Claim Missing Document
Check
Articles

Estimation of Slip Distribution of the 2007 Bengkulu Earthquake from GPS Observations Using the LeastSquares Inversion Method Awaluddin, Moehammad; Meilano, Irwan; Widiyantoro, Sri
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 44, No 2 (2012)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.484 KB) | DOI: 10.5614/itbj.eng.sci.2012.44.2.6

Abstract

Continuous  Global  Positioning  System  (GPS)  observations  showed significant  crustal  displacements  as  a  result  of  the  Bengkulu  earthquake occurring on September 12, 2007. A maximum horizontal displacement of 2.11 m was observed at PRKB station, while the vertical component at BSAT station was lifted up with a maximum of 0.73 m, and the vertical component at LAIS station had subsided  –0.97 m. Adding more constraints on the inversion for the Bengkulu earthquake slip distribution inferred from GPS observations can help solve  the  underdetermined  least-squares  inversion.  Checkerboard  tests  were performed  to  help  conduct  the  weighting  for  constraining  the  inversion.  The inversion calculation yielded an optimal value for the slip distribution by giving the smoothing constraint a weight of 0.001 and the slip constraint a weight of = 0 at the edge of the earthquake rupture area. The maximum co-seismic slip of the optimal inversion calculation was 5.12 m at the lower area of PRKB station and BSAT station. The seismic moment calculated from the optimal slip distribution was 7.14 x 1021 Nm, which is equivalent to a magnitude of 8.5.
STRATEGI PENGOLAHAN PENGAMATAN GPS TITIK DEFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN TITIK IKAT CORS BIG DAN IGS Nur Lail, Muhammad Hudayawan; Safii, Ayu Nur; Awaluddin, Moehammad; Wibowo, Sidik Tri
GEOMATIKA Vol 24, No 2 (2018)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.409 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2018.24-2.768

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan pengolahan data pengamatan menggunakan data titik ikat global dari stasiun IGS dan titik ikat regional dari stasiun CORS BIG. Titik pengamatan stasiun CSEM, CPBL, CMGL, CPKL dengan titik ikat global menggunakan XMIS, BAKO, DARW, PIMO, PBRI, HYDE, COCO dan titik ikat regional menggunakan stasiun CPWD, CTGL, CCLP, CKBM. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan titik ikat global (stasiun IGS) menghasilkan koordinat lebih teliti jika dibandingkan dengan pengolahan yang menggunakan titik ikat regional (stasiun CORS BIG) dengan nilai rata-rata standar deviasi komponen X pada strategi I dengan nilai 0,03331275 m. Komponen Y strategi I dengan nilai 0,061878417 m. Komponen Z nilai rata-rata standar deviasi strategi I 0,018297083 m. Hasil resultan kecepatan horizontal strategi I yang menggunakan titik ikat global sebelum direduksi dari Blok Sunda mencapai rentang 25-28 mm per tahun. Asumsi strategi II, penggunaan titik ikat regional tidak mendapat pengaruh dari blok yang ada menunjukkan hasil resultan kecepatan horizontal strategi II sebesar 1-3 mm pertahun. Hasil akhir nilai resultan kecepatan horizontal pada strategi pengolahan yang dilakukan, penggunaan titik ikat regional dapat mereduksi adanya pengaruh dari rotasi blok.
PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Awaluddin, Moehammad; Darmo Y, Bambang
TEKNIK Volume 31, Nomor 1, Tahun 2010
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2140.426 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v31i1.1756

Abstract

Image processing takes an image to produce a modified image for better viewing or some other purposes Imageanalysis takes an image into something other than an image such as number of object types, size of an object,etc.The main purpose of Enhancing Image is to produce image in order to have a suitable image forApplication requirement. Image segmentation is divided into a several segment considering area of the object.We need the Enhancement technique and segmentation to have a good image. In this case , it was trying toprocess image with a several stage , stretching, lowpass filter, laplace filter, edgesenh filter and clustering inSPOT image in aceh coverage area.
Kajian Penentuan Arah Kiblat Secara Geodetis Awaluddin, Moehammad; Yuwono, Bambang Darmo; Hani’ah, Hani’ah; Wicaksono, Satrio
TEKNIK Vol 37, No 2 (2016): (Desember 2016)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.729 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v37i2.12107

