Claim Missing Document
Check
Articles

ESTIMASI TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS INFORMASI GEOSPASIAL Wijaya, Arwan Putra; Sukmono, Abdi
Jurnal Geografi Vol 14, No 1 (2017): January 2017
Publisher : Jurnal Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengue fever is a type of infectious diseases, which often lead to extraordinary events in Indonesia. Kendal is one area which every year has increased the spread of Dengue quite rapidly. The increase in the spread of Dengue in Kendal is largely determined by the decisions taken by the relevant agencies, especially the Department of Health. Prediction incidence of Dengue Fever in Kendal, is still processed manually by the presentation is still limited in the form of tables and graphs, while the presentation in the form of a map has not been done. Rapid changes in land use from agricultural areas into non agricultural areas became one of the causes of the rapid changes in the data.One technology that can provide information on land use and settlement patterns are analyzed with remote sensing. Data from remote sensing, and then combined with several other parameters, such as population density (X1), height of the sea surface (X2),  Distance settlement with nearby river (X3) and Distance pemukiaman to the nearest health center (X4) with spatial analysis Geographic Information System (GIS) will be obtained quickly forecast the vulnerability of Dengue Fever.The result showed that the the vulnerability of Dengue fever based spatial analysis Geographic Information System (GIS) scoring method in Kendal in 2015 is divided into three (3) classes, ie areas with low vulnerability level (51297.96 ha / 51, 08%), areas with middle vulnerability level (45176.44 ha / 44, 38%), and areas with high vulnerability level (3947.534 ha / 3, 93 %).
ESTIMASI TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS INFORMASI GEOSPASIAL Wijaya, Arwan Putra; Sukmono, Abdi
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 14, No 1 (2017): January 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v14i1.9776

Abstract

Dengue fever is a type of infectious diseases, which often lead to extraordinary events in Indonesia. Kendal is one area which every year has increased the spread of Dengue quite rapidly. The increase in the spread of Dengue in Kendal is largely determined by the decisions taken by the relevant agencies, especially the Department of Health. Prediction incidence of Dengue Fever in Kendal, is still processed manually by the presentation is still limited in the form of tables and graphs, while the presentation in the form of a map has not been done. Rapid changes in land use from agricultural areas into non agricultural areas became one of the causes of the rapid changes in the data.One technology that can provide information on land use and settlement patterns are analyzed with remote sensing. Data from remote sensing, and then combined with several other parameters, such as population density (X1), height of the sea surface (X2),  Distance settlement with nearby river (X3) and Distance pemukiaman to the nearest health center (X4) with spatial analysis Geographic Information System (GIS) will be obtained quickly forecast the vulnerability of Dengue Fever.The result showed that the the vulnerability of Dengue fever based spatial analysis Geographic Information System (GIS) scoring method in Kendal in 2015 is divided into three (3) classes, ie areas with low vulnerability level (51297.96 ha / 51, 08%), areas with middle vulnerability level (45176.44 ha / 44, 38%), and areas with high vulnerability level (3947.534 ha / 3, 93 %).
