Fenomena “healing” telah menjadi bagian integral dari budaya mahasiswa dalam merespons tekanan akademik yang meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana budaya healing berperan sebagai mekanisme adaptif dalam lingkungan sosial mahasiswa, khususnya pada objek penelitian ini yakni mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) angkatan 2022 di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU). Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif terhadap 15 informan yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik healing yang dilakukan mahasiswa meliputi kegiatan seperti mengunjungi tempat wisata, nongkrong di kafe, mendengarkan musik, scroll TikTok, hingga kegiatan self-care seperti maskeran, membaca novel sambil ngopi. Praktik-praktik ini tidak hanya berfungsi sebagai strategi koping individu, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan mempererat hubungan antar mahasiswa. Temuan ini sejalan dengan studi sebelumnya yang menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam mengatasi stres akademik, termasuk melalui penguatan spiritualitas dan keterlibatan dalam aktivitas komunitas. Dengan demikian, budaya healing dapat dipahami sebagai respons kolektif yang efektif dalam menghadapi tantangan akademik di lingkungan perguruan tinggi.