Abstract

Kiblat merupakan arah penting Umat Muslim menghadapkan dirinya saat melakukan ibadah shalat. Pengukuran arah kiblat kemudian menjadi permasalahan ketika lokasi suatu tempat jauh dari Ka’bah karena tidak dapat dilakukan pengamatan penglihatan secara langsung. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk menentukan arah kiblat di daerah yang jauh dari Ka’bah, dalam penelitian ini Kota Semarang. Makalah ini mengkaji besarnya perbedaan arah kiblat pada tiga bidang hitungan ellipsoid, bola dan Peta Mercator. Arah Kiblat pada ketiga bidang hitungan tersebut dibandingkan dengan arah kiblat hasil pengukuran rashdul qiblat. Arah kiblat hasil hitungan di atas ellipsoid yang sudah dikoreksi dengan di atas bola mempunyai perbedaan yang jauh lebih kecil yaitu sebesar 45,7” jika dibandingkan dengan arah kiblat pada Peta Mercator. Perbedaan arah kiblat di atas ellipsoid yang sudah dikoreksi dengan arah kiblat hasil rashdul kiblat di lapangan sebesar 00 7’ 58,24”. Sedangkan untuk selisih arah kiblat di atas bidang bola dengan azimut hasil rashdul kiblat sebesar 00 2’ 49,94”. [Title: Study of Geodetic Qibla Direction Determination] Qiblah is an important direction for Muslims exposes himself while performing prayers. Qiblah direction determination becomes a problem when the location of a place far away from the Kaaba. Therefore we need a method to determine the exact direction of Qibla in areas far from the Kaaba, in this study Semarang. This paper examines the difference of the direction of Qibla on three calculation surface: ellipsoid, spherical and mercator map. Then these Qibla direction accuracies on three calculation surface were compared with Qibla direction resulting from Rashdul Qibla Measurement. The difference of ellipsoid Qibla direction that has been corrected and spherical Qibla direction has a much smaller difference in the amount of 45.7 " compared with Mercator Qibla Direction. The difference of ellipsoid qibla direction and Qibla direction resulting from Rashdul Qibla Measurement is 00 7’ 58,24”. While the difference of spherical Qibla direction and Qibla direction resulting from Rashdul Qibla Measurement is 00 2’ 49,94”. 
HITUNGAN KECEPATAN PERGERAKAN STASIUN SUGAR AKIBAT PROSES INTERSEISMIK GEMPA MENTAWAI 2007 Sajagat, Much. Jibriel; Awaluddin, Moehammad; Yuwono, Bambang Darmo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1005.66 KB)