KAJIAN KERAPATAN SUNGAI DAN INDEKS PENUTUPAN LAHAN SUNGAI MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH (Studi Kasus : DAS Juana) Utama, Alfian Galih; Wijaya, Arwan Putra; Sukmono, Abdi
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (824.013 KB)

Abstract

ABSTRAK DAS Juana merupakan DAS yang mencangkup dua kabupaten yang sedang berkembang pesat di Jawa Tengah antara lain Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati. Dalam sebuah Daerah Aliran Sungai keberadaan vegetasi merupakan hal yang sangat penting. Indeks Penutupan Lahan Daerah Aliran Sungai adalah suatu nilai yang menyatakan kualitas tutupan lahan pada Daerah Aliran Sungai. Berdasarkan keputusan Keputusan Menteri Kehutanan No52/Kpts-II/2001 nilai indeks penutupan lahan dikatakan buruk apabila kurang dari 30%. Dalam aliran air yang deras, kondisi penahan aliran air berupa vegetasi seharusnya lebih diperhatikan untuk menghindari bencana yang mungkin terjadi dan untuk meminimalisir kekeringan.Pada penelitian ini, analisis menggunakan citra satelit Landsat 7 tahun 2000, 2005 dan tahun 2011 serta Landsat 8 tahun 2015. Pengklasifikasian terbimbing digunakan untuk mencari nilai indeks penutupan lahan sungai (IPL), sedangkan kajian mengenai sifat aliran sungai menggunakan data ASTER GDEM melalui proses analisis watershed.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 nilai IPL DAS Juana tidak pernah dalam kondisi baik. Nilai IPL DAS Juana secara keseluruhan menurun, pada tahun 2000 nilai IPL sebesar 38,298% namun pada tahun 2005  mengalami kenaikan menjadi 43,125%. Kemudian hingga tahun 2015 nilai tersebut terus turun menjadi 23,462% atau dalam kondisi buruk. Sedangkan nilai kerapatan sungai DAS Juana didapatkan sebesar 0,500 km/km2 dalam kelas sedang dimana erosi berpotensi cenderung besar dengan arus yang kuat. Kata Kunci: Penginderaan Jauh, Indeks Penutupan Lahan, Kerapatan Sungai, Daerah Aliran Sungai.  ABSTRACT Juana Watershed is a watershed covered two counties that are growing rapidly in Central Java, there is Kudus and Pati. In a watershed existenced of vegetation was very important. River Land Cover Indes is a value that showing the quality of land cover in the watershed. Based on the decision of Ministerial Decree No52 / Kpts-II / 2001 Land Cover Index of Watershed was classified poor if that value was less than 30%. Under conditions of heavy water, the condition of retaining the water flow in the form of vegetation should be taken to avoid disasters that may occur and to minimize dryness.In this study, the analysis using Landsat 7 satellite images in 2000, 2005 and 2011 as well as 2015. The classification of Landsat 8 guided used to search the index value of land cover indeks, while the study of the watersheds using ASTER GDEM through the analysis watershed.The results showed that since 2000 the value of Land Cover Indeks from DAS Juana was never in a good condition. IPL value DAS Juana overall decreased, in 2000 the value of the Land Cover Indeks are 38.298% but increased in 2005 to 43.125%. And then until 2015, the value of Land Cover Index continues to dropped to 23.462% or in bad condition. While the value of the density of the river watershed Juana obtained by 0.500 km / km2 or in classed where erosion has potential and with strong streams. Keywords: Remote Sensing, Land Cover Index, The density of the river, Watershed.  *) Penulis, PenanggungJawab 
ANALISIS EFEKTIVITAS RUANGAN KULIAH DI KAMPUS TEKNIK GEODESI UNIVERSITAS DIPONEGORO BERDASARKAN PARAMETER KAPASITAS, SUARA DAN PENCAHAYAAN RUANGAN Ryadi, Michael Vashni Immanuel; Wijaya, Arwan Putra; Suprayogi, Andri
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.685 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam lingkungan kampus Departemen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, sivitas akademika sering menggunakan ruangan untuk berbagai keperluan, khususnya untuk kegiatan kuliah. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan ruangan untuk perkuliahan adalah kapasitas, kebisingan, kejelasan percakapan dan pencahayaan ruangan. Dengan jumlah mahasiswa yang banyak dibandingkan dengan jumlah ruangan yang tersedia untuk kegiatan kuliah perlu dilakukan suatu studi untuk menganalisa efektivitas dari penggunaan ruang kuliah tersebut.Perkembangan teknologi pemetaan kini semakin mendukung untuk melakukan pemodelan objek secara tiga dimensi. Metode pemodelan objek secara tiga dimensi yang dapat dikembangkan adalah metode Close Range Photogrammetry atau fotogrametri rentang dekat. Model tiga dimensi ruangan yang telah terbentuk akan disederhanakan menjadi batas ruangan yang akan digunakan dalam penilaian ruangan. Pada penelitian ini, penilaian efektivitas ruangan didasarkan pada hasil pengukuran antropometri untuk analisis kapasitas, pengukuran akustik untuk analisis kebisingan dan kejelasan percakapan serta pengukuran pencahayaan ruangan untuk analisis pencahayaan ruangan.Hasil dari penelitian ini adalah penilaian tingkat efektivitas ruangan pada lima ruangan kuliah di kampus Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Tingkat efektivitas yang diperoleh adalah sedang dan kurang efektif. Ruangan dengan tingkat efektivitas sedang terbesar adalah ruang C.102 dengan presentase 85,3% sedangkan ruang dengan tingkat efektivitas kurang efektif terbesar adalah ruang B.301 dengan presentase 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk untuk melakukan penambahan daya lampu pada seluruh ruangan dan penambahan pengeras suara di ruangan B.301.
