Wahyuddin, Yasser
Unknown Affiliation

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ANALISIS POLA DAN ARAH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN DI WILAYAH AGLOMERASI PERKOTAAN YOGYAKARTA (APY) (STUDI KASUS: KABUPATEN SLEMAN) Valent, Caesara Geacesita; Subiyanto, Sawitri; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Volume 10, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Jurusan Teknik Geodesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKWilayah aglomerasi terbentuk karena adanya beragam pusat kegiatan yang dikelompokkan dalam satu lokasi tertentu. Menurut Teori Central Place adanya berbagai kegiatan pada suatu lokasi cenderung akan bergabung pada pusat wilayahnya. Contoh aglomerasi adalah aglomerasi permukiman, industri, perdagangan dan jasa dan lain – lain. Kota Yogyakarta dan wilayah di sekitarnya adalah salah satu bentuk aglomerasi permukiman akibat pertambahan penduduk. Menurut Rencana Pola Ruang Wilayah DIY, wilayah aglomerasi tersebut meliputi sebagian Kabupaten Sleman dan Bantul yang disebut dengan wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY). Kabupaten Sleman sebagai bagian dari wilayah APY tentunya mengalami perkembangan wilayah permukiman. Hal ini menjadi daya tarik para pengembang maupun masyarakat individu untuk membangun rumah di atas lahan yang masih tersedia. Pembangunan wilayah permukiman menyebabkan terjadinya intensitas peningkatan penggunaan lahan, khususnya pola dan arah perkembangan pemukiman. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi perubahan penggunaan lahan pemukiman dengan mengoptimalkan Citra SPOT-6 2013 dan 2020. Kemudian dianalisis besar penggunaan lahan pemukiman dan pola persebaran pemukiman dengan metode Average Nearest Neighbor (ANN). Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis diketahui perubahan luas pemukiman pada wilayah APY di Kabupaten Sleman mengalami peningkatan sebesar 471,55 Ha atau 4,98% dari 9467,16 Ha total luas penggunaan lahan. Perubahan lahan pemukiman terbesar terjadi di Kecamatan Ngemplak 79,63 Ha dengan perubahan penggunaan lahan kosong menjadi pemukiman sebesar 48,12 Ha dan lahan pertanian menjadi permukiman sebesar 31,76 Ha. Berdasarkan hasil pengolahan ANN pola permukiman didominasi dengan pola acak. Hal ini dipengaruhi oleh faktor topografi dan aksebilitas yang baik. Berdasarkan pendekatan Standard Deviational Ellipse (SDE) perkembangan permukiman menuju ke arah timur dengan nilai rotasi proyeksi 71o14’52,8” tahun 2013 dan 66o51’39,6” tahun 2020 yang mengarah pada Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngemplak. Berdasarkan perhitungan Gravity Model dengan membandingkan jumlah penduduk dan jarak antara Kota Yogyakarta dengan Kecamatan di wilayah APY Sleman, hasilnya sesuai yaitu nilai interaksi wilayah yang terbesar terjadi di Kecamatan Depok sebesar 352,15.
Technical Reasoning on a Local Government Land Property as Heuristic Tool to Accommodate City Leaders Strategic Planning Wahyuddin, Yasser; Sudarsono, Bambang
TEKNIK Vol. 42, No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v42i2.37581