Abstract

ABSTRAKKepulauan Mentawai merupakan salah satu wilayah di sebelah barat daya Sumatera-Indonesia yang memiliki aktivitas seismik yang tinggi. Tercatat dari sejarah kegempaan di pantai barat Pulau Sumatera, di daerah ini telah terjadi gempa dengan magnitude besar pada tahun 1833 (magnitude 8.7), tahun 2000 (magnitude 7.9) dan pada 12 September 2007 dengan magnitude gempa utama 8.5, diikuti gempa besar lain pada hari yang sama dengan magnitude 7.9. Gempa bumi yang diikuti tsunami pada 25 Oktober 2010 terjadi di Kepulauan Mentawai terutama di daerah Pulau Pagai Selatan dengan magnitude 7.7. Melihat data dan fakta tersebut maka perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menghitung nilai kecepatan pergeseran (velocity rate) segmen Kepulauan Mentawai.Penelitian ini menggunakan data pengamatan stasiun SuGAr dengan jumlah sebanyak sembilan stasiun. Stasiun SuGAr yang digunakan diantaranya adalah BSAT, LAIS, LNNG, NGNG, MKMK, PRKB, PPNJ, PSKI, dan SLBU dengan data pengamatan dari bulan Maret tahun 2006 s.d. bulan September tahun 2007. Titik ikat IGS yang digunakan yaitu BAKO, COCO, DGAR, KUNM, HYDE dan PIMO. Pengolahan data menggunakan software ilmiah GAMIT 10.6.  Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai velocity rate periode tahun 2006 s.d. 2007 dari data pengamatan stasiun GPS SuGAr. Selanjutnya nilai  velocity rate di hilangkan dari efek nilai pergeseran sesar Sumatra dan rotasi blok Sunda untuk mendapatkan nilai velocity rate pada stasiun GPS SuGAr akibat proses interseismik gempa Mentawai 2007.Dalam penelitian ini menghasilkan nilai kecepatan pergeseran (velocity rate) periode tahun 2006 s.d. 2007 serta nilai kecepatan pergeseran (velocity rate) akibat proses interseismik gempa Mentawai tahun 2007. Untuk vektor kecepatan pergeseran horizontal pada periode tahun 2006 s.d. 2007 semua stasiun mengarah ke timur laut, dengan besaran rata-rata Vhor = 0.04567 ± 0.0089 m/tahun dan pergeseran vertikal mengarah ke atas/up dengan nilai Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/ptahun. Untuk vektor kecepatan pergeseran akibat proses interseismik gempa Mentawai tahun 2007 semua stasiun mengarah ke timur laut, dengan besaran rata-rata Vhor = 0.02738 ± 0.0089  m/tahun dan pergeseran vertikal mengarah ke atas/up dengan nilai Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/tahun.Kata Kunci : GAMIT, Interseismik, Stasiun SuGAr, Vektor kecepatan Pergeseran. ABSTRACT                    Mentawai Islands ia located on south-west side of Sumatra. Indonesia which has seismic activities and considered to be the highest seismic activities. History recorded that in the western coast of Sumatra occured great earthquakes in 1833 (magnitude 8.7), in the 2000 (magnitude 7.9) and September 12, 2007 with 8.5 on the main earthquake followed by another big earthquake with 7.9 magnitude. Earthquake followed by tsunami in october 25 2010 occured on Mentawai Islands particularly on South Pagai Island with 7.7 magnitude. Looking at the data and the fact that the need for further research to calculate the value of the shift speed ( velocity rate) of Mentawai Islands segment.This research uses SuGAr station observation data with the total of nine stations. SuGAr stations that used in this research including BSAT, LAIS, LNNG, NGNG, MKMK, PRKB, PPNJ, PSKI, and SLBU with observation data from March 2006 until September 2007. Bundle point IGS that used including BAKO, COCO, DGAR, KUNM, HYDE and PIMO. Data processing using science software GAMIT 10.6. The purpose of this research is to calculate the value of velocity rate between 2006 and 2007 from SuGAr GPS station observation data. Moreover, the value of velocity rate is eliminated from Sumatra fault shifting value effect and Sunda block rotation to gain velocity rate value on SuGAr GPS station in the result of Mentawai earthquake interseismic process in 2007.In this research resulting the value of velocity rate in between 2006 and 2007 also the value of shifting velocity rate in causes of interseismic earthquake in Mentawai on 2007. For horizontal shifting velocity vector in the period of 2006 until 2007 all stations were facing north east, with the average of Vhor = 0.04567 ± 0.0089 m/year and vertical shifting facing up with the amount of Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/year. For shifting velocity vector in the result of interseismic earthquake process in Mentawai on 2007 all stations were facing to north east,with the average Vhor = 0.02738 ± 0.0089 m/year and vertical shifting facing up with the amount of Vver = 0.008456 ± 0.001983 m/year.Keywords : GAMIT, Interseismic, SuGAr Stations, Velocity Rate.*)  Penulis, PenanggungJawab
PENGAMATAN DEFORMASI SESAR KALIGARANG DENGAN GPS TAHUN 2015 Fathullah, Amal; Awaluddin, Moehammad; Haniah, Haniah
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.044 KB)