ANALISIS KESEHATAN HUTAN MANGROVE BERDASARKAN METODE KLASIFIKASI NDVI PADA CITRA SENTINEL-2 (Studi Kasus : Teluk Pangpang Kabupaten Banyuwangi) Kawamuna, Arizal; Suprayogi, Andri; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.496 KB)

Abstract

ABSTRAK Teluk Pangpang terletak di kecamatan Muncar dan kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Kedua kecamatan ini berlahan basah dan memiliki keanekaragaman ekosistem, baik ekosistem pasir, ekosistem rawa, ekosistem payau, dan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove adalah salah satu obyek yang bisa diindentifikasi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit Sentinel-2 tahun 2016. Dalam menentukan luasan mangrove di daerah penelitian, penulis menggunakan metode Supervised Classification sementara untuk menentukan tingkat kesehatan vegetasi mangrove di daerah penelitian, penulis menggunakan algoritma Normalized Difference Vegetation Index (NDVI).Berdasarkan penelitian, hasil konfusi matrik dengan Overall Accuration 99,189% dan koefisien kappa 0,987. Nilai NDVI mangrove di Teluk Pangpang dengan data tertinggi 0,811 dan terendah -0,119. Korelasi antara NDVI dengan nilai kerapatan jenis yaitu 0,91. Hasil korelasi tersebut termasuk korelasi sangat kuat (0,75–1,00). Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan hubungan nilai NDVI pada citra dengan nilai kerapatan jenis adalah satu arah. Semakin tinggi nilai NDVI (kesehatan vegetasi sangat baik), maka semakin tinggi pula nilai kerapatan jenis. Hasil luasan mangrove sebesar 1039,21 ha. Dari total luas tersebut, 246,62 ha atau 23,73% daerah luasan mangrove memiliki kondisi yang sangat baik dan 409,31 ha atau 39,39% daerah luasan mangrove memiliki kondisi yang baik. Kedua kondisi tersebut didominasi di kecamatan Tegaldlimo. Selain itu, luas 148,77 ha atau 14,32% merupakan daerah mangrove dengan kondisi normal, 19,62 ha atau 1,89% merupakan daerah mangrove dengan kondisi buruk dan 214,89 ha atau 20,6% merupakan daerah mangrove dengan kondisi sangat buruk, ketiga kondisi tersebut didominasi di kecamatan Muncar. Kata Kunci: Mangrove, NDVI, Sentinel-2, Supervised Classification ABSTRACTPangpang bay is located in Muncar and Tegaldlimo districts, Banyuwangi. Both districts are wetlands and have a diversity of ecosystems such as sand ecosystem, coastal ecosystem, brackish ecosystem, and mangrove ecosystem. The mangrove ecosystem is one of the objects that can be identified using remote sensing technology. The data used in this research is Sentinel-2 year 2016 satellite image. In determining the extent of mangroves in the research area, the writer uses Supervised Classification method, while in determining the level of mangrove vegetation health in the research area, the writer uses Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) algorithm.According to the research, the result of matrix confusion with Overall Accuration is 99,189% and kappa coefficient is 0,987. The NDVI value of mangrove in Pangpang bay reaches 0,811 as the highest value and 0,119 as the lowest value. The correlation between NDVI and the value of density of type is 0,91. The result of the correlation is included to a very strong correlation 0,75-1,00). The positive correlation coefficient shows that the relationship between NDVI value on the image with the density of type is one direction. The higher NDVI value (vegetation health is very good), the higher density of type value. The result of the mangrove extent is 1039,21 ha. From the total extent, 246,62 ha or 23,73% of the area has a very good condition and 409,32 ha or 39,39% of the area has a good condition. Both conditions are dominated in Tegaldlimo district. Furthermore, 148,77 ha or 14,32% of mangroves area has normal condition, 19,62 ha or 1,89% of the area has poor condition, and 214,89 ha or 20,6% of the area has very poor condition. The three conditions are dominated in Muncar district. Keywords:  Mangrove, NDVI, Sentinel-2, Supervised Classification