Abstract

One of the Land Asset Management facets in Indonesia has been so far the possession of the land as an asset for local government. The regulation allows local government to organize local land assets to support land use planning in various patterns. While at the same time, Indonesia has a rigorous rule on land use planning with Euclidean Zoning System called RTRW Plan, which lasts for 20 years. Land use patterns could not be ruled by projecting a specific order, ideology, technical stances, etc. This article would like to contextualize a dynamic in which city leader infrastructure strategic planning was being technically anticipated by filtering out the feasibility of local land asset which meet the minimum requirement of the RTRW as the principal reference for spatial land use planning.  This article does not necessarily address its aim at problematizing RTRW; rather, in the first place, it discusses the vigorous of the local government technical department to bridge a so-called City Leader strategic planning with the current systems of the RTRW. Here, the article would argue that a tiny time frame of the City Leader's order leaves a narrow space for technical staff to map out a holistic technical plan. Instead, opting for a specific local land asset appeared to be the instant solution to such a plan. Furthermore, the second concern of this article specified its attention on providing the technical means so that the choice of the predetermined location was constructively and objectively justified beforehand.  A specific case study of Pekalongan Regency, Central Java Indonesia, allowed delving into the empirical case. The city leader was at the last year of his terms, and it was claimed, the choice to develop hospital infrastructure was part of a political maneuver. A qualitative approach in the form of in-depth interviews and compilation of secondary documents was employed. The city technical managers needed to operate rational technocratic mechanisms to the politico-technique juxtaposition to justify the planning problem's technical rationality and the other side to provide a technical solution, pointing out land assets under the framework of the RTRW. Thus, the arguments developed in this work contested the land choice technical assessments were not necessarily neutral rather a supporting element to adjust the overwhelming leader's strategic choice fully. Further discussion materials are proposed. In this case, the political strategy created a circumstance of instantaneity and a limited time frame that could lead to the enthusiasm of strategic thinking under the realm of the urban planning system.
IMPLEMENTASI METODE CLUSTER ANALYSIS DALAM ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA Surbakti, Christman; Sudarsono, Bambang; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Vol 10, No 3 (2021): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Jurusan Teknik Geodesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan populasi penduduk menjadikan pemicu meningkatnya kebutuhan kendaraan di suatu daerah. Peningkatan ini dapat memicu terjadinya banyak kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan cidera ataupun kematian. Kecelakaan lalu lintas merupakan insiden di mana waktu dan lokasi terjadinya tidak mudah diperkirakan. Informasi kecelakaan lalu lintas dapat dituangkan dalam bentuk spasial atau keruangan dalam Sistem Informasi Geografis. Pada penelitian ini, pemetaan dan analisis daerah rawan kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Semarang Utara dilakukan menggunakan metode clustering. Metode ini dapat menentukan tingkat kerawanan suatu daerah dengan melakukan pengelompokkan data berdasarkan lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas. Algoritma clustering yang digunakan dalam penelitian ini adalah K-Medians clustering yaitu algoritma yang memiliki kesamaan dengan algoritma K-Means clustering yang secara parsial memisah datas menjadi beberapa kelompok. Hasilpenelitian ini menunjukkan 80 kejadian kecelakaan lalu lintas yang tersebar di 9 kelurahan. Kecelakaan lalu lintas terbanyak terjadi di Kelurahan Tanjung Mas dan tersedikit terjadi di Kelurahan Dadapsari. Uji validitas metode K-Medians clustering memiliki nilai sillhoute coefficient sebesar 0,672 yang berarti K-Medians clustering dapat melakukan pengelompokkan daerah rawan kecelakaan lalu lintas dengan kategori kekuatan struktur sedang (medium structure) dan validitas tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas sebesar 92,8%.
Analisis Kebijakan Land Value Capture dan Metode Zona Nilai Tanah dalam Perbedaan antara Kebijakan dan Pengukuran (Studi Kasus: Koridor Jalan Durian Raya, Banyumanik) Putri, Zulfara Disnatya Anggita; Wahyuddin, Yasser; Amarrohman, Fauzi Janu
TEKNIK Vol. 44, No. 3 (2023): December 2023
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/teknik.v44i3.57930

Abstract

Nilai lahan memiliki perubahan dinamis. Peningkatan nilai lahan menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah melalui penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Penyesuaian NJOP menggunakan pendekatan harga pasar dan potensial untuk implementasi kebijakan Land Value Capture. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona nilai tanah tahun 2023, pengaruh faktor aksesibilitas, pusat perdagangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan sarana umum terhadap nilai tanah serta potensi implementasi kebijakan Land Value Capture. Studi kasus dilakukan untuk tanah di sekitar koridor Jalan Durian Raya, Banyumanik, Semarang. Metode yang digunakan yaitu Spatial Autoregressive Model (SAR) dan Assessment Sales Ratio (ASR). Hasil penelitian menunjukan bahwa zona dengan Nilai Indeks Rata-Rata (NIR) tertinggi yaitu zona 2409, dengan nilai sebesar Rp. 23.364.000,- untuk harga pasar dan zona 181 sebesar Rp. 15.105.000,- untuk NJOP. NIR terendah yaitu zona 860 sebesar Rp. 2.448.000,-  untuk harga pasar dan Rp. 792.000,- untuk NJOP. Hasil penghitungan SAR menunjukan pengaruh faktor aksesibilitas merupakan faktor paling signifikan, dengan nilai sebesar 0,0007 pada harga pasar dan 0,00188 pada NJOP. Dari penghitungan ASR di Jalan Durian Raya didapatkan hasil sebesar 35% pada zona 28 dan 73% pada zona 323. Nilai ini menunjukkan bahwa pada kedua zona tersebut masih perlu dilakukan penyesuaian NJOP.
Analisis Zona Nilai Tanah Tahun 2022 di Kecamatan Genuk, Kota Semarang Zakiyatin, Irna; Firdaus, Hana Sugiastu; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.39494