Abstract

ABSTRAKKegiatan tektonik di Kota Semarang menyebabkan terbentuknya sesar. Di selatan Semarang terdapat sesar naik (thrust fault). Sesar ini dipotong oleh sesar mendatar yang berarah barat laut- tenggara atau timur laut - barat daya, diantaranya sesar Kaligarang. Sesar Kaligarang berada di lembah sungai kaligarang. Sungai Kaligarang membelah wilayah Semarang pada arah hampir utara – selatan.Untuk mengetahui kondisi deformasi dari Sesar Kaligarang maka dilakukan pengamatan secara berkala. Pengamatan dilakukan pada titik- titik kontrol yang telah ada dengan menggunakan GPS Dual Frequency. Pengukuran titik-titik kontrol dilakukan dengan metode statik, dan pengamatan dilakukan selama 7-8 jam. Data pengamatan diolah dengan scientific software, yaitu GAMIT 10.5. Hasil dari pengolahan data dengan GAMIT 10.5. adalah koordinat geosentris, kemudian koordinat ditransformasikan ke koordinat toposentrik dengan koordinat origin data koordinat tahun 2014 untuk titik kontrol lama dan untuk titik baru menggunakan koordinat pengamatan Maret 2015 sebagai origin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk  mengetahui tipe sesar dan laju geser dari Sesar Kaligarang.Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya pergeseran yang signifikan dari masing – masing titik pengamatan dengan pergeseran terbesar mencapai  0,132 m/tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada Sesar Kaligarang terjadi deformasi. Menurut hasil dari penelitian ini tipe Sesar Kaligarang adalah sesar geser menganan. Nilai dari slip rate dan locking depth dari Sesar Kaligarang belum bisa ditentukan karena nilai pergeseran terlalu besar dengan  kecepatan pergeseran sesar antara 1,1 mm/tahun hingga 26,5 mm/tahun pada bidang di sebelah barat sesar, sedangkan untuk bagian  timur sesar memiliki kisaran kecepatan pergeseran antara 7,9 mm/tahun hingga 10 mm/tahun.Kata Kunci : GAMIT 10.5, GPS, Locking depth, Sesar Kaligarang, , Slip rate    ABSTRACTTectonic activity in Semarang  led to the formation of the fault. In the South of Semarang, there is sesar (thrust fault). These faults are cut by flattening the west trending fault sea- southeast or northeast - southwest, including  Kaligarang fault . Kaligarang river divides the area of Semarang on North - South direction virtually.To determine the condition of deformation of Fault Kaligarang then conducted observations periodically. The observation is done at existing control point using GPS Dual Frequency. Measurement of control points is done with static methods, and observations made during the 7-8 hours. Observation data processed with scientific software, namely GAMIT 10.5. The results of data processing by Gamit 10.5. is a geocentric coordinates, and the coordinates are transformed into coordinates with the coordinates origin toposentrik coordinate data in 2014 for the old control point and for a new point using the coordinate observations in March 2015 as the origin. The purpose of this research is to know the fault type and Fault rate slide from Kaligarang.The results of this research is the occurrence of a significant displacement from each observation point with the greatest displacement  reaches 0,132 m/year, so it can be concluded that at Fault Kaligarang occured deformation. According to the results of this research type of Fault Kaligarang is right-lateral strike slip fault. The value of the slip rate and locking depth of Sesar Kaligarang can not be determined because of a displacement in values large to speed displacement fault between 1,1 mm/year to 26.5 mm/year in the field of fault to the West, while the eastern part of the fault to have a range of speeds displacement between 7.9 mm/year up to 10 mm/year.Keywords:  GAMIT 10.5, GPS,  Kaligarang Faul, Locking depth t, Slip rate *)Penulis, Penanggungjawab
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS API (STUDI KASUS: KEC. KALIWUNGU KAB. KENDAL) Ahyani, Ikhlasul Amal; Suprayogi, Andri; Awaluddin, Moehammad
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.689 KB)

Abstract

Kecamatan Kaliwungu sebagai salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal merupakan wilayah yang padat penduduk dan berkembang. Aspek pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah tatanan masyarakat yang mana dengan pendidikan tersebut tingkat sumber daya masyarakat dapat berkembang dan mengalami kemajuan. Dinas Pendidikan Kecamatan Kaliwungu mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang pendidikan di wilayah Kecamatan Kaliwungu. Penyediaan informasi kepada masyarakat mengenai pendidikan, khususnya sekolah, menjadi hal yang sangat penting guna mendukung kegiatan pelayanan Dinas Pendidikan Kecamatan Kaliwungu. Aplikasi informasi sarana dan prasarana pendidikan berbasis WebGIS dipilih karena dalam penyampaian dan tampilan sebuah sistem informasi geografis lebih menarik dan sangat merepresentasikan kondisi sebenarnya yang ditampilkan dalam sebuah peta, baik peta garis, citra satelit, maupun model permukaan digital. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan kerangka website HTML, bahasa pemrograman (JavaScript dan PHP), MySQL sebagai basis data, dan Google Maps API. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa aplikasi WebGIS yang menyajikan informasi sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan posisi, kemudian dilengkapi dengan peta, penunjuk arah, dan fitur lainnya. Kata Kunci : Kaliwungu, Sarana, Prasarana, Pendidikan, Aplikasi, GIS, Web, Google Maps
EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN PENDUDUK BERBASIS SPASIAL DI KABUPATEN KUDUS Mahardika, Sandy Yudistira; Nugraha, Arief Laila; Awaluddin, Moehammad
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.533 KB)