STUDI KELAYAKAN LOKASI PERENCANAAN BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) BERBASIS GEOSPASIAL (Studi Kasus : Bts Di Kabupaten Pati) Ratriana, Resti Winda; Nugraha, Arief Laila; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.628 KB)

Abstract

ABSTRAKMeningkatnya perkembangan telekomunikasi di Indonesia terbukti dengan adanya segala macam operator yang menawarkan kemudahan telekomunikasi untuk masyarakat. Hal ini menyebabkan operator seluler harus bisa memenuhi kebutuhan trafik pengguna. Pemenuhan kebutuhan jaringan dilakukan dengan membangun infrastruktur jaringan, salah satunya adalah BTS (Base Transceiver Station) dimana BTS itu sendiri diperlukan khususnya untuk daerah yang masih jauh dari jangkauan sinyal atau layanan komunikasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi potensial perencanaan pembangunan BTS dan menganalisis kelayakan lokasi tersebut dengan memanfaatkan informasi geospasial pada tiga variabel yaitu line of sight, zonasi, dan kesesuaian fungsi kawasan (kawasan lindung dan kawasan budidaya) di Kabupaten Pati. Melalui analisis tersebut selanjutnya diolah untuk mendapatkan peta lokasi potensial menara BTS berdasarkan ketiga variabel, yang kemudian digolongkan menjadi lokasi potensial dan lokasi dilarang.Berdasarkan hasil pengolahan data, lokasi yang dijadikan referensi guna didirikannya menara telekomunikasi yang baru, terdapat 63 buah, dimana 45 buah diantaranya termasuk dalam lokasi potensial pembangunan menara BTS sementara 15 buah masuk dalam lokasi tidak potensial dan 3 buah lainnya masuk kategori lokasi kurang potensial karena hanya memenuhi sebagian parameter saja.Kata kunci : Base Transceiver Station, Geospasial, Lokasi ABSTRACKThe increasing development of telecommunications in Indonesia as evidenced by the presence of all kinds of telecommunication operators who offer convenience to the public. This causes the mobile operators should be able to meet the needs of the user traffic. Meeting the needs of the network is done by building a network infrastructure, one of which is the BTS (Base Transceiver Station) where the BTS itself is necessary, especially for areas that are far from the reach of the signal or communication.This study aims to determine the potential sites BTS development planning and analyzing the feasibility of these locations by utilizing geospatial information on three variables: the line of sight, zoning, and compliance function of the area (protected areas and cultivated area) in Pati regency. Through the analysis further processed to obtain the map of potential sites BTS based on three variables, which are then classified into potential sites and locations is prohibited.Based on the results of data processing, the location of which is used as a reference for the establishment of a new telecommunications tower, there are 63 pieces, of which 45 pieces of which are included in the potential locations of BTS tower construction while 15 pieces included in not potential location and three other pieces in the category of less potential locations for only meet most parameters only.Keywords: Base Transceiver Station, Geospatial, Location
EVALUASI PERUBAHAN NILAI TANAH DAN PENGGUNAAN TANAH PASCA PROGRAM KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN (KTP) Pakaya, Ihsan; Subiyanto, Sawitri; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1179.509 KB)

Abstract

ABSTRAKPemerintah sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang di lakukan pemerintah terus meningkat, demikian juga dengan jumlah penduduk dan kualitas kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai konsekuensi logis dari pembangunan tersebut mengakibatkan kebutuhan akan tanah terus meningkat. Pemerintah Kota Palangkaraya yang menjadi pusat pemerintahan di Kalimantan Tengah telah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan mengadakan program konsolidasi tanah perkotaan (KTP). Pemerintah telah melakukan program konsolidasi tanah dengan tujuan untuk penataan bidang-bidang