dan mayoritas peserta memahami beberapa cara untuk mencegah diabetes melitus tipe 2. Disimpulkan Sebagian besar perserta mengetahui cara hidup sehat untuk mencegah diabetes tipe 2.
FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) PADA REMAJA Lily Marleni; Sintiya Halisya Pebriani; Dessy Suswitha; Mardiah
Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol 15 No 1 (2025): JURNAL KESEHATAN : JURNAL ILMIAH MULTI SCIENCES
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/jkjims.v15i1.473

Abstract

Saat ini PTM tidak hanya diderita oleh lanjut usia, namun juga mulai banyak ditemukan pada kelompok usia muda dan produktif, termasuk pada usia anak maupun remaja. Kasus PTM pada kelompok anak sama mengkhawatirkannya dengan kasus PTM pada kelompok dewasa. Obesitas pada anak dapat meningkatkan resiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 maupun penyakit-penyakit lainnya. Perubahan perilaku dan gaya hidup remaja saat ini merupakan faktor yang memegang penting dalam peningkatan resiko PTM, seperti gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, aktifitas fisik kurang, pola makan yang tidak sehat, stress, dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi factor risiko penyakit tidak menular pada remaja. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan cross sectional. Metode pendekatan cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel independent dan dependent hanya satu kali pada satu saat. Sampel yang didapatkan 51 orang. Distribusi frekuensi yang memiliki status gizi dengan katergori Kurus (berat) sebanyak 41 responden (80,4%), Distribusi frekuensi kadang-kadang konsumsi sayur dan buah sebanyak 40 orang (78,4%). Distribusi frekuensi yang kadang-kadang mengkonsumsi minuman bersoda sebanyak 38 responden (74,5%), Distribusi frekuensi yang kadang-kadang mengkonsumsi makanan cepat saji sebanyak 26 responden (51%), Distribusi frekuensi yang kadang-kadang melakukan aktivitas fisik sebanyak 36 responden (70,6%), Dsitribusi frekuensi yang merokok sebanyak 13 responden (25,5%). Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang penyakit tidak menular dengan menggunakan metode yang berbeda dan jumlah sampel yang lebih luas lagi.
EDUKASI SELF CARE MANAGEMENT DIABETES DALAM PENGENDALIAN DM TIPE 2 Sintiya Halisya Pebriani; Dessy Suswitha; Lily Marleni; Mardiah
Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): UKHUWAH : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/ujpkm.v3i1.503

Abstract

Prevalensi diabetes melitus tahun demi tahun mengalami peningkatan baik itu di dunia maupun di Indonesia. Mengingat kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penderita diabetes melitus di masa mendatang yang nantinya akan menjadi beban yang sangat berat untuk dapat ditangani oleh tenaga kesehatan, maka perlu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan mengenai Self Care Management atau perawatan secara mandiri pada pasien DM tipe 2 guna mengendalikan kadar glukosa darah. Metode yang digunakan yaitu dengan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Media penyuluhan yaitu dengan leaflet. Hasil kegiatan berjalan dengan lancar dan dihadiri sebanyak 35 peserta dan mayoritas peserta memahami beberapa cara untuk mengendalikan kadar glukosa darah melalui perawatan secara mandiri.
IMPLEMENTASI SELF CARE MANAGEMENT DIABETES TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN DM TIPE 2 Sintiya Halisya Pebriani; Lily Marleni; Helni Anggraini; Satra Yunola
Jurnal Kesehatan : Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol 14 No 2 (2024): JURNAL KESEHATAN : JURNAL ILMIAH MULTI SCIENCES
Publisher : STIK SITI KHADIJAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52395/jkjims.v14i2.453

Abstract

Pengendalian kadar glukosa darah dikenal dengan 4 pilar penting, diantaranya edukasi, pengaturan diet, aktivitas fisik, dan kepatuhan minum obat. Keberhasilan pengelolaan dan pengendalian ini nantinya akan terwujud dari manajemen pengelolaan diabetes yang dilakukan secara mandiri oleh pasien (self-care management diabetes), dimana jika kualitas selfmanagement diabetes melitus dilakukan tidak tepat maka akan meningkkatkan risiko terjadinya komplikasi yang berdampak pada kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-care management diabetes terhadap kualitas hidup pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 42 pasien DM tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RS. Islam Siti Khadijah Palembang. Pengumpulan data menggunakan Diabetes Self Management Questionnaire (DSMQ) dan Diabetes Quality of Life (DQOL) yang di anlaisis dengan uji statistik Spearman Rho. Hasil penelitian ini enunjukkan terdapat pengaruh ( p value = 0,016) self care management diabetes terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2. Koefisen korelasi r = 0,363* menunjukkan hubungan yang cukup kuat dan searah yang artinya semakin baik self care management oleh pasien DM tipe 2 maka akan semakin baik pula tingkat kualitas hidup pasien tersebut. Oleh karena itu diharapkan pasien DM dapat melakukan pengendalian kadar glukosa secara mandiri dengan baik sehingga dapat meningkatkan kulitas hidup.