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan Peraturan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% dari luas kota. Penyediaan RTH di wilayah perkotaan khususnya untuk wilayah perkotaan Kudus memang sedikit mengalami kesulitan dikarenakan sawah yang lebih mendominasi di perkotaan Kudus itu sendiri. Secara kuantitatif berkurangnya RTH karena perubahan fungsi lahan. Untuk mengetahui perubahan fungsi lahan tersebut dapat melalui beberapa cara pemanfaatan data citra satelit. Untuk melakukan pemrosesan data menggunakan citra satelit, proses rektifikasi citra merupakan proses yang penting, maka dari itu sebelum memulai pengolahan data citra, harus dilakukan rektifikasi terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan pemotongan citra sebelum menuju ketahap registrasi peta. Registrasi peta merupakan proses transformasi koordinat, dari data yang awalnya belum memilki koordinat dan masih mengandung kesalahan geometrik menjadi citra yang benar dan akan memiliki koordinat. Berdasarkan pengolahan citra resolusi tinggi atau Google Earth tahun 2013, didapatkan luas Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Kudus tahun 2013 sebesar 5.395,953 Ha atau sekitar 12,04% dari total luas wilayah Kabupaten Kudus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa luas Ruang Terbuka Hijau belum memenuhi jumlah yang ditentukan dalam RTRW Kabupaten Kudus sebesar 30% dari total luas wilayah Kabupaten Kudus. Sedangkan berdasarkan jumlah penduduk dan sampel prediksi pertumbuhan penduduk mulai tahun 2013 hingga tahun 2023, didapatkan luas Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Kudus belum memenuhi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau secara merata setiap kecamatannya. Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau; Citra Resolusi Tinggi; Pertumbuhan Penduduk  ABSTRACTBased on the regulations of LAW number 26 of 2007 concerning Spatial stipulates that the proportion of OGS in urban areas is at least 30% of the town. The provision of OGS in urban areas especially for urban areas is indeed a bit of a Holy experience difficulties due to more rice fields dominate the urban Kudus itself. Quantitatively reduced OGS function changes due to land. To know the land functions can change in several ways the utilization of satellite imagery data. To perform data processing using satellite imagery, image rectification process is the process that is important, so from that before the start of the data processing, image rectification must be made in advance. After it's done cutting image before heading for to step registration map. Registration is the process of transformation of the coordinates of the map, initially from the data have not have coordinates and still contain the correct image into geometric and will have coordinates. Based on the high resolution image processing or Google Earth by 2013, obtained wide open green space Kudus 2013 amounting to 5.395,953 Ha or approximately 12,04% of the total area of the County. So it can be inferred that the wide open green space has not met the amount specified in the Kudus District RTRW amounting to 30% of the total area of the County. And also on the basis of population and sample predictions of population growth starting in 2013 until the year 2023, wide open Green Spaces are obtained in Kudus have yet to meet the needs of open green space evenly every subdistrict. Keyword: Open Green Space; High Resolution Imagery; Population Growth     *) Penulis PenanggungJawab
PENENTUAN POSISI STASIUN GNSS CORS UNDIP PADA TAHUN 2013 DAN 2014 MENGGUNAKAN SOFTWARE GAMIT Laksana, Indra; Yuwono, Bambang Darmo; Awaluddin, Moehammad
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.087 KB)