tanah yang belum mempunyai akses jalan, fasilitas umum dan fasilitas sosial sesuai dengan rencana tata ruang daerah. Oleh sebab itu kondisi tersebut dapat menjadi pemicu perubahan nilai tanah dan perubahan penggunaan tanah yang diakibatkan kebutuhan akan tanah yang meningkat.Dalam penelitian ini digunakan metode penilaian tanah dengan cara mendata harga pasar yang wajar dan  penilaian dilakukan secara massal dengan menggunakan pemanfaatan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Sedangkan untuk metode penentuan penggunaan tanah dengan cara survei lokasi dilapangan dan dibandingkan menggunakan citra satelit.          Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persentase selisih kenaikan nilai tanah antara bidang tanah yang masuk dalam program konsolidasi tanah dengan bidang tanah non program konsolidasi tanah yaitu sebesar 379%. Dengan persentase kenaikan rata-rata setelah program konsolidasi tanah sebesar 6689% dan non program konsolidasi sebesar 6310%. Penggunaan tanah pada objek yang dikonsolidasi pada tahun 2002 hingga tahun 2012 terjadi perubahan penggunaan tanah yaitu Tanah Industri (naik 9,5 Ha dengan persentase 8,4%), Tanah Pemukiman (naik 18,4 Ha dengan persentase 16,2%), Tanah Perumahan (naik 8,1 Ha dengan persentase 7,1%), Tanah Tidak Ada Bangunan (turun 36 Ha dengan persentase 31,7%), sedangkan untuk Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Pendidikan, Tempat Peribadatan tidak mengalami perubahan.Kata Kunci : Konsolidasi Tanah, Nilai Tanah, Penggunaan  Tanah ABSTRACT          The government is really enterprising to do development in all fields. The government's development has continued to increase, as well the number of residents and the quality of life needs of society. As a logical consequence of such development has resulted in the need for land continues to increase. Palangkaraya government, which the central goverment in Central Kalimantan has made many efforts, that is to hold  the urban land consolidation program. The government has done a land consolidation program with the aim of structuring areas of land that does not yet have any access to roads, public facilities and social facilities in accordance with the regional spatial plans. Therefore, these conditions can lead to changes in the value of land and land use changes which resulting from increased demand for land.  The method used in this research was assessed of land method by recording the fair market value and the assessment done mass using technology utilizing Geographic Information Systems (GIS). While for the method of determining the use of land was by survey the field research and compared to using the satellite imagery.          These results have shown that the percentage difference increase in the value increase between  of land parcels included in the land consolidation program with no purchase of land consolidation program  is  379%. With the average percentage increase after land consolidation program is 6689% and non-program consolidated is 6310%. The change of land use on objects that consolidated from 2002 to 2012 is in the Industrial Land (up 9.5 ha with a percentage of 8.4%),  Land Settlements (up 18.4 ha with a percentage of 16.2%), Land for Housing (up 8.1 ha with a percentage of 7.1%), Land Not Existing Buildings (down 36 Ha with the percentage of 31.7%), whereas for Health facilities, Educational Facilities, Places of Worship has not changed.Keywords: Consolidation of Land, Land Value, Land Use