Abstract

Kota Semarang memiliki permasalahan yaitu banjir dan banjir rob yang memberikan dampak kerusakan lingkungan, terhambatnya mobilitas masyarakat dan turunnya harga lahan di wilayah terdampak rob pada tahun 2000-an. Penanggulangan banjir dan rob dilakukan dengan membangun pompa air Kali Sringin dan Kali Tenggang tahun 2018. Harga lahan dipengaruhi juga oleh kondisi fisik dan lingkungannya sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana Zona Nilai Tanah (ZNT) di Kecamatan Genuk. Metode yang digunakan adalah analisis ZNT berdasarkan harga pasar wajar dengan pengambilan sampel melalui survei di lapangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ZNT 2019, peta batas administasi Kecmatan genuk, peta jaringan jalan dan data survei harga tanah pasar wajar. Pada penelitian yang dilakukan Zona Nilai Tanah (ZNT) tahun 2022 terdiri dari 189 zona tetapi hanya 183 zona yang dilakukan pengambilan titik sampel sedangkan 6 zona lainnya tidak dapat diambil titik sampel karena wilayah zona tersebut merupakan kawasan perairan. Rata – rata zona nilai tanah tahun 2022 senilai Rp1.559.317. Nilai Indeks Rata – Rata (NIR) tertinggi berada di zona 78 senilai Rp6.321.200 dan nilai terendah di zona 171 senilai Rp521.900.
Analysis Of Land Use Changes And Urban Land Value Zone Reviewed From The RDTR Plan Bandung Sulistyo, Mohamad Adityo Ragil; Wijaya, Arwan Putra; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2022.34402

Abstract

The city of Bandung, which is located in West Java Province, is known as the Flower City and consists of 31 sub-districts. One of the sub-districts in the city of Bandung which has various supporting facilities such as housing, rice fields, shopping centers, hospitals, and schools is Rancasari District. Rancasari Subdistrict, which is located in the south of Bandung City, every year always experiences rapid population growth and development from various aspects. These rapid changes and developments are also inseparable from the influence of detailed urban spatial plans and zoning regulations. The residential area is one of the things that is being considered, followed by other sectors that are starting to be built, such as trade and services, the main road that connects between cities, and the busy traffic causes the area to become congested. As a result, green land such as rice fields is reduced so that there is a lack of useful drainage to prevent flooding. In this study, it will be seen how changes in land value zones are affected by RDTR and zoning, in Rancasari District by referring to the Land Value Zone Map and Land Use Map so that they can identify and map the changes that occur every year to the land. The result of processing, in 2015, the highest land price in Cipamokolan Village was Rp. 2,602,000 namely in the Mixed class, Natural Protection, Public Services, Offices, Local Protection, and Housing.
Analisis Potensi Penentuan Lahan Pembangunan Rumah Sakit Di Kabupaten Jepara Ditinjau Dari Aspek Fisik Dan Kebutuhan Demografis Gunawan, Andreas; Amarrohman, Fauzi Janu; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.39497