Abstract

ABSTRAKStasiun GNSS CORS (Global Navigation Satelite System) stasiun aktif yang mengukur letak posisi suatu titik terus menerus selama 24 jam. Stasiun ini merupakan teknologi yang dikembangkan dan digunakan oleh departemen pertahanan dan transportasi USA. Stasiun GNSS CORS UNDIP yang mulai beroperasi pada bulan Desember tahun 2012, pada kampus Universitas Diponegoro Fakultas Teknik Program Studi Geodesi. Pemasangan ini didasarkan pada kebutuhan tentang navigasi berbasis satelit.Penelitian ini berfokus pada penentuan kecepatan posisi stasiun GNSS CORS UNDIP pada tahun 2013 dan 2014. Stasiun tersebut perlu dilakukan penentuan posisi CORS untuk memperkirakan pergerakan titik tersebut setiap tahun dan pendefinisian koordinat secara kontinyu dan berkala. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengamatan GPS pada tahun 2013 dan 2014.  Penelitian ini terdiri dari project udp1, udp2, udp3, udp4 yang menggunakan 14 stasiun IGS yaitu cnmr, coco, cusv, darw, dgar, guam, iisc, karr, kunm, ntus, pbr2, pimo, sey1, dan udip. Pengolahan menggunakan perangkat ilmiah GAMIT.Penelitian ini menghasilkan nilai posisi tahun 2013 dan 2014 pada  strategi pengamatan udp1 memiliki nilai -0,01217 m/tahun ± 2,24 mm untuk komponen X, 0,02201 m/tahun ± 7,05 mm untuk komponen Y, -0,01550 m/tahun ± 1,59 mm untuk komponen Z. pada strategi pengamatan udp 2 nilai yang didapat adalah -0,01133 m/tahun ± 2,00 mm untuk komponen X, 0,02469 m/tahun ± 5,86 mm untuk komponen Y, -0.00005 m/tahun ± 1,37 mm untuk komponen Z. Pada strategi pengamatan udp3 didapat -0,01188 m/tahun ± 2,27 mm untuk komponen X, -0,02419 m/tahun ± 7,04 mm untuk komponen Y, -0,01773 m/tahun ± 1,59 mm untuk komponen Z. Pada strategi pengamatan udp4 didapat -0.01180 m/tahun ± 2,56 mm untuk komponen X, 0.02487 m/tahun ± 5,91 mm untuk komponen Y, -0.00004 m/tahun ± 1.39 mm untuk komponen Z.Kata Kunci : Stasiun CORS, posisi definitif, GAMIT ABSTRACTStation CORS GNSS (Global Navigation Satellite System) is a station that can measure the current position of a station point continuously for 24 hours. This station is a technology that developed and used by the department of defense and transportation, USA. GNSS CORS station of UNDIP began operating in December 2012, on the Geodesy major, Faculty of Engineering, Diponegoro University. This installation is based on the requirements of satellite-based navigation. This study focuses on determining the speed of GNSS CORS station UNDIP position in the year 2013 until 2014. The station CORS positioning needs to be done to estimate the movement of the point defining the coordinates of each year, continuously and periodically. The data used in this study include GPS observations in the year 2013 until 2014. This research project consists of udp1, udp2, udp3, and udp4 total using 14 observations stations, the stations is cnmr, coco, cusv, darw, dgar, guam, iisc, karr, kunm, ntus, pbr2, pimo, sey1, and udip. Processing is done by using a scientific software, GAMIT.This study resulted the value of the position in 2013 and 2014 on udp1 observation strategy that has value -0.01217 m/year ± 2.24 mm for the X component, 0.02201 m/year ± 7.05 mm for the Y component, -0.01550 m/year ± 1.59 mm for the Z component. The value that resulted by the observation strategy udp 2 is -0.01133 m/year ± 2.00 mm for the X component, 0.02469 m/year ± 5.86 mm for component Y, -0.00005 m/year ± 1.37 mm for the Z component. The value that resulted by the observation strategy udp3 is -0.01188 m/year ± 2.27 mm for the X component, 0.02419 m/year ± 7.04 mm for the Y component, -0.01773 m/year ± 1.59 mm for the component Z. The value that resulted by the observation strategy udp4 is -0.01180 m/year ± 2.09 mm for the X component, 0.02487 m/year ± 5.91 mm for the Y component, -0.00004 m/year ± 1.39 mm for the component Z.  Keywords: CORS station, Definitive position, GAMIT
ANALISIS PENGUKURAN BIDANG TANAH MENGGUNAKAN METODE RTK NTRIP DENGAN BEBERAPA PROVIDER GSM Sitohang, Lutgar Sudiyanto; Yuwono, Bambang Darmo; Awaluddin, Moehammad
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.455 KB)