ANALISIS NILAI EKONOMI KAWASAN CAGAR ALAM KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERDASARKAN WILLINGNESS TO PAY Wicaksono, Dwi Setyo; Subiyanto, Sawitri; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.462 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, perlu dilestarikan melalui kegiatan konservasi. Selain untuk menjaga kelestarian, kegiatan ini dilakukan untuk  mengembangkan potensi dan manfaat sumber daya alam didalamnya serta lingkungan. Salah satu bentuk pelestariannya yaitu dibentuknya taman nasional dan kebun raya, salah satunya Kebun Raya Purwodadi. Kebun Raya Purwodadi (KRP) sebagai kawasan konversi (cagar alam) memiliki potensi sebagai obyek wisata. Lokasi yang strategis  terletak di jalan utama Surabaya-Malang dan manfaat edukasi yang dimiliki, membuat KRP  menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK) terhadap kawasan KRP untuk menduga manfaat dan nilai ekonomi berdasarkan keinginan untuk membayar (Willingness To Pay : WTP) wisatawan dan masyarakat yang memperoleh manfaat dari kawasan tersebut.Metode penarikan sampel (responden) yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah non probability sampling dengan teknik accidental sampling dimana responden merupakan siapa saja yang secara kebetulan/insidental ditemui di lokasi penelitian dan dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dan perhitungan WTP menggunakan perangkat lunak Maple 14.                Dalam penelitian tugas akhir ini, diperoleh hasil berupa peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan. KRP memiliki surplus konsumen sebesar Rp 1.312.505,- dan nilai WTP sebesar Rp 46.180,-. Sehingga diperoleh nilai ekonomi total Kebun Raya Purwodadi sebesar Rp340.777.882.360,- (nilai surplus konsumen per individu dikalikan dengan jumlah pengunjung tahun 2014).Kata kunci : Kebun Raya, Maple 14, Regresi Linear Berganda, Willingness To Pay, Zona Nilai Ekonomi Kawasan  ABSTRACTIndonesia as archipelago has high biodiversity, need preserved through the activities  of conservation. In addition to keep conservation,  the activity done to develop the potential and benefits of natural resources and environment. One of the conservation is  national park and botanical garden, such as Purwodadi Botanical Garden (KRP).Purwodadi Botanical Garden as conservation area has potential as tourist. In the main road of Surabaya and Malang, the benefits of education owned, make Kebun Raya Purwodadi became one of tourist destinations. Accordingly, thenneeded the economic values map of the KRP region  based on the Willingness To Pay (WTP)tourist and communities to obtain the financial benefit of the region.Methods were used in the drawing of a sample  of writing the task are non probability sampling with insidental sampling technic,where respondent is anyone who’s found fit as a source of the data. The processing data use analysis of double linear regression and WTP calculation by Maple 14 software.                In this task, obtained result in the form  of economic value zone map. Kebun Raya Purwodadi has consumer surplus Rp 1.312.505,- and WTP value Rp 46.180,-. So it acquired total economic value og Purwodadi Botanical Garden Rp 340.777.882.360,- (consumer surplus value per individu multiplied the number of visitors 2014).Keyword : Botanical Garden, double linear regression, Economic Value  Zone, Maple 14, Willingness To Pay. *) Penulis Penanggung Jawab
ANALISIS SEBARAN KAWASAN POTENSIAL PANAS BUMI GUNUNG SALAK DENGAN SUHU PERMUKAAN, INDEKS VEGETASI DAN GEOMORFOLOGI Sukendar, Putri Mariasari; Sasmito, Bandi; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1195.612 KB)

Abstract

ABSTRAK Indonesia terletak pada tiga pertemuan lempeng tektonik yang memberikan kontribusi dalam ketersediaan energi panas bumi. Langkah awal kegiatan eksplorasi potensi panas bumi yaitu dengan kajian karakteristik daerah potensi panas bumi. Dalam hal ini kajian karakteristik potensial panas bumi akan dilakukan pada kawasan Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat.Pada penelitian ini data yang digunakan adalah citra LANDSAT 8 dan GDEM Aster. GDEM Aster digunakan untuk analisis kelurusan dan morfologi wilayah penelitian dengan efek shading cahaya matahari untuk memberikan efek gelap pada morfologi seperti gunung, tebing yang membentuk pola kelurusan struktur. Karena daerah yang memiliki banyak kelurusan merupakan daerah zona lemah dimana pada daerah ini dapat menjadi jalan air menuju permukaan yang menjadi sumber panas di permukaan dari