Abstract

Kabupaten Jepara saat ini terdapat 6 rumah sakit baik negeri maupun swasta. Apabila didasari pada arahan World Health Organization (WHO), idealnya 1 unit rumah sakit melayani 100.000 penduduk. Saat ini dengan jumlah penduduk sebesar 1.205.800 jiwa, maka terdapat kekurangan kurang lebih 238 tempat tidur. Kekurangan jumlah tempat tidur terhadap jumlah penduduk menunjukan pelayanan rumah sakit masih rendah. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan metode yang digunakan menentukan kebutuhan rumah sakit di Kabupaten Jepara. Data yang digunakan adalah peta kondisi wilayah Kabupaten Jepara, jumlah penduduk, data jumlah tempat tidur rumah sakit, data tingkat polusi udara, data tingkat kebisingan dan hasil survei kuesioner. Kriteria yang digunakan adalah jumlah penduduk, nilai tanah, luas tanah, kesesuaian lahan dengan tata guna lahan, kelas jalan, kemiringan jalan, tingkat kebisingan, bebas banjir, bebas longsor, jarak dengan TPA dan TPS. Kriteria tingkat polusi tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak banyaknya pengaruh terhadap lokasi pembangunan rumah sakit dengan dibuktikan adanya salah satu rumah sakit yang berdiri di daerah tingkat polusi tinggi seperti Rumah Sakit R. A. Kartini. Dalam menentukan lokasi peruntukan lahan rumah sakit, dilakukan perhitungan bobot dengan metode AHP dengan pertimbangan 9 kriteria yang berpengaruh terhadap penentuan lokasi rumah sakit di Kabupaten Jepara. Dari analisis menggunakan metode AHP menunjukan besar bobot untuk masing – masing kriteria sebesar 9,065% untuk jumlah penduduk, 12,547% untuk nilai lahan, 10,927% untuk tata guna lahan, 8,826% untuk kelas jalan, 20,070% untuk kemiringan lahan, 2,323% untuk potensi banjir, 2,532% untuk daerah potensi tanah longsor, 9,282% untuk tingkat polusi udara, 17,573% untuk tingkat kebisingan, dan 6,855% untuk jarak TPA dan TPS. Rasio tempat tidur Rumah Sakit Di Kabupaten Jepara yaitu 1 : 1.238 penduduk. Rasio ideal 1 tempat tidur : 1.000 penduduk maka dapat dikatakan bahwa Kabupaten Jepara membutuhkan tambahan pembangunan rumah sakit baru untuk menurunkan rasio 1 tempat tidur ideal dengan kebutuhan setiap satuan 1000 jiwa.
ANALISIS DAMPAK KEBAKARAN HUTAN TERHADAP PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN HABITAT KAWASAN LINDUNG DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS MENGGUNAKAN METODE POLARIMETRIK Aryasatya, Muhammad Farhan; Prasetyo, Yudo; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2022.34400

Abstract

Kebakaran merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan tutupan lahan di wilayah kawasan lindung. Taman Nasional Way Kambas merupakan salah satu wilayah kawasan lindung yang selalu terjadi kebakaran setiap tahun yang menyebabkan berkurangnya wilayah hutan dan menyebabkan satwa disana menjadi rentan. Gajah Sumatera sebagai hewan endemik di Way Kambas sangat rentan terhadap bencana tersebut. Sistem radar sebagai sistem yang dapat memetakan berbagai permukaan tanpa terhalang oleh gangguan awan berperan sangat penting. Dengan memanfaatkan sistem radar dapat dilakukan identifikasi perubahan tutupan lahan. Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Sentinel-1A pada pengolahan menggunakan metode polarimetrik dengan Unsupervised Wishart Classification dalam menganalisis dampak kebakaran hutan terhadap perubahan tutupan lahan dan Gajah Sumatera di tahun 2019. Hasil pengolahan polarimetrik pada Taman Nasional Way Kambas menghasilkan nilai rentang Entropy sebesar 0,534 – 0,615 dan nilai rentang Alpha sebesar 21,158 – 24,222. Berdasarkan nilai yang didapatkan menghasilkan 5 jenis klasifikasi meliputi tidak terdefinisi, ilalang, lahan kosong, vegetasi jarang dan vegetasi rapat. Dampak kebakaran yang terjadi terhadap tutupan lahan dari bulan Desember 2018 hingga Desember 2019 menyebabkan vegetasi rapat mengalami penurunan seluas 1,805 Ha. Vegetasi jarang mengalami penurunan seluas 47,756 Ha. dan Ilalang mengalami kenaikan sebesar 60,081 dan Lahan kosong mengalami penurunan seluas 13,922 Ha. Dampak kebakaran terhadap Gajah Sumatera memiliki dampak terhadap daerah jelajah dari Gajah Sumatera. Dampak kebakaran menyebabkan daerah seluas 12.943,28 Ha dari seluruh luasan daerah jelajah Gajah Sumatera. Tetapi, dampak kebakaran terhadap Gajah Sumatera dapat dibilang cukup minimal dikarenakan tidak adanya Gajah Sumatera yang mati.
Analisis Distribusi Spasial Sektor Informal Kuliner Non Platform Super Apps di Ruang Publik (Studi Kasus : Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang) Annaafi, Raihan Deo; Wijaya, Arwan Putra; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.37250