Abstract

ABSTRAKEvolusi teknologi dibidang komunikasi mobile (GSM/Global System for Mobile) telah mengarah ke konvergensi berbagai layanan. Semua operator di Indonesia baik Telkomsel, Indosat maupun XL telah menerapkan teknologi generasi ketiga (3rd Generation, 3G), dimana dengan teknologi ini dapat mengakses internet dengan kecepatan 2Mbps pada kondisi yang bagus. Dengan kemajuan teknologi ini, GSM dapat digunanakan sebagai sarana pembantu dalam pengukuran survey GPS.Terkait dengan itu, maka pada penelitian tugas akhir ini dilakukanlah pengukuran dengan menggunakan sistem GPS CORS (Continuosly Operating Reference Stations), dengan menganalisis pengukuran bidang tanah menggunakan metode RTK-NTRIP dengan  provider Telkomsel, Indosat, dan XL. Pengukuran ini menggunakan GPS yang kemudian dibandingkan dengan Total station dan meteran. Pengukuran ini dilakukan pada daerah yang berkekuatan sinyal 3G dan EDGE. Dimana masing-masing daerah memiliki 30 bidang tanah.Akurasi dari pengukuran bidang tanah GPS Metode RTK-NTRIP terhadap pengukuran meteran di daerah Stadion dengan kekuatan sinyal 3G (3th Generation) adalah sebagai berikut, pada jarak yang diukur dengan provider Telkomsel sebesar ±0,0558 meter, sedangkan luasnya sebesar ±0,859 meter. Pada jarak yang diukur dengan provider Indosat sebesar ±0,0573 meter, sedangkan luasnya sebesar ±0,781 meter. Pada jarak yang diukur dengan provider sebesar ±0,0722 meter, sedangkan luasnya sebesar ±0,99 meter. Akurasi berdasarkan dari pengukuran bidang tanah GPS Metode RTK-NTRIP terhadap pengukuran meteran pada daerah Mulawarman dengan kekuatan sinyal EDGE adalah sebagai berikut, pada koordinat yang diukur dengan provider Telkomsel sebesar ±0,070 meter, jarak sebesar ±0,052 meter, dan luas sebesar ±0,243 meter. Pada koordinat yang diukur dengan provider Indosat sebesar ±0,068 meter, jarak sebesar ±0,052 meter dan luas sebesar ±0,256 meter. Pada koordinat yang diukur dengan provider XL sebesar ±0,067 meter, jarak sebesar ±0,047 meter, dan luas sebesar ±0,228 meter. Kata Kunci : GSM, GPS, CORS, RTK-NTRIP ABSTRACTThe evolution of technology in the field of mobile communication (GSM-Global System for Mobile) has led to the convergence of various services. All operators in Indonesia either Telkomsel, Indosat and XL has implemented third generation technology (3rd Generation, 3 g), where with this technology can access the internet at speeds of 2Mbps in a good condition. With the advancement of technology, GSM can be digunanakan as a means of aides in the measurement of GPS survey.Associated with it, then this final project on research was undertaken using the GPS system measurement CORS (Continuosly Operating Reference Stations), by analyzing the measurements of land use method of RTK-NTRIP with provider Telkomsel, Indosat and XL. These measurements using GPS which is then compared to the Total station and measuring tape. This measurement is performed on the magnitude of the signal 3 g and EDGE. Where each region has 30 plots of land.The accuracy of measurement of land GPS Method of RTK-NTRIP measurement the measuring tape against in areas of the stadium with the  signal 3G (3th Generation) is as follows, in the distance as measured by provider Telkomsel of ±0,0558 meters, while the extent of ±0,859 meters. At a distance as measured by provider Indosat amounting to ±0,0573 meters, while the extent of ±0,781 meters. At a distance as measured by the provider of ±0,0722 meters, while the extent of ±0.99 meters. The accuracy of measurement of land GPS method of RTK- NTRIP measurement Total station against on the strength of the signal EDGE with Mulawarman are as follows, at coordinates measured with provider Telkomsel ±0,070 meters, amounting to approximately ±0,052 meters, and an area of ±0,243 meters. At coordinates measured with provider Indosat amounting  ±0,068 metres, a distance of  ±0,052 meters and an area of  ±0,256 meters. At coordinates measured with provider XL of ±0,067 meters, approximately  ±0.047 m, and an area of  ±0,228 meters. Keywords: GSM, GPS, CORS, RTK-NTRIP