sistem panas bumi yang ada. Dalam penelitian ini kelurusan ditemukan pada morfologi kerucut gunung api. Sedangkan citra LANDSAT 8 digunakan untuk analisis distribusi temperatur permukaan (kanal termal) dan indeks vegetasi dengan metode NDVI (kanal gelombang infamerah). Dilakukan komparasi antara NDVI dan suhu permukaan untuk membedakan nilai temperatur permukaan yang berasal dari aktifitas vulkanik terhadap aktifitas manusia.Hasil dari suhu permukaan menunjukan suhu terendah pada rentang kelas 1 yaitu 6oC sampai 11oC dan suhu tertinggi pada rentang kelas 6 yaitu >35oC Sedangkan untuk hasil dari indeks vegetasi dengan metode NDVI didapatkan hasil nilai terendah pada rentang kelas 1 yaitu 0,09 sampai 0,22 dan tertinggi pada rentang kelas 4 yaitu > 0,48. Dalam penelitian ini dilakukan analisis statistik dengan metode regresi linear untuk mengetahui hubungan antara suhu permukaan dan NDVI. Berdasarkan hasil regresi menunjukan adanya pengaruh antara suhu permukaan dan NDVI dengan ditunjukannya hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,529 atau 52,9%, dan nilai korelasi sebesar -0,727 yang termasuk ke dalam korelasi kuat dengan tanda negatif (-) menunjukan hubungan antara kedua variabel suhu permukaan dan indeks vegetasi berkebalikan arah.Kata Kunci : GDEM Aster, Kelurusan, LANDSAT 8, NDVI, Suhu Permukaan  ABSTRACTIndonesia is located on the intersection of three tectonic plates which contributes to the availability of geothermal energy. Studying characteristics of geothermal potential areas is the first step in the geothermal exploration. Studying the characteristics of geothermal potential conducted at Mount Salak, Sukabumi, West Java. The study was conducted using LANDSAT 8 and GDEM Aster. GDEM Aster used to analyze lineament and geomorphology. The Pattern of lineaments structure is caused by the shadow effect of sunlight that cause the dark effect on geomorphology such as mountain, and cliff. The area has a lot of lineament is weak zone. So, The weak zone could be the way out water flow onto the surface. The water flow out is Colled geothermal manifestations. In this study, lineament was found in the morphology of volcanic cones. LANDSAT 8 used to analyze of surface temperature distribution (thermal channel) and vegetation index. The Vegetation Index used NDVI method (infrared wavelength channel). The results of surface temperature indicated that the lowest temperature is in range of class 1, which is 60C to 110C, and the highest temperature is in the range of class 6, which is >350C. While the results of vegetation index indicated that the lowest value is in the range of class 1, which is 0.09 to 0.22, and the highest value is in class 4, which is > 0.48. The Statistical analysis conducted using the linear regression method. This method conducted to determine the relationship between surface temperature and NDVI.  The results of linear regression indicated the infulence of surface temperature and NDVI. The influence of both is showed by the determination coefficient (R2) of 0.529 or 52.9%. So, the correlation value of -0.727 indicated strong correlation.  The negative sign (-) of correlation value showed the opposite direction relationship between the two variables (surface temperature and vegetation index).Keywords :, GDEM Aster, LANDSAT 8, Lineament, NDVI, Surface Temperature *) Penulis PenanggungJawab
ANALISIS POLA SEBARAN AREA UPWELLING MENGGUNAKAN PARAMETER SUHU PERMUKAAN LAUT, KLOROFIL-A, ANGIN DAN ARUS SECARA TEMPORAL TAHUN 2003-2016 (Studi Kasus : Laut Banda) Putra, Ikhlas Ika; Sukmono, Abdi; Wijaya, Arwan Putra
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.065 KB)