Abstract

Di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, masih banyak pelaku UMKM yang belum terintegrasi dengan platform jual-beli online seperti Gojek, Grab dan Shopee. Padahal dengan adanya platform jual-beli online, dapat memperluas pemasaran dari usaha tersebut. UMKM tersebut adalah pelaku ekonomi sektor informal bidang kuliner misalnya pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pedagang angkringan. Beberapa tempat yang ada di Kecamatan Banyumanik seperti Pasar Rasamala Jati Banyumanik, Jalan Ngesrep Timur V dan Taman Tirto Agung merupakan beberapa tempat dimana para pelaku usaha sektor informal ini menggantungkan kehidupannya sehari-hari dengan berjualan di sekitar area tersebut. Sehingga dengan adanya hal tersebut, peneliti ingin mengetahui persebaran tempat usaha-usaha (UMKM) di tiga area penelitian yaitu Pasar Rasamala Jati, Jalan Ngesrep Timur V dan Taman Tirto Agung dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Pola persebaran sektor informal kuliner dianalisis dengan menggunakan metode average nearest neighbor dan standard deviation ellips. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui pengaruh kepadatan bangunan terhadap pemilihan rute dagang jaringan jalan dari pedagang keliling dengan menggunakan metode analisis regresi geographically weighted regression. Analisis pola persebaran yang dilakukan berdasarkan dari centroid di setiap area penelitian terhadap sebaran sektor informal kuliner dan analisis regresi pengaruh kepadatan bangunan terhadap rute dagang dari 15 pedagang keliling didasarkan persebaran rute dagang terhadap kepadatan bangunan dari daerah yang dilewatinya. Klasifikasi dan analisis pola persebaran sektor informal kuliner yang dilakukan berdasarkan keseluruhan sektor informal kuliner, kategori terintegrasi super apps, kategori usaha, kategori dagangan, dan kategori waktu usaha, dengan jumlah sektor informal kuliner keseluruhan 179 di ketiga area penelitian. Rute dagang pedagang keliling yang paling sering dilewati di sekitar area penelitian adalah permukiman di Sumurboto, permukiman Durian Raya - Tirto Agung dan permukiman Keruing Raya - Rasamala. Pengaruh kepadatan bangunan masih lemah terhadap pemilihan rute dagang dari 15 pedagang keliling, Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi yang menghasilkan nilai R Square dibawah 0,5 yaitu 0,441 dan nilai R Square Adjusted sebesar 0,364.
PENENTUAN POTENSI KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN JEPARA Labib, Muhammad Faishal; Awaluddin, Moehammad; Wahyuddin, Yasser
Jurnal Geodesi Undip Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2022.33209

Abstract

Kabupaten  Jepara mengalami peningkatan pertumbuhan industri ditinjau dari peningkatan investasi Penanaman Modal Asing (PMA). Penentuan yang berpotensi sebagai pengembangan industri dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan sektor industri agar lebih terarah dan terpadu. Metode Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan metode yang memanfaatkan aspek parameter spasial yang digunakan dalam menentukan lokasi potensial untuk pengembangan industri di Kabupaten Jepara. Terdapat sepuluh parameter spasial dalam penelitian ini yang digunakan dalam penentuan kawasan peruntukan industri di antaranya adalah kemiringan lereng, jenis tanah, penggunaan lahan, curah hujan, jarak ke jalan utama, jarak ke jaringan listrik, jarak ke jaringan sungai, jarak ke fasilitas umum, jarak ke pemukiman dan jarak dari pusat kota. Data tersebut kemudian dilakukan pembobotan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP digunakan untuk mengetahui besar bobot yang mempengaruhi pada masing-masing parameter. Hasil penelitian ini yaitu peta potensial lahan kawasan peruntukan industri. Berdasarkan hasil pembobotan diperoleh lima kelas klasifikasi tanah yaitu sangat sesuai (S1) sebanyak 1,027 %, sesuai (S2) sebesar 14,402 %, cukup sesuai (S3) sebesar 33,472%, kurang sesuai (N1) sebesar 37,624 % serta tidak sesuai sebesar (N2) 13,475 %. Hasil dari intersect peta potensi lahan KPI dengan RTRW diperoleh wilayah yang sangat sesuai sebesar 31.655596 ha. Kata Kunci: AHP, SIG, Potensi Lahan Industri