Co-Authors Abdi Sukmono Abdi Sukmono, Abdi Adnan Khairi Afriyanto Afriyanto Aisyah Arifin Aisyah Arifin Ajeng Kartika Nugraheni Syafitri Alfian Budi Prasetya Alfien Rahmenda Ali Amirrudin Ahmad Amal Fathullah, Amal Amri Perdana Ginting Ana Rosida Andika Malik Andika Rizal Bahlefi Andre Hermawan Andri Suprayogi Anggi Tiarasani Anisa Rachmawati, Anisa ARGNES DIONANDA RESZA PRADIPTA Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arief Laila Nugraha Arintia Eka Ningsih Ario Damar Wicaksono Armenda Bagas Ramadhony Aruma Hartri Aufan Niam Aulia Fikki Wicaksono Aysha Puspa Pertiwi Ayu Nur Safi'i Bambang Darmo Y Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Darmo Yuwono Bambang Sudarsono Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bhekti Hapsari Bilqis, Ramadhani Sarah Alicya Bobby Daneswara Indra Kusuma Brinton Patuan Sitorus Budi Prayitno Cindy Puspita Sari Damar Ismoyo Danang Budi Susetyo Desita Khrisna Putri, Dewa, Kusuma Hangga Dewi Shinta Septifany Dian Rizqi Ari Wibowo Dimas Bagus Dina Wahyuningsih Dwi Arini Dzaki Adzhan Ega Gumilar Hafiz Enersia Ihda K. U Extiana, Kiky Fadhilla Shara Denafiar Fajar Dwi Hernawan Fanni Kurniawan Fanny Rachmawati Fathan Aulia Fauzi Iskandar Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Fauzi Janu Ammarohman Febrian Pramana Putra Fetra Kristina Harianja Gina Andriyani Habib Azka Ramadhani Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Hana Sugiastu Firdaus Handayani Nur Arifiyanti Haniah Haniah Hani’ah Hani’ah Haris Yusron Hayuningsih, Dwi Mastuti Heri Gusfarienza Heri Setiawan Ika Nurdianasari Ikhlasul Amal Ahyani Indra Laksana Irfan Tri Anggoro irwan meilano Johan Wisma Anggoro Joko Wibowo Juwita Widya Qur’ani Khairuddin Khairuddin Khofifatul Azizah Khofifatul Azizah Kiky Extiana Kindy Ibrahim Hari Kurniawan Adi Widiyanto L. M. Sabri Labib, Muhammad Faishal Laode M Sabri LAURENTIUS IMMANUEL YUDIT PRABOWO LM. Sabri Lolita, Diaz Amel Lorenzia Anggi Ramayanti Lufti Rangga Saputra LUKMAN MAULANA ABDILLAH Lutfi Eka Rahmawan Lutgar Sudiyanto Sitohang LUTHFI RAHMANDHANI Mahmudi, Fakhry Nur Maulana Eras Rahadi Meita Arddinatarta Moh Kun Fariqul Haqqi Mohammad Afif MOHAMMAD YUSUP LUTFI Much. Jibriel Sajagat, Much. Jibriel Muhamad Arif Debalano Muhamad Nurman Cholid Muhammad Bagus Salim Muhammad Danny Rahman Muhammad Hudayawan Nur L Muhammad Iqbal Akhsin Muhammad Maulana mahardika Amfa Muhammad Rifqi Andikasani Nanda Dewi Arumsari Nasytha Nur Farah Nella Wakhidatus Nina Ratnaningrum NOVAYA NURUL BASYIROH Nugrahanto, Prasetyo Odi Nur Lail, Muhammad Hudayawan Nurhadi Bashit Nurhadi Bashit Nurmalasari, Cici Nurnaning Aisyah Pardjono, P. Prya Adhi Surya Nugraha Putri, Alifa Salsabilla Rachmawati, Ekha Ramdhan Thoriq Setyabudi Renaud Saputra Purba Resi Diansismita Reza Nur Hidayat Rico Waskito Putro Rifki Purnama Aji Rifqi, Muhammad Alifian Risa Ayu Miftahul Rizky Riyadi, Elnatan Vieno Rizky Saputra Rofi'i, Nur Izha Jannah Roy Kasfari Sabri, Laode M. Safii, Ayu Nur Safira Devi Kirana Sandy Yudistira Mahardika, Sandy Yudistira Sarmedis Anrico Situmorang Satrio Wicaksono Satrio Wicaksono Sawitri Subiyanto Septian Dewi Cahyani Septiawan Setio Hutomo Setiaji Nanang Handriyanto Sigit Irfantoro Siregar, Afifah Zafirah Siti Fathimah Soraya Rizky Puspitasari Sri Widiyantoro Sry Suando Sinaga Susilo Susilo Sutomo Kahar Syachril Warasambi Mispaki Tiara Toyyibatul Arofah Tristika Putri Wahyu Entriana Kumala Dewi Wahyu Nur Rohim Wahyuddin, Yasser Wakhidatus, Nella Wibowo, Sidik Tri Wildan Ryan Irfana Yolanda Adya Puspita Yudo Prasetyo