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah laut terluas di dunia, dengan luas laut mencapai 5,8 juta km2 . Laut Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam laut yang sangat beragam. Laut Banda merupakan salah satu perairan yang memiliki kekayaan tersebut yang memiliki muatan unsur hara yang melimpah. Sebaran unsur hara tersebut dapat diketahui dengan adanya fenomena upwelling di laut Banda. Salah satu cara untuk menganalisis upwelling tersebut menggunakan citra Aqua MODIS (klorofil-a dan suhu permukaan laut) sebagai parameter upwelling, citra Quickscatt untuk arah dan kecepatan angin, serta data permodelan Aviso untuk pola arus.Metode pengolahan pada penelitian ini menggunakan bahasa pemograman ENVI-IDL untuk mengolah data dari citra Aqua MODIS dan citra Quicscatt dari tahun 2003-2016, serta pengolahan untuk data arus menggunakan SeaDAS dari tahun 2010-2015. Hasil dari pengolahan tersebut nantinya akan didapatkan nilai sebaran dari klorofil-a, suhu permukaan laut, dan angin serta pola arah arus untuk mengidentifikasi upwelling dan kriteria upwelling yang terjadi setiap musim dalam 14 tahun maupun setiap tahunnya dari tahun 2003-2016. Kemudian dilakukan uji korelasi terhadap parameter klorofil-a, suhu permukaan laut, dan angin untuk mengetahui kekuatan hubungan parameter upwelling.Fenomena upwelling yang terjadi di laut Banda terjadi pada musim timur, dimana puncak tertinggi terjadi pada bulan Agustus. Kandungan klorofil-a pada bulan ini mencapai 0,446 mg/ 15m3">  seiring dengan meningkatnya kecepatan angin mencapai 6,626 m/s dan suhu permukaan laut menurun sampai nilai 26,818 15℃">  dan fenomena upwelling di laut Banda ini terjadi setiap tahun dengan pola yang sama. Fenomena upwelling yang terjadi di laut Banda dapat diketahui dengan adanya arus eddy di sekitar area tempat terjadinya fenomena ini. Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui parameter upwelling klorofil-a, suhu permukaan laut, dan angin memiliki hubungan yang kuat dengan nilai korelasi klorofil-a dengan suhu permukaan laut sebesar -0,993 dan klorofil-a dengan angin sebesar 0,951
Co-Authors Abdi Sukmono, Abdi Adito Maulana Aditya Hafidh Baktiar Adzim, Hamida Zulfi Ahadea Kautzarea Yuwono Ahmad Daniyal Aisah Hajar Akbar, Rizki Maulidi Albani, Ferel Rico Alfian Galih Utama, Alfian Galih Alfreud, Carl Dylan Aminudin, Azam Ammarohman, Fauzi Janu Andri Suprayogi Angga Sapto Aji, Angga Sapto Annaafi, Raihan Deo Ardhian Setiawan Saputra Arief Laila Nugraha Arizal Kawamuna, Arizal Arliandy Pratama Avi Yudhanto Avianta Anggoro Santoso Avini Sekha Rasina Bambang Darmo Yuwono Bambang Septiana Bambang Sudarsono Bandi Sasmito Bashit, Nurhadi Bastrianto, Regina Widya Dani Nur Martiana Denni Apriliyanto Dian Ayu Saraswati Dwi Nugroho Dwi Setyo Wicaksono, Dwi Setyo Dwi Uzteyqah Exacty Erlangga Putranindya Fahrunnisa Wulandari Adininggar Faizah, Eliya Nur Faizal Hafidz Muslim Fatimah, Bekty Nur Fauzi Janu Amarrohman, Fauzi Janu Gilang Yudistira Hilman Gita Amalia Sindhu P. Hadi, Firman Hana Sugiastu Firdaus, Hana Sugiastu Haniah Haniah Harmeydi Akbar Heranda Ibnu Adhi Ihsan Pakaya Indah Purwanti Kartiko Ardhi Widananto Lilik Kristianingsih Lukman Maulana Manik, Sarah Magdauli Maulvi Surya Gustavianto Mia Anggorowati Karomah Muh Zaki Ulil Albab Muhammad Adnan Yusuf, Muhammad Adnan Muhammad Ibnu Munadi Mutiah Nurul Handayani Nadia Anggraeni Yuristasari Nisa, Afifatun Novita Amelia Nuardi Dwi Pradipta Nur Wahidah Sudarsono, Nur Wahidah Nurfauzi, Irfan Nurhadi Bashit Paundra Ksatrio Wahyutomo Polin Mouna Togatorop Prambudhianto Putro Pamungkas Praptaningtyas, Berliana Dwi Putra, Ikhlas Ika Putri Mariasari Sukendar, Putri Mariasari Putri, Novita Resti Winda Ratriana Rezky Yudhaseno Riana Kristiani Priskila Putri Ridho Alfirdaus Risty Khoirunisa Rosyiidah, Rofi’ Ronaa Ryadi, Michael Vashni Immanuel Sabri, L M Sawitri Subiyanto Sendi Akhmad Al Mukmin Setyo Adhi Nugroho Shofiyatul Qoyimah, Shofiyatul Simamora, Enggar Stefan Sinaga, Kepin Siti Khoeriyah Sukomono, Abdi Sulistyo, Mohamad Adityo Ragil Sutomo Kahar Sutomo Kahar Syaharini, Jay She Sylvia Tri Yuliani Tengku Oki Al Akbar Togi Pardo Siagian Ummi Athiyyah Yuniarti Wahyu Satya Nugraha Wahyuddin, Yasser Wahyudin, Yaser Wahyudin, Yasser Wibisana, Alyawan Satrio widya Prajna Yoga Kencana Nugraha Yudo Prasetyo Yuliansyah Rachman Nur Rizky